Anda di halaman 1dari 9

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecamatan Purwokerto Selatan merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 13,75 km 2,
dengan 7 kelurahan. Secara geografis Purwokerto Selatan terletak di
koordinat 72635.89S dan 1091436.17T, dengan elevasi 74 m dan
terletak di selatan Gunung Slamet, salah satu gunung berapi yang masih
aktif. Kecamatan Purwokerto Selatan berbatasan langsung dengan kecamatan
Purwokerto Timur disebelah utara, Purwokerto Barat di sebelah barat,
Patikraja di sebelah Selatan, dan Purwokerto Timur dan Sokaraja di sebelah
timur.
Purwokerto yang merupakan ibukota Kabupaten Banyumas memiliki luas
wilayah yang terhitung kecil dibandingkan kecamatan lainnya dengan
kepadatan penduduk yang paling tinggi, dengan kepadatan penduduk 10,07
yang menjadikan Kecamatan Purwokerto Selatan sebagai kecamatan terpadat
di Kabupaten Banyumas. Penduduk Kecamatan Purwokerto Selatan juga
mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2016,
jumlah penduduk Kabupaten Banyumas 75.564 jiwa, mengalami peningkatan
1,29 dari tahun sebelumnya.
Peningkatan penduduk yang semakin banyak setiap tahunnya,
menyebabkan peningkatan kebutuhan air bersih. Ketersediaan air bersih
merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Kecamatan Purwokerto
Selatan dilewati oleh dua buah sungai, yaitu sungai Kranji dan Banjaran yang
dijadikan sebagai sumber air bersih, selain dari air tanah yang dijadikan
sebagai air baku oleh masyarakat. Seiring dengan perkembangan hidup
masyarakat, air permukaan yang dijadikan sebagai salah satu air baku
semakin buruk kualitas airnya yang disebabkan oleh pencemaran dari limbah
domestik yang dihasilkan oleh rumah tangga. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka dengan tersedianya sistem penyediaan air diharapkan
dapat menyediakan air hingga tahun proyeksi yang telah direncanakan dan
memiliki kualitas air yang sesuai dengan standar baku mutu, agar dapat
meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan system fisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peranmasyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
1.2 Tujuan
Maksud dari perencanaan sistem penyediaan air minum di Kecamatan
Purwokerto Selatan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan warga di
Kecamatan Purwokerto Selatan dengan menyediakan sistem penyediaan air
minum yang terpenuhi dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, yang
dapat mendukung ketersediaan air bersih di daerah tersebut.
Tujuan dari perencanaan penyediaan air minum di Kecamatan
Purwokerto Selatan adalah untuk:
1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum bagi masyarakat
Kecamatan Purwokerto yang berkualitas dengan harga yang terjangkau,
2. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia
jasa pelayanan di Kecamatan Purwokerto Selatan,
3. Mencegah penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh penyakit bawaan
air,
4. Meningkatkan efisiensi waktu dan efektifitas pemanfaatan air bersih yang
berkualitas yang sesuai dengan baku mutu air minum.

1.3 Ruang Lingkup


Hal-hal yang menjadi ruang lingkup pada pengerjaan perencanaan
penyediaan air minum ini adalah:
1. Meninjau kondisi wilayah daerah yang dijadikan daerah perencanaan
2. Menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk di wilayah perencanaan
3. Menghitung proyeksi kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan di wilayah
perencanaan
4. Menentukan sistem sumber air baku pada daerah perencanaan
5. Merancang sistem transmisi dan sistem distribusi pada daerah
perencanaan secara detail

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


1.4 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada perencanaan Sistem Penyediaan Air
Minum ini, yaitu :
BAB 1 Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakng, maksud dan tujuan, ruang
lingkup (proyeksi penduduk, proyeksi kebutuhan air, sistem transmisi, dan
sistem distribusi) serta sistematika pembasan.

BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan


Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum wilayah perencanaan, yang
meliputi: kondisi geografis, kondisi hidrologi, topografi (peta kontur), tata
guna lahan, demografi, perekonomian dan social budaya, dan pola ruang
kota.

BAB 3 Proyeksi Penduduk


Bab ini terdapat proyeksi penduduk pada 20 tahun yang akan datang dengan
mempertimbangkan banyaknya penduduk 10 tahun terakhir.

BAB 4 Sistem Transmisi


Pada bab ini dijelaskan mengenai sistem transmisi yaitu suatu sistem yang
berfungsi untuk menyalurkan air bersih dari sumber air ke resevoir.

BAB 5 Perencanaan Jaringan Distribusi


Bab ini menjelaskan perencanaan jaringan distribusi yaitu jaringan yang
menyalurkan air dari reservoir ke rumah penduduk ataupun kran umum.

Bab 6 Kesimpulan dan Saran


Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari perencanaan sistem penyediaan
air minum di Kecamatan Purwokerto Selatan sebagai evaluasi.

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


Data kependudukan merupakan salah satu komponen yang penting
dalam merencanakan sistem penyediaan air minum, karena untuk
menentukan besarnya kebutuhan air di suatu daerah yaitu Kecamatan
Purwokerto Selatan akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk di
Kecamatan Purwokerto Selatan. Semakin besar data penduduk maka

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


semakin besar pula kebutuhan air minum di daerah tersebut. Seiring
meningkatnya penduduk di Kecamatan Purwokerto Selatan maka jumlah
kebutuhan air minum akan cenderung meningkat di setiap tahunnya.
Data penduduk 20 tahun yang akan datang dapat diperoleh dengan
cara memproyeksikan jumlah penduduk 10 tahun terakhir. Berdasarkan
data dari BPS Kabupaten Banyumas, jumlah penduduk di Kecamatan
Purwokerto Selatan 10 tahun terakhir yaitu tahun 2007-2016 adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Kependudukan Kecamatan Purwokerto Selatan,
Kabupaten Banyumas
No Tahun Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
(Jiwa)
Laki-laki Perempuan Total
1 2007 32.541 32.866 65.407
2 2008 32.805 33.254 66.059
3 2009 33.099 33.606 66.705
4 2010 35.166 35.517 70.683
5 2011 35.622 36.019 71.681
6 2012 36.156 36.514 72.670
7 2013 36.639 37.004 73.643
8 2014 37.119 37.490 74.609
9 2015 37.590 37.974 75.564
10 2016 42.199 41.806 84.005

1.3.2 Proyeksi Kebutuhan Air


Pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan
kemajuan masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air seringkali
dipakai sebagai salah satu tolak ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu
masyarakat.
Macam Kebutuhan Air Baku Menurut Terence (1991) kebutuhan air
baku dalam suatu kota diklasifikasikan antara lain :
1. Kebutuhan domestik Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air
bersih untuk pemenuhan kegiatan seharihari atau rumah tangga
seperti untuk minum, memasak, kesehatan individu (mandi, cuci dan
sebagainya), menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air
buangan (buangan dapur dan toilet).
2. Kebutuhan non domestik Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan
air baku yang digunakan untuk beberapa kegiatan seperti :
a. Kebutuhan institusional,
b. Kebutuhan komersial dan industri,

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


c. Kebutuhan fasilitas umum, adalah kebutuhan air bersih untuk
kegiatan tempat-tempat ibadah, rekreasi, terminal.
3. Kebocoran dan kehilangan air Besarnya kebutuhan air akibat
kebocoran dan kehilangan air cukup signifikan. Kebocoran dan
kehilangan air disebabkan karena adanya sambungan ilegal dan
kebocoran dalam sistem yang sebagian besar terjadi di aksesoris dan
sambungan pipa.

1.3.3 Sistem Transmisi


Sistem transmisi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
menyalurkan air bersih dari sumber air ke resevoir. Cara penyaluran air
bersih tergantung pada lokasi sumber air berada. Cara penyaluran air
baku, yaitu
1. Sistem Gravitasi
Yaitu sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan
cara memanfaatkan energi potensial yang dimiliki air akibat
perbedaaan ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir.
2. Sistem Pompa
Yaitu sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan
cara memberikan energi kinetik pada aliran air sehingga air dari
sumber dapat mencapai lokasi reservoir yang lebih tinggi.
3. Sistem Gabungan
Yaitu sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan
cara menggabungkan dua sistem transmisi yaitu penggunaan sistem
gravitasi dan sistem pompa.
Kendala utama dalam penyediaan air bersih adalah memenuhi
tinggi tekanan yang cukup pada titik terjauh ,sehingga kadang
ketersediaan air secara kontinyu menjadi terganggu. Maka untuk
menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal
distribusi diperlukan tekanan yang lebih tinggi agar dapat
mengimbangi kehilangan tekanan yang antara lain dipengaruhi oleh
(Kamala, 1988) :
1. Ketinggian bangunan tertinggi yang harus dicapai oleh air.
2. Jarak titik awal distribusi dari reservoir.
3. Tekanan untuk hidran kebakaran yang dibutuhkan.
Pertimbangan-pertimbangan penting dalam merencanakan sistem
transmisi dalam sistem penyediaan air bersih dengan sumber mata air
antara lain:
1. Menentukan Bak Pelepas Tekan (BPT)

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


Sistem gravitasi diterapkan bila beda tinggi yang tersedia antara
sumber air dan lokasi bangunan pengolahan mencukupi. Namun bila
beda tinggi (tekanan) yang tersedia berlebihan maka memerlukan
bangunan yang disebut bak pelepas tekan (BPT).
2. Menghitung panjang dan diameter pipa
Panjang pipa dihitung berdasarkan jarak dari bangunan pengolahan
air ke reservoir induk, sedangkan diameter pipa ditentukan sesuai
dengan debit hari maksimum. Diameter pipa minimal 10 cm untuk
pipa transmisi. Ukuran diameter pipa disesuaikan dengan ukuran
standar dan alasan secara ekonomi.
3. Jalur pipa
Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur yang tidak
memerlukan banyak perlengkapan untuk mengurangi biaya
konstruksi dan pemeliharaan. Pemilihan jalur transmisi semestinya
ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan jalur transmisi, yaitu :
a) Kondisi topografi sepanjang jalur yang akan dilalui saluran
transmisi, sedapat mungkin yang tidak banyak memerlukan
bangunan perlindungan.
b) Panjang jalur antara lokasi sumber air dan lokasi yang dituju
diusahakan sependek mungkin.
c) Kualitas tanah sepanjang jalur sehubungan dengan perlindungan
saluran, misalnya perlindungan terhadap bahaya korosi.
d) Struktur tanah sehubungan dengan pemasangan saluran.
e) Pelaksanaan dan pemeliharaan dipilih yang semudah mungkin baik
dalam konstruksi pelaksanaan maupun pemeliharaannya.
1.3.4 Sistem Distribusi
Sistem distribusi air bersih umumnya merupakan suatu jaringan
pemipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan
perlengkapan lainnya. Sistem penyediaan air bersih yang kompleks
sering sekali bermasalah dalam distribusi debit dan tekanan yang
berkaitan dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem
pengaliran air bersih.
Air diproses di WTP dan didistribusikan kepada pelanggan-
pelangggan PDAM. Pada proses pendistribusiannya dilakukan
pengukuran terhadap penggunaan air pada tiap-tiap rumah di seluruh
area perumahan tersebut, sehingga dapat ditentukan kebutuhan air
pada tiap-tiap titik layanan di area tersebut.

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


Sistem Pengaliran pada Sistem Distribusi
1. Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat
reservoir dengan cara memanfaatkan energi potensial yang dimiliki air
akibat perbedaan ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir.
2. Sistem Pompa
Sistem pompa adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat
reservoir dengan memberikan energi kinetik pada aliran sehingga air
dari sumber dapat mencapai lokasi reservoir yang lebih tinggi.
3. Sistem Gabungan
Sistem gabungan adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat
reservoir dengan cara menggabungkan dua sistem transmisi yaitu
penggunaan sistem gravitasi dan sistem pompa.

1.4 Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan pada perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum
ini, yaitu :
BAB 1 Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakng, maksud dan tujuan, ruang
lingkup (proyeksi penduduk, proyeksi kebutuhan air, sistem transmisi, dan
sistem distribusi) serta sistematika pembasan.
BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum wilayah perencanaan, yang
meliputi: kondisi geografis, kondisi hidrologi, topografi (peta kontur), tata guna
lahan, demografi, perekonomian dan social budaya, dan pola ruang kota.

BAB 3 Proyeksi Penduduk


Bab ini terdapat proyeksi penduduk pada 20 tahun yang akan datang dengan
mempertimbangkan banyaknya penduduk 10 tahun terakhir.

BAB 4 Sistem Transmisi


Pada bab ini dijelaskan mengenai sistem transmisi yaitu suatu sistem yang
berfungsi untuk menyalurkan air bersih dari sumber air ke resevoir.

BAB 5 Perencanaan Jaringan Distribusi

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)


Bab ini menjelaskan perencanaan jaringan distribusi yaitu jaringan yang
menyalurkan air dari reservoir ke rumah penduduk ataupun kran umum.

Bab 6 Kesimpulan dan Saran


Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari perencanaan sistem penyediaan
air minum di Kecamatan Purwokerto Selatan sebagai evaluasi.

SITI AMALIA FAJRIYAH (25-2015-106)

Anda mungkin juga menyukai