Oleh karena wawasan nasional suatu bangsa mengandung arti pandangan, tinjauan, atau
bahkan tanggapan inderawi untuk mengetahui isi serta arti pengaruh-pengaruh tersebut
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian diperlukan
pendekatan dalam memandang dan tanggapan inderawi terhadap ketiga faktor di atas
yang perlu dikembangkan dalam wawasan nasional. Berkaitan dengan upaya
mewujudkan kepentingan nasional, (yaitu cita-cita dan tujuan nasional), ketiga hal
tersebut di atas merupakan modal yang juga sekaligus merupakan tantangan dalam
kehidupan berbangsa Indonesia. Dari segi kebhinekaan, berbagai perbedaan itu bisa
menjadi kendala dalam mencapai tujuan, apabila hal ini tidak dibina dengan baik dan
bijaksana. Demikian pula dalam hal menjaga keutuhan dan luasnya wilayah negara
(geografis) serta pemanfaatan sumber daya (kekayaan) alam yang melimpah, dibutuhkan
kemampuan mengelola secara optimum dan bijaksana.
Konsep dasar dan landasan dalam penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan
nasional bangsa Indonesia adalah adanya pandangan (visi) dan persepsi terhadap kondisi
kehidupan negara dan bangsa Indonesia, landasan yang dimaksud adalah bagaimana
pandangan bangsa Indonesia terhadap segala permasalahan yang ada dalam dirinya dan
lingkungan strategis sekitar yang akan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Oleh karena itu diperlukan adanya wawasan nasional yang berpijak
pada falsafah bangsa, konstitusi negara, demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Permasalahan yang mendasar yang perlu disikapi dan dicermati dalam kehidupan
berbangsa Indonesia adalah bagaimana membina keanekaragaman dalam keserasian demi
terwujud tujuan nasional Indonesia. Landasan inilah yang melahirkan wawasan nasional
(wawasan kebangsaan) Indonesia, yang disebut Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam memanfaatkan
konstelasi geografi Indonesia, sejarah, dan kondisi sosial budaya, untuk mewujudkan
segala dorongan (drives) dan rangsangan (motives) ke dalam usaha pencapaian aspirasi
bangsa, yang dirumuskannya dalam konsepsi perjuangan sebagai cita-cita nasional.
Dengan demikian Wawasan Nusantara merupakan pedoman dan landasan dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional. Wawasan Nusantara mempunyai keterkaitan yang
mendasar dengan kepentingan nasional. Wawasan Nusantara adalah inti dasar budaya
bangsa Indonesia, yang dimantapkan oleh ideologi Pancasila serta kondisi geografik
wilayah Indonesia, dalam wujud pola keyakinan, pola pikir, pola sikap, dan pola tindak.
Secara harfiah geopolitik diartikan sebagai suatu politik yg tidak terlepas dari pengaruh
kondisi & letak geografis bumi bagi sebuah negara, tempat yang menjadi wilayah hidup
manusia di atas bumi. Sedangkan sebagai suatu ilmu geoplitik diartikan sebagai suatu
ilmu penyelenggaraan negara dalam rangka mewujudkan tujuan nasionalnya dengan
menitikberatkan perhatian pada pengambilan keputusan & kebijaksanaan negara yang
dikaitkan dengan persoalan-persoalan geografi tempat dimana rakyat suatu negara
tersebut tumbuh dan berkembang.
Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh (1554 1618) dan Alfred Thayer Mahan
(1840 1914)
Kedua ahli ini mempunyai gagasan wawasan bahari, yaitu kekuatan di laut. Ajarannya
mengatakan bahwa barang siapa menguasai laut akan menguasai perdagangan.
Menguasai perdagangan berarti menguasai kekayaan dunia sehingga pada akhirnya
menguasai dunia. Alfred Thayer Mahan, seorang Kepala Akademi AL AS, berwawasan
luas dan modern berkat pengalamannya selama di AL. Melalui bukunya Influence Of
The Sea Power menjelaskan bahwa kalau USA ingin menjadi negara adidaya, harus
mengembangkan industri maritim modern. Industri maritim modern menghasilkan
armada dagang untuk melancarkan perdagangan AS ke seluruh dunia, sekaligus
membangun armada perang untuk melindunginya. Berbeda dengan Raleigh, menurutnya
AS tidak perlu menguasai seluruh samudera dunia tetapi cukup menguasai jalur laut vital
saja (Sea Lines of Communication / SLOC) yg terbentang dari:
SLOC I : Eropa Barat s/d Amerika Serikat
SLOC II : Afrika s/d AS
SLOC III : AS s/d Asia Timur
SLOC IV : AS s/d Australia
SLOC V : AS s/d Asia Tenggara
SLOC VI : AS s/d Timur Tengah (Jalur Energi)
SLOC VII : Samudera Atlantik Terusan Panama Samudera Pasifik
Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan pandangan geopolitik Indonesia yang
berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu,
pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran pembinaan dan pengembangan
wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :
a. Latar Belakang Pemikiran beradasarkan Falsafah Pancasila
b. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahn Nusantara
c. Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya bangsa Indonesia
d. Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia
adalah daratan yang terdiri dari 17.508 buah pulau, berupa lima buah pulau besar,
(Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya/Papua) dan 11.808 pulau-
pulau kecil (termasuk yang belum diberi nama, yang sudah memiliki nama 6.044 pulau).
Luas daratan dari seluruh pulau tersebut adalah 2.028.087 km 2 , luas lautan
3.166.163 km2 , dengan panjang pantai 81.000 km. Topografi daratannya berupa
pegunungan dengan gunung-gunung berapi yang masih aktif maupun yang tidak aktif
lagi.
Pada tanggal 17 Pebruari 1969 pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi Landas
Kontinen, yang pada intinya berisi:
(1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia
adalah milik ekslusif negara Indonesia;
(2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen
dengan negara tetangga melalui perundingan;
(3) Jika tiada perjanjian garis batas, maka batas landas kontinen Indonesia adalah suatu
garis yang ditarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan titik
terluar wilayah negara tetangga;
(4) Klaim di atas tidak mempengaruhi sifat serta status perairan di atas landas kontinen
Indonesia, maupun ruang udara di atasnya.
Pada 21 Maret 1980 pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi Zona Ekonomi
Eklusif yang intinya ZEE Indonesia adalah laut selebar 200 mil dari garis pangkal luar.
Pada wilayah tersebut negara RI berhak mengeksploitasi, konservasi, dan pengelolaan
sumber kekayaan alam hayati laut.
Sejumlah deklarasi sebagaimana dikemukakan di atas, baru merupakan klaim dari pihak
pemerintah Indonesia, karena itu perlu diperjuangkan untuk memperoleh dukungan
internasional. Pada konferensi hukum laut internasional pertama, 24 Pebruari 27 April
1958 di Jenewa yang diikuti 86 negara, prinsip negara kepulauan belum disetujui. Begitu
pula pada konferensi kedua tahun 1960 belum berhasil diakui.
Melalui konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional III tahun 1982 di Jamaika,
pokok-pokok asas negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam UNCLOS 82 (United
Nation Convention on the Law of the Sea). Kemudian Indonesia meratifikasi UNCLOS
82 melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 (31 Desember 1985). Dengan
UNCLOS tersebut memberikan keuntungan bagi Indonesia yaitu bertambah luasnya
perairan yurisdiksi nasional yang sekaligus menambah kekayaan alam yang terkandung di
WADAH
APARATUR NEGARA UNSUR DASAR
KESADARAN POLITIK MASYARAKAT TATA KELENGKAPAN
MEDIA PERS ORGANISASI
PARTISIPASI RAKYAT
TATA PERENCANAAN
UNSUR DASAR
TATA PENGAWASAN
WAWASAN NUSANTARA
PEMBUKAAN CITA-CITA
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
PEDOMAN
MAWAS DIRI / INTROSPEKSI DIRI CARA KERJA
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri bangsa Indonesia yang memiliki
rasa bangga kepada bangsa dan cinta tanah air sehingga menumbuhkan nasionalisme
109
OLAH BUDI
6.6 Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Pembangunan Nasional
Wawasan Nusantara dijadikan wawasan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional
pertama kali ditetapkan didasarkan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 Tentang
GBHN. Seiring gerakan reformasi di Indonesia yang ditandai dengan diamandemennya
UUD 1945, dimana MPR tidak lagi bertugas menetapkan GBHN. Konsepsi Wawasan
Nusantara sebagai wawasan pembangunan nasional yang dicantumkan dalam GBHN
dapat dilihat dalam Tap. MPR Nomor II/MPR/1998 Tentang GBHN.
Wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional
yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan Undang Undang Dasar 1945, yaitu cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang mencakup:
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik,
dalam arti:
a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan
matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu
kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad
dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi
bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan banngsa
menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara
merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan
sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi
kepada kepentinngan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan
bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas dan aktif
serta diabdikan pada kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi,
dalam arti:
a. Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun
efektif adalah modal dan milik bersama bengas, dan bahwa keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara
merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama
2. Keadaan geografi sebuah negara tentulah sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
penyelenggaraan negara, misalnya dalam pengambilan keputusan negara, kebijakan
politik luar negeri, hubungan perdagangan, dsb.
Pertanyaan :
a. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik?
b. Beberapa teori geopolitik yang dikenal dunia sepertinya melegitimasi
terjadinya hukum ekspansi yang sekaligus memperkenalkan kepada dunia
lahirnya berbagai teori kekuatan. Uraikan teori geopolitik menurut Ratzel
(termasuk dengan hukum ekspansinya)!
c. Jelaskan prinsip dasar geopolitik yang dianut bagi bangsa Indonesia.