PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam
mempelajari dan megetahui ergonomi dan produktivitas kerja serta bagaimana
aplikasi nya dalam lingkungan kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari ergonomi.!
b. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui apa saja tujuan, manfaat, dan ruang
lingkup dari ergonomi.!
c. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang apa saja metode-metode dan
prinsip dari ergonomi.!
d. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang bagaimana penerapan
ergonomi.!
e. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui apa saja masalah ergonomi ditempat
kerja.!
f. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari produktivitas.!
g. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang pengukuran produktivitas.!
h. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi produktivitas kerja.!
i. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang bagaimana cara meningkatkan
produktivitas kerja.!
j. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui apa saja ciri ciri pegawai yang
produktif.?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2
optimalnya. Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang
antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale balik
untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan
bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi,
menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat,
menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-
keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-
masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari
pemasaran.
Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan
manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan
dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja
dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan.
Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi
yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk fitting the job to the worker.
Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya
dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan
kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya. (ILO).
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000
tahun yang lalu. Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-
3
benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya,
sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk
memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur
dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu
pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi
tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang
Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika)
melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan
Hawthorne Effects (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru
tentang motivasi di tempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara
manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti
nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia
untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan
senjata perang.
4
c. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk
struktur organisasi, kebijakan, dan proses. Topik yang relevan meliputi komunikasi,
awak manajemen sumber daya, karya desain, kerja tim, koperasi kerja, program
kerja baru, dan manajemen mutu.
a. Faal Kerja.
b. Antropometri.
c. Biomekanika.
d. Penginderaan.
e. Psikologi kerja.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima
bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang
optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang
semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.
5
c Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan hidup yang tinggi.
a Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran
lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana
sampai kompleks (Nurmianto, 2003).
b Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat
diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak
pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik
pekerja (Nurmianto, 2003).
c Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan
menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan ,
6
sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang
ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain (Nurmianto, 2003).
7
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung. jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
2.8 Masalah ergonomi di tempat kerja
a. Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang,
bokong, lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha
b. Kebisingan
Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah :
- Kerusakan pada indera pendengaran
- Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
- Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek
saraf otonom
- Efek psikologis
c. Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian
pekerjaan.
d. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, Kelelahan yang sumber utamanya
adalah mata (kelelahan visual). Mata merupakan indera yang mempunyai peranan
penting dalam penyelesaian pekerjaan. dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
e. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba
dan berat gejalanya.
f. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis
mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat
yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
8
1. Pemeriksaan sebelum bekerja, Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban
kerjanya.
2. Pemeriksaan berkala, Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.
3. Nasehat, Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita
muda dan yang sudah berumur.
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi
dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan
ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba
dan berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis
mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik.
Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di
tempat kerja.
a. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus
memadai dan tidak ada gangguan bising.
b. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat
makan siang.
c. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
d. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus.
e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan.
f. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.
g. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
h. Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
i. Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya ;
- Pekerja remaja
9
- Wanita hamil dan menyusui
- Pekerja yang telah berumur
- Pekerja shift
- Migrant.
j. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat
addiktif lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada
kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal,
atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya
dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat
terjadinya kelelahan.
10
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan
dalam satu- satuan (unit) umum.
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari pada
apa yang dihasilkan (out put) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang
dipergunakan (input).
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin, dan hari
esok lebih baik dari hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial,
yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset;
manajemen; dan tenaga kerja.
A. Mengukur Produktivitas
Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan kegunaannya
dalam membantu evaluasi penampilan, perncanaan, kebijakan pendapatan, upah
dan harga melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi
pendapatan, membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk
menentukan prioritas kebijakan bantuan, menentukan tingkar pertumbuhan suatu
sektor atau ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap
perkembangan ekonomi dan seterusnya. Pada tingkat perusahaan, pengukuran
11
produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa
dan memdorong efisiensi produksi.
1 Produktivitas Total
12
Adalah perbandingan antara total keluaran (output) dengan total masukan
(input) persatuan waktu. Dalam penghitungan produktivitas total semua faktor
masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) tehadap total keluaran harus
diperhitungkan.
2 Produktivitas parsial
Adalah perbandingan dari keluaran dengan satu jenis masukan atau input
persatuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital, bahan, energi, beban kerja,
dll.
Prouktivitas Parsial =
a. Kemampuan
Adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja
yang menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja.
b. Sikap
Sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan
dengan moral, semangat kerja yang akan menghasilkan kepuasaan kerja. Kepuasan
kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya.
13
d. Motivasi
Setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan
produktivitas. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas
perbuatannya.
e. Upah
Upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah
dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja. Pengertian ini mengisyaratkan
bahwa keberadaannya di dalam suatu organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan
begitu saja. Sebab, akan terkait langsung dengan pencapaian tujuan perusahaan.
f. Tingkat pendidikan
Latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan mempengaruhi
produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi
tenaga kerja.
g. Perjanjian kerja
merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban karyawan. Sebaiknya ada
unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja.
h. Penerapan teknologi
Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu
penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas
14
Balai pengembangan produktivitas daerah, mengatakan ada enam faktor utama
yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu :
- Sikap kerja.
- Tingkat ketrampilan.
- Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan.
- Manajemen produktivitas.
- Efisiensi tenaga kerja dan Kewiraswastaan.
2.14 Ciri ciri pegawai yang produktif
Ciri ciri pegawai yang produktif sebagai berikut :
a. Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan, kualifikasi pekerjaan dianggap hal yang
mendasar, karena produktivitas tinggi tidak mungkin tanpa kualifikasi yang benar.
b. Bermotivasi tinggi, motivasi sebagai faktor kritis, pegawai yang bermotivasi berada
pada jalan produktivitas tinggi.
c. Mempunyai orientasi pekerjaan positif, sikap seseorang terhadap tugasnya sangat
mempengaruhi kinerjanya, faktor positif dikatakan sebagai faktor utama
produktivitas pegawai.
d. Dewasa, pegawai yang dewasa memperlihatkan kinerja yang konsisten dan hanya
memerlukan pengawasan minimal.
e. Dapat bergaul dengan efektif; kemampuan untuk menetapkan hubungan antar
pribadi yang positif adalah aset yang sangat meningkatkan produktivitas.
15
B. Tujuan penilaian kinerja
Suatu perusahaan melakukan peniaian kinerja didasarkan pada dua alasan
pokok, yaitu:
1 manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada
masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa
yang akan datang;
2 Dan manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu
karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan
kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan karier dam memperkuat
kualitas hubungan antarmanajer yang bersangkutan dengan karyawannya.
16
2. Perbaikan kinerja. Umpan balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi
karyawan, manajer, dan spesialis personil dalam bentuk kegiatan untuk
meningkatkan atau mamperbaiki kinerja karyawan.
3. Penyesuaian kompensasi. Penilain kinerja membantu pengambilan keputusan
dalam penyesuian ganti-rugi. Menentukan siapa yang perlu dinaikkan upahnya-
bonus atau kompensasi ainnya.
4. Keputusan penempatan. Mambantu dalam promosi, keputusan penempatan,
perpindahan, dan penurunan pangkat pada umumnya didasarkan pada masa
lampau atau mengantisipasi kinerja. Sering promosi adalah penghargaan untuk
kinerja yang lalu.
5. Pelatihan dan pengembangan karier. Kinerja buruk mengindikasikan adanya
suatu kebutuhan untuk latihan. Demikian juga, kinerja baik dapat
mencerminkan adanya potensi yang belum digunakan dan harus dikembangkan.
6. Perencanaan dan pengembangan karier. Umpan balik penilain kinerja dapat
digunkan sebagai penduan dalam perencanaan dan pengembangan karier yang
tepat, penyusunan program pengembangan karier yang tepat, dapat
menyelaraskan antara kebutuhan karyawan dengan kepentingan perusahaan.
7. Evaluasi proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau buruk mencerminkan
kekuatan atau kelemahan prosedur staffing deprtemen SDM.
8. Defisiensi proses penempatan karyawan. Kinerja yang baik atau buruk
mengisyaratkan kekuatan atau kelemahan dalam prosedur penempatan
karyawan di departemen SDM.
9. Ketidakakuratan informasi. Kinerja lemah menandakan adanya kesalahan di
dalam informasi analisis pekerjaan, perencanaan SDM atau sistem informasi
manajemen SDM. Pemakaian informasi yang tidak akurat dapat mengakibatkan
proses rekrutmen, pelatihan, atau pengambilan keputusan tidak sesuai.
10. Kesalahan dalam merancang pekerjaan. Kinerja yang lemah mungkin
merupakan suatu gejala dari rancangan perkerjaan yang kurang tepat. Melalui
penilain kinerja dapat membantu mendiagnosis kesalahan ini. Artinya, jika
uraian pekerjaan tidak tepat, apalagi tidak lengkap, wewenang dan tanggung
jawab tidak seimbang, jalur pertanggungjawaban kabur dan berbagai kelemahan
lainnya akan berakibat pada prestasi kerja yang kurang memuaskan
11. Kesempatan kerja yang adil. Penilain kinerja yang akurat terkait dengan
pekerjaan dapat memastikan bahwa keputusan penempatan internal tidak
bersifat diskriminatif.
12. Mengatasi tantangan-tantangan eksternal. Kadang-kadang kinerja dipengaruhi
oleh faktor di luar lingkungan pekerjaan, seperti keluarga, keuangan, kesehatan,
17
atau hal lain seperti hal pribadi. Jika faktor ini tidak dapat diatasi karyawan
bersangkutan, departemen SDM mungkin mampu menyediakan bantuan.
13. Elemen-elemen pokok sistem penilaian kinerja. Departemen SDM biasanya
mengembangkan penilaina kinerja bagi karyawan di semua departemen.
Elemen-elemen pokok sistem penilaian ini mencakup kriteria yang ada
hubungan dengan pelaksanaan kerja dan ukuran-ukuran kriteria.
14. Umpan balik SDM. Kinerja baik atau buruk di seluruh perusahan
mengindikasikan seberapa baik departemen SDM berfungsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja
dan nomos yang berarti hukum, dimana ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang
mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Pelaksanaan dan
penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat
individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi,
18
efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan
yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Metode Ergonomi dilakukan dengan pendekatan diagnosis, treatment, dan
follow up. Sedangkan penerapannya dilakukan dalam mengatur sikap kerja, proses
kerja, tataletak tempat kerja, dan mengangkat beban. Masalah terbesar yang dihadapi
para pekerja setelah melakukan pekerjaannya adalah kelelahan. Kelelahan adalah
suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut
sehingga terjadi pemuliham setelah istirahat. Sebab-sebab kelelahan yang utama
adalah pekerjaan yang monoton, beban dan lama kerja terlalu berat, lingkungan
pekerjaan, sakit dan gizi yang buruk, dan kurangnya waktu istirahat.
3.2 Saran
Setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa
dalam pencapaian tujuannya mendapatkan keuntungan (profit oriented) yang sebesar-
besarnya dengan pengorbanan (biaya) yang sekecil-kecilnya pada dasarnya semua itu
19
akan diraih dengan strategi pengkatan produktivitas-produktivitas daripada sumber
daya-sumberdaya perusahaan (input) dalam penciptaan output yang lebih lebih dari
input. Pnguasaan dan pemahaman konsep tentang produktivitas dan manajemen
perubahan adalah salah satu konsep strategis yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas-aktivitas perusahaan untuk pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Oleh karena itu pemahaman tentang konsep produktivitas dan manajemen
perubahan adalah dipandang hal yang sangat penting dalam peningkatan kinerja
suatu perusahaan baik untuk kalangan akademisi, mahasiswa dan para manajer
perusahaan.
20