Anda di halaman 1dari 23

BAHAN LOGAM BESI TUANG BESI TUANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester 1 mata kuliah
Pengetahuan Bahan Teknik
Dosen pengampu : Bapak Minto, S.Pd., M.T

DISUSUN OLEH :
SAYYIDAH SYLVIATUZZAHROH
(1694104005)

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASYIM ASYARI
TEBUIRENG, JOMBANG
2016
BAHAN LOGAM BESI TUANG BESI TUANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester 1 mata kuliah
Pengetahuan Bahan Teknik
Dosen pengampu : Bapak Minto, S.Pd., M.T

DISUSUN OLEH :
SAYYIDAH SYLVIATUZZAHROH
(1694104005)

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASYIM ASYARI
TEBUIRENG, JOMBANG
2016
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Swt
karena atas limpahan rahmat dan hidayah_Nyalah sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas akhir semester 1 mata kuliah
Pengetahuan Bahan Teknik, dengan judul makalah
BAHAN LOGAM BESI TUANG BESI TUANG
Terimakasih kami haturkan kepada kedua Orang Tua kami
yang selalu menjadi penyemangat kami,yang selalu meneteskan
embun kesejukan di hati kami dengan ribuan doanya yang tiada
pernah terhenti disaat kami lelah dan putus asa, terimakasih
kepada dosen pembimbing yang selalu memotivasi untuk tetap
bersemangat.
Tak ada Gading Yang Tak Retak mungkin peribahasa itu
yang pantas untuk kami katakan karena kami sangat menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh
karenanya kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki lagi
keilmuan yang akan kami miliki.
Demikianlah sekapur sirih dari kami, apabila ada tutur
kata yang tidak berkenan di hati pembaca mohon di maafkan
sebagaimana kami hanyalah manusia biasa yang tak pernah
luput dari kesalahan. Kesempurnaan hanya milik Allah. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi kita semua. Aamin

Jombang, Desember 2016

2
Penyusun
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
1.1.......................................................................................Lata
r Belakang...................................................................... 1
1.2.......................................................................................Rum
usan Masalah.................................................................. 1
1.3.......................................................................................Tuju
an Penulisan................................................................... 2
1.4..........................................................Manfaat Penulisan
.....................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................... 3
2.1 Pengertian Besi Tuang ......................................................................... 3
2.2 Pengenalan Tentang Besi Tuang........................................................... 3
2.3 Sifat Besi Tuang ................................................................................... 3
2.4 Standart Dan Kodifikasi Besi Tuang .................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 6
3.1 Pengolahan Besi Tuang ........................................................................ 6
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Besi Tuang ............................................... 7
3.3 Pengaplikasian Besi Tuang pada Sistem Alat Berat ............................ 8
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 19
4.2 Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dilingkungan industri yang beroperasi pada bidang alat berat, besi
merupakan bahan baku yang penting. Karena besi sering digunakan untuk

3
bahan baku dalam pembuatan sebuah unit alat berat. Disamping itu besi
mempunyai sifat kuat akan tekanan, yang dibutuhkan dalam komponen alat
berat sendiri.
Besi sendiri mempunyai beberapa jenis, salah satunya besi
tuang.Besi tuang merupakan jenis besi yang berasal dari biji besi yang kasar.
Dalam pengolahannya besi tuang biasanya dengan cara dilebur ataupun
dituang. Karena proses inilah maka disebut dengan besi tuang. Besi tuang
sendiri merupakan besi yang tidak dapat ditempa. Karena memiliki unsur
yang beda dengan jenis yang lain. Walaupun keuletan dan kekuatannya
lebih rendah daripada baja, tetapi karena mudah dituang dan mempunyai
beberapa sifat khusus yang berguna, maka penggunaannya lebih luas,
apalagi dengan diberi tambahan unsur paduan dan proses laku panas yang
tepat, maka sifatnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Agar terciptanya besi tuang yang berkualitas tinggi serta
mempunyai harga jual yang bersaing dengan pasar international maka untuk
itu besi tuang biasanya dicampur dengan unsur paduan yang telah disebut
diatas tadi. Selain itu, besi tuang mempunyai sifat yang sulit untuk berkarat
dan tahan akan gerusan. Maka sering kita jumpai didalam kehidupan sehari-
hari besi tuang digunakan untuk membuat pintu gerbang rumah, tiang lampu
hias serta peralatan rumah tangga.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul beberapa rumusan
maslah, diantaranya :
1. Apa itu pengertian besi tuang ?
2. Apa saja macam- macam besi tuang ?
3. Apa kegunaan besi tuang ?
4. Apa saja sifat mekanisme besi tuang ?
5. Bagaimana standart dan kodifikasi besi tuang ?
6. Bagaimana pengolahan besi tuang ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan besi tuang ?
8. Apa saja pengaplikasian besi tuang pada system alat berat ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut tujuan penulisan yang
didapat :
1. Untuk mengetahui definisi besi tuang
2. Untuk mengetahui klasifikasi besi tuang
3. Untuk mengetahui kegunaan besi tuang

1
4. Untuk mengetahui sifat mekanisme besi tuang
5. Untuk mengetahui standart dan kodifikasi besi tuang
6. Untuk mengetahui pengolahan besi tuang
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan besi tuang
8. Untuk mengetahui pengaplikasian besi tuang pada system alat berat

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan tersebut, berikut menfaat penulisan yang didapat :
1. Untuk mengetahui definisi besi tuang
2. Untuk mengetahui klasifikasi besi tuang
3. Untuk mengetahui kegunaan besi tuang
4. Untuk mengetahui sifat mekanisme besi tuang
5. Untuk mengetahui standart dan kodifikasi besi tuang
6. Untuk mengetahui pengolahan besi tuang
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan besi tuang
8. Untuk mengetahui pengaplikasian besi tuang pada system alat berat

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Besi Tuang


Secara umum Besi Tuang adalah Besi yang mempunyai kandungan
karbon antara 2,5%- 4%, karena kandungannya hanya 2,5%- 4% maka besi
tuang ini mempunyai kemampuan las yang rendah. Karbon dalam Besi
Tuang dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan Karbon
Bebas (grafit).

2.2 Pengenalan Tentang Besi Tuang


Dibuat dengan cara dituang/dicor dari bahan besi gubal
Besi gubal ini dilebur untuk memperoleh karbon yang diinginkan,
kemudian dituang/dicor atau dicetak untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan
Besi tuang berisi 2-4% karbon dan mengandung
Belerang (S), menyebabkan besi tuang keras dan getas, cepat
mengeras dan menyebabkan cacat berupa pori-pori udara, kandungan
belerang tdk boleh lebih dari 0,1%.
Fosfor (P), membuat besi mudah mencair dan bertambah getas, bila
mengandung fosfor lebih dari 0,3% besi tuang menjadi hilang
kekerasannya dan tidak mudah dikerjakan, bila menginginkan besi
yang halus dan tipis , kadar fosfornya 1-1,5%.
Silikon (Si), bila kandungannya kurang dari 2,5% menjadikan besi
bersifat lebih mudah dituang. Silikon mengurangi besarnya susut
pengerasan dan menjadikan besi bersifat lebih lunak,
Mangaan (Mn), membuat besi tuang lebih keras dan getas. Kandungan
mangaan tdk boleh lebih dari 0,7 %.

2.3 Sifat Besi Tuang


a. Keras dan mudah melebur/mencair
b. Getas, sehingga tidak dapat menahan benturan
c. Temperatur leleh 1250 derajat
d. Ttidak berkarat
e. Tidak dapat diberi muatan magnit
f. Dapat dikeraskan dgn cara dipanasi kemudian didinginkan secara
mendadak
g. Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang

3
h. Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik kuat
tekan sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa
i. Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung
dengan baut dan sekrup.

2.4 Standart dan Kodifikasi Besi Tuang


Terdapat berbagai macam standard dan kodifikasi dalam
menentukan jenis besi tuang. Berikut ini beberapa contohnya :
1. SAE (Society of Automotive Engineers)
Ciri-ciri :
Sistem SAE hanya menggunakan nomor - nomor angka.
Angka pertama menunjukkan tanda group Baja, misal:
1. Unalloy steel 10XX
2. Nickel Steel 23XX
3. Chromiun steel 32XX
Dua angka terakhir, bila penomoran 4 digit atau tiga angka terakhir
bila penomoran 5 digit menunjukkan rata-rata kandungan karbon
per-seratus ( % C ), contoh:
1. SAE 1055, artinya Unalloy steel mengandung 0,55 % C
2. SAE 2345, artinya Ni- steel mengandung 0,3 % Ni, 0,45 % C
3. SAE 52100, artinya Cr-steel mengandung 1,45 % Cr, 1,0 C

2. AISI (American Iron and Steel Institute)


Ciri-cirinya :
Bila terdapat huruf didepan angka maka huruf tersebut
menunjukkan proses pembuatan bajanya.
1. A = Basic Open-hearth
2. B = Acid Bassemer
3. C = Basic Open-Heath
4. D = Acid Open-Heath
5. E = Electric Furnace

3. UNS (Unified Numbering System)


UNS terdiri dari huruf diikuti oleh lima nomor. Sistem ini
hanya menunjukkan komposisi kimia dari metal atau paduannya dan
bukan menunjukkan standar atau spesifikasi dari metal tersebut

4
Tabel UNS
F00001-F99999 Cast irons
F10001-F15501 Cast Iron, Gray
F10090-F10920 Cast Iron Welding
Filler Metal
F20000-F22400 Cast Iron, Malleable
F22830-F26230 Cast Iron, Pearlitic
Malleable
F30000-F36200 Cast Iron, Ductile
(Nodular)
F41000-F41007 Cast Iron, Gray,
Austenitic
F43000- F43030 Cast Iron, Ductile
(Nodular), Austenitic
F45000 F 45009 Cast Iron, White
F47001-F47006 Cast Iron, Corrosion

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Besi Tuang


Besi Tuang terbuat dari besi kasar (pig iron) hasil tanur tinggi dari
biji besi.Kemudian besi kasar dilebur kembali agar bisa menjadi besi
tuang.Peleburan besi tuang biasanya dilakukan dalam tungku yang sering
disebut Kupola.
Bentuk dan konstruksi Kupola tersebut hampir sama dengan
konstruksi tanur tinggi (blast furnace). Bahan baku yang dilebur terdiri dari
batang logam besi kasar yang dihasilkan dari proses tanur tinggi. Bahan
baku yang dilebur terdiri dari ingot besi kasar yang dihasilkan dari proses
tanur tinggi, ditambah dengan skrap baja ataupun skrap besi tuang (return
scrap). Disamping itu penambahan bahan-bahan seperti ferosilikon (FeSi)
dan feromangan (FeMn) sering pula dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk
menaikkan kembali kadar Si dan Mn dalam besi tuang karena sebagian dari
kedua unsur tersebut biasanya berkurang (hilang) akibat oksidasi pada saat
peleburan.
Bahan bakar yang digunakan adalah kokas dan dimasukkan ke
dalam Kupola selang seling dengan muatan logam. Proses pembakaran
terjadi dengan meniupkan udara ke dalam Kupola dengan
menggunakan Blower. Untuk mendapatkan proses peleburan yang baik
maka perbandingan antara muatan logam, bahan bakar dan kebutuhan udara
harus dijaga sebaik mungkin.
Disamping membutuhkan bahan-bahan seperti yang disebutkan
diatas, ke dalam Kupola juga ditambahkan sejumlah batu kapur.Bahan ini
dapat membantu pembentukan terak (slag) yang dapat mengikat kotoran-
kotoran sehingga memisahkannya dari besi cair.
Proses peleburan besi tuang dengan Kupola biasanya terjadi secara
kontinyu artinya begitu muatan logam mencair maka langsung mengalir
keluar tungku. Logam cair yang keluar dari Kupola ditampung pada alat
perapian depan (forehearth) yang kemudian diangkut dengan menggunakan
ladel untuk dituang ke dalam cetakan. Dengan proses peleburan seperti itu
maka sering kali mempersulit untuk melakukan pengaturan komposisi

6
kimia. Hal ini dapat mengakibatkan daerah komposisi kimia yang dihasilkan
menjadi lebar sehingga memberikan variasi pula terhadap kualitas produk
yang dibuat.
Disamping itu kekurangan lainnya pada proses peleburan dengan
Kupola yaitu logam cair mudah mengalami kontaminasi oleh sulfur atau
unsur-unsur lainnya yang disebabkan oleh bahan bakar kokas. Pengotoran
karena sulfur ini dapat menurunkan sifat-sifat besi tuang.
Karena kekurangan-kekurangan di atas, maka dewasa ini banyak
pabrik pengecoran menggunakan tungku listrik untuk menggantikan
Kupola.Tungku listrik yang banyak digunakan adalah dari jenis tungku
induksi. Bahan baku yang dilebur pada umumnya tidak menggunakan besi
kasar melainkan sebagian besar berupa skrap baja atau skrap besi tuang.
Peleburan dengan tungku ini dapat menghasilkan logam cair dengan
komposisi kimia yang lebih konsisten dengan kadar impuritas yang lebih
rendah karena bahan baku yang dilebur biasanya berupa skrap baja, maka
untuk menaikkan kadar karbon agar mencapai kadar yang sesuai untuk besi
tuang biasanya dilakukan dengan memasukkan sejumlah arang kayu ke
dalam tungku.
Dalam pemakaian di industri, ada tiga jenis besi tuang yang banyak
digunakan, yaitu : besi tuang kelabu (grey cast iron), besi tuang ulet atau
besi tuang nodular (nodular cast iron) dan besi tuang putih (white cast iron).
Ketiga jenis besi tuang ini mempunyai komposisi kimia yang hampir sama
yaitu : 2,55 - 3,5 %C, 1-3 %Si, Mn kurang dari 1% sedangkan S dan P
dibatasi antara 0,05-0,10 % (maksimum). Walaupun komposisi kimianya
hampir sama, tetapi karena prosesnya berbeda maka struktur dan sifat-sifat
dari ketiga besi tuang tersebut berbeda.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Besi Tuang


Dibandingkan dengan baja tuang, ada beberapa keunggulan besi
tuang ini, misalnya:
Hasilnya akan lebih murah dibandingkan dengan baja tuang
Temperatur peleburan lebih rendah, oleh karena itu Dapur Kupola
dapat dipakai.
Besi tuang cair akan lebih baik mengalirnya, sehingga dapat mengisi
rongga-rongga cetakan (mould) dengan lebih sempurna.

7
Hasilnya siap untuk dikerjakan lebih lanjut.
Menghasilkan kombinasi kekuatan tarik dan tekan yang baik
Tahan terhadap keausan, gerusan, dll.
Tidak berkarat.
Dibandingkan dengan baja tuang, ada beberapa kekurangan besi
tuang ini, misalnya:
- Tidak dapat di tempa.
- Tidak dapat disambung dengan paku keling atau dilas, dua buah besi
tuang hanya dapat disambung dengan baut dan sekrup.
- Tidak dapat diberi muatan magnet
- Getas sehingga tidak dapat menahan lenturan

3.3 Pengaplikasian Besi Tuang pada Sistem Alat Berat


Dalam system alat berat sendiri besi tuang ditempat pada ruang
yang sangat penting.Karena ditempatkan dikomponen dalam pada alat
berat.Sebabnya besi tuang memiliki kekakuan dan kekuatan dalam menahan
tekanan serta tidak mudah berkarat. Untuk itu besi tuang biasanya
digunakan pada komponen silinder blok pada system alat berat.
Besi tuang juga mempunyai sifat yang mudah dibentuk. Untuk itu
pada pengaplikasian pada alat berat, besi tuang digunakan dalam komponen
silinder blok, crankshaft dan camshaft.
Walaupun begitu besi tuang tidak berdiri sendiri dalam bahan
pembuatan silinder blok, camshaft dan crankshaft. Besi tuang dipadukan
dengan bahan-bahan lain seperti Mangan, Silikon dan Baja.

8
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sifat Mampu Las Pada Besi Tuang
1. Ketegangan saat pendinginan.
Secara teori pengelasan (welding) material las (logam las / weld metal)
akan berkontraksi selama pendinginan. Karena kerapuhan dari besi tuang
inilah kontraksi cast iron mempunyai kemampuan yang lebih rendah
dibandingkan Baja.
2. Bentuk yang tidak beraturan.
Umumnya Besi Tuang ini dibuat dalam bentuk yang tidak berarturan atau
boleh saya bilang artistic. Dengan adanya bentuk yang rumit besi tuang
tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam hal ini
akan mempengaruhi konstraksi tegangan yang terjadi pada material
tersebut dan mudah terjadi retak dan perlu diingat juga yang
melatarbelakangi ini adalah sifatnya yang mempunyai daya lentur yang
sangat rendah.
3. HAZ yang keras.
HAZ pada Besi Tuang yang berdekatan dengan Weld Metal akan
mempunyai sifat yang keras. Pengerasan ini diakibatkan oleh adanya
bagian HAZ yang tidak ikut mencair.
4. Pengikatan Karbon dari Base Metal.
Akibat Pengelasan Besi tuang yang tercampur dengan logam dasar akan
menyebabkan terjadinya pengikatan karbon pada sambungan las
sehingga menyebabkan peningkatan kandungan sulfur dan pospor.dalam
logam las tersebut.
5. Penyerapan Minyak pada Besi Tuang.
Karena bentuk karekteristik material ini rata-rata berpori maka
kemungkinan terjadinya peresapan minyak dalam gravit yang
menyebabkan porositas pada logam las.Biasanya sering dialami oleh para
praktisi pada saat memperbaiki sambungan las ketika sedang
dilakukannya perawatan.

9
Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Retak Pada Besi Tuang Setelah
Terjadinya Pengelasan.
1. Chemical Composition : %C = Carbon terlalu tinggi. Unsur C yang tinggi
memang akan menurunkan Titik Lebur baja (Mesti dibahas juga Diagram
Fe-Fe3C) sehingga antara proses peleburan dan penuangan di cetakan
lebih mudah. Tetapi karena sifatnya yang lunak akan menjadi sumber
keretakan di paduan Besi Cor, apalagi yang C nya berbentuk Flake (Besi
cor mempunyai Carbon bebas, mungkin seperti radikal bebas di tubuh
kita). %P= Posphor dan %S= Sulphur Tinggi. Dalam paduan Fe, kadar P
dan S tidak boleh lebih besar dari keteentuan. Karena lebih dari itu akan
menyebabkan sumber keretakan (kalau di proses rolling pembuatan besi
beton bisa pecah) . Lantas mengapa unsur P dan S ini tidak diturunkan
saja? Dalam proses pengecoran, unsur P dan S sangat diperlukan untuk
meningkatkan mampu alir dari cairan besi.
2. Faktor-faktor lain seperti bentuk yang kompleks dan lain tidak banyak
berpengaruh, karena kebanyakan pada proses pengelasan Cast Iron,
keretakan terjadi pada daerah HAZ.
3. Bagaimana pengaruh Oli ? Pengotor seperti ini lebih banyak berpengaruh
terhadap terjadinya Porosity pada besi lasan.

Cara Menghindari Terjadinya Keretakan Pada Pada Proses Pengelasan


Besi Tuang.
1. Gunakan kawat las Nickel.
2. Kontrol heat input dan Cooling rate.
3. Sebelum mengelas harus dibersihkan terlebih dulu dari misalnya Oli, Cat
dan sebagainya.
Pada umumnya Besi Tuang (Cast Iron) mempunyai bentuk yang
rumit suatu contoh (pipe fitting, sprokect, pump, crank shaft mesin mobil
dan beberapa peralatan yang terdapat pada pabrik gula) bukan dalam bentuk
mild seperti steel yang sering kita temui dipasaran.

10
Macam Macam Besi Tuang
Besi tuang biasanya diklasifikasikan menurut struktur
metalografinya.Dalam hal ini karbon dalam besi tuang sangat
menentukan.Karbon dalam besi tuang dapat berupa instentisial yaitu
sementit karbida besi atau berupa grafit karbon bebas.Pengelompokan dapat
dimulai berdasarkan kondisi karbonnya. Bila Seluruh karbon berupa
sementit maka ia adalah besi tuang putih, selanjutnya dikelompokkan
berupa bentuk fisik grafitnya,. Terjadinya struktur yang berbeda-beda ini di
pengaruhi oleh beberapa faktor terutama kadar karbon, kadar paduan dan
pengotoran, laju pendinginan selama dan sesudah pendinginan.dan laku
panas sesudah penuangan. Berikut klasifikasi besi tuang :
1. Besi Tuang Kelabu
Untuk memperoleh besi tuang kelabu kita harus berpangkal pada
besi kasar kelabu. Besi kasar kelabu memiliki kadar silikon yang tinggi
(kurang lebih 5,5 sampai 50%) dan kadar mangan yang rendah. Karena
itu pembentukan karbon bebas jadi meningkat.Jadi besi tuang kelabu
setelah didinginkan mengandung grafit.Grafit tersebut terdapat dalam
besi-tuang berupa pelat-pelat tipis.Besi tuang kelabu memperoleh
namanya dari bidang patahan yang berwarna kelabu, yang disebabkan
oleh grafit hitam.
2. Besi Tuang Putih
Untuk memperoleh besi tuang putih, kita harus berpangkal pada
besi kasar putih. Besi kasar putih itu memiliki kadar silikon yang rendah
(kurang lebih 0,5%) dan kadar mangan yang tinggi. Dengan demikian
pembentukan sementit digiatkan. Karena kadar silikon yang sangat
rendah hanya terbentuk sementit. Jadi untuk besi tuang putih hanya
diagram menstabil yang penting.
Dengan demikian besi tuang putih setelah didinginkan tediri dari
perlit dan sementit. Besi tuang putih dengan kadar karbon 2.5% sampai
3.6% mengandung banyak sementit. Dengan adanya kadar yang besar
dari sementit yang sangat keras, akan tetapi rapuh itu, besi tuang putih
memperoleh kekerasan sangat besar, akan tetapi kekuatan tarik yang
sangat rendah dan regangan yang sangat kecil.
3. Besi Tuang mampu tempa

11
Untuk memperoleh besi tuang yang dapat di tempa, kita harus
berpangkal pada besi tuang putih.Bahan ini dipanaskan sampai kurang
lebih 900 C dan dibiarkan beberapa hari pada suhu tersebut. Besi tuang
jenis ini dibuat dari besi tuang putih dengan melakukan heat treatment
kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan grafit akan
terurai menjadi matriks ferrit, pearlit, martensit. Besi tuang ini juga
mempunyai sifat yang mirip dengan baja
4. Besi Tuang Nodular
Untuk memperoleh besi tuang noduler, kita harus berpangkal pada
besi kasar kelabu. Besi kasar kelabu memiliki kadar silikon yang tinggi
(kurang lebih 5,5 sampai 1,5%), dan kadar mangan rendah. Karena itu
pada pendinginan perlahan-lahan pembentukan karbon bebas akan
meningkat. Karena selama fabrikasi dimasukkan magnesium ke dalam
bahan, maka karbon bebas itu terjadi berupa bola.Bola-bola itu
dinamakan nodul.Nodul grafit memberikan pengurangan penampang
yang lebih kurang dan tidak menyebabkan pengerjaan takik.
Besi tuang noduler, setelah pendinginan dan setelah pengerjaan
pemijaran terutama dari ferit, perlit, dan grafit. Karena adanya ferit atau
perlit dan karena bentuk nodul grafit yang sangat menguntungkan, maka
besi tuang noduler memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan regangan
yang besar.

Kegunaan Besi Tuang


Dalam kegunaanya, besi tuang sering juga digunakan dalam
kehidupan sehari-hari kita selain digunakan pada system alat berat.
Misalnya seperti :
- Pipa yang menahan tekanan dari luar sangat tinggi
- Tutup lubang saluran drainasi dan alat saniter lain
- Bagian struk rangka yang menahan gaya tekan
- Bagian mesin, blok mesin
- Pintu gerbang,tiang lampu
- Sendi, rol jembatan
- Kerangka mesin, seperti mesin bubut, mesin ketam, dan alatpengepres.

12
- Puli sabuk-v dalam motor dan mesin
- Pipa saluran.
- Pintu gerbang, tiang lampu dan sebagainya

Hubungan Antra Besi Tuang Dengan Tegangan


Dengan adanya bentuk yang rumit besi tuang tersebut sedikit
banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam hal ini akan
mempengaruhi konstraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut dan
mudah terjadi retak.
Untuk menghindari timbulnya keretakan pada sebuah besi tuang karena
ketegangan akibat konstraksi tegangan selama pengelasan sering dilakukan
dengan memperluas bidang yang dipanasi dengan pemanasan awal untuk
menyeimbangkan kontraksi tegangan dalam hal ini ada metode yang
dilakukan dalam preheating :
1. Preheating setempat.Tujuannya untuk menghambat tingkat pendinginan
sambungan las.
2. Preheating keseluruhan.Mempunyai fungsi untuk melepaskan tegangan
internal yang tersembunyi dan untuk memperlambat pendinginan
pengelasan. Hal ini cocok untuk material yang mempunyai bentuk rumit
Seperti roda gigi, sproket dsb.
Alasan penggunaan kawat las besi tuang berbasis pada unsur nickel (ni).
Nickel adalah suatu logam berwarna Putih perak, Mempunyai
Berat Jenis 8.5 yang hampir sama dengan Tembaga.Nikel dijadikan sebagai
bagian dari bahan kawat las cast iron karena nickel mempunyai karakteristik
low solubility pada carbon. Dengan menyatunya nickel & besi dapat
menghindari terjadinya crack (retak) pada daerah fusion line akibat Adanya
perbedaan expansion temperature pengelasan pada material cast iron. selain
itu logam las ini mempunyai karakteristik yang lentur dan mudah untuk
dimachining
Perlu diketahui juga tidak selamanya kawat las cast iron berbasiskan
pada nickel tetapi ada juga kawat las yang berbasiskan tembaga (copper).

13
MACAM MACAM PROSES PENGOLAHAN BESI TUANG
Basic Open-Hearth Furnace
Bahan isian seperti besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah
ditaruh dalam heartlewat puntu pengisian. Proses pembuatan baja dengan
cara Open-Hearth furnace ini dapat dalam keadaan basa atau asam (basic or
acid open-hearth).
Pada basic open-hearth furnace, dinding bagaian dalam dapur dilapisi
dengan magnesite brick. Bagian bawah untuk tempat logam cair dan terak
dari bahan magnesite brick atau dolomite harus diganti setiap kali peleburan
selesai. Terak basa yang dihasilkan sekitar 40 - 50 % CaO. Pada acid open-
hearth furnace, dinding bagian dalam dapur dilapisi dengan dinas-brick.
Bagian bawah dinding dapur harus diganti setiap kali peleburan selesai.
Terak yang dihasilkan mengandung silica yang cukup tinggi yaitu 50 - 55 %
SiO2. Pada proses basic ataupun acid dapat menggunakan bahan isian padat
ataupun cair. Proses yang menggunakan isian padat biasa disebut Scarp and
pig process yaitu proses yang isian padatnya terdiri dari besi mentah (pig
iron), baja bekas (Scrap steel) dan sedikit bijih besi (iron ore). Proses yang
mengggunakan besi mentah cair terdiri dari besi mentah cari + 60 % dan
baja bekas kira-kira 40 % dan sedikit bijih besi dan bahan tambah. Cara
ini biasa dikerjakan pada perusahaan dapur tinggi (blast furnace) dimana
besi mentah cair dari dapur tinggi tersebut langsung diproses pada open-
hearth furnace.
A. Proses Hoecsch
Proses Hoecsch merupakan penyempurnaan dari proses Martin.
Caranya adalah setelah muatandi dalam dapur Siemens Martin mencair
kemudian langsung dikeluarkan dan dimasukkan dalam kuali yang
terbuka untuk membakar fosfor dan belerang. Sementara pembakaran
dilakukan dapur Siemens Martin dibersihkan dan kemudian lantai dapur
ditaburi dengan serbuk bijih besi (Fe2O3 atauFe3O4). Setelah selesai
mengadakan pembakaran fosfor, belerang dan besi cair yang berada di
dalam kuali tadi dimasukkan kembali ke dalam dapur Siemens Martin
untuk menyelesaikan pembakaran unsur-unsur lain yang belum hilang,
terutama zat arang. Setelah proses pembakaran zat arang dianggap

14
selesai, terak yang terjadi dikeluarkan selanjutnya baja cair ditampung
dalam panci penuangan untuk dituang atau dicetak menjadi balok
tuangan.
B. Proses Bertrand Thield
Proses ini menggunakan dua buah dapur Siemens Martin. Pada
dapur yang pertama dilakukanpemijaran dan pembakaran untuk
memisahkan fosfor sedangkan dalam dapur kedua diisi dengan besicair
hasil dari dapur yang pertama setelah teraknya dikeluarkan, didalam
dapuryangkeduatersebutjugadiberitambahanbijihbesiyangbaru.
C. Proses Dupleks
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan zat arang terlebih
dahulu yang beradakonvertor-konvertor dan memurnikannya di dalam
dapur Siemens Martin. Proses Dupleks terutamadilakukan oleh pabrik-
pabrik baja yang berada di dekat perusahaan dapur tinggi.
Setelah proses di dalam dapur tinggi (setelah teraknya dihilangkan)
cairan besi kasar itudimasukkan kedalam konvertor (Bessemer atau
Thomas) dan dicampur dengan batu kapur serta bajabekas dalam jumlah
yang dikehendaki. Pengembusan udara di dalam konvertor dilakukan
sampaikandungan fosfor menjadi rendah kira-kira 1 sampai 1,5 %,
ditambah dengan kokas yang telah digilingselanjutnya memindahkan
isinya ke dalam dapur Siemens Martin.
D. Proses Thalbot
Proses Thalbot dilakukan dengan menggunakan dapur Siemens
Martin yang dapat diputar-putardan dijungkitkan.Setelah pemijaran
didalam dapur Martin, sebagian cairan dituangkan ke dalam pancituang
dan ke dalam dapur tadi sambil ditambahkan besi kasar, bijih besi dan
batu kapur. Proses selanjutnya adalah menjaga agar cairan besi di dalam
panic tuang tadi tidak terjadioksidasi, artinya mengusahakan pendinginan
yang cepat. Akibat dari cara ini adalah hasil yang diperoleh dalam setiap
proses dari satu dapur tidak sama kualitasnya. Baja yang dihasilkan dari
proses Thalbot adalah baja biasa seperti hasil dari proses konvertor
Bessemer maupun Thomas.
Proses Dapur Listrik
Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap
suhu tinggi. Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

15
Jumlah panas yang diperlukan dapat dapat diatur sebaik-baiknya.
Pengaruh zat asam praktis tidak ada.
Susunan besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik. Sedangkan
kekurangannya adalah harga listrik yang mahal.Dapur listrik dibagi
menjadi duakelompok yaitu dapur listrik busur cahaya dan dapur listrik
induksi.
A. Dapur Busur Cahaya
Dapur ini berdasarkan prinsip panas yang memancar dari busur api,
dapur ini juga dikenaldengan sebutan dapur busur nyala api. Dapur ini
merupakan suatu tungku yang bagian atasnya digantungkan dua batang
arang sebagai elektroda pada arus bolak-balik atau dengan tiga
buahelektroda arang yang dialirkan arus putar.Misalnya pada dapur
Stassano busur api terjadi antara tiga ujung elektroda arang yang berada
diatas baja yang dilebur melalui ujung elektroda itu dengan arus putar.
Pada dapur Girod, arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda
yang membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya
dikeluarkan melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan dengan
air ke dasar tungku. Pada dapur Heroult menggunakan dua elektroda
arang dengan arus bolak balik dan dapat juga menggunakan tiga buah
elektroda pada arus putar.Arus listrik membentuk busur nyala dari
elektroda kepada cairan dankembali dari cairan ke elektroda lainnya.

16
B. Dapur Induksi
Dapur induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi rendah
dan dapur induksi frekuensitinggi.Pada dapur induksi dibangkitkan suatu
arus induksi dalam cairan baja sehingga menimbulkan panas dalam
cairan baja itu sendiri sedangkan dinding dapurnya hanya menerima
pengaruh listrik yangkecil saja.
Dapur induksi frekuensi rendah, bekerja menurut prinsip
transformator.Dapur ini berupa saluran kelilingteras dari baja yang
beserta isinya dipandang sebagai gulungan sekunder transformator yang
dihubungkan singkat, akibat hubungan singkat tersebut di dalam dapur
mengalir suatu aliran listrik yangbesar dan membangkitkan panas yang
tinggi.Akibatnya isi dapur mencair dan campuran-campuran tambahan
dioksidasikan.
Dapur induksi frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas suatu kuali
yang diberi kumparan besar disekelilingnya.Apabila dalam kumparan
dialirkan arus bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isidapur.
Arus ini merupakan aliran listrik hubungan singkat dan panas yang
dibangkitkan sangat tinggi sehingga mencairkan isi dapur dan campuran
tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya. Hasil akhir dari dapur
listrik disebut baja elektro yang bermutu sangat baik untuk digunakan
sebagai alat perkakas misalnya pahat, alat tumbuk dan lain-lainnya.
C. Proses Dapur Aduk
Dapur aduk merupakan cara pembuatan baja yang konvensional
dengan cara melebur besi kasardi dalam dapur nyala api bersama-sama
dengan terak (FeO) untuk mendapatkan zat asam. Dengan
caramengaduk-aduk dengan batang besi dan ke bawah permukaan
dimasukkan udara maka terjadilah suatumasa lunak dari baja yang
banyak mengandung terak. Apabila gumpalan-gumpalan yang dibuat
dalam dapur telah mencapai kirakira 60 kg dikeluarkan, maka langkah
selajutnya adalah mengeluarkan terak dengan jalan menempanya
ataudipres. Dalam proses aduk ini lebih banyak melibatkan pekerjaan
tangan serta kapasitas produksi yangkecil maka cara ini dipandang tidak
efisien dan jarang digunakan pada pabrik-pabrik baja.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Besi tuang (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan dari besi
dengan lebih dari 1,7 % karbon, biasanya kadar karbon ini berada pada
kisaran antara 2,4 hingga 4 %, merupakan bahan yang relatif mahal, dimana
bahan ini diproduksi dari besi mentah cair, atau besi/baja tua, ini merupakan
produk besi tuang yang memiliki fungsi mekanis sangat penting dan
diproduksidalam jumlah besar. Besi tuang mempunyai klasifikasi yaitu :
Besi tuang putih, besi tuang kelabu, besi tuang mampu tempa dan besi tuang
nodular. Besi tuang mempunyai sifat mekanisme antara lain tahan dalam
tekanan tinggi dan juga tidak mudah berkarat. Besi tuang mempunyai
kegunaan pada alat berat yang digunakan untuk bahan baku dari silinder
blok.
4.2 Saran
Beberapa saran yang bisa diberikan untuk penyempurnaan Tugas
Ilmu Bahan ini adalah:
- Sebelum menggunakan alat untuk alat berat, pahami dulu alat tersebut
dari bahan apa dan sifat mekanismenya.
- Teliti sebelum mengerjakan sesuatu.
- Selalu ikuti petunjuk penggunaan.
- Dan berhati-hatilah.

DAFTAR PUSTAKA

18
http://www.karim.web.id/2012/02/pengertian-besi-tuang.html
http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-besi-tuang-ilmu-bahan.html
http://blackknight-radyo.blogspot.com/2012/05/i.html
http://junihariyanto.blogspot.com/2011_09_01_archive.html
http://sanditeknikmesin.blogspot.com/2012/01/besi-tuang.html
http://cepiar.wordpress.com/2007/11/13/apakah-besi-tuang-cast-iron-itu/

19

Anda mungkin juga menyukai