PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada
jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu.
Hipertensi dalam kehamilan berarti tekanan darah
meninggi saat hamil. Keadaan ini biasanya mulai pada
trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan.
Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang
terjadi. Dikatakan tekanan darah tinggi dalam kehamilan
jika tekanan darah sebelum hamil (saat periksa hamil)
lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di saat hamil.
Perdarahan postpartum adalah penderahan kala IV
yang lebih dari 500-600ml dalam masa 24 jam setelah
anak dn lesenta lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi
atas dua bagian : (Amru sofian)
1. Perdarahan post partum primer (early postpartum
hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak
lahir.
2. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum
hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya
antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.
Penyakit infeksi pada kehamilan merupakan
komplikasi tunggal yang paling sering dijumpai (dr.prof
manuaba,dkk 2003).
Cedera kepala adalah cedera yang meliputi trauma
kulit kepala, tengkorak, dan otak (morton, 2012)
B. Rumusan masalah
1. Mengetahui diagnosa dan intervensi dari perdarahan
antepartum.
2. Mengetahui diagnosa dan intervensi dari hipertensi
dalam kehamilan.
3. Mengetahui diagnosa dan intervensi dari perdarahan
postpartum.
4. Mengetahui diagnosa dan intervensi dari infeksi pada
kehamilan.
5. Mengetahui diagnosa dan intervensi dari cedera
kepala.
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui diagnosa dan intervensi dari
perdarahan antepartum.
2. Untuk mengetahui diagnosa dan intervensi dari
hipertensi dalam kehamilan.
3. Untuk mengetahui diagnosa dan intervensi dari
perdarahan postpartum.
4. Untuk mengetahui diagnosa dan intervensi dari
infeksi pada kehamilan.
5. Untuk mengetahui diagnosa dan intervensi dari
cedera kepala.
D. Manfaat
1. Manfaat khusus
Agar pembaca dapat mengetahui diagnosa dan
intervensi dari masalah kegawatdaruratan diatas. Dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan masyarakat.
2. Manfaat umum
Agar pembaca dapat menambah wawasan tentang
kegawat daruratan apa saja yang dapat mengancam
jiwa bila tidak di tangani dengan baik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perdarahan Antepartum
1 Diagnosa
a) Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan efek
penanaman plasenta pada segmen bawah rahim
( Susan Martin Tucker,dkk 1988:523)
b) Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
berhubungan dengan ketidak mampuan merawat diri.
Sekunder keharusan bedrest (Linda Jual Carpenito
edisio :326)
c) Resiko rawat janin : fital distress berhubungan dengan
tidak ada kuatnya perfusi darah ke plasenta (Lynda
Jual Carpenito,2000: 1127) post seksio.
d) Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan
trauma jaringan dan spasme otot perut (Susan Martin
Tucker,dkk 1988 : 624).
2. Intervensi dan Rasional
1. Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan efek
penanaman plasenta pada segmen bawah rahim.
Tujuan : Klien tidak mengalami perdarahan berulang
Intervensi :
a. Anjurkan klien untuk membatasi perserakan.
Rasional : Pergerakan yang banyak dapat
mempermudah pelepasan plasenta
sehingga dapat terjadi perdarahan.
b. Kontrol tanda-tanda vital (TD, Nadi, Pernafasan,
suhu).
3
Rasional : Dengan mengukur tanda-tanda vital
dapat diketahui secara dini kemunduran
atau kemajuan keadaan klien.
c. Kontrol perdarahan pervaginam.
Rasional : Dengan mengontrol perdarahan dapat
diketahui perubahan perfusi jaringan
pada plasenta sehingga dapat melakukan
tindakan segera.
d. Anjurakan klien untuk melaporkan segera bila ada
tanda-tanda perdarahan lebih banyak.
Rasional : Pelaporan tanda perdarahan dengan
cepat dapat membantu dalam melakukan
tindakan segera dalam mengatasi
keadaan klien.
e. Monitor bunyi jantung janin.
Rasional : Denyut jantung lebih >160 serta <100
dapat menunjukkan gawat janin
kemungkinan terjadi gangguan perfusi
pada plasenta.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengakhiri
kehamilan.
Rasional : Dengan mengakhiri kehamilan dapat
mengatasi perdarahan secara dini.
4
a. Bina hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien dengan menggunakan
komunikasi therapeutik.
Rasional : Dengan melakukan komunikasi
therapeutic diharapkan klien kooperatif
dalam melakukan asuhan keperawatan.
b. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Rasional : Dengan membantu kebutuhan klien
seperti mandi, BAB,BAK,sehingga
kebutuhan klien terpenuhi.
c. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan.
5
Rasional : Melalui istirahat kemungkinan terjadinya
pelepasan plasenta dapat dicegah.
b. Anjurkan klien agar miring kekiri.
Rasional : Posisi tidur menurunkan oklusi vena
cava inferior oleh uterus dan
meningkatkan aliran balik vena ke
jantung.
c. Anjurkan klien untuk nafas dalam.
Rasional : Dengan nafas dalam dapat
meningkatkan konsumsi O2 pada ibu
sehingga O2 janin terpenuhi.
d. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian
oksigen.
Rasional : Dengan pemberian O2 dapat
meningkatkan konsumsi O2 sehingga
konsumsi pada janin meningkat.
e. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian
kortikosteroit.
Rasional : Korticosteroit dapat meningkatkan ketah
anan sel terutama organ-organ vital pada
janin.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
trauma jaringan dan spasme otot perut.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri yang dirasakan klien.
Rasional : Dengan mengkaji tingkat nyeri, kapan
nyeri dirasakan oleh klien dapat
disajikan sebagai dasar dan pedoman
dalam merencanakan tindakan
keperawatan selanjutnya.
6
b. Jelaskan pada klien penyebab nyeri.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada
klien diharapkan klien dapat beradaptasi
dan mampu mengatasi rasa nyeri yang
dirasakan klien.
c. Atur posisi nyaman menurut klien tidak
menimbulkan peregangan luka.
Rasional : Peregangan luka dapat meningkatkan
rasa nyeri.
d. Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri dengan
mengajak klien berbicara.
Rasional : Dengan mengalihkan perhatian klien,
diharapkan klien tidak terpusatkan pada
rasa nyeri.
e. Anjurkan dan latih klien teknik relaksasi (nafas
dalam).
Rasional : Dengan teknik nafas dalam diharapkan
pemasukan oksigen ke jaringan lancar
dengan harapan rasa nyeri dapat
berkurang.
f. Kontrol vital sign klien.
Rasional : Dengan mengontrol/menukur vital sign
klien dapat diketahui kemunduran atau
kemajuan keadaan klien untuk
mengambil tindakan selanjutnya.
g. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan
analgetik.
Rasional :Analgetik dapat menekan pusat nyeri
sehingga nyeri dapat berkurang.
B. Hipertensi dalam kehamilan
1 Diagnosa
7
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipovolemi, peningkatan tahanan vaskuler.
b. Resiko cedera ibu berhubungan dengan hipoksia
jaringan, kejang, profik darah abnormal.
c. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera
pada bayi sebelum lahir.
2. Intervensi Keperawatan
no NDX NOC NIC
8
latihan dan
istirahat untuk
menghindari
kelelahan
Monitor toleransi
aktivitas pasien
Monitor adanya
dispneu, fatigue,
takipneu, dan orto
pneu
Anjurkan pasien
untuk menurunkan
stress
Vital Sign
Monitoring
Monitor TD, Nadi,
Suhu, dan RR
Auskultasi TD
pada kedua lengan
dan bandingkan
Monitor TD, Nadi,
RR, sebelum, sela
ma, dan setelah
aktivitas
Monitor bunyi
jantung
Monitor frekuensi
dan irama
pernafasan
Monitor suara
paru
Monitor pola
pernafasan
abnormal
Identifikasi
penyebab dan
perubahan vital
sign
2 Resiko v Risk Control Environmenr
cedera Management
9
ibu Kriteria Hasil : Sediakan
berhubun v Klien terbebas dari lingkungan yang
gan aman untuk pasien
cidera
dengan Identifikasi
hipoksia v Klien mampu kebutuhan
jaringan, menjelaskan cara / keamanan pasien,
kejang, sesuai dengan
metode untuk
profik kondisi fisik dan
darah mencegah injury / fungsi kognitif
abnormal cidera pasien dan riwayat
. penyakit terdahulu
v Klien mampu
pasien
menjelaskan faktor Menghindari
resiko dari lingkungan yang
lingkungan / perilaku berbahaya
Memasang side
personal rail tempat tidur
v Mampu Menyediakan
memodifikasi gaya tempat tidur yang
nyaman dan bersih
hidup untuk
Membatasi
mencegah injury pengunjung
v Menggunakan Mengontrol
Lingkungan dari
fasilitas kesehatan
kebisingan
yang ada Memindahkan
v Mampu mengenali barang barang
yang dapat
perubahan status
membahayakan
kesehatan Berikan
penjelasan
pada pasien dan
keluarga atau
pengunjung adany
a
perubahan status
kesehatan dan
penyebab penyakit
10
berhubun v Anxiety level n (penurunan
gan v Coping kecemasan)
dengan Gunakan
Kriteria Hasil :
ancaman pendekatan yang
cedera v Klien mampu menyenangkan
pada bayi mengidentifikasi dan Nyatakan dengan
sebelum jelas
mengungkapkan
lahir harapan terhadap
gejala cemas perilaku pasien
v Mengidentifikasi, Jelaskan semua
prosedur dan apa
mengungkapkan,
yang
dan menunjukkan dirasakan selama
teknik untuk prosedur
mengontrol cemas Pahami perspektif
pasien terhadap
v Vital sign dalam situasi stress
batas normal Postur Dorong keluarga
tubuh, ekspresi untuk menemani
anak
wajah, bahasa tubuh,
Dengarkan penuh
dan tingkat aktivitas perhatian
menunjukkan Dorong pasien
mengungkapkan
berkurangnya
perasaan,
kecemasan. ketakutan,
persepsi
Intstruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksassi
C. Perdarahan postpartum
1. diagnosa
a. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (episiotomi)
b. Menyusui tidak efektif b.d prematuritas
c. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, paparan lingkungan
patogen
11
d. Kurang pengetahuan tentang perawatan ibu nifas dan
perawatan bayi b/d kurangnya sumber informasi
2 intervensi
Dx.
Keperaw
N atan/ Tujuan dan
Intervensi
o Masalah Kriteria Hasil
Kolabora
si
1 Nyeri Setelah dilakukan 1. Managemen nyeri
akut b.d tindakan - Lakukan
agen keperawatan pengkajian nyeri
injuri fisikselama 1x24 jam secara
(episioto klien akan komprehensif yang
mi) menunjukkan meliputi lokasi,
respon kontrol karakteristik,
terhadap awitan, durasi,
nyeri dengan frekuensi, kualitas,
indikator : intensitas atau
Klien mampu berat dan faktor
menerapkan teknik presipitasi
penurunan nyeri - Ekspresikan
non invasif penerimaan
farmakologis tentang nyeri
Klien - Kurangi rasa
menunjukkan takut dengan
respon penurunan meluruskan setiap
rasa nyeri, rileks, misinformasi
denyut nadi dbn 2. Manajemen
lingkungan
- Implementasi
kan tindakan
untuk
kenyamanan fisik
seperti
menciptakan
suasana yang
nyaman,
meminimalkan
stimulasi
lingkungan
3. Edukasi :
prosedur/perawatan
- Demonstrasik
12
an pereda nyeri
non invasif/ non
farmakologis :
massage,
distraksi/imajinasi
, relaksasi,
pangaturan posisi
yang nyaman
4. Edukasi : proses
penyakit
- Berikan
penjelasan
tentang
penyebab
timbulnya nyeri
- Berikan
penjelasan
tentang
proses/waktu
penyembuhan /
rencana /
intervensi
5. Manajemen
medikasi
- Berikan
analgetik sesuai
program
- Evaluasi
keefektifan
analgetik
- Evaluasi
tindakan
perencanaan
sesuai kebutuhan
2 Menyusui Setelah diberikan Health education:
. tidak tindakan 1. Berikan informasi
efektif b. keperawatan mengenai :
d premat selama 1x24 jam - Fisiologi
uritas klien menunjukkan menyusui
respon breast - Keuntungan
feedingadekuat menyusui
dengan indikator: - Perawatan
- klien payudara
mengungkapkan - Kebutuhan diit
puas dengan khusus
13
kebutuhan untuk - Faktor-faktor
menyusui yang
- klien mampu menghambat
mendemonstrasika proses menyusui
n perawatan 2. Demonstrasikan b
payudara reast care dan
pantau kemampuan
klien untuk
melakukan secara
teratur
3. Ajarkan cara
mengeluarkan ASI
dengan benar, cara
menyimpan, cara
transportasi
sehingga bisa
diterima oleh bayi
4. Berikan dukungan
dan semangat pada
ibu untuk
melaksanakan
pemberian Asi
eksklusif
5. Berikan
penjelasan tentang
tanda dan gejala
bendungan
payudara, infeksi
payudara
6. Anjurkan keluarga
untuk memfasilitasi
dan mendukung
klien dalam
pemberian ASI
7. Diskusikan
tentang sumber-
sumber yang dapat
memberikan informa
si/memberikan
pelayanan KIA
3 Risiko Setelah diberikan 1. Infection control
. infeksi tindakan - Terapkan
b.d keperawatan klien pencegahan
tindakan menunjukkan universal
invasif, kontrol terhadap - Berikan
14
paparan risiko dengan hygiene yang baik
lingkunga indikator : 2. Infection
n patogen - klien bebas dari protection
tanda dan gejala - Monitor
infeksi tanda dan gejala
- klien mampu infeksi
menjelaskan tanda lokal/sistemik
dan gejala infeksi - Amati faktor-
faktor yang
menaikkan
infeksi/memperlam
bat penyembuhan
luka : infeksi luka,
nutrisi dan hidrasi
tidak adekuat,
penurunan suplai
darah
3. Vital sign
monitoring
- Pantau suhu
tubuh dan denyut
nadi tiap 8 jam
4. Environmental
management
- Batasi
pengunjung yang
sedang demam
- Jaga
kebersihan tempat
tidur, lingkungan
5. Incision site care
- Rawat luka
post
operasi dengan
cara steril.
- Pantau
kondisi luka,
waspadai tanda-
tanda infeksi
6. Post paral care
- Pantau
produksi lochea,
pantau kondisi
vagina
- Pantau
15
kondisi uterus
7. Urinary
elimination
management
- Monitor
potensi kateter,
pantau karakteristik
urine, jaga hygiene
genetalia.
8. Health Education
- Berikan
penjelasan tentang
mengapa klien
menghadapi risiko
infeksi, tanda dan
gejala infeksi
9. Administrasi
medikasi
- Berikan
antibiotik sesuai
program
4 Kurang Pengetahuan klien Pendidikan kesehatan
. pengetah tentangperawatan 1. Kaji tingkat
uan ibu nifas dan pengetahuan klien.
tentang perawatan 2. Jelaskan tentang
perawata bayi akan cara perawatan ibu
n ibu meningkat. nifas dan perawatan
nifas dan - Mampu bayi dengan bahasa
perawata menjelaskan yang sederhana
n bayi b/d tentang perawatan 3. Diskusikan
kurangny ibu nifas dan tentang perubahan
a sumber perawatan bayi. gaya hidup pada
informasi pasien yang mungkin
dibutuhkan.
4. Klarifikasi
informasi yang
diberikan oleh tim
kesehatan lain
sebelum informasi
kita berikan.
16
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Kerusakan integritas kulit barhubungan dengan
penurunan imunologis
c. Resiko infeksi
2 Intervensi Keperawatan
17
6 Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
7 Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi: napas
dala, relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin
8 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
9 Berikan informasi
tentang nyeri
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
10 Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
2. Kerusakan NOC :Tissue Integrity NIC : Pressure
integritas Skin and Management
kulit Mucous
1 Anjurkan pasien
barhubun Membranes
untuk
gan
Setelah dilakukan menggunakan
dengan
tindakan pakaian yang
penuruna
keperawatan selama longgar
n
2x24 jam kerusakan 2 Hindari kerutan
imunologi
integritas kulit pasien pada tempat tidur
s 3 Jaga kebersihan
teratasi dengan
kulit agar tetap
bersih dan kering
18
kriteria hasil: 4 Mobilisasi pasien
(ubah posisi
1 Integritas kulit
pasien) setiap dua
yang baik bisa
jam sekali
dipertahankan 5 Monitor kulit akan
(sensasi,elastisitas, adanya kemerahan
temperatur,hidrasi, 6 Oleskan lotion atau
pigmentasi) minyak/baby oil
pada derah yang
2 Tidak ada luka/lesi
tertekan
pada kulit 7 Monitor aktivitas
3 Perfusi jaringan
dan mobilisasi
baik
pasien
4 Menunjukkan
8 Monitor status
pemahaman
nutrisi pasien
dalam proses
9 Memandikan
perbaikan kulit dan
pasien dengan
mencegah
sabun dan air
terjadinya sedera
hangat
berulang 10 Kaji lingkungan
5 Mampu
dan peralatan
melindungi kulit
yang
dan
menyebabkan
mempertahankan
tekanan
kelembaban kulit 11 Observasi luka :
dan perawatan lokasi,
alami dimensi,kedalama
6 Menunjukkan
n
terjadinya proses
luka,karakteristik,
penyembuhan
warna cairan,
luka
granulasi,
jaringan nekrotik,
tanda-tanda
infeksi lokal,
formasi traktus
12 Ajarkan pada
keluarga tentang
luka dan
perawatan luka
13 Kolaburasi ahli
gizi pemberian
19
diet, vitamin
14 Cegah
kontaminasi feses
dan urin
15 Lakukan tehnik
perawatan luka
dengan steril
Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
20
sehat infeksi
sistemikdan local
9 Pertahankan
teknik isolasi k/p
10 Inspeksi kulit dan
membran
mukosaterhadap
kemerahan,
panas, drainase
11 Monitor adanya
luka
12 Dorong masukan
cairan
13 Dorong istirahat
21
R : menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan
nyeri.
3) Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam
pemberian analgesic seperti asetamenofen.
R : Untuk menghilangkan rasa nyeri yang berat.
22
R : Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu
timbulnya pertumbuhan jamur, juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah
timbulnya ruam kulit.
c. Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya
masukan makanan dan cairan ditandai dengan, diare
Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Kriteria hasil:
1) Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
2) Tanda tanda vital dalam batas normal
3) Nadi ferifer teraba
4) Haluaran urine adekuat
5) Membrane mukosa lembab
6) Turgor kulit baik.
Intervensi :
1) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan
makan sedikit dalam frekwensi sering dan tawarkan
makan pagi paling besar.
R : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien
anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama
siang hari, membuat maskan makanan yang
sulit pada sore hari.
2) Berikan perawatan mulut sebelum makan;
R : Menghilangkan rasa tak enak dapat
meningkatkan napsu makan.
3) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
R : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan
dapat meningkatkan pemasukan.
4) Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk
memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan
masukan lemak dan protein sesuai toleransi.
23
R : Berguna dalam program diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi individu
E. Cedera kepala
1. Diagnosa
a. Kerusakan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan adanya edema serebri
b. Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan
akumulasi sekresi dan sumbatan jalan napas
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
imobilitas yang lama
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kerusakan persepsi atau kognitif dan penurunan
kekuatan/tahanan.
e. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka
pembedahan dan tindakan invasif
2. Intervensi
Diagnosa
Keperawata Tujuan Intervensi Rasional
n
Kerusakan NOC NIC Mengetahui
perfusi Outcome : -Circulatory adanya
jaringan - Perfusi care resiko
serebral jaringan - -Monitor peningkata
cerebral vital sign n TIK
- Balance - -Monitor
cairan status neur Peningkatan
ologi aliran vena
Client - -Monitor dari kepala
Outcome : status menyebabk
- Vital sign hemodinam an
membaik ik penurunan
- Fungsi - -Posisikan TIK
motorik kepela klien Mengurangi
sensorik head Up edema
o
membaik 30 cerebri
-
-Kolaborasi
24
pemberian
manitol
sesuai
order
Ketidakefektif NOC NIC : Mengetahui
an jalan Outcome : - Manajemen kepastian
nafas - Status jalan napas dan
respirasi : - -Monitor kepatenan
pertukara status kebersihan
n gas respirasi jalan nafas
- Status dan
respirasi : oksigenasi
kepatenan - -Bersihkan
jalan jalan napas
nafas -
- Status -Auskultasi
respirasi : suara
ventilasi pernapasan
- Kontrol - Berikan
aspirasi oksigen Membebaska
sesuai n jalan
Client program napas
Outcome : terhadap
- Jalan akumulasi
napas NIC : sekret guna
paten Suctioning terpenuhin
- Sekret air way ya
dapat - Observasi kebutuhan
dikeluarka sekret yang oksigenasi
n keluar klien
- Suara - Auskultasi
napas sebelum
bersih dan
sesudah
melakukan
suction
- Gunakan
peralatan
25
steril pada
saat
melakukan
suction
- Informasik
an pada
klien dan
keluarga
tentang
tindakan
suction
Kerusakan NOC NIC : Mengetahui
integritas Outcome : -Perawatan seberapa
kulit - Integrita luka dan luas
s jaringan pertahanan kerusakan
kulit integritas
Client - -Observasi kulit klien
Outcome : lokasi
- Integritas terjadinya
kulit utuh kerusakan
integritas
kulit
- -Kaji
faktor Mencegah
resiko terjadinya
kerusakan penekanan
integritas pada area
kulit dekubibus
- - Lakukan
perawatan
luka
- - Monitor
status
nutrisi
- -Atur
posisi klien
tiap 1
jam sekali
26
- Pertahank
an
kebersihan
alattenun
Intolerasi NOC NIC : Dengan
aktivitas Outcome : -Terapi latihan latihan
- Pergerak (pergeraka pergerakan
an sendi n sendi) akan
aktif - Observasi mencegah
- Tingkat KU klien terjadinya
mobilisasi - -Tentukan kontraktur
- Perawata ketebatasa otot
n ADLs n gerak
klien
Client - Lakukan
Outcome : ROM sesuai
- Peningkat kemampua
an n
kemampu - Kolaborasi
an dan dengan
kekuatan terapis
otot dalam
dalam melaksanak
bergerak an latihan Meminimalk
- Peningkat an
an NIC : Terapi terjadinya
aktivitas latihan kerusakan
fisik (kontrol mobilitas
otot) fisik
- Evaluasi
fungsi
sensori
- Tingkatka
n aktivitas
motorik
sesuai
kemampua
n
27
- Gunakan
sentuhan
guna
meminimal
kan spasme
otot
28
- Kaji n pada
adanya klien
tanda- tehadap
tanda paparan
infeksi mikroorgani
- Monitor sme
vital sign penyebab
- Kelola infeksi
terapi Memastikan
antibiotika pengobatan
yang
NIC : diberikan
Pencegaha sesuai
n infeksi program
- Monitor
vital sign
- Monitor
tanda-
tanda
infeksi
- Monitor
hasil
laboratoriu
m
- Manajeme
n
lingkungan
- Manajeme
n
pengobatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
29
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada
jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu.
Hipertensi dalam kehamilan berarti tekanan darah
meninggi saat hamil. Keadaan ini biasanya mulai pada
trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan.
Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang
terjadi. Dikatakan tekanan darah tinggi dalam kehamilan
jika tekanan darah sebelum hamil (saat periksa hamil)
lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di saat hamil.
Perdarahan postpartum adalah penderahan kala
IV yang lebih dari 500-600ml dalam masa 24 jam setelah
anak dn lesenta lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi
atas dua bagian : (Amru sofian)
1. Perdarahan post partum primer (early postpartum
hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak
lahir.
2. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum
hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya
antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.
Penyakit infeksi pada kehamilan merupakan
komplikasi tunggal yang paling sering dijumpai (dr.prof
manuaba,dkk 2003).
Cedera kepala adalah cedera yang meliputi
trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (morton, 2012)
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menembah wawasan dan
ilmu mahasiswa serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan kegawatdaruratan.
30