Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i


Daftar isi ....................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1
A. Latar belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan........................................................................................ 3
A. Fungsi Kandang ...................................................................................... 3
B. Persyaratan Teknis Pembuatan Kandang................................................. 4
C. Sistem Perkandangan Sapi Potong........................................................... 6
D. Perkandangan yang Ideal Bagi Sapi Potong............................................ 7
E. Realitas Manajemen Perkandangan di Masyarakat.................................. 10

Bab III Penutup................................. ........................................................... 12


Daftar pustaka ............................................................................................ 13

Lampiran .................................................................................................... 14

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Manajemen Perkandangan Sapi
Potong.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang Manajemen
Perkandangan Sapi Potong ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Makassar, Februari 2017

Nurmauliah. S

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kandang merupakan salah satu faktor penting pendukung berjalannya


suatu usaha agribisnis peternakan. Mulai dari peternakan ternak ruminansia, non
ruminansia dan unggas.
Kandang merupakan tempat bagi ternak untuk melakukan segala aktifitasnya,
mulai dari pemberian pakan dan minum, proses melahirkan, tempat
ternakdimandikan, dan lain sebagainya. Kandang juga melindungi ternak dari
berbagai gangguan yang disebabkan oleh lingkungan, seperti panasnya sengatan
matahari, angin yang bertiup kencang, hujan dan masih banyak lainnya.
Kandang harus dibangun senyaman mungkin, sehingga ternak merasa aman
dan nyaman pula dan mengakibatkan produksi meningkat. Kontruksi kandang
yang belum sesuai dengan persyaratan teknis dapat mengganggu produktivitas
ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak
terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang yang tidak leluasa, tidak
nyaman dan tidak sehat akan menghambat produktivitas ternak.
Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama, penataan dan
perlengkapan kandang hendaknya dapat memberikan kenyamanan kerja bagi
petugas dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan,
pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe kandang
hendaknya disesuaikan dengan lokasi berdasarkan agroklimat, pola atau tujuan
pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak.
Fungsi kandang secara rinci, adalah melindungi ternak dari perubahan cuaca
atau iklim yang ekstrem (panas, hujan dan angin), Mencegah dan melindungi
ternak dari penyakit, Menjaga keamanan ternak dari pencurian, Memudahkan
pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum,
pengelolaaan kompos dan perkawinan, Meningkatkan efisiensi penggunaan
tenaga kerja.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana sistem perkandangan yang ideal bagi sapi potong/pedaging ?

1
I.3 Tujuan
Mengetahui sistem perkandangan yang ideal bagi sapi potong/pedaging yang
ideal dan realitasnya di masyarakat
I.4 Manfaat
Memperoleh informasi tentang sistem perkandangan pada peternakan sapi
potong

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Kandang
Usaha penggemukan sapi potong saat ini mempunyai kencenderungan
makin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat di
daerah yang mengusahakan penggemukan sapi. Prospek usaha penggemukan sapi
sangat menjanjikan terbukti dari beberapa hasil kajian menunjukkan keuntungan
usaha yang cukup memadai bagi peternak. Usaha penggemukan sapi dapat
dilakukan secara perseorangan maupun secara perusahaan dalam skala besar.
Namun ada pula yang mengusahakan secara kelompok pula (Sulaiman, 2009).
Kandang memiliki fungsi penting dalam suatu usaha penggemukan sapi
potong. Berikut beberapa fungsi kandang (Abidin, 2002) :
- Melindungi sapi potong dari gangguan cuaca seperti panas matahari,
hujan, udara dingin, dan terpaan angin
- Tempat sapi beristirahat dengan nyaman
- Mengontrol sapi agar tidak merusak tanaman di sekitar lokasi usahan
penggemukan atau mengonsumsi pakan yang beracun
- Tempat pengumpulan kotoran sapi, agar kotoran tidak berceceran di
mana mana
- Melindungi sapi dari hewan hewan pengganggu
Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2000), kandang yang akan
dibangun harus kuat, memenuhi syarat kesehatan, mudah dibersihkan, mempunyai
drainase yang baik, sikulasi udara yang bebas dan dilengkapi tempat makan dan
minum sapi serta bak desinfektan. Secara umum terdapat dua tipe kandang
menurut Rasyid dan Hartati (2007) yaitu kandang individual dan kandang koloni.
Kandang individu digunakan bagi satu ekor sapi dengan ukuran 2,5x1,5m.
Dibandingkan dengan tipe kandang individual, pertumbuhan sapi di kandang
koloni relatif lebih lambat karena ada energi yang terbuang akibat gerakan sapi
yang lebih leluasa. Menurut Abidin (2002), kebersihan kandang juga harus
diperhatikan karena kotoran dan urin sapi akan segera terinjak-injak oleh sapi.
Limbah peternakan yang berupa kotoran dan sisa pakan menurut Setiawan (1996)
dapat menurunkan mutu lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Kotoran

3
ternak yang tercecer akan terbawa oleh aliran air hujan ke daerah-daerah yang
lebih rendah dan selanjutnya akan menyebabkan penyakit (Nainggolan, 2013).

B. Persyaratan Teknis Pembuatan Kandang


Kandang bagi ternak sapi potong merupakan sarana yang diperlukan,
meski ternak sapi tanpa kandang pun tidak banyak mengalami kesulitan. Kandang
berfungsi tidak hanya sekedar sebagai tempat berteduh atau berlindung dari hujan,
melainkan bagi ternak sapi sebagi tempat istirahat yang nyaman. Kandang untuk
sapi potong bisa dibuat dari bahan bahan sederhana dan murah, tetapi harus
dibuat dengan konstruksi yang cukup kuat. Adapun persyaratan teknis yang
diperlukan dalam pembuatan kandang (Murtidjo, 1990) :
1. Konstruksi
Diusahakan konstruksi kandang yang cukup kuat, terutama tiang
tiang utama bangunan kandang, meski dengan bahan bangunan
sederhana.
2. Atap
Diusahakan bahan atap yang ringan dan memiliki daya serap panas
yang relatif kecil, untuk kandang di lokasi/daerah panas. Tetapi di
lokasi/daerah dingin, bisa dipergunakan bahan atap yang memiliki
daya serap panas besar.
3. Dinding
Diusahakan bahan bangunan dinding papan yang baik. Perlu
diperhatikan ventilasi yang menjamin pertukaran udara secara teratur.
Tetapi diusahakan agar angin yang keras terhindarkan.
4. Lantai
Diusahakan lantai berlubang lubang kecil. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kekeringan lantai kandang, dan mempermudah
pembersihan.
Kandang sapi potong menurut konstruksinya, sebaiknya dibuat cukup
efisien, dalam artian bahwa kandang menjadi tempat istirahat sapi dan sekaligus
berfungsi sebagai gudang, dan tempat mengawinkan sapi (Murtidjo, 1990).

4
Sumber Gambar : Seri Budi Daya Sapi Potong (1990)

Pemerliharaan sapi sistem perkandangan lebih banyak dilakukan pada


pembesaran ternak sapi secara intensif atau semiintensif. Kehidupan populasi sapi
dibatasi oleh suatu areal yang berbentuk pagar atau kandang. Dengan sistem
kandang, populasi ternak dan kondisi ternak dapat dipantau dengan baik (Yulianto
dan Cahyo, 2010).

5
C. Sistem Perkandangan Sapi Potong
Sistem perkandangan yang sering ditemui pada usaha pembesaran sapi
potong di antaranya sebagai berikut (Yulianto dan Cahyo, 2010) :
1. Kandang bebas/ koloni
Kandang bebas/koloni merupakan barak atau arela yang cukup luas
dengan atap di atasnya. Kandang ini dapat ditempati populasi sapi
tanpa adanya sekat atau batasan. Sapi dapat bergerak bebas ke mana
saja selama masih berada di dalam areal kandang.
Kandang koloni hanya terdiri dari satu bangunan atau ruangan,
tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak. Sebuah kandang
koloni yang berukuran 7 m x 9 m dapat menampung 20 24 ekor sapi.
Biasanya sapi tinggal selama sekitar satu minggu di kandang koloni
agar mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.
Pembesaran sapi di kandang bebas/koloni ini dapat menyebabkan
beberapa hal berikut.
- Membutuhkan biaya pembuatan kandang, tetapi lebih murah
dibandingkan kandang individual
- Penggunaan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan kandang
individual
- Kandang mudah dikembangkan tanpa banyak perubahan
- Sapi mudah saling beradu
- Mudah untuk membantu mendeteksi birahi
2. Kandang individual/tunggal
Kandang individual/tunggal merupakan pemeliharaan ternak di
suatu areal terbatas dan ruang gerak ternak dibatasi hingga sulit
bergerak. Pembatasnya dapat berupa sekat sekat. Setiap sekat
ditempati oleh satu ekor sapi. Sapi ditambatkan dengan tali pada patok
yang disediakan. Bahkan, ada cara tanpa sekat, yaitu sapi cukup
ditambatkan pada patok yang dibuat secara berderet. Sapi hanya dapat
bergerak ke depan dan belakang serta duduk.

6
Sumber gambar : Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif (2010)

Apabila sapi yang dipelihara berjumlah banyak, kandang tunggal dibangun


berderet deret membentuk suatu kumpulan. Satu kumpulan kandang untuk
usaha penggemukan komersial biasanya terdiri dari 24 kandang tunggal. Bila
kumpulan kandang tunggal tersebut memiliki empat kelompok maka disebut satu
unit. Dengan demikian, satu unit kandang penggemukan terdiri dari 4 x 24 = 96
kandang tunggal.
Setiap satu ekor sapi peranakan ongole (PO) yang digemukkan,
membutuhkan kandang tunggal seluas 3, 75 m2. Kandang seluas itu dapat dibuat
dengan panjang 2, 25 m, lebar 1 m, dan tinggi 2 2,5 m. Ukuran kandang tersebut
dapat digunakan untuk sapi jenis lain seperti sapi bali, brahman cross, dan jenis
sapi eropa.

D. Perkandangan yang Ideal Bagi Sapi Potong


Berikut jenis kandang sapi berdasarkan bentuk dan fungsinya
(Arifin,2015):

7
a. Kandang individu
Kandang individu merupakan tipe satu kandang untuk satu ekor ternak.
Kandang individu memiliki ukuran panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter.
Biasanya, antarkandang diberi sekat pemisah dengan tinggi 1 meter atau
sama tinggi dengan badan sapi. Bagian depan kandang terdapat palung
sebagai tempat pakan dan minum, sedangkan di bagian belakang terdapat
selokan sebagai saluran untuk membuang kotoran. Kandang individu
memiliki tiga macam susunan, yaitu satu baris dengan posisi kepala
searah, dua baris dengan posisi kepala menghadap lorong atau gang, dan
dua baris dengan posisi saling membelakangi. Kandang individu
merupakan tipe kandang yang ideal untuk penggemukan sapi potong
hingga siap dijual. Jika digunakan sebagai kandang penggemukan,
sebaiknya ukuran kandang dibuat lebih rapat, tidak terlalu lebar, tetapi
tidak terlalu sempit pula. Tujuannya, agar sapi tidak kehilangan energi
sehingga proses penggemukan berjalan lebih efektif. Panjang dan luas
kandang menyesuaikan jenis sapi yang akan dipelihara. Biaya pembuatan
kandang individu memang cenderung lebih mahal daripada kandang
kelompok karena bahan bahan yang dibutuhkan lebih banyak. Namun,
kandang individu memiliki sejumlah kelebihan, diantaranya sapi menjadi
tidak mudah stres, pemberian pakan dan minum menjadi mudah dan lebih
terkontrol, serta persaingan antar sapi dalam mendapatkan pakan dapat
dicegah.
b. Kandang Kelompok
Kandang kelompok merupakan jenis kandang yang memiliki hanya satu
ruangan untuk beberapa ekor ternak baik yang tidak diikat maupun diberi
sekat. Ukuran kandang kelompok sekitar 2 x 2,5 meter. Berdasarkan
atapnya, kandang kelompok dibagi menjadi dua yaitu kandang kelompok
beratap penuh dan beratap sebagian. Kandang kelompok beratap penuh
sebaiknya menggunakan litter sebagai alas lantai. Fungsinya, agar lantai
kandang tidak mudah becek. Jika litter telah mencapai tinggi 40 cm,
bongkar litter. Kumpulkan bekas litter tersebut, lalu keringkan dan giling
untuk dijadikan pupuk kompos. Bagian tempat pakan dan minum
(palungan) diletakkan di depan kandang kelompok.

8
Sementara itu, kandang kelompok beratap sebagian memilki lantai yang
terbuat dari semen. Atapnya hanya dipasang dibagian depan kandang,
sedangkan bagian belakangnya dibiarkan terbuka. Kelebihan jenis
kandang ini adalah ternak lebih bebas dan tempat pakan lebih luas karena
tidak diberi sekat seperti kandang individu. Kelemahannya rawan terjadi
persaingan antarsapi dalam mendapatkan pakan.
c. Kandang Karantina
Selain kandang individu dan kandang kelompok, sebaiknya sediakan pula
kandang karantina. Kandang karantina digunakan sebagai tempat
mengisolasi sapi yang sakit dan membutuhkan pengobatan khusus. Sapi
yang sakit harus dikarantina agar penyakitnya tidak menyebar ke sapi yang
sehat. Karena itu, letak kandang karantina sebaiknya terpisah dari kandang
lainnya. Tidak ada ketentuan baku luasan kandang karantina yang harus
dibuat, tergantung luas lahan yang dimiliki peternak.

Umumnya ternak sapi di Pulau Lombok dipelihara secara berkelompok


dalam suatu lokasi. Berbagai keuntungan dirasakan oleh peternak dengan
menggunakan sistem tersebut, salah satunya faktor keamanan. Sehingga sistem
pemeliharaan demikian cukup populer di masyarakat. Dengan memadukan
pengalaman serta pengetahuan peternak dengan teknologi maju maka sehingga
terbentuk sistem pengelolaan kandang kolektif (kandang kumpul) yang lebih
memiliki daya guna, tidak sekedar sebagai tempat memelihara ternak (Mashur,
2003).
Model kandang kolektif yang telah diterapkan pada beberapa lokasi
pengkajian yaitu adanya beberapa fasilitas yang dibangun kiranya berguna bagi
anggota kelompok antara lain (Mashur, 2003) :
1. Kandang pemeliharaan atau kandang individu,
Ukuran kandang disesuaikan dengan status dan kebutuhan ternak;
- Kandang pemeliharaan berukuran 1 x 2 m/ekor
- Bahan- bahan kandang, cukup dengan menggunakan bahan lokal.
- Lantai harus padat.
- Dinding terbuka.
2. Kandang Kawin

9
Diusahakan kokoh/kuat dibuat dari bahan lokal, murah dan dapat
bertahan lama.
Dinding terbuka
Ukuran minimal 4 x 6 m atau
Kapasitas tampung 4 ekor : seekor pejantan dengan 3 ekor betina.
Menampung proses perkawinan malam hari
Untuk mengumpulkan betina yang birahi dan diperkirakan akan birahi
dengan pejantan pada malam hari.
3. Kandang sapih
Kandang untuk Penyapihan berukuran 3 x 4 m
Luas kandang disesuaikan dengan kebutuhan, dan jumlah anak sapi
yang disapih.
Kandang sapih dibuat dari bahan yang murah harganya dan mudah
diperoleh di sekitar lokasi.
Jika tidak memiliki kandang sapih, penyapihan dapat dilakukan
dengan cara induk dan anak diikat terpisah diusahakan agar anak tidak
dapat menyusu pada induknya.
4. Kandang pejantan
Kandang Pejantan berukuran 3 x 4 m
Diusahakan kokoh/kuat
Dibuat dari bahan lokal, yang murah dan dapat bertahan lama.
Dinding terbuka
Lantai padat

E. Realitas Manajemen Perkandangan di Masyarakat


Dalam jurnal Profil Tata Laksana Pemeliharaan dan Pakan Sapi Potong
Pembibitan di Daerah Sentra Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat : Studi Kasus
di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, DIY menunjukkan realita kandang
sapi potong melalui wawancara tentang model perkandangan usaha peternakan
sapi potong pembibitan seperti tertera dalam Tabel 3 (Antari dan Umiyasih,
2009) :

10
BAB III

PENUTUP

Adapun yang dapat disimpulkan oleh penulis dari makalah ini yaitu
manajemen perkandangan sangatlah penting dalam pembiakan sapi potong.
Pembuatan kandang harus memperhatikan fungsinya sebagai tempat ternak

11
beraktivitas, berproduksi, dan bereproduksi. Agar fungsi fungsi tersebut berjalan
dengan baik, bangunan kandang yang didirikan harus memenuhi kriteria ideal.
Jenis kandang yang ideal dalam pembibitan sapi potong atau pedaging yaitu
kandang tipe individu. Karena kandang jenis ini memusatkan kegiatan sapi dalam
pembentukan daging yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2002. Penggemukan Sapi Potong. PT AgroMedia Pustaka :


Jakarta

Antasari, Risa dan U. Umiyasih. 2009. Profil Tata Laksana Pemeliharaan dan
Pakan Sapi Potong Pembibitan di Daerah Sentra Industri Tepung Tapioka

12
Skala Rakyat : Studi Kasus di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, DIY.
SemNas Teknologi Peternakan dan Veteriner : Yogyakarta

Arifin, Mistar. 2015. Kiat Jitu Menggemukkan Sapi Secara Maksimal. PT


AgroMedia Pustaka : Jakarta

Mashur. 2003. Manajemen Terpadu Pemeliharaan Sapi Bali. BP3BPTP : NTB

Murtidjo, Bambang Agus. 1990. Seri Budi Daya Sapi Potong. Penerbit Kanisius :
Yogyakarta

Nainggolan, Yunita Dewi Afiati. 2013. [Skripsi] Studi Eksploratif Upaya


Kesehatan Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) oleh Peternakan di
Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Sumatera Utara.
Institut Pertanian Bogor : Bogor

Sulaiman, Nanang. 2009. Manajemen Pakan Perusahaan Peternakan Sapi


Potong CV. Sumber Baja Perkasa Kabupaten Klaten. Universitas Sebelas
Maret : Surakarta

Yulianto, Purnawan dan Cahyo Saparinto. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara
Intensif. Penebar Swadaya : Depok

LAMPIRAN

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

Anda mungkin juga menyukai