Anda di halaman 1dari 9

Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DAN VARIABEL PRODUKTIVITAS


PEKERJAAN FASADE KACA PADA BANGUNAN GEDUNG TINGGI
PERKANTORAN DI KAWASAN KUNINGAN JAKARTA SELATAN

Manlian Ronald. A. Simanjuntak, Yudhia Anovri*


Program Studi Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi
Universitas Pelita Harapan
*Email: yda_design@yahoo.com

ABSTRAK
Pekerjaan konstruksi bangunan gedung tinggi memerlukan pengendalian yang handal agar
kinerja konstruksi dapat tercapai sesuai perencanaan awal bangunan gedung tinggi. Bangunan
gedung tinggi dalam proses konstruksi memerlukan evaluasi dan kajian, secara khusus dalam
konteks produktivitas kerja sesuai tujuan awal proyek. Dalam proses konstruksi, bangunan
gedung tinggi yang memiliki fasade kaca didesain dan dibangun agar kinerja waktu dan kinerja
kualitas dapat memenuhi kebutuhan pemberi tugas. Keunikan fasade kaca selain menciptakan
kesan ruang yang lapang dan terbuka pada bangunan gedung tinggi, secara eksterior juga
dapat menambah nilai estetika dan point of interest terhadap keunikan arsitektur bangunan
gedung. Penelitian ini selanjutnya akan menyelesaikan permasalahan penelitian untuk
menganalisis faktor dan variabel apa saja yang paling mempengaruhi produktivitas pekerja
pada pemasangan fasade kaca di proyek konstruksi bangunan gedung tinggi perkantoran di
kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif untuk dapat menghasilkan rekomendasi kajian sesuai permasalahan penelitian. Pada
penelitian ini dijelaskan bahwa variabel kejadian rework yang terdapat dalam faktor
manajemen pengawasan serta variabel tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja yang
merupakan bagian dari faktor sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan dalam meningkatkan kinerja konstruksi pekerjaan pemasangan fasade kaca pada
bangunan gedung tinggi di Kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Hal ini diharapkan dapat
menjadi rekomendasi penting dalam kelancaran proses pelaksanaan konstruksi. Melalui
penelitian ini diharapkan akan berdampak baik kepada pemberi tugas dan penerima tugas
(perancang, kontraktor, supplier), sehingga produktivitas proses pelaksanaan konstruksi
tercapai.
Kata kunci: produktivitas, bangunan gedung tinggi, fasade

PENDAHULUAN
Pembangunan gedung merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan proyek konstruksi.
Perkembangan proyek gedung tinggi di Indonesia kini semakin menjamur. Hal ini disebabkan karena
iklim perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Terbukti selama kurun waktu 10 tahun, Indonesia
mampu membangun lebih dari 800 bangunan gedung dengan tinggi minimal 7 lantai. Bangunan tersebut
terdiri dari: hotel, apartemen, perkantoran, shopping center, sekolah/universitas, dll. DKI Jakarta sendiri
dalam beberapa tahun terakhir memang masih menjadi primadona bagi para pengembang untuk membuka
dan membangun lahan menjadi bangunan komersial. Khususnya bangunan gedung pencakar langit.
Sebuah komite yang disebut Emporis Standards Committe telah memasukkan Jakarta sebagai salah satu
kota di dunia yang banyak memiliki highrise buildings dengan jumlah lantai cukup banyak. Jakarta
berada di peringkat 22 dari 100 kota di dunia (www.citradataconstruction.com/Analisa Perkembangan
Proyek Highrise Building di Indonesia periode Januari-Desember 2013)
Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi gedung, salah satu elemen penting pada proyek
bangunan gedung tinggi adalah fasade. Banyak arsitek yang menggunakan olahan pada fasade untuk
memberikan keindahan atau kesan khusus sesuai dengan yang diinginkan. Fasade juga memberikan citra
tentang kondisi sosial suatu masyarakat dan juga menggambarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi di
dalam bangunan. Keberhasilan pekerjaan pemasangan fasade kaca pada bangunan gedung tinggi secara

18
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

keseluruhan tergantung dari keberhasilan setiap tahapan pekerjanya. Sedangkan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan fasade kaca adalah produktivitas tenaga kerjanya. Tenaga
kerja merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan pekerjaan yang dituntut untuk
bekerja secara efisien, yaitu dapat bekerja efektif sesuai dengan jumlah jam kerja yang ada dan dapat
menghasilkan volume pekerjaan yang sesuai dengan uraian pekerjaan yang ada. Sehingga diharapkan
dengan hal tersebut dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran pekerjaan fasade kaca pada
proyek bangunan gedung tinggi.
Kata "produktivitas" sendiri pertama kali disebutkan pada sebuah artikel oleh Quesnay tahun
1766. Pada tahun 1833, Littre mendefinisikan pengertian dari produktivitas sebagai kemampuan dalam
memproduksi, Definisi yang lebih spesifik dari produktivitas yaitu sebagai perbandingan antara keluaran
dan sumber-sumber yang digunakan dalam menghasilkan keluaran. Definisi ini mulai dikenal sekitar
akhir abad sembilan belas. Kata produktivitas dalam bahasa Inggris adalah productivity yang rnenurut
kamus Oxford diartikan nilai yang dihasilkan pekerja; produksi barang dari sebuah perasahaan atau
negara; dan jumlah yang dihasilkan dibandingkan dengan berapa banyak waktunya, pekerjaannya dan
uang yang dibutuhkan untuk memproduksinya.
Dari definisi-definisi di atas, secara umum produktivitas didefinisikan sebagai perbandingan
antara keluaran suatu proses terhadap sumber daya masukan dalam proses tersebut yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

Keluaran
Produktivitas = --------------- . (1)
Masukan

Keluaran adalah hasil yang bermanfaat bagi manusia yang didapat dari suatu kegiatan,
sedangkan masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas berarti juga suatu ukuran efektivitas masukan yang
digunakan suatu proses untuk menghasilkan keluarannya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
secara umum produktivitas dapat diketahui dengan dua cara yaitu adalah menghitung perbandingan suatu
keluaran dengan masukan atau perbandingan keluaran dengan satuan waktu.
Produktivitas sebagai suatu konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk dari seorang tenaga kerja. Seorang tenaga kerja
dianggap produktif jika ia mampu menghasilkan keluaran (output) yang lebih banyak dari tenaga kerja
lain, untuk satuan waktu yang sama. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa seorang tenaga kerja
menunjukkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi bila ia mampu menghasilkan jumlah keluaran yang
sama dengan waktu yang lebih singkat.

Produktivitas tenaga kerja = jumlah hasil produksi


-------------------------------- . (2)
Satuan waktu

Bila ukuran produktivitas hanya dikaitkan dengan satuan waktu saja, maka jelas bahwa
produktivitas tenaga kerja sangat tergantung kepada keterampilan dan keahlian tenaga kerja secara fisik.
Tapi dengan peralatan yang berbeda tingkat teknologinya, akan berbeda pula tingkat produktivitas tenaga
kerja tersebut (Ravianto, 1985), Namun, pada prakteknya di lapangan kontraktor sering memberi
perhatian pada produktivitas tenaga kerja dengan mendefinisikan satu diantara persamaan berikut
(Thomas and Mathews, 1985).

Produktivitas tenaga kerja = output


----------------- (3)
jam kerja

19
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian
ini merumuskan permasalahan yang akan diselesaikan, yaitu: faktor dan variabel apa saja yang paling
mempengaruhi produktifitas pekerja pada pemasangan fasade kaca di proyek konstruksi bangunan
gedung tinggi perkantoran di kawasan Kuningan Jakarta Selatan?

METODE PENELITIAN
a. Faktor dan Variabel Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah mengenai pengaruh produktivitas pekerjaan fasade kaca dalam
meningkatkan kinerja konstruksi pada bangunan gedung tinggi perkantoran di Jakarta Selatan. Adapun
proses penelitian yang dilakukan mengacu pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Proses Penelitian


Sumber :Penulis November 2015

Proses penelitian dimulai dengan menentukan topik penelitian terlebih dahulu. Kemudian
dilanjutkan dengan mencari dan merumuskan permasalahan penelitian. Setelah ditemukan permasalahan
penelitian maka dilanjutkan dengan studi literatur untuk mencari faktor dan variabel yang berpengaruh
terhadap produktivitas pekerjaan fasade kaca dalam meningkatkan kinerja konstruksi pada bangunan
gedung tinggi perkantoran di Jakarta Selatan. Setelah ditemukan faktor dan variable selanjutnya
dilakukan survey dilapangan untuk mencari data primer. Data primer diperoleh melalui instrumen
penelitian yang telah disusun. Setelah mendapatkan data primer maka penelitian dilanjutkan dengan
melakukan analisis terhadap data primer tersebut. Setelah dilakukan analisis maka dilanjutkan dengan
pembahasan hasil penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan menarik kesimpulan dari pembahasan
penelitian tersebut.
Faktor penting dalam pemahaman produktivitas tenaga kerja pada pelaksanaan proyek
konstruksi terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas beberapa faktor dan
variabel penelitian, yaitu:

20
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

a. Faktor manajemen perencanaan


Manajemen perencanaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas
tenaga kerja. Manajemen dapat menambahkan atau merealokasikan sumber-sumber daya,
memodifikasi jadwal dan merubah metode kerja (Halligan dkk.,1994). Faktor ini mempunyai dua
belas variabel yaitu penyusunan penjadwalan dan alokasi tenaga kerja pada tahap konstruksi,
penyusunan urutan kerja pada tahap konstruksi, program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan
ketersediaan alat keselamatan oleh pihak manajemen, pelatihan-pelatihan teknis dan K3, besarnya
upah, ketepatan waktu dan prosedur pembagian upah, insentif, kelengkapan gambar dan spesifikasi,
keterlambatan penyerahan desain (gambar dan spesifikasi) oleh konsultan perencana, change rrder,
lembur di luar jadwal dan percepatan pengerjaan, pengambilan keputusan teknis oleh pihak
manajemen
b. Faktor manajemen pengawasan
Pengawasan yang baik dan berkualitas haruslah dilakukan oleh orang-orang yang memang mengerti
mangenai apa yang akan dikerjakan dan orang-orang tersebut harus ikut serta secara aktif dalam
pelaksanaan pekerjan sehingga dapat memberikan pendapat dan pengalarnan. Hal ini berdampak
pada terhindarnya kesalahan-kesalahan yang mungkin akan dilakukan oleh para pekerja (Tesis
Lenggogeni, 2002). Faktor ini mempunyai empat variabel yaitu kecakapan/kualitas pengawas,
kekurangan Jumlah Pengawas, keterlambatan inspeksi dan instruksi dan rework.
c. Faktor manajemen komunikasi
Komunikasi yang buruk diantara entitas yang ada dan individual di semua proyek konstruksi dapat
berpengaruh negatif pada sebuah pekerjaan. Apakah itu percakapan sederhana antara dua pekerja
pada suatu pekerjaan atau komunikasi teknis dan informasi kritis antar kontraktor, owner dan
engineer, keefektifan komunikasi memainkan peranan penting dalam suksesnya sebuah proyek.
Mendesaknya komunikasi untuk membuat instruksi dan ketersediaan informasi kritis bagi ketepatan
waktu dan pelaksanaan pekerjaan yang tepat (Mojahed, 2005). Faktor ini mempunyai sepuluh
variabel yaitu kualitas keterampilan komunikasi pada level manajemen (pemilik-kontraktor-manajer),
koordinasi dan komunikasi dua arah antara manajemen dan pekerja, koordinasi dan komunikasi
antara pekerja di lapangan, masukan dari tenaga kerja mengenai hal yang berhubungan dengan
proyek konstruksi, hubungan kerja dengan serikat buruh, ketersediaan peralatan dan perkakas,
kerusakan bahkan kehilangan alat, kualitas pengadaan alternatif suku cadang alat, tinggi-
rendahnya produktivitas kerja alat dan teknologi, penempatan peralatan.
d. Faktor manajemen peralatan
Kurangnya kelengkapan sarana bantu seperti perkakas dan peralatan konstruksi, akan menaikkan
jam-orang untuk menyelesaikan jam-orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaaan. Sarana bantu
harus selalu diusahakan agar selalu siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat (Soeharto,
2001). Faktor ini mempunyai lima variabel yaitu ketersediaan peralatan dan perkakas, kerusakan
bahkan kehilangan alat, kualitas pengadaan alternatif suku cadang alat, tinggi-rendahnya
produktivitas kerja alat dan teknologi dan penempatan peralatan.
e. Faktor manajemen material
Manajemen material lapangan dapat didefinisikan sebagai pengalokasian pengiriman penyimpanan,
pemindahan, ruang dan sumber daya untuk tujuan mendukung kemampuan tenaga kerja dan
meminimalkan hal yang tidak efisien yang disebabkan kemacetan/kepadatan dan perpindahan
material berlebihan (Thomas dkk., 2005). Faktor ini mempunyai lima variabel yaitu penempatan
material, keterlambatan pengiriman material dari pemasok dan kelangkaan
material/ketiadaan material, kondisi transportasi vertical/horizontal, jumlah pembantu pengantar
material dan material rusak atau hilang.
f. Faktor lingkungan kerja
Faktor lingkungan kerja tentunya akan mempengarahi produktivitas tenaga kerja. Beberapa hal
yang menyebabkan pengaruh pada produktivitas tenaga kerja adalah kondisi lapangan, kompleksitas
pekerjaan, kepadatan/kesesakan lokasi, fasilitas-fasilitas proyek, penerangan dan kebisingan. Faktor
ini mempunyai delapan variabel yaitu kondisi fisik lapangan (site layout), ukuran dan kompleksitas
pekerjaan/ proyek, kepadatan/kesesakan lokasi (akibat penempatan tenaga kerja, peralatan dan

21
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

material), ketersediaan barak peristirahatan, ketersediaan kantin pekerja, ketersediaan sanitasi/MCK


umum, ketersediaan penerangan di lapangan dan kebisingan
g. Faktor sumber daya manusia
Dalam usaha memperbaiki produktivitas konstruksi dan keefektifan biaya, penting mengingat bahwa
sumber daya manusia merupakan elemen dasar dalam proses konstruksi. Pekerja yang kelelahan,
bosan atau bermusuhan tidak akan pernah efektif melaksanakan pekerjaan pada level optimum.
Beberapa hal yang penting dipertimbangkan dari faktor manusia berhubungan dengan kondisi
lingkungannva, kondisi keselamatannya, perlunya upaya fisik, jam kerja, moral dan/atau motivasi
pekerja (Nunnally, 2007). Faktor ini mempunyai sembilan variabel yaitu kurva pengalaman/
pengalaman pekerja, usia, karakter budaya pekerja maupun lokal/setempat, tingkat keahlian dan
pendidikan tenaga kerja, motivasi dan moral, ketidakhadiran dan pergantian pekerja di lapangan,
kelelahan dan stress, perselisihan, kecelakaan kerja.
Faktor eksternal proyek konstruksi
Faktor ini mencakup kondisi ekonomi, kondisi politik dan peraturan daerah setempat, force majeure,
bencana yang beresiko, kondisi cuaca dan iklim dan lahan yang menyulitkan.
Responden Penelitian
Responden dari penelitian ini adalah para mandor dan supervisor yang mengawasi pemasangan
fasade kaca pada bangunan gedung tinggi perkantoran di Kuningan Jakarta Selatan. Responden tersebut
dikelompokkan berdasarkan: umur dan jenis kelamin reponden, jenjang pendidikan responden, dan
pengalaman kerja responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Analisis Responden Penelitian
Pada tahap pengumpulan data, peneliti menyebar angket kuesioner kepada sejumlah responden
untuk mendapatkan data penelitian yang berkaitan dengan pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap
kinerja konstruksi bangunan gedung tinggi di Kuningan Jakarta Selatan. Jumlah responden yang mengisi
kuesioner dalam tahap ini ada 54 reponden, namun karena hanya ada 44 angket kuesioner yang terisi
dengan baik maka data yang dijadikan sebagai bahan penelitian hanya 44 responden. Berdasarkan hasil
pengisian kuesioner responden, karakteristik umur dan jenis responden dapat dilihat dalam tabel 1 berikut
ini:

Tabel 1. Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin Responden

Sumber : Hasil analisis penulis November 2015


Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, karakteristik lama pengalaman kerja responden dapat dilihat
dalam tabel 2 berikut ini:

22
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

Tabel 2. Karakteristik Pengelaman Kerja Responden

Sumber : Hasil analisis penulis November 2015


Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat dalam
tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Karakteristik Pendidikan Responden

Sumber : Hasil analisis penulis November 2015

b. Analisis Korelasi
Dari 50 variabel bebas yang terdapat dalam faktor produktivitas tenaga kerja fasade kaca,
dilakukan analisis korelasi terhadap kinerja konstruksi dan didapat 12 variabel yang memiliki kategori
kuat yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan variabel kinerja
konstruksi. Adapun variabel-variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan kinerja pelaksanaan
konstruksi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Analisis Korelasi

Nilai Korelasi (r) Hasil Analisis Korelasi


Variabel Uraian r
X1 Penyesuaian Penjadwalan dan alokasi tenaga kerja 0,841
X2 Penyusunan urutan kerja pada tahap kontruksi 0,673
X4 Pelatihan-pelatihan teknis dan K3 0,783
X8 Kelengkapan Gambar dan Spesifikasi 0,496
X11 1 Lembur di luar jadwal dan percepatan pengerjaan 0,520
X13 Kecakapan atau kualitas pengawas 0,447
X16 Rework -0,647
X18 Koordinasi dan komunikasi dua arah antara manejemen dan 0,501
pekerja
X39 Tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja 0,745
X40 Motivasi dan moral 0,731
X41 Ketidakhadiran dan pengertian di lapangan -0,525
X50 Lahan yang menyulitkan 0,460
Sumber : Hasil analisis penulis November 2015

23
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

c. Analisis Regresi

Tabel 5. Model Summary Hasil Analisis Regresi

Sumber : Hasil analisis penulis November 2015

Berdasarkan tabel model summary di atas, dapat dilihat dari 12 variabel bebas yang dianalisis
hanya terdapat tiga variabel bebas yang terdefinisi sebagai variabel prediktor (variabel penentu) dari
variabel terikat Y, yaitu variabel X1, X39 dan X40 Nilai R Square yang dihasil dari analisis regresi linear
ini juga cukup baik yaitu 0,806, yang berarti model yang terbentuk mempunyai tingkat kepercayaan
hingga 80,6%.

d. Uji Normalitas
Pembuatan grafik PP-Plot dari residual model dapat dibuat dengan bantuan program SPSS,
berikut ini adalah grafik PP-Plot yang terbentuk:

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas


Sumber : Hasil analisis penulis November 2015
Berdasarkan grafik di atas, data hasil penelitian menyebar mengikut arah garis lurus, sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara grafik, residual model berdistribusi normal. Hubungan antara variabel
X1, X39 dan X40 juga dapat dilihat dari gambar diagram pencar, berikut ini adalah diagram pencar yang
dapat dibuat dari kombinasi ketiga variabel tersebut seperti gambar 3 di bawah ini.

24
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

Gambar 3. Hasil Uji Normalitas


Sumber : Hasil analisis penulis November 2015

KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian dan analisis data hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat
diambil dalam penelitian ini adalah: Produktivitas pekerjaan fasade kaca berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja konstruksi bangunan gedung tinggi perkantoran di Jakarta Selatan. Faktor-faktor
tersebut didominasi oleh 3 variabel penentu yang terdiri dari variabel penyusunan penjadwalan, tingkat
keahlian dan pendidikan, serta motivasi dan moral pekerja konstruksi. Variabel penentu penyusunan
penjadwalan dan alokasi tenaga kerja mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja pelaksanaan
konstruksi hingga 46,7%. Pengaruh ini bersifat positif, yang berarti bahwa jika penjadwalan dan alokasi
tenaga kerja ditingkatkan maka kinerja pelaksanaan konstruksi juga akan meningkat sebesar 46,7%.
Variabel penentu tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja juga memberikan kontribusi cukup besar
bagi kinerja konstruksi yaitu sebesar 26,6%, pengaruh ini bersifat positif, yang berarti bahwa peningkatan
tingkat pendidikan dan keahlian tenaga kerja dapat meningkatkan kinerja pelaksanaan konstruksi
konstruksi sebesar 26,6%. Variabel penentu motivasi dan moral pekerja konstruksi juga berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja pelaksanaan konstruksi dengan kontribusi sebesar 24,4%. Kontribusi
yang diberikan oleh ketiga variabel penentu tersebut secara bersamaan terhadap kinerja konstruksi adalah
97,7%.

DAFTAR PUSTAKA
Clifford J. Schexnayder , dan Richard E. Mayo. (2004). Construction Management Fundamentals.
Chris Hendricson dan Tung Au. (1989). Project Management for Construction.
Donald S. Barrie, dkk. (1990). Manajemen Konstruksi Profesioanal.
H. Randolph Thomas, dkk. (1999 ). ACSE.PMBOK, 2002.
IK, Yates, (2007). Global Engineering and Construction.
Iman Soeharto. (2001) Manajemen Proyek.
Imade Pawitra Mandala, (2010). Jurnal Faktor-faktor lapangan yang mempengaruhi produktivitas
pekerja pada proyek konstruksi.
J.K Yates, (2007). Global Engineering and Co`nstruction.
Kaming, P.F., (1997). Manajemen Konstruksi Profesional.
Kaming, P.P., (1997) International Journal of Project Management.
M. Levy, (2007). Project Management in Construction Sidney
M. Asad Abdurrahman & Rusdi Usman Latief dalam Prosiding, (2012). Studi Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi Pada Pekerjaan Pembesian
Rojas dan Aramvareekul, (2003). Jurnal Penentu Produktivitas Tenaga Kerja dan Peluang di dalam
Industri Konstruksi.

25
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2

Ricson, (2013). Analisis Faktor-Faktor Produktivitas Tukang Dan Pekerja Dalam Proyek Konstruksi
Berdasarkan Pengalaman Kerja
Wuryanti, Wahyu dan - Andreas Wibowo. (2009). Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 3.
Zulkifli Lubis & Sandy Tri Putranto (2010). Jurnal Penentuan Harga Satuan Pekerjaan ditinjau Dari
Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi Pada Setiap Jenjang Keahlian Di Lapangan "

26

Anda mungkin juga menyukai