D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
MUHSIN
NIM: 02101311041
C. Kelompok Sebaya
1. Jenis Kelompok Teman Sebaya
Dalam kehidupan sehari-sehari remaja selalu bersama
dengan teman-temannya, sehingga remaja sering tergabung
dalam kelompok-kelompok tertentu.
Pra ahli psikologi sepakat bahwa terdapat kelompok-
kelompok yang terbentuk dalam masa remaja. Kelompok
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sahabat Karib (Chums)
Chums yaitu kelompok dimana remaja bersahabat
karib dengan ikatan persahabatan yang sangat kuat.
Anggota kelompok biasanya terdiri dari 2-3 orang dengan
jenis kelamin sama, memiliki minaat, kemauan-kemauan
yang mirip.
b. Komplotan sahabat (Cliques)
Cliques biasnya terdiri dari 4-5 remaja yang memiliki
minat, kemampuan dan kemauan-kemauan yang relatif
sama. Cliques biasanya terjadi dari penyatuan dua pasang
sahabat karib atau dua Chums yang terjadi pada tahun-
tahun pertama masa remaja awal. Jenis kelamin remaja
dalam satu Cliques umumnya sama.
c. Kelompok banyak remaja (Crowds)
Crowds biasanya terdiri dari banyak remaja, lebih
besr dibanding dengan Cliques. Karena besrnya kelompok,
maka jarak emosi antra anggota juga agak renggang.
Dengan demikian terdapat jenis kelamin berbeda serta
terdapat keragaman kemampuan, minat dan kemauan
diantara para anggota. Hal yang dimiliki dalam kelompok
ini adalah rasa takut diabaikan atau tidak diterima oleh
teman-teman dalam kelompok remja. Dengan kata lain
remaja ini sangat membutuhkan penerimaan peer-
groupnya.
2. Karakteristik Hubungan Anak Usia Sekolah dengan Teman
Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktifitas
yang banyak menyita waktu selama masa pertengahan dan
akhir anak-anak. Barker & Wright (dalam Santrock, 1995)
mencatat bahwa anak-anak usia 2 tahun menghasilkan 10 %
dari waktu siangnya untuk berinteraksi dengan teman
sebaya. Pada usia 4 tahun, waktu yang dihabiskan untuk
berinteraksi dengan teman sebaya meningkat menjadi 20 %.
Sedangkan anak usia 7 hingga 11 meluangkan lebih dari 40 %
waktunya untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
a. Pembentukan Kelompok
Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak usia
sekolah terjadi dalam group atau kelompok. Sehingga
sering disebut usia kelompok. Dalam pembentukan
sebuah kelompok teman, anak usia sekolah dasar ini lebih
menekankan pada pentingnya aktivitas bersama-sama
seperti berbicara, berkeluyuran, berjalan ke sekolah,
berbicara melalui telepon, mendengarkan music, bermain
game dan melucu. Rubin & Krasnor (1980) mencatat
adanya perubahan sifat dari kelompok teman sebaya pada
anak usia usia sekolah. Anak usia 6-7 tahun, kelompok
teman sebaya tidak lebih dari kelompok bermain,
kelompok ini terbentuk secara spontan. Anak usia 9 tahun
kelompok-kelompok menjadi lebih formal. Mereka
membenuk klub atau perkumpulan dengan aturan-aturan
tertentumempunyai keanggotaan inti, masing-masing
anggota harus berpartisipasi dalam aktivitas kelompok dan
yang bukan anggota dikeluarkan.
b. Popularitas, Penerimaan Sosial dan Penolakan
Pada anak usia sekolah dasar mulai terlihat adanya
usaha untuk mengembangkan suatu penilaian terhadap
orang lain dengan berbagai cara. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh para ahli psikologi perkembangan,
menggunakan teknik yang disebut sosiometri (Hallinan,
1981), yaitu suatu teknik pemilihan yang digunakan untuk
menentukan stats dan penerimaan social anak diantara
teman sebayanya. Dari pertanyaan yang diajukan para
peneliti menyusun sebuah sosiogram, yaitu suatu diagram
yang menggambarkan interaksi anggota suatu kelompok
atau bagaimana perasaan masing-masing anak dalam sutu
kelompok terhadap anak-anak lain. Dari informasi melali
sosiogram peneliti membedakan anak-anak atas dua yaitu
anak-anakyang popular dan anak-anak yang tidak popular
(unpopular). Hartub (1983) memcatat bahwa anak yang
popular adalah anak yang ramah, suka bergaul,
bersahabat, sangat peka secara social dan sangat mudah
bekerja sama dengan orang lain. Popularitas juga
dihubungkan denga IQ an prestasi akademik. Anak-anak
lebih menyukai anak yang memiliki prestasi sedang,
mereka sering menjauh dari anak yang sangat cerdas dan
sangat rajin di sekolah, demikian juga halnya dengan
mereka yang pemalas secara akademis (Zigler &
Stevenson, 1993).
Anak yang tidak popular dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu : anak-anak yang ditolak dan anak-anak
yang diabaikan. Anak-anak yang diabaikan adalah anak
yang menerima sedikit perhatian dari teman-teman sebaya
mereka, tetapi bukan berarti mereka tidak disenangi oleh
teman-teman sebayanya. Anak-anak yang ditolak adalah
anak-anak yang tidak yang tidak disukai oleh teman-tema
sebayanya. Mereka cenderung bersifat mengganggu,
egois, dan mempunyai sedikit sifat-sifat positif.
Anak-anak yang ditolak kemungkinan untuk
memperlihatkan perilaku agresif, hiperaktif, kurang
perhatian atau ketidakdewasaan, sehingga sering
bermasalah dalam perilaku dan akademis di sekolah
(Putallaz & Waserman, 1990). Akan tetapi tidak semua
anak-anak yang ditolak bersifat agresif. Meskipun perilaku
agresif inpulsif dan mengganggu mereka sering menjadi
penyebab mengapa mereka mengalami penolakan, namun
kira-kira 10-20% anak-anak yang ditolak adalah anak yang
pemalu (Santrock, 1996).