Anda di halaman 1dari 4

2.4.1 Fekunditas dengan umur.

Pada beberapa species ikan, hubungan fekunditas dengan umur tidak


selalu sama yang artinya adalah umur itu ada yang tidak berpengaruh pada
fekunditas, ada yang pengaruhnya sedikit dan ada pula yang pengaruhnya secara
positif. Hal yang demikian itu benar apabila yang dilihatnya hanya hubungan
antara fekunditas dengan umur saja tanpa melihat parameter lainnya. Variasi
fekunditas individu itu sangat besar, meliputi setiap pengaruh termasuk juga umur.
Ikan yang untuk pertama kalinya memijah (recruit spawners) fekunditasnya tidak
besar seperti fekunditas ikan yang telah memijah beberapa kali tetapi berat
tubuhnya sama. Hal ini sesuai dengan sifat umum, bahwa fekunditas ikan akan
bertambah selama pertumbuhan. Ikan yang besar telurnya akan lebih banyak dari
pada ikan yang lebih kecil. Tetapi korelasi ini ada batasnya dimana akan ada
penurunan jumlah walaupun ikan itu bertambah besar atau tua. Ikan yang siklus
hidupnya panjang seperti ikan sturgeon atau ikan mas, akan memperlihatkan
penambahan jumlah telur yang cepat pada waktu umur-umur muda dan kemudian
akan diikuti dengan kecepatan pertambahan yang semakin berkurang dan terus
menurun mencapai keadaan yang tetap. Adapun variasi jumlah telur ikan yang di
dapat pada saat ini disebabkan karena variasi kelompok ukuran. Jumlah ukuran
ikan yang besar hanya sedikit dan biasanya memperlihatkan pertambahan
kecepatan fekunditas. Hal ini sebenarnya akibat perbaikan makanan. Tetapi pada
ikan-ikan yang ukurannya terlampau besar, fekunditasnya secara relatif lebih
sedikit. Volodin (dalam Nikolsky, 1969) memperlihatkan korelasi antara
fekunditas dengan umur dan juga dengan berat dan dengan panjang dari ikan
Leuciscus rutilus.

Gambar . Ikan Leuciscus rutilus


2.4.2 Fekunditas dengan berat.

Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih


mendekati kondisi ikan itu daripada panjang. Namun dalam hubungan fekunditas
dengan berat terdapat beberapa kesulitan. Berat akan cepat berubah pada waktu
musim pemijahan. Misalnya ikan salmon dan sidat yang melakukan ruaya
sebelum berpijah, mereka tidak lagi mengambil makanan, jadi mereka akan
berpuasa sampai ke tempat pemijahan. Material untuk pertumbuhan gonadnya
diambil dari jaringan somatik. Oleh karena itu apabila mengikut sertakan korelasi
fekunditas dengan berat somatik didalam membandingkan satu populasi dengan
populasi atau diantara dua musim harus berhati-hati. Jika fekunditas mutlak secara
matematis dikorelasikan dengan berat total termasuk berat gonad akan
menimbulkan kesulitan secara statistik. Sebabnya akan termasukkan telur dalam
jumlah yang lebih besar dari ikan yang sebenarnya berfekunditas kecil. Juga
kesulitan yang sama akan timbul apabila fekunditas dihubungkan dengan faktor
kondisi, karena dalam faktor kondisi itu yaitu:

K=100W/L.

melibatkan berat total ikan itu. Disebabkan oleh kesulitan ini, maka banyak
penulis menggunakan fekunditas relatif, yaitu berat telur persatuan berat ikan.
Namun menggunakan fekunditas relative pun mendapatkan kesulitan juga, karena
tidak dapat dipakai membandingkan satu populasi dengan lainnya atau keadaan
dari satu tahun ke tahun lainnya. Semula penggunaan fekunditas itu untuk
menyatakan hasil yang menduga bahwa korelasi antara fekunditas dengan berat
adalah linier, yang perumusannya adalah:

F = a + bW.

Dalam beberapa hal menggunakan rumus tersebut hasilnya baik, tetapi beberapa
penulis mendapatkan bahwa korelasi antara fekunditas dengan berat adalah tidak
linier. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa berat gonad pada awal
kematangan berbeda dengan berat akhir dari kematangan itu karena
perkembangan telur yang dikandungnya. Selama dalam proses perkembangan
tersebut terjadi pengendapan kuning telur yang berangsur-angsur serta terjadi
hidrasi pada waktu hampir mendekati pemijahan.
DAFTAR PUSTAKA

Effendie, Moch Ichsan. Biologi Perikanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Nusantara;


1997

Anda mungkin juga menyukai