Bab II Pembahasan........................................................................................ 3
A. Fungsi Kandang ...................................................................................... 3
B. Persyaratan Teknis Pembuatan Kandang................................................. 4
C. Sistem Perkandangan Sapi Potong........................................................... 6
D. Perkandangan yang Ideal Bagi Sapi Potong............................................ 7
E. Realitas Manajemen Perkandangan di Masyarakat.................................. 10
Lampiran .................................................................................................... 14
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Manajemen Perkandangan Sapi
Potong.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang Manajemen
Perkandangan Sapi Potong ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Nurmauliah. S
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.3 Tujuan
Mengetahui sistem perkandangan yang ideal bagi sapi potong/pedaging yang
ideal dan realitasnya di masyarakat
I.4 Manfaat
Memperoleh informasi tentang sistem perkandangan pada peternakan sapi
potong
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Kandang
Usaha penggemukan sapi potong saat ini mempunyai kencenderungan
makin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat di
daerah yang mengusahakan penggemukan sapi. Prospek usaha penggemukan sapi
sangat menjanjikan terbukti dari beberapa hasil kajian menunjukkan keuntungan
usaha yang cukup memadai bagi peternak. Usaha penggemukan sapi dapat
dilakukan secara perseorangan maupun secara perusahaan dalam skala besar.
Namun ada pula yang mengusahakan secara kelompok pula (Sulaiman, 2009).
Kandang memiliki fungsi penting dalam suatu usaha penggemukan sapi
potong. Berikut beberapa fungsi kandang (Abidin, 2002) :
- Melindungi sapi potong dari gangguan cuaca seperti panas matahari,
hujan, udara dingin, dan terpaan angin
- Tempat sapi beristirahat dengan nyaman
- Mengontrol sapi agar tidak merusak tanaman di sekitar lokasi usahan
penggemukan atau mengonsumsi pakan yang beracun
- Tempat pengumpulan kotoran sapi, agar kotoran tidak berceceran di
mana mana
- Melindungi sapi dari hewan hewan pengganggu
Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2000), kandang yang akan
dibangun harus kuat, memenuhi syarat kesehatan, mudah dibersihkan, mempunyai
drainase yang baik, sikulasi udara yang bebas dan dilengkapi tempat makan dan
minum sapi serta bak desinfektan. Secara umum terdapat dua tipe kandang
menurut Rasyid dan Hartati (2007) yaitu kandang individual dan kandang koloni.
Kandang individu digunakan bagi satu ekor sapi dengan ukuran 2,5x1,5m.
Dibandingkan dengan tipe kandang individual, pertumbuhan sapi di kandang
koloni relatif lebih lambat karena ada energi yang terbuang akibat gerakan sapi
yang lebih leluasa. Menurut Abidin (2002), kebersihan kandang juga harus
diperhatikan karena kotoran dan urin sapi akan segera terinjak-injak oleh sapi.
Limbah peternakan yang berupa kotoran dan sisa pakan menurut Setiawan (1996)
dapat menurunkan mutu lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Kotoran
3
ternak yang tercecer akan terbawa oleh aliran air hujan ke daerah-daerah yang
lebih rendah dan selanjutnya akan menyebabkan penyakit (Nainggolan, 2013).
4
Sumber Gambar : Seri Budi Daya Sapi Potong (1990)
5
C. Sistem Perkandangan Sapi Potong
Sistem perkandangan yang sering ditemui pada usaha pembesaran sapi
potong di antaranya sebagai berikut (Yulianto dan Cahyo, 2010) :
1. Kandang bebas/ koloni
Kandang bebas/koloni merupakan barak atau arela yang cukup luas
dengan atap di atasnya. Kandang ini dapat ditempati populasi sapi
tanpa adanya sekat atau batasan. Sapi dapat bergerak bebas ke mana
saja selama masih berada di dalam areal kandang.
Kandang koloni hanya terdiri dari satu bangunan atau ruangan,
tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak. Sebuah kandang
koloni yang berukuran 7 m x 9 m dapat menampung 20 24 ekor sapi.
Biasanya sapi tinggal selama sekitar satu minggu di kandang koloni
agar mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.
Pembesaran sapi di kandang bebas/koloni ini dapat menyebabkan
beberapa hal berikut.
- Membutuhkan biaya pembuatan kandang, tetapi lebih murah
dibandingkan kandang individual
- Penggunaan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan kandang
individual
- Kandang mudah dikembangkan tanpa banyak perubahan
- Sapi mudah saling beradu
- Mudah untuk membantu mendeteksi birahi
2. Kandang individual/tunggal
Kandang individual/tunggal merupakan pemeliharaan ternak di
suatu areal terbatas dan ruang gerak ternak dibatasi hingga sulit
bergerak. Pembatasnya dapat berupa sekat sekat. Setiap sekat
ditempati oleh satu ekor sapi. Sapi ditambatkan dengan tali pada patok
yang disediakan. Bahkan, ada cara tanpa sekat, yaitu sapi cukup
ditambatkan pada patok yang dibuat secara berderet. Sapi hanya dapat
bergerak ke depan dan belakang serta duduk.
6
Sumber gambar : Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif (2010)
7
a. Kandang individu
Kandang individu merupakan tipe satu kandang untuk satu ekor ternak.
Kandang individu memiliki ukuran panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter.
Biasanya, antarkandang diberi sekat pemisah dengan tinggi 1 meter atau
sama tinggi dengan badan sapi. Bagian depan kandang terdapat palung
sebagai tempat pakan dan minum, sedangkan di bagian belakang terdapat
selokan sebagai saluran untuk membuang kotoran. Kandang individu
memiliki tiga macam susunan, yaitu satu baris dengan posisi kepala
searah, dua baris dengan posisi kepala menghadap lorong atau gang, dan
dua baris dengan posisi saling membelakangi. Kandang individu
merupakan tipe kandang yang ideal untuk penggemukan sapi potong
hingga siap dijual. Jika digunakan sebagai kandang penggemukan,
sebaiknya ukuran kandang dibuat lebih rapat, tidak terlalu lebar, tetapi
tidak terlalu sempit pula. Tujuannya, agar sapi tidak kehilangan energi
sehingga proses penggemukan berjalan lebih efektif. Panjang dan luas
kandang menyesuaikan jenis sapi yang akan dipelihara. Biaya pembuatan
kandang individu memang cenderung lebih mahal daripada kandang
kelompok karena bahan bahan yang dibutuhkan lebih banyak. Namun,
kandang individu memiliki sejumlah kelebihan, diantaranya sapi menjadi
tidak mudah stres, pemberian pakan dan minum menjadi mudah dan lebih
terkontrol, serta persaingan antar sapi dalam mendapatkan pakan dapat
dicegah.
b. Kandang Kelompok
Kandang kelompok merupakan jenis kandang yang memiliki hanya satu
ruangan untuk beberapa ekor ternak baik yang tidak diikat maupun diberi
sekat. Ukuran kandang kelompok sekitar 2 x 2,5 meter. Berdasarkan
atapnya, kandang kelompok dibagi menjadi dua yaitu kandang kelompok
beratap penuh dan beratap sebagian. Kandang kelompok beratap penuh
sebaiknya menggunakan litter sebagai alas lantai. Fungsinya, agar lantai
kandang tidak mudah becek. Jika litter telah mencapai tinggi 40 cm,
bongkar litter. Kumpulkan bekas litter tersebut, lalu keringkan dan giling
untuk dijadikan pupuk kompos. Bagian tempat pakan dan minum
(palungan) diletakkan di depan kandang kelompok.
8
Sementara itu, kandang kelompok beratap sebagian memilki lantai yang
terbuat dari semen. Atapnya hanya dipasang dibagian depan kandang,
sedangkan bagian belakangnya dibiarkan terbuka. Kelebihan jenis
kandang ini adalah ternak lebih bebas dan tempat pakan lebih luas karena
tidak diberi sekat seperti kandang individu. Kelemahannya rawan terjadi
persaingan antarsapi dalam mendapatkan pakan.
c. Kandang Karantina
Selain kandang individu dan kandang kelompok, sebaiknya sediakan pula
kandang karantina. Kandang karantina digunakan sebagai tempat
mengisolasi sapi yang sakit dan membutuhkan pengobatan khusus. Sapi
yang sakit harus dikarantina agar penyakitnya tidak menyebar ke sapi yang
sehat. Karena itu, letak kandang karantina sebaiknya terpisah dari kandang
lainnya. Tidak ada ketentuan baku luasan kandang karantina yang harus
dibuat, tergantung luas lahan yang dimiliki peternak.
9
Diusahakan kokoh/kuat dibuat dari bahan lokal, murah dan dapat
bertahan lama.
Dinding terbuka
Ukuran minimal 4 x 6 m atau
Kapasitas tampung 4 ekor : seekor pejantan dengan 3 ekor betina.
Menampung proses perkawinan malam hari
Untuk mengumpulkan betina yang birahi dan diperkirakan akan birahi
dengan pejantan pada malam hari.
3. Kandang sapih
Kandang untuk Penyapihan berukuran 3 x 4 m
Luas kandang disesuaikan dengan kebutuhan, dan jumlah anak sapi
yang disapih.
Kandang sapih dibuat dari bahan yang murah harganya dan mudah
diperoleh di sekitar lokasi.
Jika tidak memiliki kandang sapih, penyapihan dapat dilakukan
dengan cara induk dan anak diikat terpisah diusahakan agar anak tidak
dapat menyusu pada induknya.
4. Kandang pejantan
Kandang Pejantan berukuran 3 x 4 m
Diusahakan kokoh/kuat
Dibuat dari bahan lokal, yang murah dan dapat bertahan lama.
Dinding terbuka
Lantai padat
10
BAB III
PENUTUP
Adapun yang dapat disimpulkan oleh penulis dari makalah ini yaitu
manajemen perkandangan sangatlah penting dalam pembiakan sapi potong.
Pembuatan kandang harus memperhatikan fungsinya sebagai tempat ternak
11
beraktivitas, berproduksi, dan bereproduksi. Agar fungsi fungsi tersebut berjalan
dengan baik, bangunan kandang yang didirikan harus memenuhi kriteria ideal.
Jenis kandang yang ideal dalam pembibitan sapi potong atau pedaging yaitu
kandang tipe individu. Karena kandang jenis ini memusatkan kegiatan sapi dalam
pembentukan daging yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Antasari, Risa dan U. Umiyasih. 2009. Profil Tata Laksana Pemeliharaan dan
Pakan Sapi Potong Pembibitan di Daerah Sentra Industri Tepung Tapioka
12
Skala Rakyat : Studi Kasus di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, DIY.
SemNas Teknologi Peternakan dan Veteriner : Yogyakarta
Murtidjo, Bambang Agus. 1990. Seri Budi Daya Sapi Potong. Penerbit Kanisius :
Yogyakarta
Yulianto, Purnawan dan Cahyo Saparinto. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara
Intensif. Penebar Swadaya : Depok
LAMPIRAN
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35