WHO dan Unicef mulai mengembangkan strategi MTBS pada tahun 1992,
dan saat ini lebih dari 100 negara di seluruh dunia telah mengadopsinya.
Implementasi dari strategi MTBS memberikan hasil yang mengesankan, baik
dalam mengurangi mortalitas maupun dalam meningkatkan kualitas hidup dari
balita di seluruh dunia.
Anak dan bayi kemudian dinilai untuk gejala utama. Untuk anak yang
lebih tua, gejala utama termasuk batuk atau kesulitan bernapas, diare,
demam, dan infeksi telinga. Untuk bayi muda, gejala utama meliputi
infeksi bakteri lokal, diare, dan ikterus. Sebagai tambahan, semua anak
secara rutin dinilai status gizi dan imunisasinya serta masalah
potensial lainnya.
Hanya menggunakan tanda-tanda klinis dalam jumlah terbatas,
dipilih berdasarkan sensitivitasnya dan spesivisitasnya untuk mendeteksi
penyakit.
Proses MTBS dapat digunakan oleh dokter, perawat dan profesi kesehatan
lain yang memeriksa bayi muda dan balita, pada fasilitas kesehatan dasar,
seperti klinik, puskesmas, puskesmas pembantu atau di unit rawat jalan
rumah sakit (Khusus di rumah sakit, yang ditekankan adalah cara
pendekatan yang komprehensif dari MTBS).
Bagian 1: Penilaian dan klasifikasi anak
Pada bagian ini anda akan mempelajari cara menilai anak sakit dan membuat
klasifikasi penyakit anak. Anda juga akan mempelajari cara interaksi dengan ibu
atau pengasuh yang membawa anak. Mulai saat ini dan selanjutnya istilah "ibu
berarti ibu si anak atau pengasuhnya.
Bagian penilaian dan klasifikasi terdiri atas:
Menanyakan kepada ibu tentang masalah anak.
Memeriksa tanda bahaya umum
o Diare
o Demam
o Masalah telinga
Pada saat mempelajari cara melakukan penilaian dan klasifikasi pada anak
sakit, anda akan menggunakan formulir pencatatan MTBS. Tujuannya adalah
untuk membantu mencatat informasi yang dikumpulkan tentang gejala dan tanda
pada anak sakit, ketika anda mengerjakan latihan dan ketika anda memeriksa anak
sakit pada sesi praktik klinis. Setiap unit pelatihan pada bagian ini memberikan
contoh cara pengisian tiap bagian dari formulir pencatatan.
Formulir pencatatan terdiri dari 2 halaman pada 1 lembar dan tiap halaman
terdiri dari kolom: penilaian, kolom klasifikasi dan kolom tindakan.
Pertama kali, beri penjelasan Jelaskan kepada ibu cara melakukan suatu tugas.
Ketiga, mintalah ibu untuk praktik Mintalah ibu untuk mengerjakan tugas
tersebut sementara anda mengamati. Meminta ibu untuk praktik merupakan
bagian paling penting dari mengajari suatu tugas. Jika seorang ibu melakukan
suatu tugas sambil anda amati, anda akan mengetahui apa yang dimengerti oleh
ibu dan apa yang dirasakan sulit. Anda dapat membantu ibu untuk mengerjakan
tugas secara lebih baik. Ibu akan lebih mengingat sesuatu yang dipraktikkannya
dibanding sesuatu yang hanya didengarnya.
Batasi nasihat anda hanya pada yang relevan bagi ibu pada saat ini.
Jika mungkin, gunakan gambar atau benda nyata untuk membantu penjelasan
anda. Sebagai contoh, tunjukkan jumlah cairan dalam sebuah cangkir atau wadah
tertentu.
Berikan umpan balik ketika ibu p;raktik. Puji ibu atas apa yang dikerjakan dengan
baik dan perbaiki setiap kesalahan. Jika perlu, beri kesempatan praktik ulang.
Nasihati ibu untuk menghindari praktik yang merugikan yang mungkin dilakukan
ibu. Ketika mengoreksi praktik yang merugikan, lakukan dengan jelas. Akan
tetapi hati-hati agar tidak membuat ibu merasa bersalah atau tidak mampu.
Jelaskan mengapa praktik tersebut merugikan atau berbahaya.
Dari jawaban ibu, anda akan mengetahui apakah ibu mengerti dan belajar
tentang yang anda ajarkan mengenai pengobatan anak. Jika ibu tidak bisa
menjawab dengan benar, berikan informasi tambahan atau perjelas instruksi anda.
Sebagai contoh, anda mengajari ibu tentang pemberian antibiotik. Selanjutnya,
anda mengajukan pertanyaan pemahaman, seperti
"Berapa banyak tablet yang harus diberikan pada anak setiap kali pemberian?"
Anda meminta ibu untuk mengulang kembali instruksi yang anda berikan.
Mengajukan pertanyaan pemahaman akan membantu anda memastikan bahwa ibu
belajar dan mengingat cara mengobati anak.
Seorang anak berumur 2 tahun atau lebih harus mendapat berbagai variasi
makanan keluarga sebanyak 3 kali sehari.
Anak juga harus diberi makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu
makan berupa makanan/kudapan yang bergizi tinggi.
Pada umur ini anak menyukai beberapa jenis makanan dan tidak menyukai
jenis tertentu. Hal ini mungkin jadi masalah karena anak memerlukan variasi
makanan yang bergizi. Ibu bisa meminta anak untuk mencoba jenis makanan baru
dengan cara menunjukkan bahwa ibu menyukainya dan diberikan sedikit demi
sedikit beberapa hari berturutan. Tidak baik memaksa anak untuk makan.
Makan pada waktu yang sama setiap hari akan membantu nafsu makan
anak sehingga akan makan lebih banyak.