Anda di halaman 1dari 9

TOR

(Term OfRefrence)

KANDUNGAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR SERTA MINERAL Ca


PADANG PENGEMBALAAN PADA MUSIM HUJAN DI DESA PARANDA
KECAMATAN WULLA WAIJELU
KABUPATEN SUMBA TIMUR

OLEH

ERINDA TARAMATA
NIM:1305032113

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pembangunan dibidang peternakan tidak terlepas dari visi pembangunan
daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) tahun 2013-2018 yaitu terwujudnya
manusia dan masyarakat NTT yang mandiri, maju dan sejahtera lahir dan batin
secara adil dan merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945 dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. untuk mencapai maksud tersebut,
maka pembangunan peternakan diarahkan pada upaya pemanfaatan potensi
peternakan yang ada secara optimal untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,
peningkatan pendapatan daerah , pertumbuhan ekonomi dan percepatan
pertumbuhan struktur ekonomi serta menjaga kelestarian untuk menjaga
kepentingan jangka panjang,dalam,pembangunan berkelanjutan.
Salah satu potensi peternakan adalah tersedianya areal padang rumput
alam yang tersebar dalam suatu wilayah khususnya di NTT. Potensi yang ada akan
dapat didayagunakan secara maksimal, jika diketahui secara pasti tingkat produksi
dan nilai nutrisi(kualitas) hijauan makanan ternak yang tumbuh dan berkembang
di dalamnya.
Tanaman makanan ternak (pakan),dipengaruhi oleh interaksi antara faktor
genetik dan lingkungannya dimana suatu spesies tanaman pakan bertumbuh
dengan baik akan menentukan tingkat produksi dan nilai nutrisinya.Produksi dan
kualitas yang dihasilkanpada akhirnya menentukan tingkat pertumbuhan dan
produksi bagi ternak ruminansia karena hampir 74- 94 % makananya terdiri dari
hijauan.
Fluktuasi produksi dan nilai nutrisi dari hijauan dalam hamparan padang
penggembalaan dipengaruhi oleh unsur hara tanah yang tersedia juga kondisi
iklim terutama suhu yang tinggi dan curah hujan yang rendah. Tingkat curah
hujan yang relatif rendah akan menentukan produksi dan nilai nutrisi hijauan
karena tingkat penyerapan hara oleh tanaman sangat terbatas. Keterbatasan inilah
yang dapat diamati secara nyata yaitu rendahnya kualitas. Disisi lain dengan
meningkatnya suhu yang melampui batas toleransi untuk melakukan proses
fotosintesis, maka kegiatan fotosintesis terganggu sedangkan respirasi meningkat
namun berbeda pada waktu musim hujan.
Kawasan Pulau Sumba memiliki kondisi alam yang dipengaruhi oleh
sistem angin Muson yang dicirikan dengan musim hujan yang pendek (3-4 bulan)
dan musim kemarau panjang (8-9 bulan),Anonimous(1994). Adanya jarak waktu
yang tidak seimbang antara musim hujan dan musim kemarau mengakibatkan
pengaruh negatif terhadap kualitas dan kuantitas pakan yang tersedia di padang
penggembalaan yang secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dari
ternak.
Nilai nutrisi rumput alam di pulau Timor yang ditandai oleh kandungan
protein kasar selama musimpenghujan sebesar 5,8% dan 3% selama musim
kemarau (Arsyad, 1998). Sedangakan kandungan dinding sel sebesar 65% selama
musim kemarau (Bamualim, 1988). Hal ini yang mengakibatkan hilangnya berat
badan ternak sapi Bali sebesar 30-60 kg selama musim kemarau (Bamualim dan
Momuat, 1988), sedangkan untuk pulau Sumba belum cukup data untuk kualitas
pakan yang berasal dari padang pengembalan alam.
Nilai protein kasar dan sesrat kasar rumput alam diNusaTenggaraTimur
pada musim kemarau berkisar antara2,26%hingga2,8%, sedangkan pada musim
hujan meningkat dari7 sampai10%. DiPulau Timor secara khusus kandungan
protein kasar rumput alam pada musim hujan sebesar5,8% dan mengalami
penurunan hingga dibawah 3% dimusim kemarau (Arsyad,1988 dalam
Aoetpah,2002).
Hijauan pakan ternak adalah bahan pakan yang diberikan pada ternak
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ternak. Hijauan merupakan bahan makanan
utama ternak ruminansia karena berfungsi sebagai pengenyang(bulky) dan sebagai
sumber karboihidrat,protein,vitamin dan mineral.untuk memperoleh produksi
hijauan tinggi,dengan kualitas,kuantitas maupun kontinuitas yang berkelanjutan
perlu di kondisikan pada lingkungan optimal dicapai apabila diikuti dengan
perencanaan yang matang dan teknik budidaya yang sesuai dengan keadaan
setempat. Hijauan ini terdiri dari kacang-kacangan (leguminosae),
graminae(rumput), dan tanaman lain. Ketiganya memiliki kekurangan dan
kelebihan tersendiri, seperti kadar protein yang tinggi terdapat dalam legume,
sedangkan protein dalam rumput rendah, namun produksi rumput pada musim
hujan cukuptinggi.Untuk mendapatkan hasil padang rumput alam yang optimal
diperlukan kombinasi anatara ramput dan legume.
Rumput memiliki peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi
ternak ruminansia di Indonesia. Rumput mengandung zat-zat makanan yang
bermanfaat bagi kelangsungan hidup ternak. Hijauan pakan terutama rumput-
rumputan (graminae) telah banyak dibudidayakan, terutama rumput gajah
(Pennisetum purpureum) yang memiliki produksi dan kandungan nutrisi cukup
tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak. Rumput gajah memiliki sifat
baik yaitu responsif terhadap pemupukan dan mampu tumbuh pada kondisi tanah
yang kurang baik. Hijauan pakan khususnya rumput dapat dikembangbiakkan
menggunakan biji (generatif), atau menggunakan stek (vegetatif).
Menurut Van Soest. ( 1968 ) , hijauan pada saat dipotong atau dipanen
merupakan hasil gabungan antara pertumbuhan tanaman dan faktor lingkungan
yang mempengaruhi distribusi fotosintesis dari energi dan zat zat makanan dari
tanaman tersebut. Kondisi lingkungan selama pertumbuhan tanaman, menentukan
komposisi kimia dan nilai makanan hijauan tersebut.
Lopez (1978) menyatakan, bahwa beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi komposisi kimia dan nialai makanan dari rumput antara lain, umur
hijauan, musim, kandungan air/kelembaban dan kesuburan tanah.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELTIAN


1. Tujuan
Untukmengetahuikandungan protein kasar,serat kasar dan mineral Ca pada
musim hujan dari hijauan makanan ternak pada padang rumput alam yang
terdapat di Desa Paranda Kecamatan Wulla WaijeluKabupaten Sumba Timur.

2. Manfaat
Penelitianini di harapkanmenjadi:
1. Sumberinformasiilmiah khususnya kualitas padang rumput alam.
2. Bahaninformasiilmiahuntukinstitusipendidikandalammelakukanpenelitia
ndanpengembanganilmupengetahuandalambidangpeternakankhususnya
kuliatas pakanternak.
3. Memberikaninformasibagipetanipeternak dan pemerintah daerah
kabupaten Sumba Timuruntukmemanfaatkanpadang pengembalaan yang
tersedia, dan merencanakan tatalaksana padang rumput alam yang baik di
masa mendatang.
MATERI DAN METODE PENELITIAN

A. LokasidanWaktuPenelitian
1. Lokasidan WaktuPenelitian
Penelitianinidilaksanakandi Desa Paranda Kecamatan Wulla
WaijeluKabupaten Sumba TimurSelama2 bulan
2. MateriPenelitian
Penelitian ini menggunakan padang rumput alam yang terdapat diDi Desa
Paranda Kecamatan Wulla Waijelu Kabupaten Sumba Timur
3. MetodePenelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode surveydan
pengukuran serta pengamatan langsung di lapangan dan analisis
proksimat di laboratorium.
B. Parameter Yang Di Ukur.
1. Kandungan protein kasar

Kandungan protein kasar diperoleh melalui analisis proksimat


menggunakan metode kjeldahl yang dihitung menggunakan rumus :

( b ) ( c ) ( e ) ( d )
N= x 1,40067
( a ) ( %BK )

PK = %N x 6,25

Dimana :
PK = Protein Kasar
N = Nitrogen
BK = Bahan Kering
a = sampel
b = larutan yang didestruksi
c = larutan penangkap
d = larutan destruksi yang sudah diinginkan
e = larutan yang didestruksi

2. Kandungan Serat Kasar


Kandungan serat kasar dihitung menggunakan rumus :
( SFovenF )
x 100
%SK = s ( %BK )

Dimana :
SK = Serat Kasar
SF oven = Berat Sampel Filter Setelah di Oven
F = Berat Filter
S = Berat Sampel
BK = Berat Kering
3. Kandungan mineral Calcium (Ca)

C. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada setiap unit percobaan. Rumput pada
setiap percobaan dipotong dan ditimbang untuk mendapatkan berat segarnya.
Setelah berat segarnya diketahui, lalu diambil 100 gram untuk dikeringkan dalam

oven pada suhu 60 C selama 3 hari untuk diketahui berat keringnya.

Selanjutnya sampel kering digiling halus dan siap untuk di analisis kandungan
protein kasar dan serat kasar.

Analisis Protein Kasar dan Serat Kasar dilakukan di Laboratorium Kimia


Pakan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang dan kandungan Ca
di analisis laborarium kimia pangan fakulkutas pertanian Undana.

Analisis proetin kasar dilakukan sesuai petunjuk Weende (1865) dalam


Tillman dkk (1991) dengan menggunakan metode kjeldahl. Prosedur kerja sebagai
berikut:

A)Masukan sampel sebanyak 1 gram kedalam labu kjeldahl,


B)Tambahkan7 gram K2SO4 dan 0,8 gram CuSO4, 5H2O serta 12,5 ml
H2SO4 paket dalam labu kjeldahl, kemudian didestruksi hingga larutan
menjadi warna hijau/biru bening,

C)Sediakan larutan penangkap yang terdiri dari 6 ml HCL, 0,4032 N, 50ml


aquades dan 2 tetes metil merah,

D) Setelah didestruksi larutan didinginkan. Tambahkan 150 ml aquades dan


40 ml NaOH 45% dalam larutan ( larutan yang terbuat dari 450 g NaOH
dalam 1 liter air),
E) Letakan labu penangkap pada bagian baah destilator. Selanjutnya larutan
dalam labu kjaldahl destilasi dengan memutar tombol dari angka 1 ke
angka 3, hingga larutan penangkap menjadi 150 ml, lalu angkat labu
berisi larutan penangkap tersebut,

F) Lakukan titrasi pada larutan penangkap dengan NaOH 0,1008 N, hingga


menjadi perubahan warna ( merah menjadi putih, kemudian kuning), lalu
catat volume NaOH 0,1008 N yang terpakai.

Analisis serat kasar dilakukan dengan metode perebusan asam basa dengan
prosedur kerja sebagai berikut :

A) Timbang sampel sebanyak 1 gram dalam labu erlenmeyer,

B) Tambahkan H2SO4 0,225 N/ 1,25% ( 13,6 ml H2SO4 dalam 2 liter


aquades) sebanyak 100 ml dalam labu erlenmeyer tersebut,

C) kemudian dimasak dengan pemanas serat dan dibiarkan mendidih selama


30 menit,

D) Angkat dan saring menggunaakan gelas wols, lalu dibilas dengan air
panas sehingga H2SO4 0,225 N / 1,25% hilang,

E) Selanjutnya masukan NaOH 0,313 N/1,25% ( 62,6 gram NaOh dalam 5


liter aquades) sebanyak 100 ml kedalam labu erlenmeyer yang berisi
sampel. Masak dan biarkan mendidih selama 30 menit,
F) Angkat dan saring menggunakan filter yang telah disterilkan dalam oven,
dan lanjutkan dengan bilasan dengan menggunakan air panas,

G)Keringkan filter berisi sampel kedalam oven bersuhu 105 C selama 2

jam,

H)Angkat dan dinginkan dalam destilator selama 30 menit, lalu timbang dan
catat beratnya.

D. Analisis Data
Semua data primer data sekunder dianalisis secara tabulasi untuk
mendapatkan nilai rata-rata serta presentasenya. Kualitas hijauan rumput yang
terdapat pada padang rumput alam yang ada dianalisis dengan analisis proximat,
kemudian didekskripsi tentang kualitas secara umum Data menyangkut iklim
terutama curah hujan dan suhu dianalisis untuk mengetahui pengaruh suhu dan
curah hujan terhadap kualitas pakan yang berasal dari padang pengembalaan alam
desa Paranda.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1994. Keadaan Iklim Pulau Timor.

Arsyad, K.M. 1998. Pengaruh Tekanan Penggembalaan Terhadap Produksi


dan Komposisi Botani Padang Rumput Alam dan
Hubungannya Dengan Pertumbuhan Domba.

BamualimdanMomuat, 1988. Pengaruh Musim Terhadap Kualitas Rumput


Alam di Daerah Tropis Kering dan Usaha Perbaikannaya.

Kleden, M.M. 2001a. Produksi Rumput Alam Dalam Mendukung


Pengembangan Sapi Potong di Kecamatan Lebutukan
Kabupaten Lembata.

Van S oest, P.J,1968. Compotition Maturiti and Nutrtive Value for Forages.

Lopez, 1978 Evluation of Forages Qualit y and the laboratory IV. Five grass
species Philiphe journal of veterina ry and Animal Science.
Volume IV No.2.

Anda mungkin juga menyukai