Anda di halaman 1dari 12

CARA PERAWATAN DAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Laboratorium berasal dari kata Latin yang berarti tempat bekerja. Karena kemajuan
sains dan teknologi demikian pesatnya, maka dirasa perlu adanya ruang tempat siswa
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan sains.
Tujuan keamanan laboratorium adalah menciptakan suasana laboratorium sebagai
sarana belajar sains yang aman. Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi
sains (dosen, laboran, (mahasiswa)) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang
mungkin terjadi serta upaya penanganannya.
Laboratorium sebagai sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui
kegiatan praktik. Untuk memahami ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, siswa yang taraf
berpikirnya masih konkrit dapat belajar lebih baik melalui hal-hal yang konkrit (nyata). Oleh
karena itu, perhatian terhadap ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif sangat
diperlukan.
Perawatan adalah kegiatan pemeliharaan terhadap alat dan bahan yang sudah ada di
laboratorium berdasarkan pertimbangan pengetahuan alat dan bahan serta proses dan resiko
yang ditimbulkannya dengan tujuan pokok alat dan bahan tetap baik, dapat digunakan
setidak-tidaknya tidak terlalu menurun kadar kekuatannya dan daya gunanya. Penyimpanan
yang baik adalah bagian dan kegiatan perawatan itu, namun karena menyangkut aspek jenis
alat dan bahan serta sifat dan alat dan bahan itu, maka kegiatan penyimpanan harus mendapat
pertimbangan yang khusus.
Penyimpanan alat. Untuk menjamin keamanan kerja di laboratorium, cara
penyimpanan alat dan bahan kimia harus diperhatikan. Dalam penyimpanan ini harus
disediakan khusus ruangan penyimpanan dan tempat penyimpanan yang bersih, berventilasi
dan mudah dilalui serta didapat bila diperlukan. Untuk itu, penyimpanan pengambilan dan
pengembalian alat atau zat harus diikuti prosedur yang menjamin keamanan.
2. Masalah
Sering terjadi kecelakaan ketika melaksanakan praktikum sehingga membuat alat-alat
praktikum rusak
Salah penyimpanan alat praktikum sehingga menyebabkan terhambat praktikum

3. Rumusan masalah
Bagaimana cara melakukan perawatan alat praktikum sains dengan benar ?
Bagaimana cara penyimpanan alat praktikum sains dengan benar ?
4. Tujuan
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada saat melakukan praktikum yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakkan pada alat-alat praktikum sains.
Untuk mengetahui cara penyimpanan alat praktikum dengan benar.

II. PEMBAHASAN
Perawatan alat-alat praktikum
Untuk melakukan suatu perawatan yang baik kita haruslah menggolongkan alat-alat
praktikum dengan benar sehingga kita dapat melakukan perawatan dengan baik menurut
setiap golongan dan sifat masing-masing.
Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
1. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal
2. Memperpanjang umur pemakaian
3. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
4. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
5. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
6. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
7. Menghindari terjadinya kerusakan fatal
Pengelompokan alat - alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan
Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat
reparasi.
Pengelompokan alat - alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti : Anatomi,
Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
Pengelompokan alat - alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Penggolongan alat-alat berdasarkan jenisnya adalah :
1. Golongan alat yang berbahan dasar kaca
2. Golongan alat yang berbahan dasar besi
3. Golongan alat yang berbahan dasar kayu
4. Golongan alat yang berbahan dasar porselin
5. Golongan alat yang berbahan dasar plastik
6. Golongan alat yang berbahan dasar karet
7. Golongan alat yang berbahan dasar logam dan alat listrik
8. Golongan alat optik
Cara merawat alat-alat pratikum dengan benar adalah :
1. Perawatan alat kaca
Kemungkinan kerusakan yang terjadi pada alat-alat gelas adalah karena pecah,
terbakar, jatuh dan terbentur benda lain. Untuk pemanasan suhu tinggi, gunakanlah gelas
pyrex, alat gelas tebal sekali-kali jangan dipanaskan. Dalam menggunakan botol untuk
menyimpan bahan kimia atau larutan zat kimia hams diperhatikan bahwa tutup botol tidak
boleh terbuat dan logam. Tetapi gunakanlah tutup botol plastik, karet atau gabus dan yang
lebih baik lagi dan kaca. Tetapi ingat, tutup botol zat dan larutan NaOH tidak boleh terbuat
dan kaca.
2. Perawatan alat logam
Resiko alat dan bahan logam adalah perkaratan/korosi karena oksigen di udara dan
kelenibaban air. Perawatannya adalah dengan cara mengecat seluruh permukaan logam atau
diberi vaselin, pelumas atau pelicin (minyak kelapa). Penjagaannya, alat harus selalu kering
bila tidak dicat/dilumas, Hal ini dilakukan setelah dipakai dan penyimpanan harus di tempat
kering yang bisa dibuat dengan memasang lampu atau zat higroskopis seperti CaCI2 dan
silika gel. Penyimpanan jangan di ruang asam atau di dekat zat kimia yang bensifat asam.
3. Perawatan alat porselin
Kerusakan alat dan bahan porselin karena mekanis seperti jatuh, terbentur, terpukul
besi. Porselin yang pada waktu penggunaannya mengalami pemijamannya, harus dihindarkan
dan percikan air. Bahayanya, dapat pecah secana tiba-tiba. Dan bahaya lainnya adalah dapat
merusak zat.
4. Perawatan alat plastik
Resiko kerusakan alat yang terbuat dari plastik tergantung dan jenis plastiknya. Pada
umumnya plastik dapat bereaksi dengan asam, basa atau garam anonganik. Sedangkan zat-zat
yang melarutkan plastik adalah aseton, kionoform dan lain-lain. Plastik tidak tahan panas
baik panas dan bahan kimia maupun panas dari api. Oleh karenanya, bahan dari plastik harus
dihindarkan diri zat organik tententu dan dari panas.
5. Perawatan alat kayu
Kerusakan alat dan bahan kayu adalah rapuh, berjamur atau terbakar. Rapuh bila
berada dalam kondisi lembab atau basah, kena asam, basa atau larutan garam atau juga bahan
organik. Tidak sedikit juga alat yang terbuat dan kayu rusak karena dimakan rayap, bubuk,
jamur dan lain-lainnya. Pencegahannya adalah : lapisi kayu dengan cat, pernis atan disemprot
dengan insektisida.
6. Perawatan alat karet
Alat dan bahan karet ini mudah rusak karena asam, basa dan bahan organik yang
menyebabkan karet lengket sesamanya. Demikian juga minyak bumi dan sejenisnya. dapat
mengembangkan karet sehingga sifat elastisitas karet menjadi bilang. Oleh karenanya,
hindarkan karet dan panas dan pelarut organik serta larutan basa.
7. Perawatan alat listrik dan alat optik
Beberapa perawatan terhadap alat listrik dan listrik adalah sebagai berikut:
Listrik
Jaringan listrik yang terdapat di laboratorium umumnya sudah direncanakan
sedemikian rupa. Hindarkanlah penambaban ateker atau lampu baru. Dan kalau pun
dilakukan, gunakanlah kabel yang tebal dan baik serta mintalab bantuan jasa instalator listrik.
Sekening yang telah putus kawatnya janganlah diganti dengan kawat lain, karena muatan
kawat tidak selalu sama. Namun, gunakanlah sekering baru dengan ukuran ampere yang
sama. Flati-hatilah dengan listnik karena dapat menimbulkan resiko kematian.
Alat listrik
Alat-alat listrik yang ada di laboratorium di antaranya adalah lemari es (kulkas),
kompor listrik, fan listrik, radio dan lain-lainnya. Penggunaannya, periksalah voltasenya
sebelum digunakan dan jika voltasenya berbeda dengan voltase AC di laboratonium, ubahlah
terlebih dahulu voltasenya.
Alat-alat optik
Alat-alat mi terdiri dari beberapa lensa, contohnya : mikroskop, teropong, lensa, kamera
dan lain-lain. Penyimapanannya harus dilakukan di tempat yang kering dan berilah zat
higroskopis untuk menyerap air atau gunakan lampu pengering. Beberapa zat higroskopis
yang dapat digunakan adalah : CuC12 anhidrous, CuSO4 anhidrous, silika gel dan lain-lain.
Khususnya untuk perawatan kamera yang mempunyai lensa yang sangat peka dengan
nap air dan debu, sebaiknya kamera ditempatkan pada toples atau botol besar. Jika tidak ada
botol besar, gunakanlah plastik tebal yang ditusuk-tusuk dengan jarum untuk ventilasi
Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti:
1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
3. Menjaga kebersihan alat
4. Menyimpan alat
Penyimpanan alat-alat Praktikum
Pemeliharaan di sini bukan berarti alat disimpan dengan baik
sehingga alatnya selalu utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan dan
agar tahan lama, tentunya perlu dilakukan perawatan sehingga alat-alat
tersebut tahan lama atau awet. Jadi yang dimaksud dengan pemeliharaan
atau perawatan alat-alat atau menjaga keselamatan alat adalah:
o menyimpan pada tempat yang aman
o perawatan termasuk menjaga kebersihan
o penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set
o menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.
Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat,
antara lain:
o Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan
penggunaannya dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai
untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas. Bila suatu
alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi,
maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama
yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.
o Berat alat.
Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk
alat-alat berat jangan
disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan atau
mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.
o Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap
kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab
penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat
disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur. Lensa
harus dijaga jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat
berjamur di daerah lembab. Salah satu cara mencegah pengaruh
kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga
udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam
kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika).
o Pengaruh bahan kimia.
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia
terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh
karena itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama
alat-alat yang terbuat dari logam.
o Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwaalat yang terbuat
dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa
alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya Respirator
Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya. Setiap
alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin dalam
penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak dipakai barulah
dipasang atau diset. Magnet jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif
pada magnet. Stopwatch dapat kehilangan kestabilan bila disimpan
berdekatan dengan magnet.
o Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium,
atau setidaknya petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang
yang mahal, dan mana barang yang murah. Ditinjau dari segi harganya
alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang aman atau lemari
yang pakai kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan
pada rak atau tempat terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat/lemari
tertutup sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.
o Bentuk dalam set
Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet,
semimicroapparatus. Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai
digunakan hendaknya disusun kembali pada tempat semula dengan
susunan aturan yang telah ditentukan. Penyusunan magnet dalam set
electromagnet harus diperhatikan, tidak boleh disimpan sembarangan
tanpa aturan karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:
Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman
juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masingmasing alat dan bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat:
1. Pengelompokan alatalat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya dan Usaha
(Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alatalat biologi menurut golongan percobaannya, seperti: Anatomi,
Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alatalat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti: logam,
kaca, porselen, plastik dan karet
Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan atau perawatan peralatan
laboratorium:
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.
Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat
menimbulkan bibit-bibit penyakit.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia
kembalikan pada lemari yang telah tersedia.
3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap
steril dan bebas dari kuman penyakit.
4. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet,
kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali.
5. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan
perbaikan.
6. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.
7. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan
alat tersebut.
8. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut
tidak di gunakan kembali.
Penyimpanan alat-alat praktikum juga didasarkan dengan penggolongan alat-alat
tersebut terbuat dari apa. Penyimpanannya sebagai berikut :
1) Ruang besi(RB)
Ruang ini terbuat bebas dari kelembaban, cairan, larutan dan air. Gunanya untuk
menyimpan alat-alat dan besi dan logam lainnya seperti kaki tiga, statif besi, klem, statif
corong, ring besi, dan alat dari besi lainnya.
2) Ruang alat kayu.(RK)
Ruang ini berupa lemari bertahap pada susunan agak atas, karena alat dan kayu cukup
ringan. Hindarkan tempat ini dari kelembaban, uap zat dan percikan cairan atau larutan.
Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah jepit tabung, rak tabung reaksi, alat sendok
bak, bantalan jepit batu baterai dan lain-lain.
3) Ruang alat optik (RO)
Ruang ini merupakan lemani khusus dan sipasang listrik 15-25 watt di dalamnya.
Hindarkan dari udara dingin atau kelembaban maupun uap zat. Contoh alat yang disimpan
dalam ruang ini adalah mikroskop, refraktotneter, proyektor, kamera dan lensa-lensa lainnya.

4) Ruang karet, gabus dan plastik (RKGP)


Ruang ini berupa laci atau lemari khusus dan letaknya tidak menjadi masalah. Contoh
alat yang disimpan dalam ruang ini adalah : selang karet, selang plastik, prop karet, prop
gabus, gelas kimia plastik, alat injeksi, pompa hisap plastik, sendok dan spatula plastik.
5) Ruang alat ukur (RU)
Ruang ini bisa berupa laci atau lemari khusus, tertutup dan dapat dibuka secara
mudah, harus bersih dan kering serta tidak miring. Contoh alat yang disimpan dalam ruangan
ini adalah : termometer, areometer, piknometer, voltmeter, amperemeter, multimeter dan lain-
lain.
6) Ruang alat listrik
Ruang ini sama dengan ruang optik. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini
adalah: supply transformator, adaptor, stabilisator, pengaduk listrik dan lain-lain.
Di samping cara penyimpanan tersebut juga ada cara penyimpanan atas dasar
frekwensi pemakaian, pencucian, alat volumetri dan lain-lain sebagai berikut:
1) Alat-alat yang sering digunakan
Apabila harga alat-alat ini murah, tempatkan alat ini pada tempat yang mudah
dijangkau praktikan. Contohnya adalah statif kaki tiga, kasa asbes, pembakar spinitus, dan
jepit tabung
2) Alat-alat yang sering dicuci
Alat-alat ini disimpan pada tempat tersendiri, sehingga siswa mudah mengambilnya.
Contoh alat-alat ini adalah : gelas kimia, corong, tabung reaksi.
3) Alat volumetri
Alat ini agak sulit disimpan sehingga lebih baik dibuatkan ternpat khusus untuk
menyimpan buret dan pipet.

III. Kesimpulan
Perawatan alat-alat praktikum berdasarkan penggolongan alat-alat berdasarkan jenisnya
adalah :
1. Golongan alat yang berbahan dasar kaca
2. Golongan alat yang berbahan dasar besi
3. Golongan alat yang berbahan dasar kayu
4. Golongan alat yang berbahan dasar porselin
5. Golongan alat yang berbahan dasar plastik
6. Golongan alat yang berbahan dasar karet
7. Golongan alat yang berbahan dasar logam dan alat listrik
8. Golongan alat optik
Sehingga dari perawatan tersebut kita dapat merawat alat-alat tersebut dengan baik dan
juga dari penggolongan tersebut kita dapat mengetahui sifat-sifat masing-masing alat yang
mana hal-hal tersebut dapat merusak alat-alat yang akan kita gunakan.
Cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan atau perawatan peralatan laboratorium:
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.
Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat
menimbulkan bibit-bibit penyakit.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia
kembalikan pada lemari yang telah tersedia.
3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap
steril dan bebas dari kuman penyakit.
4. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet,
kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali.
5. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan
perbaikan.
6. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.
7. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan
alat tersebut.
8. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut
tidak di gunakan kembali.

Penyimpanan alat-alat praktikum juga didasarkan dengan penggolongan alat-alat


tersebut terbuat dari apa. Penyimpanannya sebagai berikut :
1) Ruang besi(RB)
Ruang ini terbuat bebas dari kelembaban, cairan, larutan dan air. Gunanya untuk
menyimpan alat-alat dan besi dan logam lainnya seperti kaki tiga, statif besi, klem, statif
corong, ring besi, dan alat dari besi lainnya.
2) Ruang alat kayu.(RK)
Ruang ini berupa lemari bertahap pada susunan agak atas, karena alat dan kayu cukup
ringan. Hindarkan tempat ini dari kelembaban, uap zat dan percikan cairan atau larutan.
Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah jepit tabung, rak tabung reaksi, alat sendok
bak, bantalan jepit batu baterai dan lain-lain.
3) Ruang alat optik (RO)
Ruang ini merupakan lemani khusus dan sipasang listrik 15-25 watt di dalamnya.
Hindarkan dari udara dingin atau kelembaban maupun uap zat. Contoh alat yang disimpan
dalam ruang ini adalah mikroskop, refraktotneter, proyektor, kamera dan lensa-lensa lainnya.
4) Ruang karet, gabus dan plastik (RKGP)
Ruang ini berupa laci atau lemari khusus dan letaknya tidak menjadi masalah. Contoh
alat yang disimpan dalam ruang ini adalah : selang karet, selang plastik, prop karet, prop
gabus, gelas kimia plastik, alat injeksi, pompa hisap plastik, sendok dan spatula plastik.
5) Ruang alat ukur (RU)
Ruang ini bisa berupa laci atau lemari khusus, tertutup dan dapat dibuka secara
mudah, harus bersih dan kering serta tidak miring. Contoh alat yang disimpan dalam ruangan
ini adalah : termometer, areometer, piknometer, voltmeter, amperemeter, multimeter dan lain-
lain.
6) Ruang alat listrik
Ruang ini sama dengan ruang optik. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah:
supply transformator, adaptor, stabilisator, pengaduk listrik dan lain-lain.

IV. Daftar Pustaka

Afandi, Bahtiar. 2011. Perawatan Alat Dan Bahan Laboratorium Ipa


Smp/Sma. http://bahtiarbio.wordpress.com/2011/12/16/39/ (24
maret 2013)

Anonim. 2012. Pemeliharaan Alat Dan Bahan Laboratorium.


http://biologistkipappyk.wordpress.com/2012/10/30/makalah/ (24
maret 2013)
Budimarwati, C. 2011. Pengelolaan alat dan bahan Di
laboratorium kimia.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan%20alat
%20dan%20bahan%20di%20laboratorium%20kimia.pdf (24 maret
2013)
Koncono dan Candra, I Nyoman. 2010. Pengetahuan Laboratorium
Kimia. Bengkulu :UNIB

Rahmad, Aad. 2011. Cara pemeliharaan dan penyimpanan alat


laboratorium. http://aadrahmat.blogspot.com/2011/12/cara-
pemeliharaan-dan-penyimpanan-alat.html (24 maret 2013)

Rufiati, Etna. 2011. Bagaimana Cara Mengelolah Laboratorium.


http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/Bagaimanacaramenge_EtnaRufiati_9654.pdf (24 maret
2013)

Anda mungkin juga menyukai