Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TRANSFORMATOR

DISUSUN OLEH

ROUBIN B. PANGARIBUAN
(5113331028)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2012
A. PENDAHULUAN
I. PENGERTIAN TRANSFORMATOR.

Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
(merubah) tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:
kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang
bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan. Trafo ini bekerja memindahkan energi listrik dengan cara-cara induksi melalui
pasangan kumparan primer dan kumparan sekunder. Apabila kumparan primer (P) dan
kumparan sekunder (S) dibuat alam susunan tertutup dengan inti teras besi lunak ( serbuk
besi ) maka lat tersebut dapat disebut transformator. Susunan yang demikian dibuat supaya
fluksi magnet yang dilingkungi menjadi semakin banyak. Adapun inti besi tadi dibuat
berlapis-lapis dan dilekatkan satu sama lain dengan bahan penyekat (isolasi) untuk
menghindari terjadinya panas yang disebabkan arus pusaran. Arus pusaran ini terjadi karena
adanya GGL induksi arus yang membentuk lingkaran-lingkaran yang tegak lurus terhadap
fluksi magnet.

Gbr. 1. Transformator Gbr. 2. Contoh Gbr. 3. Lambang


dengan inti besi transformator transformator

Trafo yang mengubah tegangan menjdi lebih tinggi disebut step-up transformator,
sedangkan trafo yang mengubah tegangan tinggi menjadi tegang rendah disebut step-down
transformator.

Dari gambar di atas , kumparan primer ialah kumparan yang dihubungkan dengan
sumber tegangan arus bolak-balik, sedangkan kumparan sekunder ialah kumparan yang
disambungkan terhadap beban (pemakai listrik). Trafo sendiri tidak dapat membangkitkan
daya sehingga daya yang diberikan pada kumparan sekundernya.

Dapat dituliskan dalam persamaan :

Ip.Vp = Is.Vs

Di mana : Ip = arus pada kumparan primer (ampere)

Vp = tegangan pada kumparan primer (volt)

Is = arus pada kumparan sekunder (ampere)

Vs = tegangan pada kumparan sekunder (volt).

Dalam bidang tenaga lsitrik, pemakain trafo dikelompokkan menjadi transformator daya,
transformator distribusi dan transformator pengukuran yang terdiri dari trafo arus dan trafo
tegangan.

II. BAGIAN-BAGIAN TRANSFORMATOR

Contoh Transformator Lambang Transformator


Untuk menyusun plat inti trafo, dapat berupa gambar berikut. Plat ini biasanya dibuat
tipis untuk mengatasi kerugian daya pada teras besi kumparan.

(a) (b)
(a). Plat trafo inti yang tipis dan
(b). Plat trafo mantel yang tipis
Plat inti trafo tersebut disusun mulai dai lapis ke 1, ke 2, dan seterusnya. Untuk lapis ke 3
caranya sama peletakannya seperti lapis ke 1 dan lapis ke 4 sama seperti lapis ke 2 berulang-
ulang pemasangan seperti hal di atas dilaksankan sehingga terbentuk susunan komponen
trafo.

III. PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah
diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga
pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi
timbal-balik (mutual inductance).

Pada skema transformator dibawah, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir
pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan
akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah
lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Vp = tegangan primer (volt)


Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:

1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik


rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik


tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer
lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder
adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).

2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).

3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dituliskan:

IV. TRANSFORMATOR TANPA BEBAN.

Sebuah transformator dikatakan ideal apabila tahanan lilitannya adalah nol, tidak ada
kebocoran induksi dan tidak ada kehilangan akibat arus eddy yang menjadi panas. Fluks
magnet yang dibangkitkan menginduksi tegangan di kedua lilitan.

Berdasarkan persamaan (2) besarnya tegangan pada


lilitan primer dapat dinyatakan sebagai:

Sedangkan pada lilitan sekunder,

Harga efektifnya adalah

Pada beban nol, tidak ada arus pada lilitan


sekunder akan tetapi arus pada lilitan primer tetap ada.
Akan tetapi secara keseluruhan daya tidak dikonsumsi
pada lilitan primer karena rangkaian seperti pada
rangkaian induktor murni dimana daya yang dihasilkan
akan dikembalikan lagi (diserap) oleh sumber tegangan.
Oleh karena itu pada umumnya transformator dinyatakan
dalam VA dan bukan dalam Watt.

Pada beban nol (hanya induktor) tidak ada daya


yang didisipasi akan tetapi tegangan dan arus tetap ada.

Diagram phasor pada transformator tanpa beban dengan


menganggap induktor murni maka dapat dilihat pada
Gambar

Pada kenyataannya inti tidak sempurna yaitu ada


kerugian (loss) yang disebabkan oleh eddy current yang
direpresentasikan dalam tahanan inti (Rm) dan arus yang
melaluinya menjadi if. Medan magnet yang dibangkitkan
sebagian akan menginduksi arus yang bersirkulasi pada
inti yang disebut sebagai Eddy current. Untuk
mengurangi efek arus ini, inti biasanya dikonstruksi
menggunakan laminasi, sehingga medan magnet
sebagian besar akan menginduksi arus pada rangkaian
sekunder.

TRANSFORMASI DENGAN BEBAN

Rasio lilitan dari transformator dalam


hubungannya dengan tegangan dan arus
adalah

Sirkuit ekivalen lengkap dari


transformator dengan beban dapat di pada gambar.nyatak

Impedansi pada transformator

Impedansi pada transformator dapat dihitung


menggunakan tegangan dan kuat arus pada lilitan
primernya. Dari hubungan rasio tegangan primer dan
sekunder maka diperoleh

Transformator 3 Fasa

Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)

Gambar 1. Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).

Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder


dihubungkan secara delta. Belitan primer terminal 1U, 1V
dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa.
Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W
disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta
(segitiga) tidak ada titik netral, yang diperoleh ketiganya
merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.

Transformator 3 fasa adalah suatu peralatan listrik yang


digunakan untuk mengubah energi listrik bolak-balik AC dari
suatu nilai kenilai tegangan yang lainnya. Dalam lingkup
system 3 fasa. Trafo 3 fasa bekerja berdasarkan hokum
ampere dan hokum faraday. Yaitu arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet
dapat menimbulkan arus listrik, merupakan proses konversi
energy electromagnet. Pada salah satu sisi kumparan padaa
trafo dialiri arus AC makaa akan timbul arus gaya magnet
yang berubah-ubah. Kumparan sekunder yang konstruksinya
1 inti dengan kumparan primer akan dilalui garis-garis gaya
magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka
pada sekunder akan timbul beda potensial pada ujung-
ujungnya.

Dalam konversi ini jumlah garis gaya yang masuk kumparan


sekunder sama dengan fluksi yang keluar dari kumparan
primer.

Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada


sisi primer (sisi masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran)
adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya (lihat gambar
2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka
hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini
menghasilkan arus line imbang dalam saluran masukan A-B-
C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus line
adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus
primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan
primer dan sekunder. Power rating untuk transformator 3 fasa
adalah 3 kali rating transformator tunggal.

Gambar 2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3


Fasa Dihubungkan PembangkitListrikdanBeban(Load)

Transformator hubungan bintang-bintang (wyewye)

Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang,


yang perlu diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari
tegangan line ke netral (fase ke netral). Cara untuk mencegah
menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk primer
ke netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan
(ground), seperti ditunjukkan pada
Gambar 4. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap
transformator dengan lilitan ke tiga, yang disebut lilitan
tertiary. Lilitan tertiary untuk tiga transformator
dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan pada Gambar
5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan
dimana transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara
tegangan line transmisi masukan dan keluaran (primer &
sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-
bintang.

Gambar 4. Hubungan bintang-bintang.

Gambar 5. Hubungan Bintang-bintang dengan belitan tertier.

Transformator hubungan segitiga-bintang (delta-wye)

Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang


melalui setiap lilitan primer adalah sama dengan tegangan
line masukan. Tegangan saluran keluaran adalah sama
dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang melalui setiap
transformator. Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73
kali arus pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3
adalah sama dengan arus pada lilitan sekunder.
Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye)

Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30 antara


tegangan saluran masukan dan saluran transmisi keluaran.
Maka dari itu, tegangan line keluaran E12 adalah 30
mendahului tegangan line masukan EAB, seperti dapat
dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki
kelompok beban terisolasi, beda fasanya tidak masalah.
Tetapi jika saluran dihubungkan paralel dengan saluran
masukan dengan sumber lain, beda phasa 30 mungkin akan
membuat hubungan paralel tidak memungkinkan, sekalipun
jika saluran tegangannya sebaliknya identik.

Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa


akan menghasilkan banyak isolasi/penyekatan yang
dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV (high
Voltage/tegangan tinggi) telah diisolasi/dipisahkan hanya
1/1,73 atau 58% dari tegangan saluran.
Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan
Diagram Phasor

Anda mungkin juga menyukai