Mendikbud mengatakan peran guru dapat memulai revolusi mental siswa dalam proses
belajar di lingkungan sekolah. Tiga hal yang harus dipegang untuk mengukur profesionalitas
guru yakni keahlian, tanggungjawab sosial dan rasa kesejawatan yang harus dibangun dalam
revolusi mental. Guru-guru harus saling bekerja sama untuk membangun anak-anak yang
sesuai dengan tujuan pendidikan dan karakter, ujar Mendikbud.
Sebagai salah satu elemen dalam pendidikan, guru tetap maupun tidak tetap diberikan
kebijakan baru mengenai jam kerja. Pendidikan karakter bukan sekedar program kerja,
bukan sekedar ide baru dari menteri, namun betul-betul visi dari Presiden, yang diharapkan
mampu meningkatkan seluruh elemen masyarakat terutama elemen dalam sektor
pendidikan, tutur Mendikbud.
Mendikbud juga menambahkan, kunci strategis dari tercapainya pendidikan karakter adalah
elemen-elemen yang berada dalam sektor pendidikan. Sabtu dan Minggu menjadi hari
keluarga. Guru-guru juga ikut libur, sedangkan Senin sampai Jumat memang terjadi
perubahan, sekolah berlangsung menjadi delapan jam di sekolah. Itu minimum, katanya.
Perubahan mengenai jam kerja bagi guru-guru ini dilakukan untuk mengganti aturan 24 jam
tatap muka. 24 jam tatap muka ini dianggap menimbulkan banyak permasalahan di sekolah-
sekolah seperti kosongnya sekolah saat jam kerja. Mendikbud juga melarang guru-guru untuk
membawa pekerjaan pulang ke rumah.
Daerah yang banyak anak usia dininya tidak terjangkau pendidikan, akan di utamakan untuk
memperoleh bantuan pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) pada daerah 3T yang belum
terdapat lembaga PAUD.
Perencanaan untuk pembangunan UGB di daerah 3T sebanyak 15 lembaga PAUD yang akan
dipilih melalui seleksi pengajuan proposal, verifikasi dan visitasi lembaga calon penerima
bantuan.
Adapun bantuan untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) guna peningkatan mutu
dalam proses Pendidikan Anak Usia Dini.
Selain dari bantuan UGB dan RKB, Pemerintah juga memberikan dana bantuan layanan
PAUD usia 0-3 Tahun untuk 1.500 anak dan bantuan pemberian makanan sehat untuk 100
lembaga PAUD.
Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara terpilih sebagai negara tuan rumah kemitraan 1
in 11 yang merupakan kerja sama antara pemerintah suatu negara, UNICEF, FC Barcelona
Foundation, dan Reach Out to Asia (ROTA) untuk menggunakan kegiatan olahraga dan
memastikan semua anak mendapatkan kesempatan yang layak.
Saat ini acara kita dihadiri 330 anak dari enam sekolah, yang terdiri dari anak disabilitas
maupun non disabilitas. Di sini mereka bersama-sama mengikuti permainan berbasis
kecakapan hidup, ujar Hamid, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen
Dikdasmen) dalam laporannya, di lapangan SLB Jakarta, Rabu (1/2).
Kerja sama antara Kemendikbud dengan UNICEF tentang pendidikan inklusi juga diterapkan
dengan menyelenggarakan seminar yang bertajuk Metodologi FutbolNet, dengan bahasan
mengenai metodologi pendidikan inklusif.
Seminar akan berlangsung pada 2 hingga 5 Februari 2017, dan diikuti perwakilan pemerintah
Indonesia, guru, pelatih, dan relawan remaja yang bekerja dengan anak-anak jalanan dan
anak-anak di wilayah rentan bencana.
Sambil menunggu kedatangan Mendikbud, anak-anak dari siswa SLB maupun sekolah
reguler tersebut mengisi waktunya dengan bermain bola dan saling berinteraksi.
Kemitraan ini juga percaya bahwa olahraga mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesejahteraan anak-anak disabilitas dengan mengubah pemikiran dan perasaan masyarakat
terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, dan mengubah pemikiran anak.
Edupost.ID Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Madrasah Aliyah Negeri Insan
Cendekia (MAN IC) 2017 dibuka sejak 1 hingga 25 Februari. Pendaftaran dilakukan secara
online melalui website ic.ppdbonline.id.
Bagi pengguna handphone android dapat install dan daftar melalui aplikasi PPDB yang
tersedia di play store. Semua pendaftaran dan berkas-berkas persayaratan dikirim via online
tidak melayani pengiriman via pos.
Setelah pendaftaran online ditutup, panitia PPDB akan melakukan seleksi berkas yang
diupload oleh para pendaftar. Siswa yang sesuai persyaratan dan lengkap berkasnya akan
dinyatakan lolos untuk mengikuti tahap Tes Seleksi. Pengumuman peserta tes dilakukan pada
11 Maret 2017.
Tes Seleksi digelar pada 18 Maret secara serentak se-Indonesia. Peserta tes dapat memilih
lokasi tes terdekat dengan tempat tinggalnya atau sekolah/madrasahnya pada saat pendaftaran
online.
Materi seleksi tertulis meliputi Tes Potensi Belajar (TPB) dan Tes Akademik yang terdiri dari
Matematika, Pengetahuan Dasar (IPA dan IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam,
dan Bahasa Arab.
Siswa yang dinyatakan lulus Tes Seleksi maka wajib melakukan pendaftaran
ulang 11-20 April. Apabila tidak mendaftar ulang maka siswa tersebut
dinyatakan gugur dan diganti dengan siswa yang masuk daftar cadangan.
Edupost.id, Yogyakarta Baru baru ini, kasus penahanan ijazah terjadi di sebuah SMP
Swasta di Kota Yogyakarta. SMP ini dilaporkan menahan ijazah lima siswanya karena
persoalan tunggakan biaya sekolah. Lima siswa tersebut tidak dapat mengambil ijazahnya
apabila belum membayar uang dalam jumlah tertentu kepada sekolah.
Salah seorang wali siswa yang ijazahnya ditahan kemudian melaporkannya ke Ombudsman
Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY. Tim ORI DIY akhirnya melakukan pertemuan
dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta dan orang tua siswa yang bersangkutan.
Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan, ijazah milik lima siswa tersebut, tetap harus
diberikan kepada siswa. Namun, wali siswa tetap harus membayar biaya yang ditentukan.
Asisten ORI DIY Muhammad Rifki Taufiqurrahman mengungkapkan, sekolah swasta dapat
meminta pungutan kepada siswa mereka. Sehingga saat ijazah berada di tangan wali murid,
kewajiban membayar tetap diberlakukan. Kami tidak bisa membatalkan pungutan yang
dilakukan oleh sekolah. Wali murid yang datang kemudian menyampaikan ada semacam
surat perjanjian antara ia dan sekolah untuk pelunasan, namun tidak pada saat ijazah
diberikan, katanya.
Total biaya yang perlu dibayarkan sebesar Rp 300.000. Adapun wali murid tersebut baru
dapat membayar Rp 50.000. Sisa kekurangan akan dibayar secara bertahap. Persoalan ini
cukup pelik karena terjadi di sekolah swasta. Seperti diketahui, sekolah swasta memang
diperbolehkan meminta iuran dari orang tua siswa demi memenuhi kebutuhan operasional
sekolah.
Inilah yang membuat Disdik Kota Yogyakarta mengaku tak dapat berbuat banyak terhadap
kasus ini. Disdik tak dapat mengintervensi keputusan sekolah mengenai jumlah uang yang
dibayar. Sehingga hanya wali murid dan sekolah yang dapat menemukan solusi bersama
untuk pelunasan uang tersebut. Karena perlu disadari, sekolah swasta memang mendapatkan
uang untuk kegiatan operasional mereka juga dari wali murid, ungkap Budi Asrori,
sekretaris Disdik Kota Yogyakarta.
ORI DIY tetap menghimbau agar Disdik terus melakukan pemahaman dan pengawasan yang
lebih kepada sekolah-sekolah, mengenai larangan penahanan ijazah. Karena tindakan itu
bertentangan dengan Perda DIY No.10/2013.
Edupost.id, Yogyakarta Jurnal Hukum Fakultas Hukum Uniersitas Islam Indonesia (UII)
dinobatkan sebagai Jurnal Hukum terbaik nasional. Penghargaan diberikan langsung oleh
Ketua MK, Arief Hidayat kepada Ketua Pengarah Jurnal Hukum Universitas Islam Indonesia
(UII) Ius Quia Iustum yaitu Nimatul Huda beberapa waktu lalu.
Nimah menyampaikan, hanya ada 10 jurnal hukum terakreditasi di Indonesia, dan dari total
10 jurnal hukum terakreditasi tersebut Jurnal Hukum Ius Quia Iustum milik Fakultas Hukum
UII. Kemudian, jurnal hukum milik Universitas Diponegoro (UNDIP) di posisi kedua dan
Jurnal Hukum milik Universitas Indonesia (UI) di posisi ketiga.
Di Indonesia memang cuma ada 10 jurnal hukum yang terakreditasi, salah satunya milik UII
dan Alhamdulillah kita dinyatakan sebagai yang terbaik secara nasional, terus setelah kita ada
UNDIP dan UI, ungkapnya.
Nimah menyebutkan bahwa penilaian didasarkan pada konten jurnal itu sendiri yang
meliputi kualitas dan kuantitas tulisan terutama tulisan terkait konstitusi dan Mahkamah
Konstitusi (MK). Ia pun berharap dengan prestasi tersebut dapat memotivasi para pengelola
jurnal hukum di seluruh Indonesia dan juga pengelola jurnal yang ada di lingkungan UII.
Wakil Rektor I UII, Ilya Fadjar Maharika memberikan apresiasi kepada Fakultas Hukum UII
terutama pengelola Jurnal Hukum Ius Quia Iustum atas capaian tersebut. Penghargaan
tersebut dinilai sebagai hadiah dari seluruh upaya perbaikan di berbagai aspek di UII
termasuk dalam pengelolaan jurnal.
Ia juga menilai predikat terbaik menjadikan tantangan tersendiri bagi UII agar terus
meningkatkan kualitas.
Edupost.id, Bogor Institut Pertanian Bogor (IPB) membuka pendaftaran mahasiswa baru
melalui beberapa jalur diantaranya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Ujian Talenta
Masuk IPB (UTMI). Dari tiga jalur tersebut, terdapat jurusan yang paling diminati calon
mahasiswa baru. Berikut data program studi favorit di IPB yang diungkapkan Humas Panlok
33 Bogor, Fajar Satria.
Prodi favorit yaitu Ilmu Gizi, Teknologi Pangan, Teknik Industri Pertanian, Statistika, Ilmu
Komputer, tuturnya kepada Edupost.id.
Terkait program studi (prodi) yang diminati pendaftar, Fajar menyebutkan bahwa sekolah
bisnis di IPB masih kurang diminati karena merupakan prodi baru di SBMPTN. Sementara
untuk prodi lainnya merupakan prodi yang diminati di IPB. SBMPTN dimulai pukul 07.00-
14.30 WIB dan lokasi untuk CBT Bogor di Kampus Program Diploma IPB.
Tata tertib pelaksanaan SBMPTN di Panlok 33 sesuai ketentuan nasional. Diharapkan para
peserta memastikan lokasi ujian sehari sebelum pelaksanaan ujian. Disamping
mempersiapkan pelaksanaan tes berbasis tulis (PBT), tahun ini IPB menjadi penyelenggara
tes berbasis komputer (CBT) di Kota Bogor, ujar Humas Panlok 33 Bogor, Fajar Satria
kepada Edupost.id.
Untuk pelaksanaan ujian SBMPTN mendatang, pihak IPB tidak melakukan persiapan khusus.
Persiapan masih sama seperti tahun sebelumnya. Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala
serius dalam pelaksanaan tes, pungkasnya.
Fajar mengungkapkan, kuota total mahasiswa baru IPB sebanyak 3700 orang
yang terbagi atas Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 50-
60 persen, SBMPTN 30 persen, dan jalur mandiri 10-20 persen.
Pertandingan akan dilakukan pada tanggal 9- 13 Desember 2016, sebelum keberangkata. Para
peserta mendapatkan arahan dan nasihat dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, agar dapat
meraih juara di pertandingan nanti. Ridwan juga menekankan agar selain menjaga fisik, kunci
kesuksesan juga terletak pada kemampuan mengelola pikiran.
Fisik mah gimana pikir. Kalau kamu pikir kuat, pasti kuat. Kalau kamu piker seadanya, ya
seadanya, tutur Ridwan Kamil.
Ia lantas mendoakan agar tim yang berangkat ke Tiongkok ini mendapatkan hasil yang
maksimal. Karena ini membela tanah air, saya kira bisa sampai ke Tiongkok saja sudah jadi
pahlawan. Mudah-mudahan nanti di sana bisa berprestasi, ujar Wali Kota.
Manajer tim, Linda Mahdis menerangkan kepada Wali Kota bahwa pada kejuaraan nasional,
kelima anak ini berhasil mendapatkan penghargaan, yaitu Best Pitcher, Best Slugger, Most
Valuable Player, Best Hitter, dan Best Run Batted In (RBI).
Kelima atlet muda Kota Bandung itu setiap minggu rutin berlatih di UPI di bawah asuhan
club Rusa Hitam. Mereka bersekolah di SMPN 2 Bandung, SMPN 7 Bandung, SMP Al
Azhar, SMP Pelita Nusantara, dan SD Gagas Ceria.
Di Zhongshan nanti, tim Indonesia akan berhadapan dengan 8 negara lain, yaitu Jepang,
Korea Selatan, Mongolia, India, Pakistan, Taiwan, dan Hong Kong. Zhongsang sendiri
merupakan pusat perkembangan olahraga Baseball di Tiongkok. Kota ini telah
mengembangkan 20 tim baseball dan melatih lebih 500 pemain muda.
Teliti Masa Depan Bumi, Peneliti UGM Tiba di Antartika
Edupost.ID Peneliti UGM, Nugroho Imam Setiawan, Ph.D, pada Jumat (23/12) lalu
berhasil tiba di Antartika dengan menggunakan kapal ekspedisi Shirase. Nugroho merupakan
dosen di Departemen Teknik Geologi UGM yang terpilih mengikuti kegiatan penelitian masa
depan planet bumi di Antartika yang diadakan Japan Antartic Research Expedition (JARE).
Dalam email yang diterima oleh Humas UGM, Nugroho mengatakan, saat ini kapal berhenti
di tengah lautan es di daerah Teluk Lutzow-Holm yang berjarak kira-kira 10 km dari Stasiun
Penelitian Syowa milik Jepang dengan koordinat S 69 01 02.71 dan E 39 15 73.42. Selisih
waktu dengan Indonesia adalah 4 jam lebih awal daripada Indonesia.
Kondisi di luar kapal sangat dingin dengan suhu rata-rata 5 derajat celcius. Alhamdullilah
tidak ada badai dan kami sudah tidak bisa lagi menjumpai malam hari lagi karena matahari
selalu bersinar 24 jam, papar Nugroho.
Nugroho menjelaskan dari tempat kapal berhenti ke arah tenggara terlihat Pantai Soya di
Timur Laut Antartika yang tertutupi es tebal dengan morfologi pegunungan. Bagian atas dari
pegunungan tersebut tidak tertutupi salju sehingga struktur foliasi bertipe gneissik sangat
jelas terlihat menggunakan teropong dan kamera berlensa tele yang juga merupakan target
penelitian mereka.
Pegunungan ini diberi nama Langhovde yang merupakan nama Norwegia berdasarkan
negara penemu pertama kali yang berarti kepala panjang,urainya.
Selain itu, beberapa grup peneliti telah diberangkatkan ke Stasiun Syowa menggunakan
helikopter. Nugroho menuturkan ada perubahan jadwal bagi tim geologi dikarenakan satu
helikopter mengalami kerusakan. Jadwal lapangan ini mundur dari seharusnya 19 Desember
menjadi 27 Desember.
Informasi lain yang disampaikan Nugroho yaitu tim peneliti Terrestrial Biology akan
memasang sensor gerak dan kamera pada 20 anjing laut spesies Weddel Seal (15 betina dan 5
jantan) untuk diteliti habitat dan aktivitas hidupnya. Tim tersebut mengadakan voting untuk
memberikan nama bagi 20 anjing laut tersebut.
Dari dua nama yang saya usulkan hanya satu nama untuk betina yaitu GAMA dari GAdjah
MAda terpilih dalam 10 besar untuk nama salah satu anjing laut betina dan akan digunakan
untuk penelitian,katanya.
Tim geologi ini, kata Nugroho, mulai 27 Desember akan memulai kegiatan
lapangan tahap pertama yang akan berlangsung selama 41 hari di lapangan
hingga 5 Februari 2017. Seperti diketahui, Nugroho merupakan satu-satunya
anggota tim ekspedisi yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Ia berhasil
masuk dalam tim JARE 58 bersama dengan dua peneliti lain dari Mongolia dan
Srilanka setelah melalui seleksi wawancara dan rekomendasi
Selain itu, perwakilan Indonesia pun memperoleh tujuh medali perak, yaitu oleh Joan Nadia
(Indonesia B), Haniif Ahmad Jauhari (Indonesia B), Raymond Valentino ( Indonesia A) ,
Arkananta Rasendriya (Indonesia A), Gede Aryana Saputra (Indonesia B) , Timotius Jason
(Indonesia B) , Tanya Nuhaisy Wulandari (Indonesia B).
Tim B Indonesia menerima medali emas dengan predikat penghargaan The Best Team,
perolehan nilai sejumlah 39, 50. Para anggota tim tersebut yaitu Nixon Widjaja, Raymond
Valentino, dan Arkananta Rasendriya.
Sebanyak tiga mata pelajaran yang diujikan IJSO ke- 13 ini , yaitu Fisika , Biologi, dan
Kimia untuk siswa yang berusia 15 tahun ke bawah atau jenjang Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Tes berlangsung dengan tiga bentuk yaitu pilihan ganda (MCQ) , teori, dan tes
praktek (Experimental Test).
Selamat, kepada semua pemenang, ingatlah perolehan ini bukan sebagai puncak tapi jalan
kesuksesan, dan jangan kecewa bagi yang belum memperoleh medali karena sesungguhnya
semua peserta di sini pada dasarnya pemenang, pesan Hamid.
IJSO tahun 2017 akab berlangsung di Belanda. Secara simbolis, telah dilakukan
penyerahan bendera IJSO 2016 dari Indonesia yang diwakilkan oleh Direktur
Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen Kemendikbud Supriyono kepada Belanda yang
diwakilkan oleh R. Swartbkol selaku Duta Besar Belanda untuk Indonesia.
Edupost.id Tim UESC UMN berhasil mengalahkan La Tanza dan Bina Husada di babak
penyisihan, dan mengalahkan Untirta di babak semi final dan bertemu dengan tim kedua dari
Untirta di babak final. Dalam lomba debat yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi
Banten.
Bukan hanya topik yang berkaitan dengan masalah Indonesia, ada juga beberapa topik yang
langsung diberikan saat perlombaan berlangsung. Untuk menghadapi hal tersebut, tim UESC
Universitas Multimedia Nusantara UMN mengandalkan kemampuan debatnya.
Pada babak final, kedua tim berdebat mengenai bisnis online apakah harus dikenakan pajak
atau tidak. Argumen yang kuat membuat lima juri yang terdiri atas dosen-dosen memilih tim
UESC UMN sebagai pemenang dari lomba debat tersebut.
Prestasi tersebut sekaligus menjadi kemenangan kedua UESC UMN di kompetisi ini setelah
berpartisipasi di tahun lalu dan meraih juara kedua.
Kami baru saja menjadi juara lomba Roket Air Aerocreation ITB. Tim MAC-212 berhasil
menjadi juara 2, sedangkan Tim MAC-411 meraih juara 4, ujar Waka Kesiswaan SMP
Mugadeta, Ary Gunawan, Kamis (26/1).
Tim MAC 212 peraih juara 2 terdiri dari Muhammad Iqbal, Muhammad Azmi, dan Resky
Dwi. Sedangkan Tim MAC 411 yang meraih juara 4 terdiri dari Galih Sandy, Ifan Nandana,
dan M. Yuka Akbar.
Ary menambahkan, meski hanya meraih juara dua dan empat, pihaknya sudah cukup puas
dengan hasil ini. Menurut Ary, hasil ini sudah cukup baik mengingat tahun ini adalah tahun
pertama keikutsertaan SMP Mugadeta pada kompetisi nasional ini. Namun, Ary mengaku
akan terus berupaya agar timnya meraih juara pertama pada kompetisi roket air nasional.
Ditambahkan, tak butuh waktu lama bagi tim sekolah ini untuk mempersiapkan diri
mengikuti lomba. Sekolah ini memang telah memiliki tim roket air yang selalu rutin
mendapat pembinaan. Mengikuti kompetisi adalah salah satu upaya mengasah kemampuan
siswa siswanya dalam bidang roket air.
Persiapan hanya empat hari karena kami telah memiliki tim roket air yang selalu siap
mengikuti kompetisi, imbuh Ary.
Sistem penilaian lomba roket air tingkat SMP menggunakan sistem penilaian jarak terdejat
dengan titik sasaran. Artinya, roket yang jarak jatuhnya paling dekat dengan titik sasaran
akan menjadi pemenang.
Setelah meraih hasil positif di Bandung, tim sekolah ini tengah membidik juara
pada ajang lomba roket air di beberapa daerah pada tahun ini. Langkah ini
menurut Ary dilakukan dengan misi mengukuhkan diri sebagai sekolah juara
roket air.
Edupost.id- Tiga mahasiswa ITS, Muhammad Mualliful Ilmi, Naimatul Khoriroh dan Trisna
Bagus Firmansyaah berhasil menorehkan prestasi sampai kancah nasional. Melalui Seminar
Nasional Pengkajian dan Penerapan Teknologi (SNPPT) 2017, ITS berhasil menyandang
predikat Best Paper dalam ajang gelaran Universitas Mercu Buana, minggu lalu.
Kegiatan yang bertajuk Teknologi Hijau untuk menjamin Kebeberhasilan. Ilmi, ketua tim
mengungkapkan aspek bukanlah prestasinya melainkan kualitas paper. Pertama kali kami
seleksi paper. Full paper dikumpulkan dan dikaji oleh revier sehingga masuk ke deretan 73
terbaik, ungkap Ilmi.
Dalam papernya, tim ITS megangkat penelitian terkait pembuatan suatu absorben dari bahan
dasar eceng gondok dalam upaya menghilangkan zat pengotor air yang dapat mengganggu
estetika perairan. Selain itu, dapat menimbulkan pendangkalan dan mematikan ekosistem
sekitarnya.
Banyak sekali jenis zat pengotor air seperti logam berat maupun senyawa pewarna. Karena
banyak hal tersebut, timbul keinginan Ilmi dan tim untuk memanfaatkan eceng gondok dalam
upaya menghilangkan zat pengotor air.
Meskipun pembuatannya dirasa memakan waktu cukup lama karena harus melakukan
praktikum terlebih dahulu. Ilmi dan tim sangat bangga karena menjadi juara yang hanya
bermodalkan praktikum saat kuliah.
Eceng gondok dibuat karbon dan dimasukkan ke dalam cairannya, dan nantinya cairan yang
akan diuji, ungkap Ilmi saat menjelaskan hasil kerja eceng gondok. Berhasil mengatasi
berbagai kendala kala praktikum, alhasil usaha tim kontigen ITS mendapat dukungan dari
Pemerintah Kota Surabaya.
DTC yang merupakan kompetisi pajak pertama yang diselenggarakan oleh Deloitte, akuntan
publik terbesar di Indonesia. Tahun ini kompetisi lebih menantang dan terbagi dalam tiga
tahap yakni kompetisi berupa seleksi video yang sebelumnya telah ditentukan oleh DTC.
Selanjutnya, 14 peserta yang lolos seleksi video akan mengikuti tahap berikutnya yakni
kompetisi langsung di Deloitte Indonesia.
Salah satu anggota tim, Wikan Karis mengatakan Dari babak tersebut terpilih enam peserta
yang bertanding pada babak final. Para finalis tersebut berasal dari berbagai macam
univeristas, seperti Universitas Indonesia, Trisakti School of Management, Universitas
Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada, kata Wikan di Kampus UGM, Kamis (2/2).
Pada babak final para finalis diberi dua kasus yang berhubungan dengan kasus pajak
Indonesia dan kasus global. Kasus tersebut harus diselesaikan dalam waktu satu setengah jam
dan hasil diskusi tersebut dipresentasikan di depan tiga panelis ahli. Panelis-panelis tersebut
terdiri dari Managing Partner and Partners of Deloitte Indonesia, Melisa Himawan, Irene
Atmawijaya, dan John Lauwrenz.
Setelah itu, pemenang DTC dipilih langsung setelah para finalis melakukan presentasi di
depan para panelis. Dari hasil penilaian para panelis, terpilihlah Tim Taxmanian Devil dari
UGM menjadi juara dua.
Saya sangat senang dan bangga berhasil mendapatkan juara 2 bersama dengan tim yang
super ini, bahkan meraih the Best Individual Performance pada DTC kali ini, ujar Wikan.
Tim Taxmanian berharap untuk terus meraih prestasi sampai kancah internasional.
Tak hanya itu, salah satu anggota tim yakni Wikan Karis Basutama bahkan
terpilih sebagai the Best Individual Performance yang selanjutnya mewakili
Indonesia di DTC ASEAN Round di Singapura pada akhir bulan Februari 2017.
Edupost.ID Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Wildan Wahyu Nugroho
mengatakan, acara Jambore dan Silaturahmi Mahasiswa Indonesia yang diselenggarakan di
Cibubur, 4-6 Februari 2017 lalu memiliki tendesius politik dan memicu dis integrasi bangsa.
Acara yang mengusung tema Meneguhkan Komitmen Menjaga Indonesia itu dinilai sengaja
diseting untuk pro dengan pemerintahan Jokowi.
BEM Seluruh Indonesia menegaskan, kegiatan tersebut merupakan agenda yang memiliki
tendensius politik dan disetting untuk pro terhadap pemerintahan Joko Widodo dan
mematikan ruh mahasiswa sebagai pengawal kebijakan pemerintah, ujar Wildan.
Presiden BEM UNS ini menambahkan, pada beberapa sesi kegiatan ini disampaikan hal-hal
yang menyudutkan beberapa ormas dan tokoh nasional yang dicap merugikan pemerintah
rezim Joko Widodo. Hal ini berpotensi memicu disintegrasi bangsa dan memunculkan rasa
benci. Kegiatan tersebut sarat dengan politisasi pada mahasiswa untuk mendukung salah satu
figur partai dengan menggunakan embel-embel mahasiswa, dengan kata lain panitia telah
berbohong dan mengotori marwah mahasiswa.
Kegiatan tersebut merupakan upaya pecah belah persatuan mahasiswa serta penggembosan
pergerakan mahasiswa akan dimensi idealisme eksekutif kampus dan menggiring mahasiswa
untuk melakukan aksi turun ke jalan dengan konten tuntutan yang telah panitia siapkan,
dengan kata lain ditunggangi kepentingan politik. Adapun peserta yang berseberangan
dengan agenda tersebut diusir keluar secara tidak hormat, imbuhnya.
Terkait hal ini, BEM Seluruh Indonesia mengeluarkan beberapa pernyataan sikap. Seluruh
BEM Perguruan Tinggi yang tergabung dalam anggota BEM SI tidak pernah mendelegasikan
mahasiswa dalam agenda tersebut dan menyatakan tidak terlibat. Selain itu, menuntut
Presiden Republik Indonesia mengklarifikasi agenda Jambore dan Silaturahmi Mahasiswa
Indonesia bukanlah agenda mahasiswa, seperti yang diklaim panitia.
BEM SI juga menolak politisasi dan penunggangan gerakan mahasiswa. Mengecam upaya
pecah belah bangsa dan pengkhianatan terhadap Pancasila dan nilai luhur bangsa Indonesia.
Mengecam upaya adu domba persatuan mahasiswa dan penggembosan idealisme mahasiswa.
Mengajak kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dan tidak terprovokasi akan sumbu pendek yang sengaja dibuat baik oknum yang
tidak bertanggung jawab maupun rezim pemerintah. Mengajak seluruh mahasiswa Indonesia
untuk senantiasa satu komando dan menjaga ruh pergerakan mahasiswa yang berlandaskan
pada pembelaan rakyat dan akan selalu berada di pihak rakyat serta konstitusi yang berlaku.
Kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia adalah harga mati. Barang
siapa yang dengan sengaja mengadu domba dan menimbulkan rasa benci maka
sesungguhnya telah mengotori martabat bangsa dan negara ini, pungkas
Wildan.
Edupost.id- Mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII)
berhasil mengembangkan aplikasi deteksi keganasan kanker payudara. Dua mahasiswa
Program studi Informatika Medis dan Teknik Informatika FTI UII yakni, Dhina Puspasari dan
Dadang Heksa Putra.
Software yang saling melengkapi ini dapat membantu kerja dokter patologi anatomi dalam
mengambil tindakan pengobatan kanker pasien. Tindakan deteksi di perlukan untuk melihat
tingginya stadium kankernya.
Tahap awal pemeriksaan kanker payudara melalui tindakan biopsi (pembedahan dengan
mengambil jaringan pada payudara). Setelah itu dilakukan pengamatan dengan mikroskop
oleh dokter patologi anatomi untuk dianalisis. Pewarnaan pada sampel jaringan maka akan
muncul masalah pada hasil citra yaitu, variasi warna tidak konsisten disebabkan oleh
beberapa faktor. Di antaranya, perbedaan penggunaan mikroskop, perbedaan kamera,
pencahayaan dan proses pemberian warna sampel jaringan.
Dhina memfokuskan pada software perbaikan citra, sedang Dadang menitikberatkan pada
pengembangan software estimasi keganasan kanker payudara. Penentuan tingkat keganasan
kanker payudara atau status human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) sangat
penting untuk mengoptimalkan diagnosis dan terapi yang tepat bagi pasien. HER2 merupakan
pra syarat untuk pengobatan pasien kaker payudara.
Dhina mengatakan, Aplikasi swapping warna citra histopatologi kanker payudara ini
bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra sehingga dokter patologi anatomi lebih mudah
untuk menganalisis citra atau gambar. Aplikasi ini membutuhkan citra source dan citra target.
Citra source adalah citra yang akan dilakukan perbaikan. Sedang citra target adalah citra
referensi jelas Dhina.
Dhina menggunakan sebanyak 42 citra yang diperoleh dari pengambilan gambar
menggunakan sigma HD microspace camera HDMI/USB dan optilab camera advance
adapter. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian, rekomendasi pakar dari 42 data citra yang
diperbaiki 38 citra menunjukkan hasil yang optimum sebesar 90,48 persen, kata Dhina.
Dalam kompetisi yang digelar Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan (ILMIKI), tim
UGM sukses menyabet juara pertama dari seluruh kategori yang dilombakan yakni nursing
skill dan english debate. Kemenangan tersebut mengantarkan tim UGM melaju dalam Nurse
Vaganza tingkat nasional pada 24-26 Februari mendatang bersaing dengan 16 tim lainnya.
Pada cabang nursing skill , juara pertama berhasil diraih oleh tim yang beranggotakan tiga
mahasiswa angkatan 2013, Ayu Dwi Silvia Putri, Alfi Nurfita Chasanah dan Intan Milasari.
Sementara di cabang lomba English Debate, tim UGM beranggotakan Dimas Septian Eko
Wahyu Sumunar (2014), Lalitya Paramarta (2014), dan Destin Hidayati (2015).
Salah satu anggota tim nursing skill UGM, Ayu Dwi, mengatakan lomba ini diikuti 19 tim
untuk skill perawat dan 10 tim debat bahasa Inggris. Ada 10 perguruan tinggi di wilayah Jawa
Tengah dan DIY yang turut berkompetisi, seperti Universitas Islam Sultan Agung,
Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Jendral Soedirman, Universitas Respati
Yogyakarta, dan STIKES Jenderal Ahmad Yani.
Tiga tim dengan skor tertinggi maju ke final dengan sistem lomba cerdas tepat. Saat itu, tim
UGM beradu dengan tim Stikes Jendral Achmad Yani dan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, paparnya, Kamis (9/2) di FK UGM.
Sementara anggota tim debat Bahasa Inggris UGM, Dimas Septian, menyebutkan dalam
kompetisi ini menggunakan format Australasian Debate. Kompetisi terbagi dalam tiga
tahapan seleksi yaitu penyisihan, semi final, dan final.
Senang dan bangga bisa meraih juara di tingkat regional. Saat ini, kami terus berlatih dan
menyiapkan diri agar bisa tampil maksimal di Nurse Vaganza Nasional 2017, paparnya.
Prodi favorit yaitu Ilmu Gizi, Teknologi Pangan, Teknik Industri Pertanian, Statistika, Ilmu
Komputer, tuturnya kepada Edupost.id.
Terkait program studi (prodi) yang diminati pendaftar, Fajar menyebutkan bahwa sekolah
bisnis di IPB masih kurang diminati karena merupakan prodi baru di SBMPTN. Sementara
untuk prodi lainnya merupakan prodi yang diminati di IPB. SBMPTN dimulai pukul 07.00-
14.30 WIB dan lokasi untuk CBT Bogor di Kampus Program Diploma IPB.
Tata tertib pelaksanaan SBMPTN di Panlok 33 sesuai ketentuan nasional. Diharapkan para
peserta memastikan lokasi ujian sehari sebelum pelaksanaan ujian. Disamping
mempersiapkan pelaksanaan tes berbasis tulis (PBT), tahun ini IPB menjadi penyelenggara
tes berbasis komputer (CBT) di Kota Bogor, ujar Humas Panlok 33 Bogor, Fajar Satria
kepada Edupost.id.
Untuk pelaksanaan ujian SBMPTN mendatang, pihak IPB tidak melakukan persiapan khusus.
Persiapan masih sama seperti tahun sebelumnya. Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala
serius dalam pelaksanaan tes, pungkasnya.
Fajar mengungkapkan, kuota total mahasiswa baru IPB sebanyak 3700 orang
yang terbagi atas Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 50-
60 persen, SBMPTN 30 persen, dan jalur mandiri 10-20 persen.
Edupost.id- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel menjadi universitas yang siap
menerapkan ujian berbasis lembar jawaba komputer atau computer based test (CBT). Ujian
berbasis komputer ini adalah kali pertama dilaksanakan dengan target 1. 000 peserta
diselenggarakan di 10 perguruan tinggi negeri dari seluruh Indonesia.
Wakil rektor bidang akademik dan pengembangan lembaga, Dr Syamsul Huda Mfill
mengatakan telah menyediakan sarana laboratoriu terintegrasi yang memadai, juga
pengalaman menggelar ujian berbasis CBT pada seleksi mahasiswa mandiri dan Program
Mahasiswa Santri Berprestasi (PMSB) di tahun lalu.
Mengacu pada peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2015 tentang
penerimaan Mahasiswa baru perguruan tinggi keagamaan islam, diatur pola penerimaan
mahasiswa dengan jumlah alijasi daya tampung sebanyak 50 persen, UMPTKIN 30 persen
dan seleksi mandiri parodi agama sebanyak 20 persen.
UINSA menunggu hasil seleksi panitia pusat terkait CBT untuk jalur SBMPTN. Sedangkan
UM PTKIN, dipakai diantara 10 PTKIN. Secara sarana prasarana juga pengalaman UNISA,
99 persen siap, pungkas Syamsul di Newrsoon UINSA.
Sejauh inikuota untuk UIN SA sebanyak 2. 833 mahasiswa baru (maba) untuk jalur SPAN-
UM PTKIN dan mandiri prodi agama, sisanya sebanyak 1. 552 maba akan disaring melalui
seleksi SNMPTN, SBMPTN, dan mandiri untuk prodi umum.
Sebagaimana dijelaskan, kepala bagian akademik, H Rijalul Faqih, dengan rincian 1405 maba
di jalur SPAN PTKIN, 845 maba dari jalur UM PTKIN, dan 582 maba pada seleksi mandiri
untuk prodi agama, SNNMPTN dan SBMPTN masing-masing 543 maba dan 466 maba pada
seleksi mandiri untuk prodi umum.
Total keseluruhan maba yang diperkirakan masuk ke UIN Sunan Ampel surabaya tahun 2017
adalah 4385 maba, meningkat dibanding tahun 2016 yang hanya sekitar 4373 maba.
Perlu diketahui, beasiswa ini hanya memenuhi biaya kuliah, sehingga tidak termasuk biaya
hidup sehari-hari. Yang menarik dari program beasiswa ini ialah, sebanyak 75 persen biaya
kuliah selama dua sampai empat tahun ajaran studi akan ditanggung dengan beasiswa.
Batas akhir pendaftaran beasiswa, yakni 9 Mei 2017. Info selengkapnya dapat melihat
laman www.metropolia.university.com.
Edupost.id- Ecole des hauter Etudes Commerciales du Nord (EDHEC), salah satu kampus
Bisnis di Prancis memberikan kesempatan basiswa bagi calon S2 di bidang manajemen.
Bagi kandidat yang memiliki prestasi yang mengagumkan berhak meraih beasiswa 40 persen
dari biaya perkuliahan. Bukan hanya itu, beasiswa yang ditawarkan juga dapat digunakan
bagi calon mahasiswa yang ingin meraih gelar master in management atau S3.
EDHEC berdiri sejak 1906 dengan bidang keahlian unggulan bisnis dan manajemen.
Persyaratan bagi para calon pelamar beasiswa ialah:
1. Kandidat memiliki prestasi yang dapat dipertimbangkan.
2. Beasiswa yang diberikan hanya bagi kandidat dengan potensi akademis yang baik.
3. Beasiswa akan menanggung 30 persen dari biaya kuliah
4. Profil kandidat akan dinilai berdasarkan penilaian skor GMAT, GRE, Tage Mage, atau
CAT
5. Memiliki kemampuan bahasa inggris bersertfikat TOEFEL, TOEIC, maupun IELTS.
Batas akhir pendaftaran yakni, 31 Maret 2017. Sedangkan penutupan pendaftaran akan
dilaksanakan pada 30 Juni 2017.
Pendaftaran dilakukan secara online, informasi selengkapnya dapat mengunjungi laman resmi
www.edhec.edu/en maupun EDHEC Business School.
Edupost.ID Presiden RI Joko Widodo membagikan 1.190 Kartu Indonesia Pintar (KIP)
kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara penyerahan
itu dipusatkan di halaman sekolah SMK Negeri 1 Tempel, Sleman, Sabtu, 4 Februari 2017.
Dalam sambutannya, Jokowi berharap KIP dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan
yang berhubungan sekolah. Seperti membayar sekolah, membeli buku, dan peralatan sekolah
lainnya.
Uang ini boleh buat beli seragam, sepatu, buku, dan peralatan sekolah. Tapi jangan buat beli
pulsa ya, kalau ketahuan dicabut nanti kartunya, kata Jokowi yang disambut tawa oleh siswa
dan tamu yang hadir.
Jokowi menyampaikan, bantuan yang diberikan untuk SD sebesar Rp 400 ribu, SMP Rp 750
ribu, dan SMA Rp 1 juta. Bantuan itu dapat diambil di Bank BNI dan BRI pada Juni saat
masuk sekolah.
Tak lupa, Jokowi juga membagikan sepeda kepada beberapa siswa. Siswa yang dapat
menjawab pertanyaan Jokowi tentang soal hitungan, Pancasila, jumlah provinsi, hingga
nama-nama suku di Indonesia berhak membawa pulang sepeda dari presiden.
Dengan KIP kita inginkan anak-anak Indonesia tidak ada lagi yang tidak bersekolah. Karena
bantuan untuk siswa KIP ini berkelanjutan sampai ke jenjang SMA atau SMK, jadi jangan
sampai ada lagi anak yang putus sekolah, katanya.
Selain Presiden Jokowi, dalam kesempatan tersebut, hadir pula beberapa pejabat lain. Mereka
adalah Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
Republik Indonesia Puan Maharani, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, serta
Bupati Sleman Sri Purnomo.
Menko PMK, Puan Maharani mengatakan, hingga tahun 2016 target pemberian KIP kepada
seluruh siswa di Indonesia mencapai 16,4 juta siswa. arapannya pada tahun ini akan
bertambah menjadi 17,9 juta siswa. Dari jumlah tersebut, pada tahun 2017 KIP akan
diberikan kepada 896.000 anak yatim piatu di seluruh Indonesia.
Tahun ini terdapat lebih dari 30 ribu sekolah, dengan 3,6 juta siswa akan mengikuti UNBK.
Nizam berharap, proses pengadaan komputer di sekolah jangan dikhususkan untuk
penyelenggaraan UNBK, tetapi untuk proses belajar mengajar di sekolah. Sekolah yang
belum memiliki fasilitas komputer atau lab komputer dapat bersinergi dengan sekolah yang
sudah memiliki fasilitas tersebut, kembali ditegaskan Nizam.
Imbauan bertujuan untuk mendorong sekolah agar saling berbagi dalam bentuk fasilitas dan
material pelaksanaan UNBK. Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), I
Wayan Koster turut mengatakan. Disinilah peran pemerintah, khususnya pemerintah
provinsi dan kabupetan/kota. Kita harus memiliki pemahaman kebersamaan untuk
memajukan pendidikan nasional,jelas Wayan di Desa Penglipuran, Bali, Sabtu (4/2).
Sementara itu, untuk persiapan pelaksanaan UN dan USBN di Provinsi Bali, Kepala UPT
Balai Pembangunan Teknologi Pendidikan, Ni Made Metti Utama menuturkan, Dinas
Pendidikan Provinsi Bali telah melakukan koordinasi dengan membentuk tim melibatkan
unsur perguruan tinggi serta lembaga pendidikan lainnya.
Kami melakukan pendataan mana sekolah yang sudah siap melakukan UNBK dan juga
mana sekolah yang belum siap melakukan UNBK. Nantinya sekolah yang belum siap
tersebut dapat berkolaborasi dengan sekolah yang sudah siap untuk melaksanakan UNBK,
jelas Metti.
Untuk sekolah yang belum memiliki fasiltas komputer dan melaksanakan UNBK di sekolah
lain pada jenjang SMP sampai dengan SMA/SMK secara keseluruhan berjumlah 47 sekolah.
Disinilah peran kita untuk dapat saling bersinergi sekolah yang sudah memiliki fasilitas
komputer dengan yang belum memiliki fasilitas komputer, kata Metti.
Edupost.id- Salah satu kebijakan baru yang diterapkan pada penyelenggaraan ujian nasional
(UN) tahun 2017 yakni ditiadakannya ujian perbaikan. Namun bagi siswa yang ingin
memperbaiki nilai ujian dapat mengikuti ujian susulan yang dapat difungsikan sebagai proses
perbaikan nilai.
Kemendikbud akan tetap melayani para lulusan SMA sederajat yang ingin memperbaiki nilai
UN melalui program ujian susulan. Jadi ujian susulan diselenggarakan sekaligus untuk anak-
anak yang mau memperbaiki nilai UN. Ujian susulan tahun inin bisa menjadi ujian nasional
perbaikan untuk lulusan tahun lalu, sedangkan lulusan tahun ini bisa melakukan perbaikan
ujian susulan tahun depan, ujar Nizam, Kepala Pusat Penlaian Pendidikan (Puspendik) saat
rapat koordinasi UN tahun 2017.
Ia juga menjelaskan, syarat mengikuti ujian susulan untuk memperbaiki nilai UN adala
memiliki nilai kurang atau setara dengan 55,0. Prosedur Operasional Standar (POS)
Penyelenggaraan UN Tahun Pelajaran 2016/2017, nilai hasil UN dilaporkan dalam rentang
nilai 0 sampai dengan 100. Tingkat pencapaian kompetensi lulusan masuk kategori kurang,
jika nilai yang diperoleh siswa kurang dari atau sama dengan 55,0.
Pemanfaatan dari hasil UN untuk seleksi di perguruan tinggi, sudah ada pernyataan
kesepakatan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti),
bahwa mereka akan memanfaatkan nilai UN sebagai bagian dari seleksi masuk perguruan
tinggi.
Edupost.id- Sekitar 17.000 peserta dari 253 SD yang ada di Kota Bogor mempersiapkan
Ujian Akhir Sekolah Berbasis Nasional (UAS-BN) Sekolah Dasar (SD) yang akan di
laksanakan pada Mei mendatang.
Wali Kota Bogor, Bima Arya menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan
prestasi akademis degan pembangunan karakter. Terhadap anak-anak usia SD kita ikhtiarkan
agar mereka mendapatkan bimbingan dan motivasi, tutur Bima Arya saat meninjau
persiapan UAS-BN di SD Negei Polisi 1 Kota Bogor, Rabu (8/2) kemarin.
Sementara itu, Fahrudin, Seketaris Dinas Pendidikan Kota Bogor mengatakan, pelaksanaan
UAS-BN kali ini masih belum berbasis komputer namun tidak ada kendala yang begitu sulit,
keculai tantangan untuk meningkatkan prestasi siswa. Karena hasil UAS-BN digunakan
untuk masuk pendidikan tingkat selanjutnya, ujar Fahrudin,
Dalam jangka panjang, pendidikan karakter akan diutamakan dengan tidak mengubah
kurikulum yang berjalan. Pendidikan Karakter yang akan dikembangkan di Kota Bogor
meliputi 5 dimensi diantaranya agama, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan
integritas.
Terkait dengan kisi-kisi dan soal ujian, pengawas hanya diperbolehkan merancang kisi-kisi
UAS-BN 2017 untuk wilayah Kota Bogor. Khusus matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia
kisi-kisi dan soal dibuat dari pusat.
PPDB MAPK Dibuka Online Mulai 6
Februari
Edupost.ID Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) Madrasah Aliyah Program Khusus
(MAPK) akan dibuka secara online pada 6 Februari 2017. Kasubdit Kesiswaan Direktorat
Pendidikan Madrasah Ida Nor Qosim mengatakan, MAPK akan kembali dibuka di 10 daerah
yakni Samarinda, Jember, Jombang, Surakarta, Martapura, NTB, Sulawesi Selatan, Padang,
Ciamis, dan Yogyakarta.
Pendaftaran PPDB akan dibuka serentak secara online pada tanggal 6 Februari 2017, ujar
Ida dikutip dari laman resmi Kemenag.
Karena 2017 adalah tahun pertama, Ida mengaku masih akan memantau animo masyarakat
mendaftarkan anaknya di MAPK. Pada saat yang bersamaan, Direktorat Pendidikan
Madrasah (Ditpenmad) juga akan terus melakukan pembenahan sistem pendaftaran.
Ditpenmad pada tahun ini juga akan melakukan penguatan sarana serta peningkatan kualitas
tenaga pendidik dan kependikan. Setiap MAPK telah dialokasikan anggaran sebesar
Rp2miliar dengan komposisi 60% untuk membangun sarana prasarana, sedang 40% lainnya
untuk penguatan yang bersifat non sarpras.
MAN 1 Yogyakarta menjadi satu satu MAN di Yogyakarta yang diberi kepercayaan oleh
Kementerian Agama untuk membuka program MAPK. Madrasah ini juga mengaku siap
menjalankan amanat Kemenag untuk mendidik calon ulama melalui program ini.
MAPK difokuskan untuk mencetak peserta didik yang mendalami ilmu agama (tafaqquh
fiddin ). Diharapkan, dari MAPK akan lahir generasi bangsa yang memahami ilmu agama,
moderat, serta memiliki wawasan kebangsaan dan keindonesiaan yang kuat.
Untuk tujuan itu, 70% muatan kurikulum MAPK adalah pelajaran agama. Keunggulan
lainnya adalah penguatan aspek kebahasaan, baik Bahasa Arab maupun Inggris.
Edupost.id Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia membuka kesempatan kuliah bagi calon
mahasiswa yang memiliki kelebihan tertentu diantaranya hapal Al Quran atau hafidz. Para
calon mahasiswa tersebut diperbolehkan kuliah tanpa tes terlebih dahulu. Selain itu, beberapa
kampus juga menyediakan beasiswa bagi mereka.
Berikut ini daftar perguruan tinggi yang menerima mahasiswa dari kalangan hafidz.
Universitas Sebelas Maret atau yang lebih dikenal dengan UNS Solo membuka penerimaan
beasiswa melalui banyak jalur. Salah satu jalur tersebut adalah Ketentuan Khusus UNS
(Ketentuan Khusus UNS Jalur SNMPTN). Syarat jalur ini di antaranya Hafidzul Quran
(Penghafal Al Quran, minimal 15 juz) yang dinyatakan dengan sertifikat tahfidz dari
lembaga berkompeten yang memiliki kredibilitas tinggi (pada 2 tahun terakhir).
UNS memberikan kredit atau nilai tambahan untuk pelamar yang memiliki kemampuan
menghafal Al Quran (hafidz). Hafal 30 juz disetarakan dengan juara olimpiade internasional.
Khususnya bagi yang melamar fakultas kedokteran akan dapat poin tambahan. Saat ini ada
sekitar lima orang hafidz 30 juz yang berstatus mahasiswa FK UNS. Kemampuan menghafal
Alquran membutuhkan IQ di atas rata-rata. Saat ini ada sekitar 50 orang komunitas hafidz di
UNS yang masuk ke sejumlah fakultas di UNS.
Universitas yang terletak di Padang, Sumatera Barat ini menerima mahasiswa baru dari
kalangan hafizh atau penghafal Al-Quran. Sebelumnya, UNAND telah meloloskan
mahasiswa baru yang terjaring lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) dan salah satu kriterianya ialah mampu menghafal Ayat Al-Quran minimal 5 juz.
UIN Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta sudah meluncurkan Program Penerimaan
Mahasiswa Baru (PMB) tahun ini. Kampus ini kembali memberikan kesempatan kepada
hafidz Quran untuk menjadi mahasiswa UIN Suka tanpa tes. Calon mahasiswa yang dapat
diterima tanpa tes minimal sudah harus hafal Al Quran 26 juz. Selain hafal Quran, kampus ini
juga membuka pendaftaran tanpa tes bagi calon mahasiswa yang pernah menjadi juara Qori
Nasional atau Olimpiade Sains Nasional (OSN).
Setiap tahun Yayasan UNIVRAB telah mengalokasikan beasiswa sebesar Rp 450 juta bagi 12
mahasiswa berprestasi selain para hafidz Al Quran, maka penerima beasiswa juga berasal dari
aktivis. Rencananya tahun 2016 program yang sama juga akan diterapkan.
Universitas Negeri Malang (UM) membuka jalur khusus bagi calon mahasiswa yang hafal
Alquran. Selain jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Mandiri, UM juga menerima calon
mahasiswa baru melalui jalur prestasi. Sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan adalah
prestasi bidang akademik, prestasi non akademik, seni, ketrampilan, dan keagamaan.
UM menerima siswa dengan kompetensi istimewa yaitu juara MTQ, seni grafis,
atau hafal minimal 20 juz Alquran. Mereka dapat masuk UM tanpa tes dan bebas
memilih program studi yang ada di kampus ini. Saat ini, UM memiliki 68 program
studi yang meliputi prodi kependidikan dan non-kependidikan.
Beasiswa Penuh S2 Jurnalistik di Hongkong
Beasiswa yang diberikan bersifat Beasiswa penuh yang telah meliputi tanggungan biaya
perkuliahan, tunjangan hidup, tempat tinggal, visa, buku dan materi studi, serta biaya
perjalanan PP. Tidak hanya itu, para peserta juga berkesempatan magang selama 12 bulan dan
mendapatakan tawwaran kerja seusai masa studi.
Persyaratan:
Considering economic, environmental and social factors, how has internasional trade
improved your daily life?
Scan seluruh berkas dokumen diatas, kemudian beri nama pada masing-masing file dengan
format berikut: Nama dokumen: Nama Lengkap Tanggal Pengajuan
Pendaftaran:
Pendaftaran beasiswa jurnalistik oleh Hinrich Foundation dapat dilakukan secara online,
pendaftaran harus sudah dilakukan sebelum tanggal 12 Maret 2017.
Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan berkali-kali. Dari
1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964
Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum
1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat ini
akan diperbaharui menjadi kurikulum 2013.
Perubahan yang dilakukan Kemdikbud dari tahun ke tahun selalu berlandaskan perubahan
konseptual saja. Secara praktis, kebiasaan lama tidak pernah berubah sesuai wacana
kurikulum baru. Hal itu menyebabkan kurikulum pendidikan di Indonesia belum berjalan
baik.
Lahirnya kurikulum 2013 dilandasi berbagai fenomena di masyarakat. Diantaranya,
kemajuan teknologi informasi, masalah globalisasi, merosotnya moral di kalangan pelajar
seperti perkelahian pelajar, narkoba, kecurangan dalam ujian. Presepsi masyarakat
menganggap pendidikan terlalu menitikberatkan aspek kognitif. Beban siswa dalam
menerima pelajaran pun terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran. selain itu, kurangnya
muatan pendidikan karakter siswa juga menjadi faktor utama munculnya kurikulum 2013.
Untuk mengatasi kekurangan penerapan kurikulum baru perlu adanya sinergi antara
pemerintah, guru dan peserta didik. Kurikulum nasional di Indonesia seharusnya disesuaikan
tujuan pendidikan nasional yang diatur secara proposional. Kurikulum harus relevan dengan
keadaan zaman, karena sejatinya kurikulum diterapkan tidak boleh bias dengan fenomena di
masyarakat. Tolok ukur kelulusan siswa juga tidak hanya ditentukan pemerintah. Guru
seharusnya memiliki andil, karena guru lebih mengetahui kemampuan siswa dalam
kompetensi baik sikap, kemampuan maupun pengetahuan. Globalisasi dan kemajuan
teknologi informasi membuat kurikulum tidak sesuai dengan keadaan zaman. Pemerintah
sebaiknya membuat timelate kurikulum, sehingga kurikulum tertata dalam perubahannya.
Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum 2013 dituntut menjadi pengajar
yang mampu meramu komponen kurikulum 2013 secara cepat dan tepat yakni standar isi,
proses, penilaian dan kompetensi lulusan. Sehingga mampu meningkatkan keseimbangan
kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan global.
Peserta didik juga harus menyadari bahwa pendidikan diperlukan untuk menjawab tantangan
global. Siswa juga harus bertanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk mencapai
pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013.
Hakikatnya status sebagai mahasiswa sangat menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat
yang berada di daerah terisolir dan daerah yang jauh dari lingkup perkotaan, terlagi tercatat
sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terbaik di negeri ini.
Kebanggaan yang bukan tanpa landasan melainkan dengan daya tarik dan memberikan energi
positif terhadap masyarakat (pemuda) di daerah itu sendiri untuk menjadikan panutan dan
terus melangkah meraih mimpi yang diidamkan. Terbukti setiap masa liburan tiba,
masyarakat menyambut baik dan mengagungkan mahasiswa tersebut. Bahkan mahasiswa
dianggap memiliki kemampuan serba bisa, sehingga pada kegiatan yang ada di daerah
tersebut dilimpahserahkan kepada mahasiswa.
Di Indonesia, setiap tahun tak kurang dari seratus ribu yang mengubah status dari pelajar
menjadi mahasiswa. Tentu bukan angka yang kecil bagi suatu Negara, tetapi kenyataan yang
ada pada pelajar Indonesia yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
jauh lebih besar dibandingkan pelajar yang berkesempatan untuk melanjutkan di Perguruan
Tinggi. Padahal pendidikan merupakan faktor utama dalam memajukan bangsa. Bagaimana
tidak, melalui jalur pendidikan segala aspek dapat berkembang. Menurut hemat penulis
bahwa melalui pendidikan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) disegala bidang
akan tercapai. Sehingga pendidikan dapat dikatakan sebagai pilar utama dalam pembangunan
bangsa yang kaya ini.
Tak terlalu berlebihan jika untuk mengoptimalkan pembangunan bangsa yang harus lebih
diperhatikan adalah mahasiswa sebagai pengembangan SDM utama. Secara fungsi, agen
perubahan (agent of change) bukanlah pengamanahan yang ala kadarnya semata, dimana
dengan posisinya sebagai agen perubahan hendaknya memberikan suatu perubahan baik
persepsi mahasiswa lainnya dan masyarakat terhadap suatu kebijakan pemerintah. Selain itu,
juga memberikan suatu solusi alternatif terhadap kendala yang ada dan ide kreatif untuk
pencapaian kemajuan bangsa menuju yang lebih baik.
Redupnya wajahnya mahasiswa di muka publik (sisi positif) akhir-akhir ini, dapat dikatakan
karena kurangnya perhatian dari pihak birokrasi kampus terhadap kinerja mahasiswa dalam
meningkatkan kreatifitasnya. Sejatinya mahasiswa sangat membutuhkan perhatian khusus
dan empati, baik dari segi pembinaan secara intensif dan profesional, fasilitas yang memadai,
pendanaan, maupun apresiasi lainnya. Mahasiswa berprestasi yang mengukir prestasi di
kancah provinsi, nasional, maupun internasional, tidak bisa ditempuh dengan waktu yang
singkat dan serba instan. Ini semua membutuhkan proses, pengorbanan (waktu, pikiran,
energi, dan materi), serta kesabaran. Terkadang untuk mempersembahkan prestasi di kancah
nasional atau internasional, mahasiswa mencari asupan dana sendiri dari pihak sponsor untuk
melaksanakannya. Tak lain alasan yang diutarakan adalah keterbatasan dana (anggaran) yang
telah ditetapkan.
Prestasi yang diukir mahasiswa baik di kancah nasional maupun internasional, tidak hanya
akan memberikan nama baik bagi mahasiswa, melainkan serta merta dalam mengharumkan
nama Perguruan Tinggi tersebut. Akibatnya di mata pemerhati pendidikan dan masyarakat
akan menilai Perguruan Tinggi tersebut memiliki daya jual dan berkualitas, serta perhatian
dari pendidikan pusat akan lebih terasa bagi Perguruan Tinggi tersebut.
Membicarakan masalah remaja rasanya tak akan lepas dari beberapa aspek yang melekat
pada mereka yang rata-rata masih berusia belasan tahun itu. Mulai dari kondisi emosi yang
masih labil, semangat berkarya yang sangat tinggi dan kadang meletup-letup serta keinginan
untuk bisa tampil eksis di lingkungannya. Kesalahan perlakuan atau pemenuhan pada
beberapa aspek tersebut seringkali menimbulkan masalah tersendiri. Sebut saja sebuah
tawuran yang seringkali terjadi di sekitar kita. Sebenarnya apa aja sih yang mendasari
terjadinya aktivitas tawuran yang merugikan itu?
Kalau dilihat dari beberapa berita yang sudah sering diulas beberapa hal yang biasanya
memicu terjadinya tawuran sebenarnya bukan masalah yang begitu besar. Sebut saja masalah
hanya berasal dari sebuah ejekan atau senggolan antara siswa yang berbeda sekolah, bisa jadi
hal itu akan belanjut pada aksi tawuran. Itulah salah satu contoh dari kondisi emosional
remaja yang masih labil, karena terkadang mereka enggan atau kesulitan untuk
merasionalkan kondisi hati yang sudah terlanjur merasakan marah atau tersinggung hingga
akhirnya justru menimbulkan sebuah aksi kekerasan. Sederhana memang permasalahannya
tapi ketika tak pandai mengatur emosi bisa jadi hal ini memicu terjadinya hal yang lebih
besar.
Contoh lain adalah keinginan remaja untuk merasa diakui oleh lingkungannya. Siapa sih yang
tak ingin eksistensinya diakui oleh orang lain? Semua orang pasti mau dan bahkan berusaha
untuk mewujudkannya. Begitu pula dengan remaja, mereka yang dalam usia masih belia itu
lebih suka ketika memiliki sebuah komunitas yang bisa dibanggakan. Nah ketika komunitas
yang mereka bangun ini adalah komunitas baik dan bisa menghasilkan banyak karya tentu
para remaja di dalamnya akan sangat terbantu menyalurkan semangat dan ide kreatif mereka.
Beda cerita kalau para remaja ini justru bergabung dengan komunitas yang salah. Apa itu
komunitas yang salah? Komunitas yang salah adalah komunitas yang terbangun bukan untuk
menghasilkan karya tapi hanya untuk sekedar menghabiskan waktu luang, dan seringkali
aktivitasnya merugikan diri mereka sendiri bahkan orang lain. Semisal mereka yang
menyebut komunitasnya dengan sebutan geng. Sudah menjadi sebuah hal wajar ketika
menyebut kata geng maka yang terbayang di benak kita adalah para remaja yang urakan,
mereka yang lebih suka nongkrong di jalan ketika jam sekolah, mereka yang dari segi
penampilan tak seperti pelajar pada umumnya atau bahkan seringkali melakukan tindak
kekerasan seperti tawuran dll. Nah fenomena yang demikian itu bisa jadi bermula dari
keinginan para remaja untuk bisa eksis dan merasa dihargai keberadaannya.
Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan untuk membantu mereka meraih eksistensi mereka
dengan jalan yang baik? Tentu ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk mengarahkan
para remaja kita ini. Pihak sekolah sebagai pihak yang bertanggungjawab pada pendidikan
para siswa didiknya yang berusia remaja ini juga berkewajiban untuk menyediakan sebuah
wadah untuk siswanya agar bisa menampung ide kreatif dan mengembangkan bakat mereka
dengan cara yang positif. Misalnya dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti
science club, sport club, art club , hingga bela diri dan hiking. Beberapa kegiatan tersebut
selain membantu siswanya menyalurkan bakat dan kreativitas, juga bisa membuat siswa
memiliki eksistensi apalagi ketika mereka mampu berkarya atau bisa memenangkan
kompetisi.
Nah selain itu tentu ada hal yang tak kalah penting, ini tentang pendidikan akhlak untuk
siswa. Banyak sekali sekolah yang hanya fokus pada pendidikan berdasarkan kurikulum
sekolah sehingga hal-hal terkait pembentukan akhlak dan karakter siswa seringkali
terlewatkan. Padahal sebagai siswa, remaja menghabiskan hampir 50% waktunya di sekolah.
Sudah jadi kewajiban sekolah untuk melakukan monitoring dan memberikan pengarahan
pada siswa. Pendidikan akhlak yang diajarkan melalui pendidikan agama tentu saja tak cukup
memadai, apalagi pelajaran agama bisa jadi hanya beberapa jam per minggunya.
Pendidikan akhlak bisa dilakukan dengan diadakannya bimbingan intensif pada siswa, misal
diadakan kajian keagamaan, atau kajian keputrian untuk para siswi, atau lebih terfokus lagi
bila dibuat dalam kelompok-kelompok kecil hingga monitoring bisa lebih dekat. Pembimbing
atau pendamping kelompok pun bisa dilakukan oleh guru-guru atau kakak-kakak kelas yang
mampu bertindak sebagai pengarah sekaligus teman cerita para adik kelas. Dengan hal seperti
inilah guru bisa lebih mudah memonitor tiap kegiatan dan aktivitas para siswanya. Tentu hal
ini membutuhkan komitmen yang tinggi dari pihak sekolah dan guru yang berperan, karena di
sini mereka dituntut untuk menjadi orangtua para siswa ketika berada di sekolah.
Satu hal lagi yang sangat penting, keluarga juga sangat berpengaruh pada tiap perilaku
remaja. Oleh karena itu orangtua murid pun tak boleh melimpahkan amanah untuk mendidik
anak-anak mereka kepada guru di sekolah. Karena guru pertama dan utama yang mereka
contoh setiap hari adalah berasal dari orangtua mereka sendiri. Ketika orangtua mampu
memberikan contoh yang baik dan bisa menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif pasti
akan membuat remaja tumbuh dengan baik dan mampu meraih eksistensinya dangan cara
yang baik dan bermanfaat.
Bangsa Indonesia pun terus berusaha memperbaiki kurikulum pendidikan. Dari tahun ke
tahun, tercatat sejak tahun 1945 Indonesia sudah mengalami 9 perubahan kurikulum nasional,
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, KTSP 2006 dan terakhir
kurikulum baru 2013. Setiap perubahan kurikulum tujuannya baik, karena kurikulum bersifat
dinamis. Kurikulum harus mengadopsi sesuai kebutuhan zaman yang berlaku.
Menurut penjelasan Mendikbud, Kurikulum yang akan diberlakukan tahun 2013/2014 ini
menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan
portofolio saling melengkapi. Kurikulum tersebut juga diharapkan dapat mengobati
keprihatinan atas hilangnya akhlak mulia seperti menguatnya radikalisme. (Kompas,
26/11/12).
Kurikulum baru ini mengurangi mata pelajaran yang semula 12 menjadi 6 mata pelajaran.
Untuk jenjang SD meliputi mata pelajaran agama, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan Jasmani/Kesehatan.
Hal ini dimaksudkan agar siswa fokus terhadap kemampuan dasar dan tidak terbebani mata
pelajaran yang banyak.
Hal ini harus kita sambut dengan baik, agar perubahan kurikulum benar-benar mampu
menelurkan generasi-generasi bermutu. Namun perlu dicatat, sesempurna kurikulum apapun,
kalau negeri ini mengalami darurat kepahlawanan guru, di lapangan hasilnya akan nihil.
Kurikulum yang rencananya di terapkan Maret 2013 tersebut harus mengikutsertakan tokoh
dan pakar pendidikan. Pembekalan, diklat dan training guru sangat penting guna
memperkenalkan tujuan dan metode pengajaran kurikulum.
Pemerintah bersama jajaran terkait seharusnya memberikan penghargaan lebih terhadap guru.
Mengingat realitas guru tanpa masa depan membuat banyak pemuda tak berminat menjadi
guru. Di dalam lagu wajib nasional 1980 Hymne Guru, guru adalah pahlawan bangsa tanpa
tanda jasa. Meskipun dipuja sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, bukan berarti pemerintah
lantas menelantarkan nasib guru. Kita sangat prihatin atas kerja birokrasi yang terkesan
lamban, sehingga menyebabkan gaji guru terlambat. Belum lagi, pungutan liar oknum
birokrasi mengatasnamakan sertifikasi polio, pelatihan profesi guru, penelitian tindakan
kelas.
Adanya upaya untuk terus meningkatan alokasi anggaran pendidikan nasional merupakan
langkah penting yang harus dilakukan oleh pemerintah agar kualitas pendidikan kita tidak
tertinggal dari negara lain.
Berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report pada
tahun 2012 kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat 64 dari 120 negara di dunia.
Sedangkan menurut Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Indeks,
EDI), Indonesia berada di urutan 69 dari 127 negara.
Data tersebut setidaknya memberikan gambaran bahwa kualitas pendidikan kita masih harus
ditingkatkan, terutama pada lini peningkatan kualitas SDM tenaga pendidik maupun
aksesibilitas (keterjangkauan) publik atas pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan temuan data di lapangan, selama ini anggaran pendidikan secara dominan
kurang lebih tujuh puluh persen terserap untuk alokasi gaji tenaga pendidik, pun situasi ini
dibarengi dengan masih belum meratanya tenaga pendidik di setiap daerah. Ini artinya,
besarnya alokasi anggaran belum dibarengi dengan adanya pemerataan tenaga pendidik bagi
daerah-daerah terpencil yang masih sangat membutuhkan tenaga pengajar.
Senada dengan hal tersebut, masih kurangnya peningkatan kompetensi tenaga pendidik juga
masih kerap sekali ditemui. Normalnya situasi ini tidak semestinya terjadi, oleh karena itulah
pemerintah harus serius dalam mengelola anggaran ini agar tidak hanya tepat sasaran akan
tetapi juga mampu mendorong terwujudnya tujuan (goal setting) pendidikan, sehingga
kualitas pendidikan kita mampu bersaing di kancah internasional (global).
Di lain pihak, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk terus menaikkan alokasi anggaran
pendidikan, masih saja kita temui ratusan bahkan ribuan sekolah yang secara infrastruktur
sangat tidak layak untuk dijadikan sebagai sarana belajar.
Realitas empirik membuktikan, daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan akan sangat
mudah kita dapati gedung sekolah yang sangat memprihatinkan, pun fasilitas-fasilitas
penunjang pendidikan juga masih jauh dari kata layak. Point persoalan inilah yang harus
segera diselesaikan oleh pemerintah, ketimpangan dalam aksesibilitas pendidikan pada
kenyataannya belum juga terselesaikan dengan baik, bahkan tidak menutup kemungkinan
semakin parah.
Mengacu para permasalahan tersebut, agar alokasi anggaran pendidikan terserap secara baik
dan optimal, sekiranya pemerintah perlu menegaskan kembali beberapa hal. Pertama,
perlunya pendataan kembali atas sekolah-sekolah yang ada. Hal ini guna mengidentifikasi
kondisi dan perkembangan dari masing-masing sekolah yang nantinya akan sangat
berkorelasi dengan tingkat kebutuhan atas anggaran pendidikan.
Kedua, mendorong setiap sekolah untuk berinovasi dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Selama ini tidak bisa dipungkiri salah satu kendala kita dalam meningkatkan
mutu pendidikan yakni ketiadaannya sekolah atas inovasi, karena disadari atau tidak, hampir
sebagian besar keberhasilan mutu pendidikan di negara-negara maju dilatarbelakangi oleh
terus berkembangnya inovasi pendidikan, dan alokasi anggaran kita sudah patutnya
diprioritaskan kearah tersebut.
Pemuda merupakan pilar utama suatu negara. Tanpa pemuda, sebuah bangsa tidak akan
memiliki generasi penerus yang melanjutkan eksistensi suatu negara. Mereka memiliki
peranan penting dalam melanjutkan perjuangan serta cita-cita besar bangsa Indonesia.
Pemuda merupakan penggerak, dalam setiap kebangkitan maka pemuda adalah garda
terdepan.
Kita bisa bercermin dari sejarah negara kita, bahwa kemerdekaan kita peroleh melalui proses
yang panjang. Dimulai dari perkumpulan-perkumpulan pemuda, mulai dari Serikat Islam
(SI), Budi Utomo, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, serta perkumpulan pemuda yang
tersebar di berbagai daerah, hingga pada akhirnya bermuara pada lahirnya sumpah pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928. Perkumpulan-perkumpulan pemuda inilah yang menjadi cikal
bakal perjuangan untuk meraih kemerdekaan Indonesia.
Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau
tanah airnya. Dengan semangat dan rasa cinta kepada tanah air dan tentu atas izin Allah SWT
negara Indonesia bisa memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air adalah
dengan merefleksi kembali sejarah kebangkitan bangsa Indonesia yang di gagas oleh
pemuda-pemuda yang berjiwa patriot. Mengapa sejarah? Karena salah satu fungsi sejarah
adalah sebagai ilmu yang mempunyai peranan dalam perkembangan suatu negara atau
daerah.
Dengan mengetahui sejarah maka akan berdampak terbentuknya citra dan opini pemuda
tentang kisah masa lalu yang dibacanya. Selain itu melalui pendekatan sejarah, nilai-nilai
moral dan keteladanan dapat kita petik dari sosok luar biasa dari seorang pahlawan.
Bangsa Indonesia tentu rindu dengan sosok seperti HOS Cokroaminoto, sang guru bangsa
yang pertama kali berjuang melawan penjajah melalui jalur politik. Bersama dengan
organisasi pimpinannya yaitu Sarikat Islam, beliau memperjuangkan hak-hak kaum pribumi.
Saat memimpin SI, usia beliau masih tergolong muda yaitu 30 tahun.
Begitu juga dengan Ir. Soekarno yang merupakan murid HOS Cokroaminoto, dalam usia
muda ia telah mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia. Masih banyak lagi para pahlawan
yang membuktikan rasa cintanya dengan aksi nyata, diantaranya H. Agus Salim(28 Tahun),
Mohammad Hatta (25 Tahun), S.M. Kartosuwirjo (23 Tahun), R.A. Kartini (20 Tahun),
Raden Dewi Sartika (20 Tahun) dan masih banyak lagi.
Dari sosok-sosok mereka inilah kita mengambil pelajaran bahwa rasa cinta kepada tanah air
harus dibuktikan dengan pengorbanan nyata. Artinya sebagai seorang pemuda yang peduli
dengan Indonesia harus terus bekerja, dan berjuang untuk memajukan bangsa diberbagai
bidang. Karena dengan hal itu, maka bangsa Indonesia bisa mewujudkan cita-cita
perjuangannya yaitu Indonesia Raya.
Seorang anak adalah tamu yang berkunjung ke rumah, untuk dicintai dan dihormati J.D.
Salinger, novelis Amerika.
Seorang anak adalah permata hati dan penyejuk mata kedua orang tua. Kehadirannya
disambut isak tangis, bahagia. Anak adalah pewaris generasi bangsa. Di tangan mereka
tongkat estafet sejarah bangsa akan berlanjut. Di pundak mereka, tanggung jawab masa depan
bangsa dipikul. Dan melalui pikiran mereka, kemajuan bangsa akan tercipta.
Namun, ironisnya nasib buruk sering membayangi anak anak Indonesa. Perlakuan buruk
acapkali tergambar jelas di mata kita. Di televisi, koran, majalah, radio, dan banyak media
lain sering kali terdengar dan terlihat tindak kekerasan yang menimpa anak. Alih alih
mendapat pendidikan bermutu, mereka justru sering kali harus menerima kekerasan dari
orang dewasa di lingkungan mereka.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemeneg PP & PA) pada
akhir 2014 lalu mengeluarkan pernyataan mengenai maraknya tindak kekerasan terhadap
anak yang terjadi di Indonesia. Dari data tersebut, diketahui 1 dari 4 anak di Indonesia
mengalami tindak kekerasan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa selama tiga bulan pertama
tahun 2014 telah terjadi peningkatan tindak kekerasan terhadap anak secara signifikan
dibanding 2011. Dalam tahun 2011 tercatat 2.500 kasus tindak kekerasan terhadap anak dan
di tahun 2013 terjadi 3.700 kasus. Memasuki tahun 2014, pada tiga bulan pertama, setiap
harinya KPAI menerima 17 laporan kasus tindak kekerasan terhadap anak.
Pada kesempatan ini, penulis akan mengutip penyataan Dr. Seto Mulyadi. Dalam kata
pengantar buku berjudul Anakku Bahagia, Anakku Sukses karya Mohammaed A. Khalfan,
pemerhati anak yang akrab dipanggil Kak Seto ini menekankan perlunya pendekatan kasih
sayang dari orang tua dalam pendidikan anak.
Pendidikan tidak sekedar dilakukan melalui komando atau instruksi sepihak saja, tetapi juga
melalui pendekatan dari hati ke hati yang penuh kasih sayang. Semua ini hanya bisa
dilakukan melalui pendekatan yang efektif oleh ibu dan ayah kepada putra putrinya di
rumah, demikian kata Kak Seto.
Dengan momentum hari anak nasional yang jatuh pada 23 Juli tahun ini, penulis berharap
akan terbuka gerbang pendidikan anak berkualitas tanpa kekerasan. Semoga senyum ceria
anak bangsa mampu menyejukkan kehidupan bangsa. Pemimpin besar masa depan bangsa ini
akan dipersiapkan sejak saat ini. Anak anak bangsa adalah calon pemimpin bangsa.
Memang itu terdengar simbolis saja, hanya berupa ucapan semata yang terlontar dari rakyat
Indonesia. Namun, itu bukanlah berupa ungkapan perasaan saja, tetapi, sebuah ekspresi dan
aksi sebagai wujud rasa kebangsaan. Sekarang kita kembalikan kepada diri pribadi masing-
masing, apakah kita cinta kepada tanah air Indonesia? Bagaimana cara kita membuktikannya?
Kita bisa melakukannya, mulailah dari hal kecil, seperti melaksanakan upacara bendera
dengan khidmat saja, kita berarti telah menanamkan rasa kebangsaan dalam kehidupan
sehari-hari, apalagi ketika kita lebih memilih menggunakan produk asli Indonesia. Seperti
pakaian yang kita pakai sehari-hari. Mungkin bagi segelintir orang mereka terkadang gengsi
unruk menggunakan barang yang dibuat di Indonesia. Ada rasa kepuasan tersendiri, ketika
memakai produk luar negeri. Istilah seperti Made in America atau Made in China bukan
menjadi hal tabu lagi di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari kawula muda hingga dewasa,
di zaman modern ini, mereka lebih suka memakai produk luar. Merk terkenal yang mendunia
seperti Nike, adidas, atau merksurfing seperti Bilabong, Rusty, atau Rip Curl dan masih
banyak lagi. Mereka rela mengeluarkan kocek dalam-dalam, supaya bisa mendapatkan
produk yang mereka impikan selama ini. Bahkan, mereka rela menyampingkan kebutuhan
pokok, seperti seragam sekolah, atau buku sekolah, dan lebih mengutamakan untuk membeli
produk-produk tersebut.
Suatu gerakan positif telah digerakkan oleh pemerintah dan juga pemuda Indonesia.
Mematenkan batik sebagai hasil karya bangsa Indonesia yang hampir saja dicaplok negeri
tetangga. Jika kita tidak bertindak cepat, bukan tak mungkin, batik telah jatuh ke tangan
bangsa asing. Batik, hasil kerajinan tangan yang membutuhkan keuletan dan ketelitian dalam
membuatnya, kini tak lagi dipakai saat acara kondangan atau pertemuan penting. Anak muda
bisa memvariasikannya dan menggunakannya saat pergi jalan-jalan, atau ke mall. Bukan
merupakan sebuah gengsi lagi memakai batik ke mall, salah satu wujud rasa cinta tanah air.
Bayangkan jika semua barang adalah barang impor, buat apa Indonesia masih berdiri?
Bukankah hal itu sama saja menjual kewarganegaraan? Tak dipungkiri hubungan dengan
negara lain memang diperlukan. Tapi apakah perlu hubungan itu mematikan rakyat negara
kita? Saya pribadi cukup miris melihat banyaknya hasil impor yang sebenarnya negara kita
sendiri bisa memproduksinya.
Jika kita masih cinta tanah air kita, marilah bersama-sama dimulai dari diri kita
sendiri, gunakan produk asli Indonesia. Banggalah saat menggunakannya.
Wujudkan rasa nasionalisme kapanpun, dimanapun kita berada. Jangan sampai
budaya kita sendiri diplagiat oleh bangsa luar. Ini tanah kita, tanah Indonesia.
Perusahaan asing yang menguasai negara kita perlu diwaspadai. Jangan sampai
suatu saat nanti kita menjadi pembantu di rumah sendiri. Kita yang punya
rumah, kitalah yang harus menguasainya. Kita harus bisa membuktikan bahwa
negara Indonesia sebagai negara maju bukanlah impian kosong saja. Ini
merupakan suatu cambuk bagi kita untuk tetap bekerja keras, berkreasi dan
loyalitas tinggi kepada bangsa.
Baru-baru ini telah tersiar kabar dari sebuah daerah lokasi syuting film AADC 2, ya
Yogyakarta. Seorang mahasiswi baru yang memiliki ayah berpenghasilan hanya Rp 4,6 juta
per bulan dengan 2 kakak kandung yang harus membayar uang kuliah masing-masing Rp.
2,45 juta dan Rp. 6 juta ini harus membayar biaya kuliah atau UKT tiap semester sebesar Rp.
11 juta, luar biasa besar.
Jika kita hitung setidaknya orang tua mahasiswi ini harus mengeluarkan Rp. 19,45 juta per
semester untuk membiayai uang kuliah ketiga anaknya. Dengan pendapatan ayahnya sebesar
Rp. 4,6 juta perbulan artinya selama enam bulan orangtuanya akan memperoleh Rp. 27,6jt.
Lalu jika uang tersebut digunakan untuk membayar uang kuliah anaknya, maka setidaknya
dana yang tersisa sekitar Rp 7 juta. Dengan dana tersebut orangtuanya harus membagi lagi
untuk kiriman bulanan dan kost ketiga anaknya dan juga biaya hidup sang orangtua di
kampung halaman. Sanggupkah?
Lain Lani, lain Ridho. Mahasiswa baru yang diterima di kampus di kota hujan ini sempat
putus asa ketika tidak memperoleh beasiswa bidikmisi di kampusnya karena pengurangan
kuota yang dilakukan oleh pemerintah terhadap (calon) kampusnya. Dengan Ibu yang bekerja
sebagai buruh cuci, Ridho harus membayar UKT tiap semester sebesar Rp. 5,7 juta.
Sanggupkah?
Sejak mulai diterapkan pada tahun 2013 melalui SK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(DIKTI) nomor 97/E/KU/2013, UKT selalu memiliki permasalahannya sendiri di tiap
kampus, baik dari penggolongan, kenaikan, muncul nya uang pangkal, dan lain-lain. UKT
sendiri merupakan sistem pembayaran uang kuliah yang diadopsi dari sistem pembayaran
uang kuliah di UI yang bernama BOP-B yang telah diterapkan sejak tahun 2008. Namun
bukan hal tersebut inti dari tulisan ini.
Sejak penerapan secara nasional pada tahun 2013 silam, keributan yang paling sering adalah
menyoal kenaikan nominal UKT, kenaikan batas atas, dan tidak mampunya seorang
mahasiswa membayar UKT yang telah ditentukan pihak kampus. Namun, apakah gerakan
penolakan yang kita lakukan selama ini benar-benar telah menyentuh akar permasalahan
sebenarnya? Penolakan atas kenaikan nominal, kenaikan batas atas tentu saja merupakan
sebuah gerakan yang memecahkan masalah. Lantas, bagaimana dengan gerakan
penggalangan dana bagi mahasiswa yang tak mampu membayar UKT nya? Apakah sudah
benar-benar menyelesaikan akar permasalahannya?
Pernahkah kita mengkaji, mengkritisi ataupun sekedar bertanya-tanya bagaimana UKT saya
bisa sekian, bagaimana UKT si B sekian, si C sekian, si Lani 11 juta, dan si Ridho 5,7 juta?
Ya, jawabannya ada diujung langit eh bukan, jawabannya adalah mekanisme penetapan
besaran UKT masing-masing mahasiswa. Mari kita telaah kembali rekan kita si Lani, apakah
orangtuanya benar-benar sanggup membiayai ketiga anaknya? Apa yang dipikirkan oleh
birokrat kampus sehingga menetapkan besaran UKT 11 juta padahal sang kakak juga
berkuliah di tempat yang sama dengan besaran UKT lebih dari setengah UKT sang adik?
Di awal masa perkuliahan setiap mahasiswa baru akan mengisi berkas2 pengajuan UKT yang
di dalamnya biasanya berisi penghasilan orang tua, pengeluaran bulanan, kondisi rumah,
kendaraan, tanggungan orangtua, dan lain-lain. Namun, setelah mengajukan dan keluar
nominal yang harus dibayarkan tidak ada satupun mahasiswa yang tahu bagaimana proses
dibalik keluarnya nominal tersebut. Kebanyakan, akan sangat bersyukur ketika memperoleh
UKT murah dan akan stres dan bingung ketika mahal, dalam kasus yang kedua, sebagian ada
yang mengajukan banding jika kampsunya memiliki mekanisme tersebut, ada yang
memperoleh penggalangan dana, bahkan ada yang sampai mengundurkan diri.
Belakangan ini mulai muncul kecenderungan para alumni dan mahasiswa Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mendatangi lagi lembaga
almamaternya. Hal ini untuk mendapatkan informasi akreditasi. Beberapa perusahaan
menjadikan peringkat akreditasi sebagai salah indikator melihat kualitas pelamar.
Mencermati perkembangan masyarakat dan pengguna lulusan perguruan tinggi yang
semakin kritis dan cerdas, status Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) sangatlah penting
dan tidak boleh diabaikan oleh siapapun, apalagi Perguruan Tinggi Swasta yang ada di
daerah.
Argumentasi yang bisa dikemukakan di sini adalah status Akreditasi Perguruan Tinggi
(APT) merupakan pertanggungjawaban atau akuntabilitas publik tentang kepastian
terpenuhinya atau bahkan terlampauinya standar yang ditetapkan Undang-Undang
(UU). Di wilayah Kopertis Wilayah IX Sulawesi, dari 33 Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
yang memiliki fakultas atau program studi ilmu hukum, masih berbeda-beda peringkat
akreditasinya.
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada diwilayah Ajattapareng dan Sul-Bar misalnya, baru
dua Perguruan Tinggi Swasta (PTS), khusus untuk program studi ilmu hukum yang memiliki
peringkat akreditasi B, salah satunya adalah STIH Cokroaminoto Pinrang, Jl. Teuku Umar
No. 36 Pinrang.
Urgensi Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) yang ada di daerah tetap menjadi nilai dan hal
yang sangat penting serta menjadi legitimasi yang sangat dominan bagi Perguruan Tinggi
Swasta (PTS) yang ada di daerah. Dengan kata lain, secara kelembagaan, status
Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) melekat dan menjadi wajah yang bisa ditatap
secara terang oleh siapapun. (Abdul Rahman/Ketua I Bidang Akademik STIH Cokroaminoto
Pinrang)
Bagaimana susahnya posisi guru di masa sekarang, jika siswa nakal guru disalahkan tetapi
guru memberi hukuman sedikit pada siswa dengan tujuan mendidik sudah diancam macam-
macam. Bagaimana bisa baik pendidikan kalau otoritas guru selalu disorot.
Jangan salahkan guru wahai para orangtua. Jangan salahkan guru wahai menteri pendidikan.
Jangan salahkan guru wahai pejabat HAM. Jangan salahkan guru wahai pak presiden. Jika
anak-anak kalian, menjadi anak-anak bajingan. Jika anak-anak bangsa menjadi anak-anak
berandalan. Jika anak-anak generasi muda menjadi anak-anak tak beraturan karena kami
mendidik mereka sambil ditodong hukum pidana.
Karena tidak semua anak-anak itu dididik dengan lemah lembut, karena perilaku anak juga
tergantung perilaku orang tua, jika orang tuanya tidak benar, sudah pasti perilaku anaknya
jadi tidak benar. Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.
Kami tau mendidik pun punya tahapan :
1. Tindak dengan lemah lembut sampai tiga kali
2. Tegur dengan rada keras
3. Tegur dengan keras
4. Tindak dengan fisik tidak dengan keras
5. Tindak dengan fisik yang lebih keras dengan tanpa melukai
6. Panggil orang tuanya.
Mengapa cuma sekadar cukur rambut dan cubit yang sekadarnya guru masuk penjara,
Tunggulah wahai orang tua kalian akan mendapat karma, anak-anak kalian akan menjadi
orang yang tidak berguna di masa depan karena telah bertindak amoral pada guru. (Ninik
Susilawati/ Guru Fiqih MTsN Bangsal)