Anda di halaman 1dari 11

IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp.

1~5
ISSN: 1978-1520 1

Pengaruh Pengendalian Sistem Akuntansi Manajemen


Terhadap Manajemen Kualitas Proses Pada Perusahaan
Manufaktur Berskala Besar di Kota Palembang

Yesika Gunawan*1, Betri2, Raisa Pratiwi3


1,2,3
STIE Multi Data Palembang; Jl. Rajawali No 14 Palembang, Telp (0711) 376400
1,2,3
Jurusan Akuntansi, Palembang
e-mail: * jesikagunawan@rocketmail.com,2betri.sirajuddin@gmail.com,
1
3
raisa.pratiwi@rocketmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian akuntansi
manajemen (quality goal dan quality feedback) terhadap manajemen kualitas proses pada
perusahaan manufaktur berskala besar di Kota Palembang. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 75 responden dengan
responden sebanyak 36 orang. Data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan
data menggunakan teknik kuisioner. Metode penelitian adalah kuantitatif. Hasil dalam
penelitian ini menunjukan bahwa hanya variabel quality feedback yang berpengaruh signifikan
terhadap manajemenn kualitas proses. Sedangkan variabel quality goal secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen kualitas proses. Pada uji F yang dilakukan
menunjukan bahwa quality goal dan quality feedback secara simultan berpengaruh terhadap
manajemen kualitas proses.

Kata kunci Quality Goal, Quality Feedback, Manajemen Kualitas Proses.

Abstract
The research objective was to determine the influence of management accounting
control systems (quality goals and quality feedback) on the total quality management in
company manufacturing enterprises in the city of Palembang. The method used is the method of
associative research. The population in this study were 75 respondents to the respondents as
many as 36 people. The data used is primary data. Methods of data collection using the
questionnaire technique. Research method is of quantitative. The results of these studies show
that only quality feedback variables that significantly influence the total quality management.
While the goal of quality variables partially no significant effect on the total quality
management. In the F test conducted showed that quality goals and quality feedback
simultaneously affect the total quality management.

Keywords Quality Goal, Quality Feedback, Total Quality Management.

1. PENDAHULUAN

D alam suatu bisnis tidak dapat dipungkiri, bahwa untuk tingkat persaingan dalam era
globalisasi saat ini semakin tajam dan semakin sulit. Kemajuan dan perkembangan
teknologi yang semakin pesat sejalan dengan perubahan selera konsumen akan suatu
produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Bagi suatu perusahaan atau bisnis, hal ini

Received June1st,2012; Revised June25th, 2012; Accepted July 10th, 2012


IJCCS
2 ISSN: 1978-1520

memunculkan tantangan tersendiri dan peluang emas yang akan meningkatkan profitabilitas
suatu entitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan
performance yang baik tetapi juga harus memenuhi kriteria konsumen[1]. Konsumen yang
merasa puas terhadap suatu produk pasti ia akan melakukan pembelian kembali (rebuying)
terhadap produk tersebut. Hal ini memberikan dampak positif bagi suatu perusahaan.
Perusahaan akan mendapat kepercayaan dari masyarakat dan kemenangan dalam
persaingan. Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang di dalamnya terjadi proses
produksi untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang layak untuk dipasarkan.
Sistem Akuntansi Manajemen sebagai variabel kontekstual dinilai dapat mempengaruhi
hubungan Manajemen Kualitas Proses dan Kinerja Kualitas Produk. Jadi, dalam hubungan
ketiga variabel tersebut Sistem Akuntansi Manajemen lebih tepat difungsikan sebagai variabel
moderating. Sistem Akuntansi Manajemen memiliki tiga fungsi manajemen yaitu pengendalian,
koordinasi, perencanaan. Fungsi pengendalian (operating control) inilah yang akan diambil
sebagai variabel moderating yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain terhadap Manajemen Kualitas Proses dan Kinerja
Kualitas Produk. Berdasarkan pemaparan diatas, hal yang menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan Manajemen Kualitas Proses
dipengaruhi oleh penerapan sistem perusahaan tersebut berada. Pusat permasalahan dalam
penelitian ini adalah Pengaruh Pengendalian Sistem Akuntansi Manajemen terhadap
Manajemen Kualitas Proses Pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Kota
Palembang.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen merupakan sistem alat, yakni jenis informasi yang dihasilkannya
ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer produksi,
manajer pemasaran dan sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi[2].

2.2 Manajemen Kualitas Proses


Manajemen Kualitas Proses merupakan salah satu fungsi dari Total Quality
Management (TQM)[3]. Manajemen kualitas proses merupakan serangkaian proses untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Keunggulan organisasi yang sudah menerapkan
manajemen kualitas adalah dapat melakukan pengembangan konsep kualitas dengan pendekatan
totalitas.

2.3 Kerangka Pemikiran


Model pemikiran yang dibuat pada penelitian ini adalah berupa gambar alur
pemikiranseperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

2.4 Hipotesis
Hipotesis pengujian kebenaran diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Goal dan Feedback secara parsial berpengaruh terhadap manajemen kualitas proses
pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Kota Palembang.
H2 : Goal dan Feedback secara simultan berpengaruh terhadap manajemen kualitas
proses pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Kota Palembang.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS ISSN: 1978-1520 3

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir

3. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas asosiatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu pengendalian sistem
akuntansi manajemen terhadap manajemen kualitas proses.

3.2 Objek/Subjek Penelitian


Penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan manufaktur yang ada di Kota Palembang.
Berikut daftar nama perusahaan manufaktur yang ada di Kota Palembang seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 1:

Tabel 1 Daftar Nama Perusahaan Manufaktur di Kota Palembang

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


1 PT Susal Prima Permai 14 PT Nilaco Permai
2 PT Garam 15 PT Semen Baturaja
3 PT Cahaya Murni Sriwindo 16 PT Gaja Ruku
4 PT Kilang Aspal Utama 17 PT Badja Baru
5 PT Artha Nusa 18 PT Astra Internasional Tbk
6 PT Pupuk Sriwidjaja 19 PT Aneka Bumi P
7 PT Sumber Plasindo Jaya Sakti 20 PT Sunan Rubber
8 PT Sumeks Intermedia 21 PT Panca Samudra
9 PT Indofood Sukses Makmur 22 PT Interbis
10 PT Sukses Subur Sentosa 23 PT Indokarya Internusa
11 PT Jarum Mas Unggul 24 PT Kurnia Persada Mitra Mandiri
12 PT Sari Roti Tbk 25 PT Carrefour
13 PT Rambang

Sumber: Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sumsel 2014

3.3 Teknik Pengambilan Sampel


Sasaran populasi pada tabel tersebut adalah perusahaan manufaktur berskala besar
sesuai dengan informasi yang diperoleh dari departemen perindustrian perdagangan Kota
Palembang selama tahun 2014 yaitu dari perusahaan manufaktur berskala besar di Kota
Palembang. Seluruh populasi akan diteliti dengan sasaran responden manajer puncak (Top
Manager) atau karyawan yang menangani bidang akuntansi pada populasi penelitian sebanyak
25 perusahaan manufaktur.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
4 ISSN: 1978-1520

3.4 Jenis dan Sumber Data


Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, di mana sumber data
primer yang digunakan ini diperoleh dari hasil pengamatan direct survey yang dilakukan pada
perusahaan manufaktur berskala besar di Kota Palembang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan kepada top manager, department
akuntansi dan karyawan yang menangani bidang akuntansi.

3.6 Definisi Operasional


Berikut daftar definisi operasional seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2:

Tabel 2 Daftar Definisi Operasional

Variabel dan
No. Definisi Indikator Skala
subvariabel
1. Penetapan target maksimum
Sistem
terjadinya biaya sisa ditahan,
Akuntansi
Tingkatan kinerja individu Pengerjaan kembali, dan Produk
Manajemen
1 atau organisasi yang cacat. Interval
hendak dicapai.[4] 2. Tujuan mampu untuk
Quality Goal
dilaksanakan.
(X1)
3. Dapat diterima dan dimengerti.
Pemenuhan beberapa 1. Penggunaan berbagai tipe
fungsi dan biasanya penilaian kualitas dalam
mengacu pada informasi pengukuran kinerja kualitas
Quality
atas pencapaian tingkatan produk.
Feedback Interval
kinerja atau cara, yang 2. Pengumpulan data dan analisis
(X2)
menggambarkan bahwa secara berkelanjutan.
efisiensi pencapaian 3. Pengumpulan kualitas data dan
kinerja telah dilaksanakan. aplikasi dalam rencana kerja.
1. Tingkat kepuasan pelanggan dan
tingkat penyelesaian atas keluhan
pelanggan terhadap kualitas
Manajemen Serangkaian proses untuk
produk.
2 Kualitas menghasilkan produk yang Interval
2. Keterlibatan personal dalam
Proses(Y) berkualitas.
menentukan strategi
kepemimpinan dalam proses
menghasilkan produk.

Sumber: Penulis, 2014.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan
analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menilai pengaruh
pengendalian sistem akuntansi manajemen terhadap manajemen kualitas proses pada
perusahaan manufaktur berskala besar di Kota Palembang. Analisis kualitatif digunakan untuk
melihat hasil kuesioner dengan menggunakan tabulasi berupa penilaian dari hasil pengisian
kuesioner. Test of Validity dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukuran yang telah
disusun memiliki validitas atau tidak. Teknik korelasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Korelasi Product Moment, Teknik Korelasi Product Moment memerlukan tingkat
pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval. Jika r-hitung > r-tabel, valid, sedangkan jika
r-hitung < r-tabel, tidak valid[5].

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS ISSN: 1978-1520 5

Metode Alpha Croncbach yaitu menentukan reliable dan tidaknya suatu instrumen
penelitian dengan cara membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf
kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Jika nilai Cronbachs Alpha Item > Nilai Alpha,
reliable, sedangkan Nilai Croancbachs Alpha Item < Nilai Alpha, tidak reliable. Uji normalitas
yaitu menggunakan uji Kolmogrof-Swirnov, yaitu membandingkan hasil Kolmogrof-Swirnov
tabel dengan ketentuan yaitu apabila nilai Kolmogrof-Swirnov-hitung >Kolmogrof-Swirnov-
tabel, maka distribusi data adalah tidak normal[6]. Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui ada
atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Untuk melihat adanya
heteroskedastisitas, dilakukan dengan melihat pola tertentu dari titik-titik data pada scatter graf
dengan dasar pengambilan keputusan. Apabila titik-titik data membentuk pola tertentu pada
grafik (bergelombang, melebar, menyempit atau mengumpul), maka terjadi heteroskedastisitas
dan begitu sebaliknya.
Uji multikolinieritas adalah antarvariabel independen yang terdapat dalam model
regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Pendeteksian
terhadap multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF)
dari hasil analisis regresi. Jika nilai VIP > 10 maka terdapat gejala multikolinearitas yang
tinggi[7]. Uji autokorelasi adalah alat uji yang digunakan untuk mendeteksi gejala autokolerasi
dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (d). Hasil perhitungan Durbin- Watson (d)
dibandingkan dengan nilai dtabel pada = 0,05. Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas
(dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k[7].
Metode analisis regresi linear berganda untuk meneliti pengaruh sistem akuntansi
manajemen terhadap manajemen kualitas proses dengan melihat besarnya koefisien determinasi
totalnya (R2). Uji hipotesis menggunakan Uji T yaitu goal dan feedback berpengaruh terhadap
manajemen kualitas proses pada perusahaan manufaktur berskala besar di Kota Palembang
secara parsial serta uji F yaitu goal dan feedback berpengaruh terhadap manajemen kualitas
proses pada perusahaan manufaktur berskala besar di Kota Palembang secara simultan.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Sampel perusahaan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur berskala besar di
Kota Palembang yang terdaftar dalam Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sumsel 2014
sebanyak 25 perusahaan. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya membeli
bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biaya-biaya lain menjadi
barang jadi yang siap untuk dijual.

4.2 Hasil Penelitian


Penelitian ini pada dasarnya merupakan transformasi data penelitian dalam tabulasi
sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, dilakukan penyebaran
kuesioner kepada masing-masing perusahaan manufaktur yang ditujukan kepada manajer
puncak atau karyawan yang menangani bidang akuntansi yang bekerja pada perusahaan
manufaktur tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian validitas dari variabel quality goal, quality feedback, dan
Manajemen Kualitas Proses diperoleh hasil sebagai berikut:

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
6 ISSN: 1978-1520

Tabel 3 Uji Validitas Quality Goal

Pernyataan Correlation Keterangan


P1 .518 Valid
P2 .875 Valid
P3 .529 Valid
P4 .580 Valid
P5 .875 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Tabel 4 Uji Validitas Quality Feedback

Pernyataan Correlation Keterangan


P1 .823 Valid
P2 .532 Valid
P3 .453 Valid
P4 .822 Valid
P5 .666 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Tabel 5 Uji Validitas Manajemen Kualitas Proses

Pernyataan Correlation Keterangan


P1 .706 Valid
P2 .569 Valid
P3 .503 Valid
P4 .389 Valid
P5 .354 Valid
P6 .706 Valid
P7 .418 Valid
P8 .567 Valid
P9 .625 Valid
P10 .625 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Dari hasil tersebut semua item pernyataan dari masing-masing variabel X dinyatakan
valid, karena nilai r hitung > r tabel yang ditetapkan sebesar 0,329.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dari tiap tiap item
pertanyaan dari setiap masing-masing variabel, berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 6 Uji Realibilitas

Variabel Crobanch Alpha N of items


Quality Goal .702 5
Quality Feedback .673 5
Manajamen Kualitas Proses .725 10

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS ISSN: 1978-1520 7

Nilai crobanch alpha pada tiap variabel yang diujikan. Pada ketiga variabel yang
diujikan memiliki nilai crobanch alpha yang lebih dari 0,6 sehingga dapat dikatakan reliable.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residu (perbedaan yang ada) yang
diteliti memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini digunakan pengujian
kolmogorov smirnov Test.

Kolmogorov-Smirn oTabel 7 Uji Kolmogorov-Smirnovv


Test
Unstandardized Residual
N 36
Mean 0
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.53118
Absolute .179
Most Extreme Differences Positive .179
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.077
Asymp. Sig. (2-tailed) .197
a. Test distribution is Normal. b. User Specified

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Berdasarkan uji tersebut maka didapatkan hasil perhitungan dari sebelumnya, dapat
dilihat bahwa standardized residual 0,197, maka 0,197 > 0.05 dinyatakan normal.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Terlihat bahwa
titik pada scatter plot menyebar pada sumbu di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada
sumbu Y dan titik tidak membentuk suatu pola tertentu, menunjukkan tidak terjadinya
heteroskedastisitas.

.
Gambar 2 Grafik Scatterplot

Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi


klasik multikolonieritas, yaitu adanya hubungan linear antarvariabel independen dalam model
regresi, pengujian ini melibatkan VIF dan nilai tolerance.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
8 ISSN: 1978-1520

Tabel 8 Uji Multikolonieritas


Coefficientsa
Unstandardized Collinearity
Model Coefficients Statistics
B Std. Error Tolerance VIF
1 (Constant) 37.892 4.233
Quality Goal -.170 .346 .320 3.120
Quality Feedback .083 .342 .320 3.120
a. Dependent Variable: Manajemen Kualitas Proses

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Berdasarkan uji tersebut maka didapatkan hasil perhitungan bahwa nilai tolerance dari 2
variabel bebas semuanya lebih besar dari 0.10 ( >0.10), demikian pula dengan nilai VIF yang
lebih kecil dari 10 ( <10). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengindikasikan adanya multikolonieritas.
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui
apakah sebuah model regresi yang ada memiliki error pada periode sebelum t dan pada periode
t.
Tabel 9 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the
Model R Durbin-Watson
Square Square Estimate
1 .534a .376 .549 2.699 2.403
a. Predictors: (Constant), Quality Feedback, Quality Goal
b. Dependent Variable: Manajemen Kualitas Proses

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Berdasarkan uji tersebut maka didapatkan nilai DW (2.403) berarti dU<DW<4-dU


(1.5872<2.403<2.4128) maka hipotesis nol diterima itu berarti tidak ada autokorelasi.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen yang diteliti
signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pada Tabel 10 uji F didapatkan hasil variabel
Quality Goal t hitung sebesar 0.491, nilai ini lebih kecil dari t tabel yang ditetapkan sebesar
2.035 (0.491 < 2.035) dan juga memiliki nilai signifikansi sebesar 0.626 > 0.05. Maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis Ho1.1 diterima dan menunjukan bahwa variabel quality goal tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen kualitas proses dan variabel quality
feedback t hitung sebesar 2.235, nilai ini lebih besar dari t tabel yang ditetapkan sebesar 2.035
(2.235 > 2.035) dan juga memiliki nilai signifikansi sebesar 0.022 < 0.05. Maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis Ha1.2 diterima dan menunjukkan bahwa variabel quality feedback
berpengaruh secara parsial terhadap manajemen kualitas proses.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS ISSN: 1978-1520 9

Tabel 10 uji T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 37.892 4.233 8.951 .000
Quality Goal -.170 .346 -.150 -.491 .626
Quality feedback .083 .342 .075 2.235 .022
a. Dependent Variable: Manajemen Kualitas Proses

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel quality goal dan quality
feedback menjelaskan variabel manajemen kualitas proses dalam model yang diuji.

Tabel 11 Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.352 2 1.176 3.339 .045
Residual 240.398 33 7.285
Total 242.750 35

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Bahwa pada Tabel 11 uji F hitung adalah 3.339 dan F tabel pada penelitian ini adalah
sebesar 3.285. Berdasarkan pada kriteria yang ada apabila F hitung > F tabel: ditolak dan
diterima yang dibuktikan dengan 3.339 (F hitung) > 3.285 (F tabel). Hal ini menyatakan bahwa
Ha3 diterima dan menunjukkan bahwa quality goal dan quality feedback berpengaruh signifikan
terhadap manajemen kualitas proses.
Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel
(umumnya variabel Y) oleh variabel independen.

Tabel 12 Uji Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square
Square the Estimate
1 .534a .376 .549 2.699
a. Predictors: (Constant), Quality Feedback, Quality Goal
b. Dependent Variable: Manajemen Kualitas Proses

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22, 2014

Bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (Manajemen Kualitas Proses) adalah sebesar
37,6% ditentukan oleh variabel quality goal, dan quality feedback. Selebihnya sebesar 62,4%
dipengaruhi oleh faktor lain seperti quality incentive, integritas, dan lain-lain yang tidak
dianalisis dalam penelitian ini.
Uji regresi linier berganda yaitu dari tabel coefficients (a) di atas, didapat persamaan
regresi linier berganda yaitu:

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
10 ISSN: 1978-1520

Y= 37.892 0.170 Quality Goal + 0.083 Quality Feedback + e

4.3 Pembahasan
Dari hasil penelitian uji hipotesis uji T, bahwa t hitung pada variabel quality goal (X1)
menunjukkan nilai coefficients sebesar 0.491 dengan nilai signifikan 0.625. Nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0.05 (0.625 > 0.05) dan nilai t hitung < t tabel (0.491 < 2.035). Yang
menyatakan bahwa quality goal secara parsial tidak berpengaruh terhadap manajemen kualitas
proses. Hasil yang didapat dari penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Flynn[8] yang juga menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan hal ini berarti tidak adanya
control system dalam hubungan kedua variabel tersebut, dikarenakan perbedaan culture.
Serta nilai t pada variabel quality feedback (X2) menunjukan nilai coefficients sebesar
2.235 dengan nilai signifikansi 0.022. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 (0.022 <
0.05) dan nilai t hitung > t tabel (2.235 > 2.035). yang menyatakan bahwa quality feedback
secara parsial berpengaruh terhadap manajemen kualitas proses. Hasil yang didapat dari
penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wardani[4] yang
menyatakan bahwa quality feedback berpengaruh terhadap manajemen kualitas proses. Hal ini
dikarenakan penerapan sistem akuntansi seperti quality feedback pada perusahaan dapat
mengubah perilaku individu atau kelompok ke arah kinerja yang lebih baik.
Sedangkan uji hipotesis uji F (secara simultan) menunjukkan bahwa F hitung 3.339
dan F tabel pada penelitian ini sebesar 3.285. Berdasarkan kriteria apabila F hitung > F tabel
maka ditolak dan diterima yang dibuktikan dengan 3.339 (F hitung) > 3.285 (F tabel).
Hal ini menyatakan bahwa quality goal dan quality feedback secara simultan berpengaruh
terhadap manajemen kualitas proses. Quality goal dan quality feedback secara bersama-sama
bisa mempengaruhi manajemen kualitas proses secara keseluruhan, adanya quality goal
tentunya akan mengharapkan quality feedback sehingga akan mendukung proses manajemen
kualitas proses.

5. KESIMPULAN

Secara parsial variabel quality goal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
manajemen kualitas proses dengan t hitung > t tabel yaitu 0.491 > 2.035. Sedangkan untuk
variabel quality feedback memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen kualitas
proses, hal ini didukung dengan t hitung > t tabel yaitu 2.235 > 2.035. Dari kedua variabel yang
diujikan hanya variabel quality feedback yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen
kualitas proses.
Secara simultan quality goal dan quality feedback berpengaruh signifikan terhadap
manajemen kualitas proses. Hal ini terlihat dari f hitung > f tabel yaitu 3.339 lebih besar dari
3.285.

6. SARAN

Bagi pihak perusahaan perusahaan harus lebih cermat dan mampu mencapai sasaran
atau tujuan yang ingin dicapai dengan ketetapan yang sudah jelas dan harus mudah dimengerti
oleh masing-masing invidu atau pun kelompok. Sehingga diperlukannya fase implementasi
yaitu berupa fase persiapan, fase perencanaan dan fase pelaksanaan agar lebih baik. Ini terlihat
dari hasil penelitian bahwa variabel quality goal belum tentu dapat menentukan manajemen
kualitas proses.
Bagi peneliti selanjutnya, karena penelitian ini hanya melibatkan quality goal dan
quality feedback saja sehingga disarankan untuk menambah variabel-variabel independen lain
yang bisa mempengaruhi variabel manajemen kualitas proses sehingga dapat dianalisis

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS ISSN: 1978-1520 11

pengaruhnya. Peneliti selanjutnya sebaiknya dapat membagikan dan menarik data kuesioner
tanpa perantara dan dilakukan sebelum memasuki batas akhir penelitian. Hal ini dilakukan agar
peneliti mendapatkan jumlah responden yang lebih banyak dalam mengolah data.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ciptani, M K 2006, Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu
Pengantar, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol 2, No. 1, Universitas Kristen Petra,
Surabaya.

[2] Rudianto 2006, Akuntansi Manjemen : Informasi Untuk Pengambilan Keputusan


Manajemen, Grasindo, Jakarta.

[3] Garrison, Noreen dan Brewer 2006, Akuntansi Manajerial, Edisi ke -11, Salemba Jakarta.

[4] Wardani, Bertha 2009, Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Hubungan
Manajemen Kualitas Proses Dan Kinerja Kualitas Produk, Jurnal, Universitas Islam
Agung, Semarang.

[5] Alhusin, Syahri 2006, Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS For Window, Edisi Revisi,
Graha Ilmu, Yogyakarta.

[6] Priyatno, Duwi 2014, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis, Andi, Yogyakarta.

[7] Sanusi, Anwar 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

[8] Flynn,B.B., Sakakibara,S.,and Schroeder, R 2006, Relationship between JIT and TQM:
Practices and Performance, Academy of Management Journal. Vol 38 (5), h. 1325-1360.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

Anda mungkin juga menyukai