Anda di halaman 1dari 11

EMBOLI ADALAH

Emboli adalah suatu kondisi di mana aliran darah terhambat akibat benda asing (embolus),
seperti bekuan darah atau udara. Benda asing yang berada di dalam akliran darah akan ikut
bersirkulasi sampai terhambat pada salah satu pembuluh darah. Hambatan ini menyebabkan
aliran darah menjadi tidak lancar dan jaringan tubuh kekurangan oksigen sehingga
menyebabkan kegagalan fungsi organ.
Beberapa jenis dari emboli, yaitu:
Emboli paru
Embolus yang terbentuk akan bersirkulasi dan menyumbat arteri di paru-paru. Emboli paru
dapat menyebabkan kematian.
Emboli otak
Embolus yang menyumbat di otak, dapat menyebabkan stroke.
Emboli retina (lapisan saraf mata)
Adanya emboli pada pembuluh darah retina menyebabkan kebutaan yang mendadak.
Emboli septik
Emboli jenis ini disebabkan oleh benda asing yang terbentuk akibat infeksi
Emboli amniotik
Emboli yang disebabkan oleh cairan amnion (ketuban) yang masuk ke aliran darah ibu.
Emboli udara
Aliran darah arteri terhambat oleh udara yang masuk ke pembuluh darah. Sering disebabkan
saat berselam, dimana penyelam naik ke permukaan terlalu cepat
Emboli lemak
Emboli disebabkan karena partikel lemak yang masuk ke peredaran darah, seperti pada kasus
patah tulang
PENYEBAB
Emboli disebabkan karena adanya embolus di aliran darah. Beberapa jenis embolus, yaitu
bekuan darah, lemak, udara, Emboli terutama terjadi pada orang-orang yang memiliki risiko.
Faktor risiko terjadinya emboli, antara lain:
Merokok;
Infeksi;
Orang tua;
Riwayat penyakit jantung;
Tekanan darah tinggi;
Arterosklerosis (pembentukan plak lemak pada pembuluh darah);
Kolesterol tinggi dan kegemukan;
Jarang bergerak dapat menyebabkan deep vein thrombosis (DVT), yaitu terbentuknya
bekuan pada pembuluh darah di kaki, yang merupakan penyebab tersering emboli
paru.

GEJALA
Gejala pada emboli bervariasi tergantung dimana sumbatan terjadi. Pada emboli di jantung,
dapat timbul serangan jantung. Bila terjadi emboli di otak, maka stroke dapat muncul yang
ditandai dengan kelemahan anggotan gerak, gangguan bicara, kemiringan pada salah satu sisi
wajah, seakit kepala, dan lain-lain.
Emboli yang terjadi pada anggota gerak menyebabkan nyeri, rasa kebas, dingin, dan dapat
timbul luka akibat jaringan yang mati. Emboli paru menimbulkan nyeri dada, kesulitan
bernafas, batuk, dan kematian.
PENGOBATAN
Pengobatan emboli dilakukan berdasarkan ukuran, lokasi, dan asal embolus. Tindakan yang
dapat dilakukan dengan penggunaan obat-obatan atau tindakan operasi. Penanganan pertama
dari emboli adalah mengatasi syok dan pemberian oksigen.
Obat-obat yang dapta diberikan yaitu anti pembekuan darah untuk mencegah emboli lebih
lanjut, dan trombolisis (menghancurkan bekuan darah yang telah terbentuk). Namun,
pemakaian obat ini dapat menimbulkan efek perdarahan.
Tindakan operasi yang dilakukan yaitu embolektomi, yaitu pengangkatan embolus. Pembuluh
darah yang tersumbat akan dipotong dan dilakukan penghisapan benda asing penyebab
sumbatan tersebut.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian emboli, yaitu makan
makanan sehat (rendah lemak, tinggi serat, banyak sayur dan buah), mengurangi konsumsi
garam (tidak lebih dari 1 sendok teh per hari), mengurangi berat badan, berhenti merokok, dan
olahraga minimal 150 menit per minggu.
CARA PENYUNTIKAN
Udara yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena dapat menjadi emboli udara vena.
Emboli udara tersebut akan terbawa aliran darah, masuk ke dalam ruang serambi dan bilik
kanan jantung. Dari sana, emboli tersebut dapat terbawa terus ke pembuluh darah arteri paru
sehingga mengganggu pertukaran gas di sana, menyebabkan gangguan irama jantung,
hipertensi pembuluh darah paru, dan bahkan gagal jantung serta henti jantung. Jika emboli
yang ada besar, emboli tersebut dapat menyebabkan sumbatan pada serambi serta bilik
jantung, sehingga terjadi obstruksi aliran darah sehingga darah yang dipompa jantung pun
berkurang.
Walaupun literatur menyebutkan bahwa untuk menimbulkan komplikasi berat, jumlah udara
yang masuk harus banyak, ada kejadian dimana udara sesedikit 0,5 ml yang masuk ke
pembuluh darah yang mempendarahi jantung dapat menyebabkan gangguan irama jantung.
Sedangkan henti jantung dilaporkan terjadi sewaktu udara sebanyak 20 ml tidak sengaja
masuk ke dalam pembuluh darah vena (20 ml sama dengan isi udara dalam satu selang infus).
Karena itu, sebaiknya pemberian obat melalui pembuluh darah (injeksi) ataupun pemberian
cairan dengan infus harus sangat berhati-hati.
Cara Menyuntik. Menyuntik adalah memasukkan obat atau vitamin atau cairan kedalam tubuh
manusia menggunakan sebatang jarum. Menyuntik bukan hanya monopoli dokter atau perawat
tetapi juga orang biasa ada baiknya bisa melakukan penyuntikan sendiri.Pengetahuan
menyuntik berikut ini memang lebih banyak diterapkan pada manusia, tetapi bagi praktisi
peternakan cara ini juga bisa dijadikan pedoman dalam menyuntik hewan kesayangan atau
ternaknya. Karena secara prinsip teknik penyuntikan sama saja antara hewan dan manusia,
tergantung dari jenis obat apa yang akan diberikan karena ada obat yang harus disuntikkan
dibawah kulit atau masuk ke vena atau juga masuk ke otot/daging. Berikut cara-cara dasar
teknik penyuntikan.
Tiga Jenis Teknik Penyuntikan yaitu:
1. Injeksi intramuscular
2. Injeksi intravena
3. Injeksi subcutan
TEHNIK ASPIRASI
Walaupun aspirasi tidak lagi dilakukan pada metode injeksi subkutan, pada
penyuntikan intramuscular dan intravena prosedur ini harus dilakukan. Apabila pada injeksi
intramuscular secara tidak sengaja ujung jarum menembus pembuluh darah, maka obat yang
disuntikkan akhirnya masuk secara intravena. Hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya
emboli sebagai akibat reaksi komponen kimia dari obat tersebut.
Apabila ini terjadi, dan tehnik injeksi yang Anda lakukan adalah injeksi intravena, maka
prosedur yang Anda lakukan sejauh ini benar. Jarum telah memasuki pembuluh darah, dan
obat kini siap dimasukkan langsung ke pembuluh darah balik tersebut.
Apabila darah masuk tertarik, dan tehnik injeksi yang Anda lakukan adalah intramuscular,
maka prosedur yang Anda lakukan salah. Jarum yang semestinya mencapai jaringan otot
rupanya bersarang di pembuluh darah.Hal ini biasanya terjadi karena lokasi injeksi kurang
tepat. Cabut jarum dan ulangi prosedur penyuntikan dari awal.
TEHNIK DESINFEKSI KULIT DI LOKASI SUNTIKAN
Walaupun tehnik desinfeksi kulit dengan kapas alkohol sebelum prosedur penyuntikan sudah
dikenal luas, pada kenyataannya ada perbedaan temuan. Misalnya menggunakan kapas alkohol
sebelum menyuntikkan insulin secara subkutan seringkali membuat kulit menjadi mengeras
karena efek alkohol.
Dann (1969) dan Koivisto & Felig (1978) menemukan bahwa tehnik desinfeksi dengan
alkohol tidak selalu mutlak diperlukan, dan ketika prosedur itu ditiadakan, rupanya angka
infeksi post-injeksi yang terjadi tidak lebih banyak daripada yang dilakukan swab alkohol
sebelumnya.
Para ahli berpendapat bahwa apabila pasien tampak bersih secara fisik, dan tenaga medis juga
mengikuti standar asepsis yang benar, desinfeksi kulit sebelum penyuntikan intramuscular
adalah tidak perlu. Dan apabila memang dipandang perlu,maka kulit itu harus diswab dengan
kapas alkohol selama 30 detik, dan kemudian tunggu 30 detik lagi agar kulit menjadi kering
lagi.
Jika injeksi dilakukan sebelum kulit kering, masih ada kemungkinan bakteri belum mati, dan
malah bersama-sama dengan alkohol bisa saja ikut menginokulasi lokasi penyuntikan
sehingga meningkatkan risiko infeksi.
INJEKSI INTRAMUSCULAR
Adalah tindakan menyuntikkan obat ke dalam otot yang terperfusi baik, sehingga akan mampu
memberikan efek sistemik dalam waktu yang singkat, dan juga biasanya mampu menyerap
dalam dosis yang besar. Lokasi penyuntikan harus dipertimbangkan dengan mengingat kondisi
fisik pasien, usia pasien, dan jumlah obat yang akan diberikan. Apabila pada lokasi suntikan
yang diinginkan terdapat pembengkakan, peradangan, infeksi, ataupun terdapat lesi dalam
bentuk apapun, penyuntikan di lokasi ini harus dihindari.
LOKASI
Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah terbukti bahwa obatnya akan
diabsorbsi dengan baik oleh tubuh.
PADA DAERAH LENGAN ATAS (DELTOID)
Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun kekurangannya area penyuntikan
paling kecil, dan jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah tonjolan acromion
Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis. Hal ini terjadi apabila
kita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya
Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gaya seorang peragawati),
dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yang mudah untuk disuntik dan dapat
mengurangi nyeri.
PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (GLUTEUS MAXIMUS)
Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi paling tinggi.
Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea superior
Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan glutea, kemudian buat dua garis
imajiner vertical yang memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat pada masing-
masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada kuadran lateral atas.
Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien berbaring ke samping dengan lutut sedikit
fleksi.
PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (GLUTEUS MEDIUS)
Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau sebaliknya).
Posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS. Kemudian gerakkan jari tengah Anda
sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari
tengah Anda akan membentuk huruf V.
Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m. gluteus
medius.
Volume ideal antara 1-4 ml
PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (VASTUS LATERALIS)
Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar.
Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit
untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (RECTUS FEMORIS)
Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian depan.
Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit
untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection,
misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk
menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.
PROSEDUR TINDAKAN
Siapkan obat yang akan disuntikkan, masukkan ke dalam syringe.
Pertama-tama, pastikan identitas pasien. Anda tidak mau menyuntikkan obat ke pasien yang
salah.
Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman, dan juga mudah serta ideal bagi Anda untuk
melakukan injeksi yang diinginkan.
Tentukan lokasi penyuntikan yang benar sesuai dengan petunjuk di atas. Bersihkan kulit di
atasnya dengan alkohol atau cairan desinfektan lain.
Pegang syringe dengan tangan dominan Anda (gunakan ibu jari dan jari telunjuk).
Gunakan tangan non-dominan untuk mengencangkan kulit di sekitar lokasi suntikan.
Masukkan jarum sehingga menembus otot yang dicari. Gunakan pengetahuan anatomi Anda
untuk memperkirakan kedalaman jarum.
Lakukan aspirasi.Bila tidak ada darah, lanjutkan. Bila ada darah, cabut jarum, ulangi prosedur.
Masukkan obat dengan perlahan (1 ml per 10 detik) sampai dosis yang diinginkan tercapai.
Setelah usai, tarik jarum syringe. Tergantung jenis obat yang dimasukkan, ada beberapa obat
yang memerlukan pemijatan ringan untuk membantu penyerapan, namun ada pula yang tidak.
Pahami secara menyeluruh obat yang Anda suntikkan, atau silahkan baca rekomendasi dari
pabrik pembuat obat.
Pisahkan jarum dari syringe. Buang keduanya di tempat sampah khusus sampah medis.
Periksa lokasi suntikan sekali lagi untuk memastikan bahwa tidak ada perdarahan,
pembengkakan, atau reaksi-reaksi lain yang terjadi.
Catat dalam rekam medis pasien jenis obat yang dimasukkan, jumlahnya, dan waktu
pemberian.
TEHNIK INJEKSI
Sudut masuk jarum berperan penting dalam derajat nyeri pasien saat injeksi. Injeksi
intramuscular sebaiknya dilakukan dengan memasukkan jarum tegak lurus dengan kulit (90
derajat) untuk memastikan jarumnya mengenai otot yang dimaksud. Penelitian oleh Katsma
dan Smith (1997) menemukan bahwa perawat-perawat di Inggris tidak selalu menyuntikkan
jarum 90 derajat pada injeksi intramuscular, dan rupanya hal ini berpengaruh pada penilaian
derajat nyeri yang dirasakan pasien.
Tehnik injeksi yang dilakukan hampir di seluruh dunia adalah dengan cara mengencangkan
kulit di sekitar lokasi injeksi dengan tujuan: (Stilwell, 1992)
1. Memudahkan penusukan jarum. Jarum akan lebih mudah menusuk kulit dengan sudut 90
derajat apabila kulit yang ditusuk berada dalam keadaan teregang.
2. Dengan teregangnya kulit, maka secara mekanis akan membantu mengurangi sensitivitas
ujung-ujung serat saraf di permukaan kulit.

TEHNIK Z-TRACK
Selama dua dekade terakhir, telah berkembang tehnik penyuntikan intramuscular yang disebut
tehnik Z-track. Keen (1986) pertama kali mengemukakan dalam penelitiannya bahwa tehnik
ini mampi mengurangi sensasi nyeri dan juga mampu meminimalkan kebocoran (obat yang
disuntikkan masuk ke ruang sub kutis pada saat jarum dicabut ).
Tehnik ini dilakukan dengan cara menarik kulit di atas lokasi suntikan ke arah lain, kurang
lebih sejauh 1-2 cm. Hal ini akan menggerakkan jaringan cutan dan subcutan yang ada di atas
otot yang akan disuntik. Ingatlah bahwa target suntikan adalah otot, sehingga ketika menarik
kulit tersebut kita tidak melepaskan mata kita dari lokasi suntikan yang benar. Kemudian
lakukan penyuntikan seperti biasa, dan ketika usai menarik jarum, lepaskan kulit yang sedari
tadi Anda pegang. Hal ini mengakibatkan luka penetrasi jarum di jaringan otot akan ditutupi
oleh jaringan kutis dan subkutis yang intak. Menggerakkankan anggota gerak yang disuntik
setelahnya juga dipercaya dapat membantu proses penyerapan obat karena hal itu akan
meningkatkan aliran darah ke daerah yang disuntik
INJEKSI SUBKUTAN
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan diabsorpsi oleh tubuh
dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption). Biasanya volume obat
yang disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik.
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat dari permukaan
kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis dari jaringan otot.
Peragallo & Dittko (1997) menggunakan CT scan dalam penelitian mereka dan menemukan
bahwa injeksi subkutan sering kali masuk ke jaringan otot, terutama bila dilakukan pada
daerah abdomen atau paha. Hal ini berbahaya karena insulin yang disuntikkan ke otot akan
diserap lebih cepat oleh tubuh dan sebagai akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa
darah yang dapat membawa pasien ke kondisi hipoglikemia.
Dari studi yang sama juga didapatkan bahwa suntikan subkutan dipercaya tidak lagi
memerlukan aspirasi. Dari gambaran CT scan ditemukan bahwa suntikan dengan tehnik
subkutan hampir tidak pernah menembus pembuluh darah. Springhouse Corporation (1993)
bahkan menyatakan bahwa apabila penyuntikan subkutan diawalin dengan aspirasi, akan
meningkatkan risiko terjadinya hematom di area subkutan.
NB: Sejak 1994 perkembangan terapi injeksi insulin sangat cepat. Saat ini jarum alay suntik
insulin bermerk sudah dibuat sedemikian rupa sehingga dengan sudut 90 derajat dengan kulit,
insulin dapat masuk ke jaringan subkutan. Oleh karenanya jangan heran melihat orang
diabetes menyuntikkan insulin ke pahanya sendiri dengan sudut masuk jarum tegak lurus
dengan kulit
INJEKSI INTRAVENA
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan diabsorpsi oleh tubuh
dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption). Biasanya volume obat
yang disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik. Injeksi subkutan dilakukan dengan
menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat dari permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit
dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis dari jaringan otot. Peragallo & Dittko (1997)
menggunakan CT scan dalam penelitian mereka dan menemukan bahwa injeksi subkutan
sering kali masuk ke jaringan otot, terutama bila dilakukan pada daerah abdomen atau paha.
Hal ini berbahaya karena insulin yang disuntikkan ke otot akan diserap lebih cepat oleh tubuh
dan sebagai akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa darah yang dapat membawa
pasien ke kondisi hipoglikemia.
MEMPERKIRAKAN TEMPAT KATUP VENA, DAN MENGHINDARINYA
Karena kita akan menyuntikkan obat dengan jarum ke dalam vena, adalah penting bagi kita
untuk menghindari katup vena. Apabila katup vena ini tidak sengaja tertusuk, maka dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada katup tersebut, dan bahkan dapat menyebabkan
kolaps pada vena yang bersangkutan.
Katup-katup ini ada dengan tujuan untuk mencegah alirah darah balik pada vena (mencegah
aliran darah menjauhi jantung). Untuk mengetahui dimana saja terdapat katup ini, lakukan
tekanan ke arah distal pada vena yang bersangkutan. Hal ini bertujuan mendorong darah yang
ada di vena balik ke arah distal, mendekati katup terakhir yang dilewatinya. Ikuti tekanan itu
dan akan Anda temukan nantinya ada tempat tertentu dimana darah yang Anda dorong itu
tidak dapat lewat lagi. Di tempat itulah terdapat katup vena. Sekarang Anda tahu di tampat
itu Anda tidak boleh melakukan suntikan. Terkesan sederhana, namun terkadang melokalisir
posisi katup itu dapat menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan.
PROSEDUR TINDAKAN
Cuci tangan terlebih dahulu, Bila perlu gunakan sarung tangan untuk melindungi Anda.
Tentukan lokasi injeksi. Carilah vena perifer yang tampak atau yang cukup besar sehingga
akan memudahkan Anda untuk melakukan injeksi nantinya. Ada kalanya vena yang ideal tidak
ada, dan kemudian akan tergantung kepada keahlian dan pengalaman Anda untuk berhasil
melakukan injeksi.
Bersihkan lokasi injeksi dengan kapas alkohol.
Pasang torniquet di bagian proximal dari lokasi injeksi.
Suntikkan jarum dengan sudut sekitar 45 derajat atau kurang ke dalam vena yang telah Anda
tentukan. Jarum mengarah ke arah proximal sehingga obat yang nanti disuntikkan tidak akan
menyebabkan turbulensi ataupun pengkristalan di lokasi suntikan.
Lakukan aspirasi
Bila tidak ada darah, berarti perkiraan Anda salah. Beberapa organisasi keperawatan
mengajarkan untuk terus berusahan melakukan probing dan mencari venanya,selama tidak
terjadi hematom. Beberapa lagi menganjurkan untuk langsung dicabut dan prosedur diulangi
lagi.
Bila ada darah yang masuk, berwarna merah terang, sedikit berbuih, dan memiliki tekanan,
segera tarik jarum dan langsung lakukan penekanan di bekas lokasi injeksi tadi. Itu berarti
Anda mengenai arteri. Walaupun ini jarang terjadi, karena kecuali Anda menusuk dan
melakukan probing terlalu dalam, Anda tetap harus tahu mengenai resiko ini.
Bila ada darah yang masuk, berwarna merah gelap, dan tidak memiliki tekanan, itu adalah
vena. Lanjutkan dengan langkah berikut:
Lepaskan tirniquet dengan hati-hati, jangan sampai menggerakkan jarum yang sudah masuk
dengan benar.
Suntikkan obat secara perlahan-lahan. Terkadang mengusap-usap vena di bagian proximal dari
lokasi injeksi dengan kapas alkohol dapat mengurangi nyeri selama memasukkan obat.
Setelah selesai, cabut jarum dan langsung lakukan penekanan di bekas lokasi injeksi dengan
kapas alkohol. Penekanan dilakukan kurang lebih 2-5 menit. Atau bisa juga Anda gunakan
band-aid untuk menutupi luka suntikan itu. 7. Buanglah syringe dan jarum ke dalam tempat
sampah. Cuci tangan, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan lagi.
Dosis, Jumlah dan Waktu Pemberian Serta Efek Samping Imunisasi
A. BCG
Umur : 0 11 bln
Dosis : 0,5 cc
Cara : Intrakutan, lengan kanan
Jumlah suntikan : Satu kali
Efek samping :
1. Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.
Setelah 2 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian
menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan
biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan
sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
2. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam,
kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini
disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin
terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi
BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.

B. DPT
Umur : 2 11 bln
Dosis : 0,5 cc
Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : Minimal 4 minggu
Efek samping :
1. Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi
DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan
baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air
hangat.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
3. Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan
peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena :
- Tersentuh
- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril.
- Sterilisasi kurang lama.
- Pencemaran oleh kuman.
4. Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh
komponen dari vaksin DPT.
C. Polio
Umur : 0 11 bln
Dosis : 2 tetes
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada
gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
D. Hepatitis B
Umur : Mulai umur 0 bulan
Dosis : 0, 5 cc / pemberian
Cara : Suntikan IM pada bagian luar
Jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan.
Efek samping : tidak ada
E. Campak
Umur : 9 bln.
Dosis : 0, 5 cc
Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
Jumlah suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain tapi tidak
dicampur dalam 1 semprit.
Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang
disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.
Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksin Pemberian Imunisasi Selang Waktu Umur
BCG 1x 0 11 bulan
DPT 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 2 11 bulan
Polio 4x (1, 2, 3, 4) 4 mgg 0 11 bulan
Campak 1x 9 11 bulan
Hep. B 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 0 11 bulan

Anda mungkin juga menyukai