Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN

MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN


ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. RADEN SOEDJATI
GROBOGAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

NUR AGUNG YULIANA PUTRA


J210.080.081

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

1

2

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI


KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI RSUD dr. RADEN SOEDJATI GROBOGAN

Nur Agung Yuliana Putra*


H. Abi Muhlisin S.KM, M. Kep**
Arina Maliya, A.Kep., M.Si., Med**

Abstrak

Motivasi adalah sesuatu yang berupa kekuatan, tenaga atau daya, atau
suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan merupakan dorongan dalam
diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu. Motivasi seorang perawat
pun dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh factor-faktor yang
mempengaruhinya. Namun kuat tidak tidaknya factor lingkungan kerja ataupun
gaya kepemipinan pada kepala ruang juga dapat menjadikan motivasi perawat
berpengaruh atau tidak. Gaya kepemimpinan yang diterapkan kepada ruang
tidak selalu diterima secara baik oleh bawahan. Tunjuan penelitian ini adalah
mengetahui Pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Penelitian ini adalah
penelitian Kuantitatif, non eksperimen. Metode penelitian yang digunakan adalah
survey dengan pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
sebesar 215 orang perawat pelaksana. sampel penelitian berjumlah 68
responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Simple random
sampling. Sedangkan jumlah kepala ruang sebanyak 16 orang. Pengukuran
gaya kepemimpinan pada kepala ruang dan motivasi perawat pelaksana
menggunakan kuesioner analisa data menggunakan uji Kendall tau. Hasil
penelitian diperolah data. 5 orang kepala ruang (7,4%) menerapkan gaya
kepemimpinan secara otokratik, 33 orang kepala ruang (48,5%) menerapkan
gaya kepemimpinan secara Partisipatif, 30 orang kepala ruang (44,1%)
menerapkan gaya kepemimpinan secara Demokratis. 43 responden (63,2%)
mempunyai motivasi kerja yang kurang, 25 responden (36,8%) mempunyai
motivasi kerja yang cukup. Hasil uji statistic Kendall tau diperoleh nilai r = 0,131
dengan signifikansi p = 0,146. Hasil uji tersebut disimpulkan tidak ada hubungan
antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja perawat di RSUD
Raden Dr. Soedjati Grobogan.

Kata kunci : gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kepala ruang, perawat


pelaksana

CORRELATION BETWEEN LEADERSHIP STYLE OF LOW MANAGER


APPRAISAL WITH MOTIVATION NURSING STAFF IN IMPLEMENTING
NURSING CARE IN dr. RADEN SOEDJATI HOSPITAL OF GROBOGAN

Abstract

Motivation is form of strength, force or power, or a state of readiness is


complex and encouragement within the individual to move towards a certain goal.
Motivation was a nurse may change due to factors that influence it. but whether
or not a strong factor working environment or style leadership be at the head of
the room can also make an effect or not motivated nurses. leadership style that is
applied to the space are not always well received by the underling. the objective
was aim know correlation between leadership style of low manager appraisal with
motivation nursing staff in implementing nursing care. this research is a
quantitative, non-experimental. the method used is a cross sectional survey
approach. population are 215 nursing staff. sample are 68 low manager
appraisal with taking sample was using simple random sampling technique. low
manager appraisal are 16 persons. instrument research of leadership style and
motivation nursing staff using questionnaire. data analysis using kendall tau
test. the results obtained data. 5 respondents (7.4%) to implement autocratic
leadership style, 33 respondents (48.5%) apply participative leadership style, 30
respondents head room (44.1%) to implement democratic leadership style. 43
respondents (63.2%) have p[oor motivation to work, 25 respondents (36.8%) had
medium motivation. kendall tau statistic test results obtained values of r = 0.131
with a significance of p = 0.146. the results concluded there was no correlation
between leadership style of low manager appraisal with motivation nursing staff
in implementing nursing care in Dr. Raden Soedjati Hospital of Grobogan

Keywords: leadership style, motivation, head room, the nurse practitioner

PENDAHULUAN tekad tertentu. (Stoner & Freeman


Adanya perubahan lingkungan dalam Nursalam 2011). Motivasi
organisasi yang semakin kompleks menurut (Ngalim Purwanto dalam
dan kompetitif, mensyaratkan institusi Suarli dan Bahtiar 2010) bahwa
Rumah Sakit untuk bersikap lebih motivasi adalah segala sesuatu yang
responsif agar tetap bertahan. Dalam mendorong seseorang untuk
perubahan Istitusi Rumah Sakit baik melakukan sesuatu. Motivasi adalah
yang terencana maupun tidak perasaan atau pikiran yang
terencana, aspek yang terpenting mendorong seseorang melakukan
adalah perubahan individu. pekerjaan atau menjalankan
Motivasi adalah karakteristik kekuasaan terutama dalam berprilaku
psikologi manusia yang memberi (Sbortell & Kaluzny dalam Suarli dan
kontribusi pada tingkat komitmen Bahtiar 2010).
seseorang. Hal ini termasuk faktor Berdasarkan hasil wawancara
faktor yang menyebabkan, selama sebulan dengan beberapa
menyalurkan, dan mempertahanakan perawat 3 sampai 4 orang perawat
tingkah laku manusia dalam arah pelaksana dari masing-masing ruang
2

perawatan menyatakan bahwa Tanda-tanda perawat yang


sebagian besar kepala ruang yang termotivasi dengan buruk
ada di sana suka memaksa 1. Tidak bersedia bekerja sama
kehendaknya dan suka mengambil 2. Tidak mau menjadi sukarelawan
keputusan sendiri tanpa 3. Selalu datang terlambat, pulang
memusyawarahkan terlebih dahulu awal dan mangkir tanpa alasan
dan tidak peduli dengan saran yang 4. Memperpanjang waktu istirahat
diberikan oleh bawahanya serta dan bermain game dalam waktu
kepala ruang di rumah sakit kerja
kebanyakan yang dipilih yang sudah 5. Tidak menepati tenggat waktu
lama kerja dirumah sakit tersebut, tugas
sehingga banyak yang sudah tua 6. Tidak mengikuti standar yang
masih di jadikan kepala ruang rumah ditetapkan
sakit tersebut. 7. Selalu mengeluh tentang hal
sepele
Tujuan Penelitian mengetahui 8. Saling menyalahkan
Hubungan gaya kepemimpinan 9. Tidak mematuhi peraturan
kepala ruang dengan motivasi kerja
perawat dalam melaksanakan asuhan Kepemimpinan
keperawatan. Menurut Ismail solihin (2009),
kepemimpinan adalah proses yang
LANDASAN TEORI dilakukan oleh pemimpin untuk
Motivasi mempengaruhi dan mengarahkan para
Motivasi menurut Usman (2009) bawahannya untuk mengerjakan tugas
adalah proses psikis seseorang yang untuk mencapai tujuan yang telah
mendorong orang tersebut untuk ditetapkan.
melakukan atau mengerjakan sesuatu. Kepemimpinan adalah
Motivasi adalah sesuatu yang berupa kemampuan seseorang untuk
kekuatan, tenaga atau daya, atau mempengaruhi kelompok untuk
suatu keadaan yang kompleks dan mencapai tujuan yang diharapkan
kesiapsediaan merupakan dorongan (Robbins dan Coulter, 2002).
dalam diri individu untuk bergerak
kearah tujuan tertentu (Makmun dalam Faktor-faktor yang mempengaruhi
Nursalam dan Efendi, 2008). kepemimpinan antara lain
(Suyanto, 2008) :
Tanda-tanda perawat yang a. Karakteristik pribadi
termotivasi dengan baik Karakter pimpinan
1. Bersikap positif terhadap keperawatan sangat berpengaruh
pekerjaannya terhadap proses kepemimpinan
2. Menunjukkan perhatian yang tulus yang dijalankannya. beberapa
terhadap pekerjaan orang lain dan karakteri kepemimpinan
membantu mereka bekerja lebih keperawatan yang efektif :
baik 1) Jujur
3. Selalu menjaga kesimbangan 2) Terbuka
sikap dalam berbagai situasi 3) Terus belajar
4. Suka memberi motivasi kepada 4) Enterpreuner (Wira Usaha)
orang lain walaupun kadang tidak 5) Disiplin
berhasil b. Kelompok yang dipimpin
5. Selalu berpikir positif dari suatu Keberhasilan seorang
kejadian pemimpin dalam menjalankan
3

organisasinya dipengaruhi oleh Meskipun wewenang terakhir


kelompok yang dipimpinnya. dalam pengambilan keputusan ada
c. Situasi yang dihadapi pada pemimpin.
Beberapa situasi ruang
perawatan berikut ini akan 4. Kepemimpinan free reign / bebas
mempengaruhi proses tindak (free reign leadership)
kepemimpian dalam pelayanan Dalam gaya kepemimpinan
asuhan keperawatan yaitu : free reign, pemimpin
1) Kemampuan dan pengalaman mendelegasikan wewenang untuk
anggota pengambilan keputusan kepada
2) Peraturan dan kebijakan rumah para bawahan dengan agak
sakit lengkap. Di sini pemimpin
menyerahkan tanggung jawab
Gaya kepemimpinan dibagi menjadi keputusan atas pelaksanaan
empat bagian yaitu (Suarli & pekerjaan tersebut kepada para
Bahtiar, 2010): staff / bawahan.
1. Kepemimpinan Otokratik
(autocratic leadership) METODE PENELITIAN
Seorang pemimpin yang Pendekatan Penelitian
menerapkan gaya kepemimpinan Penelitian ini adalah penelitian
otokratik menganggap bahwa Kuantitatif, non eksperimen. Metode
semua kewajiban untuk penelitian yang digunakan adalah
mengambil keputusan, survey dengan pendekatan Cross
menjalankan tindakan, sectional. Jumlah populasi dalam
mengarahkan, memberikan penelitian ini sebesar 215 orang
motivasi, dan mengawasi perawat pelaksana. besar sampel
bawahannya berpusat di sebanyak 68 responden sebagai
tangannya. sampel untuk kuesioner motivasi.
2. Kepemimpinan Demokratis Pengambilan sampel dilakukan
Seorang pimpinan dengan teknik Simple random
menunjukkan perilaku yang sampling
banyak memberikan arahan dan
banyak memberikan dukungan. Kriteria inklusi
Pemimpin dalam gaya ini mau 1) Perawat pelaksana yang
menjelaskan keputusan dan berkerja lebih dari 3 tahun di
kebijakan yang diambil dan mau Rumah Sakit Raden dr. Soedjati
menerima pendapat dari Grobogan.
pengikutnya, tetapi masih tetap 2) Bersedia menjadi responden
memberikan pengawasan dan dalam penelitan saat
pengarahan dalam penyelesaian dilaksanakan penelitian
tugas pengikutnya. berlangsung.
a. Kriteria eksklusi
3. Kepemimpinan partisipatif 1) Perawat pelaksana yang
(participate leadership) sedang dinas keluar atau cuti
Pemimpin dengan gaya bekerja saat dilaksanakan
partisipatif akan secara serius penelitian berlangsung.
mendengarkan dan menilai 2) Perawat pelaksana yang tidak
pemikiran para bawahannya dan bersedia menjadi responden
menerima sumbangan pemikiran saat dilaksanakan penelitian
mereka, sejauh pemikiran berlangsung.
tersebut bisa dipraktikan.
4

3) perawat yang berkerja di ruang 30 sampai 39 tahun dapat dipengaruhi


OK dengan kepala ruang yang bahwa perawat di RSUD Raden Dr.
bukan berpendidikan dari Soedjati Grobogan membutuhkan
perawat. perawat yang masih lebih produktif
dalam berkerja termasuk dalam
Instrumen Penelitian kesiapan secara fisik dalam
Pengukuran gaya kepemimpinan memberikan asuhan keperawatan
pada kepala ruang menggunakan terhadap pasien.
kuesioner berupa 24 pertanyaan.
Pengukuran motivasi kerja dalam
melaksanakan asuhan keperawatan Tingkat pendidikan
berbentuk kuesioner berupa Tabel 3. Distribusi responden
pertanyaan tertutup yang terdiri dari 24 berdasarkan tingkat pendidikan
item pertanyaan. Analisa Data Pendidikan Frekuensi (%)
menggunakan uji Kendall tau SPK 8 11,8
D3 Keperawatan 51 75,0
HASIL PENELITIAN
S-1 keperawatan 9 13,2
Karakteristik responden Total 68 100,0
Jenis kelamin
Tabel 1. Distrbusi responden Tabel 3 memperlihatkan data
berdasarkan jenis kelamin sebagian besar responden penelitian
Jenis kelamin Frekuensi (%) berpendidikan D3 Keperawatan
Perempuan 43 63,2 sebesar 75%. Banyaknya responden
Laki-laki 25 36,8 berpendidikan D3 Keperawatan lebih
sebabkan rumah sakit banyak
Total 68 100,0 menerima pegawai dengan status
pendidikan D3 keperawatan.
Tabel 1 memperlihatkan data
sebagian besar responden penelitian Lama bekerja
adalah perempuan yaitu 63,2%.
Banyaknya responden perempuan Tabel 4. Distribusi responden
adalah berkaitan dengan jumlah berdasarkan lama kerja
perawat yang berkerja di rumah sakit
banyak berjenis perempuan. Lama kerja Frekuensi (%)
3-7 tahun 17 25.0
Umur
8-12 tahun 24 35.3
Tabel 2. Distrbusi responden
berdasarkan umur 13-17 tahun 20 29.4
umur Frekuensi (%) 18-23 tahun 7 10.3
30-39 tahun 37 54,4 Total 68 100.0
40-48 tahun 31 45,6
Tabel 4 memperlihatkan banyak
Total 68 100,0
responden yang telah bekerja antara 8
sampai 12 tahun sebesar 35,3%.
Tabel 2 memperlihatkan Banyaknya responden yang berkerja
responden yang berumur antara 30 antara 8 sampai 12 tahun dipengaruhi
sampai 39 tahun lebih banyak dari oleh factor usia masuk kerja yaitu
responden yang berumur 40 sampai setelah lulus dari pendidikan
48 tahun yaitu sebesar 54,4%.
Banyaknya responden berumur antara
5

responden mulai berkerja di lingkungan Motivasi Kerja Perawat


RSUD Raden Dr. Soedjati Grobogan Tabel 6. Distribusi responden
berdasarkan motivasi melaksanakan
asuhan keperawatan
Analisis Univariat
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang
Tabel 5. Distribusi Motivasi Frekuensi (%)
responden berdasarkan persepsi melaksanakan
penilaian gaya kepemimpinan kepala asuhan
ruang keperawatan
Gaya
kepemimpinan Kurang 43 63,2
kepala ruang Frekuensi (%) Cukup 25 36,8
Otokratik 5 7,4 Total 68 100,0
Partisipatif 33 48,5
Demokratis 30 44,1 Tabel 6 memperlihatkan data
Total 68 100,0 63,2% responden banyak yang
memiliki motivasi kurang dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
Tabel 5 memperlihatkan data
sebagian responden mempunyai gaya
kepemimpinan tipe partisipatif
sebanyak 48,5%.
Analisis bivariat

Tabel 7. Tabulasi silang antara gaya kepemipinan dengan motivasi


perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

Gaya kepemimpinan Motivasi perawat dalam Total r* p


kepala ruang melaksanakan asuhan
keperawatan
Kurang cukup
n % n % n %
Otokratik 5 6,9 0 0 5 6,9 0,131 0,146
Partisipatif 19 27,9 14 20,6 33 48,5
Demokratis 19 27,9 11 16,2 30 44,1
Total 43 63,2 25 36,8 68 100
r* = uji Kendall tau
asuhan keperawatan, sementara 14
Tabel 7 memperlihatkan data responden mempunyai motivasi yang
yaitu dari 5 responden yang menilai cukup dalam melaksanan asuhan
kepala ruang mempunyai gaya keperawatan. Sebanyak 30 responden
kepemimpinan otokratik semua yang menyatakan kepala ruang
responden mempunyai motivasi mempunyai gaya kepemimpinan
melaksanakan asuhan keperawatan demokratis, 19 responden mempunyai
dalam kategori kurang. Sebanyak 19 motivasi yang kurang, sedangkan 11
responden yang menyatakan kepala responden mempunyai motivasi yang
cukup. Hasil uji statistic Kendall tau
ruang mempunyai gaya kepemipinan diperoleh nilai r = 0,131 dengan
secara partisipatif mempunyai motivasi signifikansi p = 0,146. Hasil uji
yang kurang dalam melaksanakan tersebut disimpulkan tidak ada
2

hubungan antara gaya kepemimpinan banyak. Gaya partisipatif yang


kepala ruang dengan motivasi kerja dilakukan oleh kepala ruangan juga
perawat di RSUD Raden Dr. Soedjati ditunjukkan dalam rapat, dimana
Grobogan. usulan dari perawat pelaksana juga
ditampung, namun pada
PEMBAHASAN pelaksanaannya keputusan rapat lebih
Gaya Kepempimpinan sering diambil atas dasar keputasan
Berdasarkan hasil penelitian kepala ruang saja, sedangkan usulan
diperoleh data bahwa gaya yang dilakukan oleh perawat
kepempimpinan kepala ruang banyak pelaksana hanya sebatas wacana.
dalam tipe partisipatif yaitu 48.5%. Gaya kepemimpinan yang dilakukan
Gaya partisipatif ini menunjukkan kepada ruang ini yang berlangsung
bahwa kepala ruang dalam bekerja cukup lama, sehingga perawat
berusaha melibatkan peran perawat pelaksana sudah paham bahwa gaya
pelaksana untuk bekerja sama dan kepemimpinan.
memberi kesempatan menyelesaikan Oleh karena itu dalam bekerja
tugasnya dalam bekerja namun tidak perawat setiap ada permasalahan
lepas dari aturan yang berlaku di lebih banyak didiskusikan kepada
rumah sakit. rekan kerja dibandingkan dengan
Menurut Thoha (2005) kepala ruang. Hasil penelitian ini yang
Kepemimpinan partisipatif apabila menunjukkan bahwa sebagian besar
seseorang pemimpin mendelegasikan gaya kepemimpinan kepala ruang
wewenang kepada bawahan dengan adalah partisipatif mendukung
agak lengkap. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan oleh Aini
bawahan dapat inengambil keputusan (2004) yang menyimpulkan gaya
dan kebijaksanaan denga bebas kepemimpinan yang digunakan oleh
dengan bebas atau leluasa dalam kepala ruang dapat meningkatkan
melaksanakan pekerjaannya. kepuasan kerja perawat di RSU PKU
Pemimpin tidak peduli cara bawahan Muhammadiyah Yogyakarta.
mengambil keputusan dan Berdasarkan hasil penelitian ini
mengerjakan pekerjaannya, juga diperoleh data masih terdapat
sepenuhnya diserahkan kepada 7,4% kepala ruang mempunyai gaya
bawahan. Kepala ruang menyerahkan kepemimpinan otokratik. Gaya
tanggung jawab alas pelaksanaan kepemimpinan yang diterapkan oleh
pekerjaan kepada perawat pelaksana kepala ruang ini bukan dimaksudkan
dalam arti pimpinan menginginkan bahwa kepala ruang tidak menerima
agar para bawahan bisa saran dari perawat pelaksana. Gaya
mengendalikan diri mereka sendiri kepemimpinan otokratik dimaksudkan
dalam menyelesaikan pekerjaan agar dalam pelaksanaan keperawatan
tersebut. Pimpinan tidak akan kepada pasien sedapat mungkin
membuat peraturan-peraturan tentang mengacu pada SOP. Pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan itu SOP yang menjadi kebijakan rumah
dan hanya sedikit melakukan kontak sakit secara baik dan benar akan
dengan bawahannya. menimalkan kesalahan tindakan
Sebagai contoh dalam keperawatan yang mungkin terjadi
melakukan tindakan asuhan kepada pasien. Meskipun jumlah
keperawatan kepada pasien, apakah pasien di rumah sakit umum Grobogan
perawat melakukan kepada pasien cukup banyak, namun bukan menjadi
yang lebih tua dahulu ataupun pasien penghalang bagi perawat pelaksana
anak kecil yang didahulukan
mengingat jumlah pasien yang
3

untuk tetap melaksanan asuhan mempunyai motiviasi kurang dalam


keperawatan sesuai SOP. hal gaji, dengan demikian perawat
Pelaksanaan asuhan akan bekerja seperti biasanya.
keperawatan yang sesuai dengan Kurangnya motivasi perawat
SOP diharapkan terjadi perubahan selain adanya konflik antar perawat
kearah yang lebih baik, dimana pelaksana, masalah persepsi tentang
dengan semakin dilaksanakan asuhan status pegawai di rumah sakit
keperawatan sesuai SOP maka mutu dikaitkan dengan gaji yang diterima,
asuhan keperawatan semakin baik. factor lain adalah kondisi fisik
Untuk dapat melaksanan SOP dengan petugas kesehatan. Motivasi kerja
baik, maka dipelukan suatu menurun sering terjadi pada saat
kepemimpinan dari seorang kepala kesehatan perawat pelaksana
ruang yang tegas. Sikap tegas ini lebih menurun. Petugas kesehatan tetap
tepat dipimpin oleh kepala ruang masuk bekerja meskipun dalam
dengan gaya otokratik. Menurut kondisi sakit dan tetap melaksanakan
Nursalam, (2011) seorang pemimpin asuhan keperawatan, keadaan ini
yang menerapkan gaya dapat menjadikan perawat kurang
kepemimpinan otokratik menganggap termotivasi dalam bekerja.
bahwa semua kewajiban untuk Walgito, (2004) Faktor yang
mengambil keputusan, menjalankan mempengaruhi motivasi seseorang
tindakan, mengarahkan, dalam tingkah laku salah satunya
memberikan motivasi, dan adalah faktor eksternal yaitu faktor
mengawasi bawahannya berpusat di lingkungan. Lingkungan adalah
tangannya. sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis maupun
Motivasi Perawat sosial. Pengaruh lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian, sekitarnya dapat mempengaruhi
motivasi perawat banyak yang tingkah laku seseorang sehingga
kurang sebesar 63,2%. Motivasi yang dorongan dan pengaruh lingkungan
kurang ini dapat disebabkan akan dapat meningkatkan motivasi
lingkungan kerja yang kurang baik. seseorang.
Sebagai contoh bahwa jika terdapat
konflik dengan rekan kerja, konflik Hubungan antara gaya
tersebut dapat mempengaruhi kinerja kepemimpinan dengan motivasi
perawat secara keseluruhan. Perawat perawat
pelaksana yang mempunyai konflik Berdasarkan hasil penelitian
tersebut akan menjadi kurang pada table 7 menunjukkan 5
termotivasi dalam melakukan asuhan responden yang menilai kepala ruang
keperawatan. Factor lain yang dapat mempunyai gaya kepemimpinan
menjadikan motivasi perawat otokratik, dimana semua aturan kerja
pelaksana berkurang adalah masalah dilakukan sesuai SOP. Bagi kepala
gaji. Perawat yang bekerja yang sudah ruang, kebijakan kerja di ruang yang
menjadi pegawai negeri sipil merasa dipimpinnya dimaksudkan agar dapat
bahwa bekerja dengan sebaik melakukan asuhan keperawatan
mungkin merasa gajinya akan tetap secara baik dan benar, namun
sama dan tidak akan naik. Kenaikan tindakan kepala ruang ini mendapat
gaji hanya ditentukan oleh keputusan penilaian yang berbeda dari perawat
pemerintah. Oleh karena itu perawat pelaksana. Perawat pelaksana
yang mempunyai motivasi baik akan menemui banyak kendala pada saat
sama dengan perawat yang melakukan asuhan keperawatan yang
4

harus sesuai dengan SOP. Kendala pendapat, ide-ide, saran dan kritikan
yang dimaksud adalah setiap perawat pada setiap proses pengambilan
harus bertanggung jawab kepada keputusan. Hal tersebut akan menjadi
pasien yang ada di ruang perawatan. bahan pertimbangan pimpinan
Setiap pasien dengan sakit yang sebelum keputusan ditetapkan, kareiia
berbeda serta tingkat keparahan sakit tanggung jawab pemimpin yang paling
yang berbeda sementara asuhan besar adalah menetapkan suatu
keperawatan tetap harus berlajan keputusan dalam mencapai tujuan
dengan baik. perusahaan (Hasibuan, 2002).
Sebanyak 33 perwat pelaksanan Menurut Yukl (2007), seorang
menilai kepala ruang dengan Gaya pemimpin yang menggunakan gaya
kepemimpinan partisipatif namun 19 kepemimpinan partisipatif akan
perawat pelaksana mempunyai mempunyai kesempatan untuk lebih
motivasi kurang. Penilaian ini sukses sebagai pemimpin (leader).
didasarkan pada kepala ruang yang Pemimpin yang bergaya partisipatif,
memberikan kesempatan kepada adalah sangat efektif di dalam
perawat pelaksana dalam menetapkan tujuan-tujuan dan
memberikan ide, namun pada mencapainya, dan pada umumnya
kenyataannya ide dari perawat organisasi semacam ini lebih produktif.
pelaksana jarang diterima oleh kepala Terdapat 19 perawat yang
ruang sehingga dalam bekerja masih menilai gaya kepemimpinan kepala
menggunakan metode lama dalam ruang termasuk demokratif, namun
bekerja. Contoh ini adalah perawat movitasi perawat juga masih kurang.
yang mempunyai ide bahwa setiap Hal ini dapat terjadi bahwa kepala
bed pasien diberi nomor bed, ruang yang memberi kebebasan
sehingga perawat maupun keluarga kepada perawat pelaksana. Kepala
pasien dapat dengan mudah ruang memberikan kesempatan
mengetahui posisi bed pasien. Ide kepada perawat pelaksana untuk
yang baik ternyata tidak dapat melakukan asuhan keperawatan
diterima oleh kepala ruang dengan kepada pasien yang lebih mudah dan
alasan ide tersebut harus mendapat cepat dahulu, baru melakukan asuhan
persetujuan direktur rumah sakit. keperawatan kepada pasien yang
Dengan mengetahuai karakter kepala membutuhkan waktu lebih lama.
ruang, maka movitasi kerja perawat Dalam prosesnya, bahwa pelaksanaan
banyak yang kurang. asuhan keperawatan membutuhkan
Kepemimpinan partisipatif waktu yang lebih lama, sehingga
menawarkan sejumlah keuntungan waktu yang diperlukan untuk satu
yang potensial. Kepala ruang pasien menerima asuhan keperawatan
kemungkinan akan meningkatkan berdampak mundurnya pelaksanaan
kualitas sebuah keputusan bila para asuhan keperawatan kepada pasien
perawat pelaksana mempunyai lain. Situasi yang sering terjadi ini
informasi dan pengetahuan yang tidak menjadikan perawat menjadi lelah,
dipunyai pemimpin tersebut, dan yang pada akhirnya motivasi juga
bersedia untuk kerja sama dalam berkurang. Hasil penelitian yang
mencari suatu pemecahan yang baik dilakukan oleh Suryanegara (2007)
untuk suatu masalah keputusan menyimpulkan budaya organisasi dan
Kepala ruang dalam menjalankan kepemimpinan kepala ruang dapat
fungsi kepemimpinannya selalu mempengaruhi motivasi dan perilaku
mengajak para karyawan untuk ikul perawat dalam rangka menjadi rumah
berpartisipasi dalam memberikan sakit badan layanan umum daerah.
5

Berdasarkan tabel 7 terdapat yang tidak ada hubungan antara gaya


14 responden yang menilai kepala kepemimpinan kepala ruang dengan
ruang mempunyai gaya kepemimpinan motivasi perawat dalam melaksanakan
partisipatif menjadikan motivasi asuhan keperawatan sejalan dengan
perawat dalam melaksanakan asuhan penelitian yang dilakukan oleh
keperawatan cukup. Perawat Widodo, (2011) hubungan Antara
pelaksana merasa cukup dihargai atas Gaya Kepemimpinan Terhadap
kinerja selama bekerja di ruang yang Motivasi Kerja Karyawan di RSU PKU
bersangkutan. Kepala ruang Muhammadiyah Gombong
memberikan perhatian atas keluhan menyimpulkan tidak ada hubungan
yang ada dari perawata pelaksana. antara gaya kepemimpinan delegatif
Adanya perhatian dari kepala ruang ini dengan motivasi kerja pada kelompok
cukup menjadikan motivasi perawat pendidikan.
pelaksana menjadi lebih baik. Hal
yang sama juga terjadi kepada
perawat pelaksana yang menilai Simpulan
kepala ruang dengan gaya 1. Sebagian besar kepala ruang
kepemimpinan demokratis. Kepala menerapkan gaya kepemimpinan
ruang memberikan kesempatan yang partisipatif
luas kepada perawat pelaksana untuk 2. Sebagian besar perawat
belajar dan mempeluas kesempatan mempunyai motivasi kurang dalam
untuk meningkatkan keterampilan. melaksanakan asuhan
Salah satu contohnya adalah kepala keperawatan
ruang memberikan kesempatan bagi 3. Tidak terdapat hubungan gaya
perawat pelaksanan untuk mengikuti kepemimpinan kepala ruang
pelatihan PPGD. Dengan kesempatan dengan motivasi kerja perawat
ini tentunya membawa manfaat baik dalam melaksanakan asuhan
perawat yang bersangkutan maupun keperawatan di RSUD Dr. Raden
rumah sakit pada umumnya dimana Soedjati Grobogan
perawat mempunyai keahlian yang
baik sehingga dapat meningkatkan Saran
ketrampilan melaksanan asuhan Hasil penelitian ini tidak dapat
keperawatan. membuktikan hipotesa penelitian
Berdasarkan distribusi responden mengenai hubungan gaya
dalam menilai gaya kepemimpinan kepemimpinan kepala ruang dengan
kepala ruang dengan motivasi perawat motivasi kerja perawat dalam
mempunyai kecenderungan bahwa melaksanakan asuhan keperawatan,
baik kepala ruang yang mempunyai oleh karena itu peneliti memberikan
gaya kepemimpinan ototraktik, saran kepada peneliti lain untuk
partisipatif maupun demokratis mengembangkan variabel penelitian
memperlihatkan sebagian besar seperti variabel persepsi, kinerja
perawat tetap mempunyai motivasi karyawan, dan lingkungan kerja
yang kurang. Dengan demikian hasil terhadap gaya kepemimpinan yang
secara statistic juga menunjukkan diterapkan oleh kepala ruang.
tidak adanya hubungan yang
signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala ruang dengan motivasi perawat DAFTAR PUSTAKA
dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di RSUD Dr. Raden Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.
Soedjati Grobogan. Hasil penelitian ini Jakarta: Rineka cipta
6

Nursalam, 2011. Manajemen


Dahlan, SM. 2011. Membaca dan Keperawatan (aplikasi dalam
Menelaah Jurnal Uji Klinis. praktik keperawatan professional
Jakarta: Salemba Medika edisi 3). Jakarta: Salemba
Medika
Handriana, 2010. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Transformasional Pratiwi, 2011. Hubungan antara
dengan Motivasi kerja pada Persepsi terhadap Gaya
pegawai pemerintah kecamatan Kepemimpinan Demokratik
kedawung kabupaten Sragen. Kepala Perawat dengan Motivasi
Hasilnya ada pengaruh antara Kerja Perawat. Skripsi,
kepemimpinan transformasional Universitas Muhammadiyah
terhadap pegawai pemerintah surakarta
Kecamatan Kedawung
Kabupaten Sragen. Skripsi, Riwikdikdo, H. 2008. Statistik
Universitas Muhammadiyah Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Surakarta Cendikia Press

Hidayat, 2011. Metode Penelitian Robbins dan Coulter. 2005.


Keperawatan dan Teknik Management, seven edition.
Analisis Data. Jakarta: Salemba Jakarta: Indeks
Medika
Suarli dan Bachtiar, 2010. Manajemen
Hasibuan, M. 2004. Manajemen: Keperawatan dengan
dasar, pengertian, dan masalah. Pendekatan Praktis. Jakarta:
Jakarta: Bumi Aksara Erlangga
Machfoedz, I. 2008. Teknik Membuat Solihin, I. 2009. Pengantar
Alat Ukur Penelitian Bidang Manajemen. Jakarta: Erlangga
Kesehatan, Kedokteran,
Keperawatan, dan Kebidanan. Sugiyono, 2007. Statistika untuk
Yogyakarta: Fitramaya Penelitian. Bandung: Ikatan
Penerbit Indonesia
Notoadmodjo, S. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan Edisi Suyanto, 2008. Mengenal
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan diRumah Sakit.
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Yogyakarta: Mitra Cendikia
Penelitian Kesehatan Edisi Press
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Usman, H. 2009. Manajemen: teori,
Nursalam dan Efendi. 2008. praktik, dan riset pendidikan
Pendidikan dalam Keperawatan. edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara
Jakarta: Salemba Medika Swansburg, Russel C, 2004,
Pengembangan Staf
Nursalam, 2008. Konsep dan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan, Wursanto. 2002. Dasar-dasar Ilmu
Jakarta: Salemba Medika Organisasi, Yogyakarta: Andi

Sularso, 2004. Pola dan gaya


7

kepemimpinan situasional yang


dapat meningkatkan kinerja
Dosen di IPTIKES Yogyakarta.

Muchlas, M. 2008. Perilaku


Organisasi, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press

Widodo F. 2011. Hubungan Antara


Gaya Kepemimpinan Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan di RSU
PKU Muhammadiyah Gombong.
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 7, No. 1,
Februari 2011.
http://digilib.stikesmuhgombong.
ac.id/files/disk1/27/jtstikesmuhgo
-gdl-fatahwidod-1322-2-hal.1-
8.pdf

Walgito, B. 2002. Psikologi Sosial


(Suatu Pengantar) Edisi 3.
Yogyakarta: Andi

Nur Agung Yuliana Putra* : Mahasiswa


S-1 Keperawatan FIK UMS

H. Abi Muhlisin S.KM, M. Kep**: Staf


pengajar FIK UMS

Arina Maliya, A.Kep., M.Si., Med**


:Staf pengajar FIK UMS

Anda mungkin juga menyukai