Anda di halaman 1dari 8

A.

Judul Percobaan
Ekstraksi Kafein
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengenal ekstraksi kontinyu dengan
perantaraan panas.
C. Tinjauan Pustaka
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk dapat
mengambil zat terlarut tersebut dari suatu pelarut ke pelarut lain. Penyiapan bahan
yang akan diekstrak dan pelarut harus memperhatikan kelarutan, selektivitas,
kemampusn tidak saling bercampur, kerapatan, reaktivitas dan titik didih. (Anonim
b.2009).
Kafein, kofein atau tein terdapat dalam biji-biji kopi dan daun teh.Kristal
kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih, tidak berbau dan berasa pahit. Kafein
yang tidak mengandung air Kristal mencair pada suhu 238 0C. kafein larut dalam pirol
dan tetrahidrofuran. Kelarutan kafein dalam air berkurang dengan adanya asam-asam
organik.Kafein meningkatkan kerja system saraf pusat dan kekuatan jantung. (Damin.
2009 : 447).
Kafein merupakan alkaloid yang terdapat dalam teh, kopi, cokelat dan
beberapa minuman penyegar lainnya.Kafein dapat berfungsi sebagai stimulant dan
beberapa aktivitas biologis lainnya.Kandungan kafein dalam teh relatif besar dari
pada yang terdapat dalam kopi, tetapi pemakaian teh dalam minuman juga lebih encer
bila dibanding kopi.Tidak dapat disangkal lagi, minuman penyegar popular karena
daya stimulasinya terhadap pusat susunan syaraf. (Winarno. 1982 : 230).
Popularitas minuman teh banyak ditentukan oleh keberadaan kafeinnya.
Dalam pengolahan teh, kafein tidak banyak mengalami perubahan, sehingga
jumlahnya dalam teh kering relatif sama dalam teh segar. Kafein merupakan
komponen bioaktif lain yang terdapat pada teh. Kafein merupakan zat yang mudah
diserap, dimetabolismekan dan dikeluarkan oleh jaringan tubuh.Kafein dapat
menghilangkan rasa kantuk, kepenatan atau rasa bosan. Sifat kafein mudah larut
dalam air panas, maka hamper semua kafein yang terkandung dalam teh juga ikut
larut. Efek kafein teh dapat menstimulasi susunan saraf pusat sehingga dapat memacu
dan memperbaiki tingkat kesadaran dan kerja intelektual otak, seperti menghitung,
menghafal, membaca, meningkatkan daya pembeda dan mengasosiasi fakta. Selain
itu kafein juga dapat membuat daya asosiasi otak menjadi jelas, daya abstraksi lebih
nyata, daya metaforik dan kemampuan kombinasinya lebih terarah, serta daya
observasi dan pengambilan keputusan pun lebih mantap. (Nur Andi Alam Syah.
2006 : 106-107).
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete, biji kola, biji cokelat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein
memiliki berat molekul 194,19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan
kafein 1% dalam air). Dari beberapa literature diketahui bahwa kopi dan teh banyak
mengandung kafein dibanding jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh
menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat, sementara
penghancurannya sangat lambat. Kafein juga diketahui merupakan senyawa beracun,
yang dapat mengganggu keselamatan manusia dan keturunannya.(Anonim a. 2007).
Kafeina

Nama IUPAC : 1,3,7-trimetil-1H-purina-2,6(3H,7H)-dion.


Nama lain : 1,3,7-trimetilksantina, trimetilksantina, teina, metilteobromina.
Rumus molekul C8H10N4O2
Massa molar 194,19 g/mol
Penampilan Bubuk putih, tidak berbau
Densitas 1,2 gcm-3, padat
Titik leleh 227-2280C (anhidrat)
234-2350C (monohidrat)
Titik didih 1780C (menyublin)
Kelarutan dalam air 22 mg.mL-1(250C) 180 mg.mL-1(800C)
Keasaman (pKa) -0,13-1,22
Momen dipole 3,64 D (terhitung)
Kafeina atau lebih populernya kafein ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk
Kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik
ringan. Kafein dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh,
buah kola, guarana dan mate. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami
yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan
tanaman tersebut. Kafein umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan
mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh. Kafein merupakan zat psikoaktif yang
paling banyak dikonsumsi di dunia. Tidak seperti zat psikoaktif lainnya, kafeina legal
dan diatur oleh hukum di hampir seluruh yudifikasi dunia. (Anonim c. 2010.).
D. Alat dan bahan
1. Alat
a. Soxlet dengan perlengkapannya h. Cawan porselin
b. Labu Erlenmeyer i. Batang pengaduk
c. Corong biasa j. Pipet tetes
d. Gelas kimia k. Botol semprot
e. Corong Buchner l. Penangas air
f. Gelas ukur m. Kaki tiga dan asbes
g. Neraca n. Pembakar spritus
2. Bahan
a. Teh g. Kertas saring
b. Etanol 96% h.Aquades
c. CaCl3 i. Korek api
d. Aluminium foil j. Es batu
e. Air panas k. Tali rafia
f. H2SO4 encer l. CH3Cl
E. Prosedur Kerja
1. Memasukkan 25 g sampel (teh) yang telah dibungkus dengan kertas saring, ke
dalam soxlet dan menggunakan etanol sebagai pelarutnya.
2. Memanaskan labu bundar yang telah dipasangi dengan soxlet dan kondensor
refluks di atas penangas air sampai terjadi 6 kali sirkulasi pada soxlet.
3. Larutan yang diuperoleh dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian
ditambahkan larutan CaCl2 yang dibuat dari 17,5 g CaCl2 ditambahkan 75 mL
air.
4. Menguapkan campuran ini di atas penangas (pembakar spritus) dengan cawan
porselin sampai kering (diperoleh powder).
5. Mengekstraksi powder yang didapatkan dengan 125 mL air panas kemudian
menyedot panas-panas dengan corong Buchner.
6. Mengulangi percobaan di atas dengan menggunakan air panas sebanyak 62,5
mL yang ditambahkan sebanyak dua kali.
7. Mengumpulkan larutan biner menjadi satu kemudian menambahkan 12,5 mL
H2SO4 encer dan menguapkannya di atas penangas air hingga di peroleh
sepertiga dari volume awal.
8. Menyaring larutan yang diperoleh dengan menggunakan corong biasa dan
kertas saring.
F. Hasil Pengamatan
diestrak 7kali sirkulasi
50 gram teh (cokelat) + etanol (bening) larutan cokelat kehitaman
+ (sespensi CaCl2 35 gram + 150 mL aquades) larutan warna hitam diuapkan
larutan warna merah kecoklatan + 250mL larutan merah bata
disaring
diuapkan 1/3 volume larutan warna merah bata pekat larutan merah bata +
kloroform larutan cokelat pekat.
Waktu sirkulasi pada saat ekstraksi kontinyu:

1. Sirkulasi 1 : 6 menit 40 detik


2. Sirkulasi 2 : 10 menit 02 detik
3. Sirkulasi 3 : 12 menit 05 detik
4. Sirkulasi 4 : 14 menit 13 detik
5. Sirkulasi 5 : 16 menit 08 detik
6. Sirkulasi 6 : 18 menit 48 detik
7. Sirkulasi 7 : 20 menit 49 detik
8. Sirkulasi 8 : 23 menit 05 detik

G. Pembahasan
Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah teh diman teh dibungus
dengan kertas saring lalu diikat dengan tali dan dimasukkan kedalam alat sokhlet.
Pada proses ekstraksi pelarut yang digunakan adalah etanol karena memiliki sifat
yang sama dengan kafein yaitu bersifat polar dan juga ditinjau dan titik titik
didih dari etanol yang rendah. Pada proses ekstraksi dimasukkan beberapa butir
batu didih agar pada saat pemanasan tidak terjadi letupan-letupan pada labu.
Pemanasan dilakukan hingga 8 kali sirkulasi. Adapun waktu pada saat sirkulasi
yaitu: 1) sirkulasi 1: 6 menit 40 detik, 2) sirkulasi 2: 10 menit 02 detik, 3)
sirkulasi 3: 12 menit 05 detik, 4) sirkulasi 4 : 14 menit 13 detik, 5) sirkulasi 5: 16
menit 08 detik, 6) sirkulasi 6 : 18 menit 48 detik, 7) sirkulasi 7 : 20 menit 49
detik, 8) sirkulasi 8: 23 menit 05 detik.
Ekstraksi kafein yang diperoleh ditambahkan suspensi MgO dalam air.
Fungsi penambahan suspensi MgO yaitu untuk mengikat kafein setelah itu
larutan diuapkan hingga terbentuk powder. Penguapan ini berfungsi untuk
menghilangkan zat pengotor yang terdapat dalam ekstrak. Selanjutnya powder
yang diperoleh kemudian ditambahkan air panas yang berfungsi untuk mengikat
air yang masih terikat dalam MgO, karena air panas mempunyai daya
tumbukan.selanjutnya larutan kemudian disatukan dan ditambahkan H2SO4 encer
yang bertujuan agar kafein tidak larut dalam kloroform pada proses ekstraksi
setelah penambahan H2SO4, lrutan lalu diuapkan hingga yang tersisa 1/3 dari
volume semula. Larutan yang diperoleh warna merah kecoklatan. Larutan
kemudian diekstraksi dengan kloroform yang berfungsi mengikat zat zat
pengotor yang bersifat nonpolar yang terdapat pada ekstraksi kafein,setelah itu,
larutan dikocok dan didinginkan hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas
berwarna merah kecoklatan dan lapisan bawah bening. Lapisan bawah dibuang
dan lapisan atas diekstraksi sebanyak 5 kali dan terbentuk dua lapisan yaitu
lapisan atas berwarna merah kecoklatan dan lapisan bawah bening. Hal ini
disebabkan karena kloroform memiliki densitas atau massa jenis yang lebih besar
daripada kafein.
Larutan yang diperoleh di diamkan dan disaring sehingga diperoleh hanya zat
pengotor bukan kristal. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena kristal berbentuk
jarum berwarna kuning. Ini dikarenakan kafein yang diperoleh rusak pada
ekstraksi dengan kloroform yaitu karena kloroform yang ditambahkan berlebih
sehingga menyebabkan tidak terbentuk kristal.Adapun reaksi yang terjadi:
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kafein dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi kontinyu dengan
perantaraan panas pada teh.
2. Saran
Sebaiknya praktikan benar-benar menguasai teori dan prosedur kerja sebelum
melakukan praktikum agar dalam prosesnya tidak terjadi kesalahan dan
didapatkan hasil yang baik pula.
Daftar Pustaka
Anonim a. 2007.Kafein Senyawa Bermanfaat atau Beracun. (http://www.chem-is-
try.org/artikel-kimia/kafein_senyawa_bermanfaat_atau_beracunkah/).
Diakses pada tanggal 19 November 2010.

Anonim b. 2009.Ekstraksi. (http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/kimia-


industri/teknologi-proses/Ekstraksi/). Diakses pada tanggal 19 November
2010.

Anonim c. 2010.Kafeina. (http://id.wikipedia.org/wiki/kafeina). Diakses pada tanggal


19 November 2010.

Damin, Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia : Buku Kuliah Mahasiswa Kedokteran


Program Eksakta I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Kedokteran ECG.

Syah, Alam. 2006. Takluk Penyakit dengan Teh Hijau.Tangerang : Agramedia


Pustaka.

Winarno.1982. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


Jawaban Pertanyaan
1. Struktur kafein

2. Etanol digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi kafein karena etanol memiliki
sifat yang sama dengan kafein (bersifat polar), karena prinsip kerja dari ekstraksi
yaitu menggunakan pelarut yang sifatnya sesuai dengan zat yang akan diekstraksi,
sehingga etanol dan kafein bias saling melarutkan. Selain itu etanol bias
melarutkan dua kali lipat lebih banyak sehingga ekstrak kafein bias lebih banyak,
dan etanol juga memiliki titik didih yang lebih rendah dibanding dengan air
sehingga lebih mudah menguap.
3. Titik leleh kafein dapat digunakan untuk mengetahui kemurnian senyawa kafein
karena kemurnian suatu zat ditentukan oleh titik leleh yang tajam. Selain itu
dengan titik leleh kita dapat mengetahui apakah zat yang diperoleh tersebut benar-
benar kafein atau bukan, dimana titik leleh kafein adalah 238 0C, apabila zat yang
diperoleh tersebut tidak meleleh pada titik leleh tersebut atau lebih cepat dari titik
lelehnya, maka zat yang diperoleh bukan kafein melainkan senyawa lain.

Anda mungkin juga menyukai