Anda di halaman 1dari 4

Widodo Jurnal Protein

Deferensiasi Gonad/Seks (Hermaprodit Protogyni) pada Ikan Kerapu Lumpur


(Epinephelus Coiodes Hamilton) pada Kisaran Berat Tubuh yang Berbeda di
Perairan Tanjung Luar, Lombok Timur, NTB
M. S. Widodo*
* Jurusan Perikanan Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRACT

The Gonad Deferentiation (Hemaprodit Protogony) on Growper (Epinephelus Coiodes Hamilton) on Different
Body Weight in Tanjung Luar, East Lombok, NTB

Background : The parent stock of grwoper was the important thing in spawning process. The parents could be found
from nature or farming. The target of this research is to know surely at the time of long and heavy body weight and also
age - fish of kerapu Lumpur ( Ephinepeilus coiodes) from Tanjung Luar territorial water experience of gonad/sex-
diferensiation
Methods : Research method the used is descriptive method , Researchs parameter cover ; measure of fish weight and
length, perception of scale for the age determination, and also perception of gonad to see sex-differenciation with
method of histologi.
Result :. Result of analysis to show that fish of kerapu Lumpur weighing 7.600 gr - 8.700 gr, and length 770 mm - 820
mm, and also have 5 year have entered phase of deferensiation gonad / sex from female become male. Marked with
many cell him of sperm and eggs cell in gonad.

Key words: Gonade, Sac of sperm or eggs

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam usaha pembenihan hal-hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah penyediaan induk.
Induk ikan kerapu yang akan dipijahkan bisa berasal dari budidaya pembesaran kerapu ataupun ditangkap dari alam.
Induk yang diperoleh dari alam harus dipilih dan diseleksi menurut ukuran serta memenuhi syarat untuk dipijahkan :
harus sehat, tubuh tidak cacat, mempunyai ukuran berat yang siap dipijahkan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui secara pasti pada saat kisaran berat dan panjang tubuh serta umur ikan kerapu Lumpur (Ephinepeilus
coiodes) dari perairan Tanjung Luar mengalami diferensiasi gonad/seks.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Parameter penelitian meliputi ; pengkuran
panjang dan berat ikan, pengamatan sisik untuk penentuan usia, serta pengamatan gonad untuk melihat diferensiasi seks
dengan metode histologi.
Kesimpulan : Dari hasil analisa menunjukkan ikan kerapu Lumpur dengan berat 7.600-8.700 gr, dan panjang 770-820
mm, serta telah berumur 5 tahun telah memasuki tahap deferensiasi gonad/seks dari betina menjadi jantan. Ditandai
dengan banyaknya sel sperma dan sel telur dalam jaringan gonad.

Kata kunci: Gonad , Kantong sperma atau telur

168
Widodo Jurnal Protein

PENDAHULUAN ekor); 46 kg (3 ekor); 68 kg (3 ekor); dan > 8


kg (3 ekor). Prosedur pelaksanaan penelitian
Kerapu adalah ikan yang hidup di air yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap pengkuran
berkadar garam tinggi (air laut) hingga air yang panjang dan berat ikan, pengawetan gonad dan
berkadar garam rendah (payau). Selain itu, kerapu sisik, pengamatan sisik, serta pengamatan gonad
merupakan ikan yang hidup di dasar perairan yang dengan metode histologi. Dan pengambilan data
cukup dalam (pada kedalaman 70 meter) hingga meliputi data panjang dan berat, jumlah lingkar
pada dasar perairan dangkal atau di muara sungai. annulus, jenis kelamin, dan data kualitas air.
Ikan kerapu merupakan jenis ikan bertipe Perhitungan data meliputi analisa hubungan
hermaprodit proptogyni, dimana proses panjang dan berat, analisa hubungan panjang,
deferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke berat, umur dan jenis kelamin.
fase jantan atau ikan kerapu ini memulai siklus
hidupnya sebagai ikan betina kemudian berubah Prosedur Penelitian:
menjadi ikan jantan. 1. Pengukuran berat dan panjang ikan
Budidaya ikan laut di Indonesia mulai Ikan kerapu Lumpur yang baru
berkembang karena adanya permintaan pasar dan ditangkap dari perairan ditimbang beratnya
harga yang semakin meningkat dewasa ini serta dan dikelompokkan dalam kisaran berat
semakin terbatasnya penyediaan stok ikan dari tertentu. Diukur panjang tubuhnya dengan
hasil tangkapan. menggunakan penggaris. Diukur lingkar
Permintaan pasar yang tinggi akan ikan tubuhnya dengan menggunakan meteran.
kerapu telah menjadikan ikan ini sebagai salah
satu komoditas ekspor andalan ikan laut (Rukyani, 2. Pengawetan dan pengamatan sisik
A., 2001). Untuk mengantisipasi kerusakan Ikan yang telah ditimbang dan diukur
lingkungan akibat penangkapan berlebih, dewasa panjang serta lingkar tubuhnya, diambil
ini banyak dikembangkan pembudidayaan ikan beberapa sisiknya. Sisik dimasukan ke dalam
kerapu. Dan salah satu aspek penting dalam botol dan diberi formalin agar sisik tidak
budidaya adalah pembenihan. Dalam usaha mudah rusak. Sisik diletakkan di atas cawan
pembenihan hal-hal yang harus diperhatikan salah petri dan diamati di bawah mikroskop.
satunya adalah penyediaan induk. Induk ikan Dihitung jumlah lingkaran anulusnya.
kerapu yang akan dipijahkan bisa berasal dari
budidaya pembesaran kerapu ataupun ditangkap 3. Pembedahan dan pengawetan gonad
dari alam. Induk yang diperoleh dari alam harus Ikan kerapu yang telah diukur panjang
dipilih dan diseleksi menurut ukuran serta dan beratnya serta sisiknya telah diambil.
memenuhi syarat untuk dipijahkan : harus sehat, Dibedah dengan menggunakan gunting /
tubuh tidak cacat, mempunyai ukuran berat yang scalpel dari arah anus ke operculum. Diambil
siap dipijahkan (Tridjoko, 2001). gonadnya. Gonad dimasukkan ke dalam
Ikan Kerapu Lumpur termasuk jenis ikan larutan bouins (fiksasi jaringan).
yang hermaprodit protogyni, sehingga harus
diketahui pada saat umur dan ukuran panjang 4. Pengamatan histologi
serta berat tubuh berapa ikan ini mengalami a. Tahap parafinasi
deferensiasi kelamin dari betina menjadi jantan. Jaringan gonad diiris dengan ukuran
Dengan begitu ikan kerapu dapat diseleksi 0,5 x 0,5 cm2. Direndam dalam alkohol 50 %
berdasarkan ukuran panjang dan berat serta selama 30 menit dilanjutkan perendaman
umurnya untuk digunakan sebagai calon induk. dengan alkohol 70% selama 24 jam dan digati
setiap 2 jam sekali untuk menghilangkan
MATERI DAN METODE PENELITIAN warna kuning dari bouins (tahap dehidrasi).
Direndam dalam alkohol 80%, 90%, 96%,
Metode penelitian yang digunakan adalah xylol alkohol (1 : 3), xylol alkohol (1 : 1),
metode deskriptif, yang bertujuan untuk xylol alkohol (3 : 1), dan xylol murni masing-
memberikan gambaran secara sistematis, fluktual masing selama 30 menit. Direndam dengan
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat menggunakan paraffin lunak I dan xylol
populasi tertentu. Ikan sampel yang digunakan dengan perbandingan 1 : 1 dalam oven
berjumlah 12 ekor dengan kisaran berat 24 kg (3 bersuhu 100o C selama 30 menit. Direndam

169
Vol.13.No.2.Th.2006 Deferensiasi Gonad/Seks (Hermaprodit Protogyni)

dalam paraffin lunak II dalam oven bersuhu log L


50o C selama 24 jam. Dilakukan embedding Harga b menggambarkan jenis pertumbuhan ikan,
atau pengeblokan dengan cara memasukkan dan untuk harga b tidak sama dengan 3 dalam, b
jaringan dalam cetakan berisi paraffin cair. berada pada tingkat peluang 95% dengan nilai
Didinginkan hingga mengeras dalam suhu korelasi r yang ditentukan dengan rumus :
kamar selama minimal 24 jam. r = xy
( x2 * y2)
b. Tahap deparafinasi Keadaan yang menyatakan kemontokan
Blok paraffin yang berisi jaringan ikan disebut dengan faktor kondisi yang
dipotong dengan menggunakan mikrotom dirumuskan sebagai berikut
dengan ketebalan 5 mikron. Jaringan yang K(TI) = 10 5 W
terpotong diletakkan di atas gelas objek dan L3
dipanaskan dengan hot plate sampai paraffin
meleleh dan jaringan menempel sempurna Analisa jenis kelamin ikan dihubungkan
pada pemukaan obyekglass. Dicelup secara dengan pertumbuhan berat, umur (dari jumlah
berturut-turut pada larutan xylol 100%, annulus), dan kualitas perairan disekitar tempat
alkohol 96%, 80%, 70%, 50%, dan 30% penangkapan ikan.
masing-masing selama satu menit.
Dicelupkan kedalam aquadest sebanyak 20 HASIL DAN PEMBAHASAN
kali. Dicelupkan pada larutan pewarna I
haemotoksilin selama 7 menit, kemudian Dari hasil perhitungan hubungan panjang
dibilas dengan air mengalir dan dilanjutkan dan berat didapatkan persamaan regresi linier
pada proses pewarnaan II dengan eosine sederhana y = 0,000366 + 1,3054 x, nilai r = 0,99
selama tujuh menit lalu dibilas dengan air dan nilai koefisien determinasi R2 = 0,98.
mengalir. Dicelupkan kembali secara Berdasarkan nilai b = 1,3054 (b < 3) pertumbuhan
berurutan pada larutan alkohol 30%, 50%, ikan kerapu Lumpur adalah pertumbuhan yang
70%, 80%, 96% dan xylol 100% masing- allometrik. Nilai faktor kondisi ikan kerapu
masing selama satu menit. Sisa-sisa cairan Lumpur adalah 1,6662. Ikan kerapu Lumpur
dibersihkan dengan menggunakan tissue dan termasuk ikan yang tubuhnya berbentuk kompres.
dipilih preparat yang paling bagus. Preparat Dari hasil pengamatan histologi dapat
dilem dengan menggunakan lem DePeX ditarik kesimpulan bahwa ikan kerapu Lumpur
mounting medium, kemudian ditutup dengan (Epinephelus coioides), khususnya untuk populasi
kover glass jangan sampai terjadi gelembung. di perairan Tanjung Luar, Lombok Timur. mulai
Dibiarkan dalam suhu ruangan sampai lem berdeferensiasi gonad dari betina menjadi jantan
mengering kemudian diamati dibawah pada saat berat tubuh telah mencapai 7.600 gram
mikroskop dan dianalisa jenis kelaminnya. ke atas, panjang tubuh di atas 770 milimeter, dan
umur di atas 5 tahun. Proses deferensiasi
Analisa Data gonad/seks terjadi pada kisaran berat 7.600 gr dan
Harga a dapat ditentukan dengan 8.700 gr, panjang tubuh 820 mm dan 800 mm,
menggunakan rumus : serta umur 5 tahun. Sedangkan untuk ikan betina
Log a = log W * (log L)2 - log L * log W berat tubuh di bawah 7.500 gr dan panjang di
N * (log L)2 ( log L)2 bawah 800 mm, serta umur di bawah 4 tahun.
Untuk mencari harga b menggunakan rumus : Dari seluruh data yang didapat ditampilkan
b = log W (N * log a) pada Gambar 1 berikut ini:

170
Widodo Jurnal Protein

Gambar 1. Histgram Antara Berat, Jumlah dan Jenis Kelamin Ikan kerapu Lumpur
(Epinephelus coioides)

Data kualitas air dengan kisaran suhu Kuntiyo, Supratno, Sulistinarto, D. 1999.
sebesar 26 27,5 o C, Oksigen terlarut berkisar Budidaya Kerapu Di Tambak. Direktorat Jendral
antara 6,10 7,32 ppm, kecerahan berkisar antara Perikanan Balai Budidaya Air Payau Jepara. 11
9 11 m, salinitas sebesar 35 ppt dan pH berkisar hal.
antara 7,72 9,95.
Rukyani, A. 2001. Strategi Pengendalian
DAFTAR PUSTAKA Penyakit Viral Pada Budidaya Ikan Kerapu.
Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea
Darwisito, S. 2002. Strategi Reproduksi Pada Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan
Ikan Kerapu (Epinephelus sp.). Makalah Perikanan. Jakarta. Hal 27 34.
Pengantar Falsafah Sains Program Pasca Sarjana.
Institut Pertanian Bogor. http://www.tripoid.com Tridjoko. 2001. Teknologi Budidaya Ikan Kerapu
(diakses Tanggal 5 April 2004 Tikus (Cromileptes altivelis). Balai Riset
Budidaya Laut Gondol. Bali. 17 hal

171

Anda mungkin juga menyukai