Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat
yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.
Operasi pengeringan bahan diperlukan setelah proses konsentrasi mineral agar
ongkos transportasi menuju ke smelter lebih murah. Selain itu pengambilan kembali air
setelah proses dapat mengurangi supplay air terlalu banyak, sehingga operasi menjadi lebih
efisien. Sedikitnya dua metode yang sering digunakan dalam proses pengeringan yaitu
thickening dan filtration. Kemampuan operasi dengan menggunakan metode ini dipengaruhi
oleh variasi ukuran butir Gambar 2.13
Tailing biasanya dikeringkan dengan peralatan sedimentasi dalam bentuk kolam
pengendapan. Selain itu beberapa metode lainnya seperti hydrocyclone dan centrifuges
dapat digunakan dengan biaya yang relatif murah dibandingkan dengan filtrasi.
Gambar 2.13 Hubungan antara ukuran partikel dan % kadar air terhadap berbagai
peralatan pengeringan
1. Drum filter
Drum filter terdiri dari drum silinder mendatar yang berputar. Filter ini menggunakan
mempunyai diameter sekitar 14,5 m dengan luas penyaringan antara 180 m 3
Gambar 2.14 Drum filter
2. Discs filter
Disc filter terdiri dari beberapa cakram yang sebagian tercelup dalam lumpur (slurry), dan
tertanan pada saft secara teratur. Masing-masing cakram dibagi menjadi segmen-segmen.
Tiap filter bisa memiliki 1 12 cakram dengan diameter mencapai 5 m atau seluas 30 m
persegi permukaan filter per cakram. Filter cakram ini harganya murah dan sangat kompak.
Kelemahannya adalah tidak mampu mencuci secara efektif, namun hal ini tidak penting
dalam proses filtrasi konsentrat.
3. Belt Filter
Belt filter dicirikan oleh permukaan saringan mendatar dalam bentuk sabuk, meja atau
sederet panci yang disusun secara sirkular atau linier
Gambar 2.16 Belt Filter
4. Pressure filter, misalnya: Merrill plate and frame filter, kelly pressure filter, burt revolving
filter
Beberapa alat pengering yang digunakan pada kondisi tertentu yaitu pemisahan
sentrifugal dan alatnya disebut centrifuges. Alat ini cocok untuk pengeringan material
hasil olahan yang berukuran sangat halus. Ada 2 tipe alat centrifuge yang umum yaitu solid
bowl dan perforated basket
Gambar 2.17 Solid bowl centrifuge
Metode pengeringan lainnya yang biasa digunakan adalah thermal draying. Karena
pengurangan kadar air secara mekanis jarang dapat menurunkan kadar air di bawah 25 %
volume. Apabila diinginkan hal tersebut, maka diperlukan pengeringan dengan cara
pemanasan. Alat yang digunakan pada proses ini seperti fluidized bed drayer. Alat ini cocok
untuk pengeringan material halus. Temperatur pemanasan bisa mencapai 300 oC.
Gambar 2.19 Fluidized Bed Drayer
C. DEWATERING
Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu:
1. Thickening
Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas kecepatan
mengendap partikel atu mineral dalam suatu pulp. Alat yang biasanya digunakan adalah
thickener.
Tahapan yang dilakukan dalam thickening adalah:
a. Flocculating
Didalam pengendap partikel-partikel yang halus seringkali mengalami kesukaran
karena partikel sangat kecil. Untuk itu dilakukan penggumpalan terlebih dahulu, dengan
demikian partikel akan membentuk gumpalan yang relative akan lebih cepat mengendap.
Untuk menggumpalkan perlu ditambahkan reagent yaitu flocculation agent.
b. Sedimentasi
Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk. Kecepatan
pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk, densitas dan jenis partikel. Padatan yang
mempunyai densitas yang lebih tinggi akan lebih cepat mengendap karena gaya berat
(gravitasi) lebih besar. Untuk yang memiliki ukuran bahan yang kecil dan memiliki densitas
yang rendah, cara pengendapannya dilakukan dengan mengelompokan partikel-partikel
yang terlarut menjadi satu kesatuan (flokulasi) sehingga mempunyai densitas yang lebih
besar baru kemudian diendapkan. Flokulasi dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-
bahan kimia seperti tawas atau dengan cara melakukan pengadukan secara perlahan-lahan.
c. Compaction
Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah mengendap pada
dasar thickener.
d. Elemination
Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih karena telah
bebas dari solid dan dikeluarkan sebagaioverflow melalui bagian atas
dan underflow dikeluarkan melalui bagian bawah
2. Filtarsi
Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair. Pada filtrasi
secara garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam suatu filter maka
material tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air akan lolos meninggalkan
filter. Lolosnya air ini disebabkan adanya gaya dorong. Gaya dorong ini dapat berupa gaya
gravitasi, gaya tekan dan gaya sentrifugal. Proses filtrasi akan memerlukan perlakukan
khusus bila padatan yang akan dipisahkan mulai terdeformasi dan akan sukar tertahan pada
medium penyaringnya.
Dalam setiap filtrasi, filter medium selalu menahan partikel solid yang dihasilkan
sebagai porous cake dan ini dapat dipisahkan secara kontinyu maupun diskontinyu.
Jadi bila tekanan diberikan pada pulp yang akan melalui porous media maka air pulp
akan mengalir melalui pori media dengan kecepatan yang tergantung pada perbedaan
tekanan dari kedua bagian yang tergantung pada gesekan selama mengalir. Pori-pori dari
filter lebih besar daripada butir partikel dan akan membentuk jembatan sehingga akan
membentuk pori-pori baru yang merupakan cake. Akibatnya semakin lama jalannya filtrasi
akan semakin lambat.
Kapasitas filter tergantung pada:
- Area filter
- Perbedaan tekanan antara kedua bagian filter
- Penampang rata-rata dari pori
- Jumlah pori tiap unit area filter
- Tebal filter cake area
Bedasarkan gaya dorongnya, filter terbagi menjadi:
- Gravity filter
- Suction Filter
- Batch Vacum filter
- Centrifugal filter
- Pressure filter
Campuran-campuran tertentu seperti suspensi, padatan lumpur atau larutan-larutan
tertentu (produk bioproses) sulit difiltrasi secara langsung. Hal ini disebabkan campuran
tersebut merupakan fluida yang sangat non-newtonian dimana cake yang terbentuj sangat
compressible, sehingga cake dapat dengan mudah terdeformasi menjadi lapisan yang tidak
permiabel. Oleh sebab itu umpan yang akan dimasukkan dalam proses filtrasi perlu
mendapat perlakuan awal seperti dipanaskan, koagulasi dan flokulasi ataupun diadsorpsi
terlebih dahulu
3. Drying
Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga
padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying pemisahannya dilakukan dengan cara
penguapan (evaporasi. Dalam hal ini jumlah energi yang digunakan per unit massa dari
liquid besar karena specific heat dan laten heatpenguapan air besar sehingga sering
membuat kesulitan dalam pengolahan bahan galian dan memperbesar biaya operasi.
Metode drying terbagia atas tiga hal,yaitu:
a. Flash Drying
b. Rotary drying
c. Rubble-hearth drying
SETTLING TEST
Pengolahan bahan galian/unit operasi adalah suatu proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik
sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral pengotornyaa dengan didasarkan pada
sifat fisika maupun kimia fisika permukaan mineral.
Pengolahan bahan galian pada umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu:
1. Preparasi merupakan tahap persiapan sebelum dilakukan konsentrasi, yaitu usaha untuk
meliberasi/membebaskan bijih antara mineral berharga dengan mineral pengotornya
dengan jalan mereduksi/memperkecil ukuran butir.
2. Konsentrasi merupakan suatu operasi untuk memisahkan antara mineral berharga dengan
mineral pengotor dengan memanfaatkan sifat fisika atau kimia fisika permukaan mineral.
3. Dewatering merupakan pemisahan cairan dengan padatan.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan settling test yang merupakan bagian dari tahapan
dewatering dalam pengolahan bahan galian.
Dewatering merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses pemisahan ini
tidak dapat dilakukan sekaligus tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan cara thickening,
filtrasi, dan drying.
Dalam praktikum ini, yang akan dibahas adalah thickening yang terjadi dalam empat tahap:
a. Flocculating
Dalam pengendapan partikel-partikel yang halus seringkali mengalami kesukaran karena
partikel sangat kecil, sehingga tidak cepat mengendap. Untuk itu dilakukan
penggumpalan terlebih dahulu, dengan demikian partikel akan membentuk flocs
(gumpalan) yang akan relatif lebih cepat mengendap bila dibandingkan dengan sebelum
terjadi penggumapalan. Untuk menggumpalkan perlu ditambahkan reagent, yaitu
flocculation agent.
Ada beberapa flocculating agent, yaitu :
- Magnesium sulfida
- Lime
- Potasium alumunium
- Forrous sulfide
b. Sedimentasi
Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk. Kecepatan
pengendapan akan berbeda jika memakai reagent yang berbeda pula.
c. Compaction
Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah mengendap pada dasar
thickener. Endapan yang terbentuk secara perlahan didorong oleh rake dan kemudian
dikeluarkan.
d. Elemination
Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih karena telah
bebas dari solid dan dikeluarkan sebagai overflow melalui bagian atas, sedangkan
underflow dikeluarkan lewat bawah.
1. Free settling, yaitu proses pengendapan yang terjadi karena tidak ada media yang
menghalangi.
2. Hindered settling, yaitu proses pengendapan yang mengalami hambatan dari pertikel-
partikel yang telah ada dalam cairan.
1. Tabung ukur
2. Neraca ohaus
3. Batang pengaduk
4. Penggaris
5. Cawan
6. Stopwatch
7. Mistar
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gamping
4. Reagent flocullating agent
3.2. Prosedur paraktikum
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan,
2. Bersihkan 3 buah tabung ukur untuk sampel A, B dan C yang kemudian di isi air,
3. Tambahkan bubuk batugamping kedalam masing-masing tabung ukur dengan % solid
tabung A=10%, tabung B=10%, dan tabung C=20%,
4. Pada tabung B berikan 2 tetes flocullating reagent untuk perbedaan perlakuan,
5. Aduk ketiga tabung secara bersamaan sampai semua bubuk batugamping tercampur
merata dengan air, hentikan pengadukan sambil memulai waktu hitungan dengan
stopwatch,
6. Ukur dan amati tinggi pengendapan tiap menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30, 45 kemudian
catat hasilnya.
3.3. Gambar peralatan
4.2. Perhitungan
Dimana :
S = tinggi pengendapan (ft)
t = Waktu (jam)
Perhitungan Luas Thickener (Ft2)
4 FD
A= 3 R( )
Dimana :
F = Dilusi awal
D = Dilusi akhir
R = kec. Rata-rata
6.1. Analsis data
Pada pengujian setting tost, diuji 3 pengendapan dengan ketentuan % solid tabung A = 10%,
tabung B = 10% dan tabung C = 20%. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium
tabung B memiliki kecepatan pengendapan paling tinggi. Hal ini karena adanya penambahan
flocculating reagent dimana reagent ini berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan.
Untuk tabung A dan C yang mempengaruhi proses pengendapannya adalah gaya gravitasi dan
banyaknya % solid. Semakin banyak % solid maka semakin cepat proses pengendapannya,
karena adanya proses penggumpalan yang lebih cepat dibandingkan dengan % solid yang sedikit.
Jika diamati dari hasil percobaan perhitungan luas thickenernya, pada tabung B memiliki luas
thickener yang lebih kecil daripada luas thickener tabung A yang memiliki perbandingan % solid
dan air yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun pada tabung B yang memiliki
kecepatan pengendapan tinggi tetapi mudah tersuspensi kembali atau partikelnya mudah
terpencar kembali. Sedangkan pada tabung A yang memiliki luas thickener besar, hal ini
menunjukkan bahwa pada tabung A partikel- partikel yang mengendap sudah tersusun secara
berurutan sesuai dengan ukuran butir partikelnya. Jadi dari pengujian ini tabung A memiliki luas
thickener yang paling besar karena % solidnya sedikit dan pengendapannya lambat.
6.2. Aplikasi
Hasil pengujian settling test ini dapat digunakan untuk menentukan luas thickener yang berfungsi
sebagai analisa pembentukan kolam pengendapan dalam pertambangan dan juga dapat
digunakan sebagai penentu proses pengolahan limbah hasil pertambangan.
6.1. Kesimpulan
Dewatering merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses
pemisahan dilakukan secara bertahap, yaitu tahap thickening, filtrasi dan drying
Thickening merupakan tahap pertama dalam dewatering dengan mendasarkan atas
kecepatan jatuh material pada media, sehingga solid factor mencapai 1 (%solid = 50%)
Setting test adalah pengujian pada suatu larutan yang berisi material bahan galian
yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kecepatan pengendapan material
tersebut dan membandingkannya dengan pemberian reagent dan tanpa reagent
pada percobaan.
Setting test merupakan salah satu cara pemisahan partikel atau padatan dari air.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan jatuh (pengendapan) yaitu :
1. Bentuk partikel
2. Spesific gravity partikel (berat jenis)
3. Ukuran butir partikel
4. % solid
5. Reagent
Dari perhitungan hasil pengujian didapatkan nilai luas thickener tabung A lebih besar,
kemudian tabung B dan yang paling kecil tabung C
Pemberian flocculating agent dapat mempercepat pengendapan karena partikel akan
membentuk floc (gumpalan) yang mempercepat proses pengendapan
6.2. Saran
Tugas :
1. Pengertian dari thickening dalam proses pengendapan dan alat yang digunakan dalam
pengujian
Jawab
a. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara
terus menerus (continuous).
Jawab
DEWATERING
Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu:
1. THICKENING
Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas kecepatan mengendap
partikel atu mineral dalam suatu pulp. Alat yang biasanya digunakan adalah thickener.
Tahapan yang dilakukan dalam thickening adalah:
a. Flocculating
Didalam pengendap partikel-partikel yang halus seringkali mengalami kesukaran karena
partikel sangat kecil. Untuk itu dilakukan penggumpalan terlebih dahulu, dengan demikian
partikel akan membentuk gumpalan yang relative akan lebih cepat mengendap. Untuk
menggumpalkan perlu ditambahkan reagent yaitu flocculation agent.
b. Sedimentasi
Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk. Kecepatan
pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk, densitas dan jenis partikel. Padatan yang
mempunyai densitas yang lebih tinggi akan lebih cepat mengendap karena gaya berat
(gravitasi) lebih besar. Untuk yang memiliki ukuran bahan yang kecil dan memiliki densitas
yang rendah, cara pengendapannya dilakukan dengan mengelompokan partikel-partikel yang
terlarut menjadi satu kesatuan (flokulasi) sehingga mempunyai densitas yang lebih besar baru
kemudian diendapkan. Flokulasi dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia
seperti tawas atau dengan cara melakukan pengadukan secara perlahan-lahan.
c. Compaction
Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah mengendap pada dasar
thickener.
d. Elemination
Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih karena telah bebas
dari solid dan dikeluarkan sebagaioverflow melalui bagian atas dan underflow dikeluarkan
melalui bagian bawah
2. FILTARSI
Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair. Pada filtrasi
secara garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam suatu filter maka material
tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air akan lolos meninggalkan filter.
Lolosnya air ini disebabkan adanya gaya dorong. Gaya dorong ini dapat berupa gaya
gravitasi, gaya tekan dan gaya sentrifugal. Proses filtrasi akan memerlukan perlakukan khusus
bila padatan yang akan dipisahkan mulai terdeformasi dan akan sukar tertahan pada medium
penyaringnya.
Dalam setiap filtrasi, filter medium selalu menahan partikel solid yang dihasilkan
sebagai porous cake dan ini dapat dipisahkan secara kontinyu maupun diskontinyu.
Jadi bila tekanan diberikan pada pulp yang akan melalui porous media maka air pulp akan
mengalir melalui pori media dengan kecepatan yang tergantung pada perbedaan tekanan dari
kedua bagian yang tergantung pada gesekan selama mengalir. Pori-pori dari filter lebih besar
daripada butir partikel dan akan membentuk jembatan sehingga akan membentuk pori-pori
baru yang merupakan cake. Akibatnya semakin lama jalannya filtrasi akan semakin lambat.
Kapasitas filter tergantung pada:
- Area filter
- Perbedaan tekanan antara kedua bagian filter
- Penampang rata-rata dari pori
- Jumlah pori tiap unit area filter
- Tebal filter cake area
Bedasarkan gaya dorongnya, filter terbagi menjadi:
- Gravity filter
- Suction Filter
- Batch Vacum filter
- Centrifugal filter
- Pressure filter
Campuran-campuran tertentu seperti suspensi, padatan lumpur atau larutan-larutan tertentu
(produk bioproses) sulit difiltrasi secara langsung. Hal ini disebabkan campuran tersebut
merupakan fluida yang sangat non-newtonian dimana cake yang terbentuj sangat
compressible, sehingga cake dapat dengan mudah terdeformasi menjadi lapisan yang tidak
permiabel. Oleh sebab itu umpan yang akan dimasukkan dalam proses filtrasi perlu mendapat
perlakuan awal seperti dipanaskan, koagulasi dan flokulasi ataupun diadsorpsi terlebih dahulu
3. DRYING
Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga padatan
benar-benar bebas dari cairan. Pada drying pemisahannya dilakukan dengan cara penguapan
(evaporasi. Dalam hal ini jumlah energi yang digunakan per unit massa dari liquid besar
karena specific heat dan laten heatpenguapan air besar sehingga sering membuat
kesulitan dalam pengolahan bahan galian dan memperbesar biaya operasi.
Metode drying terbagia atas tiga hal,yaitu:
a. Flash Drying
b. Rotary drying
c. Rubble-hearth drying
dafpus
http://documents.tips/documents/acara-5-pbgdocx.html
https://www.scribd.com/doc/262418581/Pengolahan-Bahan-Galian-PDF