Anda di halaman 1dari 2

Kearifan Lokal potensi pariwisata Jatigede

Perkembangan lingkungan yang sangat dinamis telah membuat jarak tersendiri bagi
organisasi dengan lingkungannya demikian pula antara daerah dengan kemajuan di
sekitarnya yang terjadi secara massif. Perubahan lingkungan jauh lebih cepat dibandingkan
dengan kecepatan perubahan sebuah organisasi atau daerah. Sehubungan dengan itu, tidak
dapat dikatakan bahwa sebuah daerah yang memiliki sumberdaya alam melimpah dan jumlah
sumberdaya aparatur yang banyak akan dengan mudah mencapai tingkat keunggulan atau
daya saing yang tinggi.
Salah satu sumberdaya yang dianggap sebagai sumber daya saing adalah budaya yang
tidak lain sebagai kearifan lokal yang sesungguhnya dimiliki oleh setiap daerah dan bersifat
khas. Dhave menjelaskan kearifan lokal sebagai budaya luhur yang diciptakan nenek moyang
(pendahulu atau pendiri organisasi) lewat sebuah pengalaman yang pada akhirnya menjadi
sebuah pola-pola tertentu dan kaidah-kaidah yang dipedomani dalam masyarakat atau
sumberdaya organisiasi. Kearifan budaya lokal merupakan cerminan perilaku budaya
masyarakatnya berlatar belakang dari suatu sifat dan tingkah laku masyarakat indonesia
mengenai kebuadayaan lokal yang ada indonesia, yang dimana kebudayaan tersebut merupakan turun
temurun nenek moyang kita pada sebelumnya.
Kearifan lokal ikut berperan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya.
Namun demikian kearifan lokal juga tidak lepas dari berbagai tantangan seperti:
bertambahnya terus jumlah penduduk, teknologi modern dan budaya, modal besar serta
kemiskinan dan kesenjangan. Adapun prospek kearifan lokal di masa depan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan masyarakat, inovasi teknologi, permintaan pasar, pemanfaatan dan pelestarian
keanekaragaman hayati di lingkungannya serta berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan
langsung dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan serta peran masyarakat lokal.
Sementara itu, fenomena sekarang di tengah masyarakat cenderung terbawa hanyut oleh budaya
global sangat signifikan, dimana ketergantungan terhadap teknologi sangat tinggi, sehingga segala produk
datangnya dari Barat, dipersepsikan sebagai sesuatu yang lebih unggul, bahkan dijadikan kiblat. Padahal akar
budaya bangsa kita belum tentu lebih jelek dari mereka. Mengemas ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kembali ke akar budaya lokal tentunya bukan menjadi hal mustahil jika kita memiliki pengetahuan berupa
research dan development.
Pembangunan bendungan Jatigede di kabupaten Sumedang tentunya perlu kita sikapi dengan bijak,
karena setiap kebijakan dapat menghasilkan pro maupun kontra, terlepas dari itu pembangunan bendungan
Jatigede kita harus sikapi dengan positif karena Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat memicu
potensi pariwisata. Saat ini, kawasan di daerah waduk semakin hidup dan banyak orang
berkunjung (bisnis. liputan 6. com. Diakses 25-01-2016).
Waduk Jatigede selain mempunyai daya tarik pesona alam yang indah dengan
banyaknya pengunjung, pemerintah tentunya harus memperhatikan juga budaya dan tradisi
yang ada diwilayah genangan Jatigede jangan sampai terjadi pergeseran tata nilai yang sangat
ekstrim apalagi sampai hilang. Tradisi merupakan hal yang diturunkan secara turun temurun
dari generasi ke generasi, Tradisi yang ada dalam suatu masyarakat, merupakan tatanan sosial
yang berwujud mapan, baik sebagai bentuk hubungan antar unsur-unsur kehidupan, maupun
sebagai bentuk aturan sosial yang memberi pedoman tingkah laku dan tindakan anggota suatu
masyarakat.
Untuk itu kita akan menelaah berbagai macam tradisi dan budaya yang ada dalam
masyarakat wilayah genangan Jatigede yaitu tradisi dalam bidang pertanian meliputi
mitambeyan, tandur, nyalin (menandai awal panen), dan ngampih ( menyimpan padi ke leuit /
gudang). Tradisi dalam bidang budaya tradisi meliputi tradisi muharaman, ngaruat lembur,
ziarah atau nyekar, ngikis dan hajat uwar atau numbal lembur.Seni tradisi meliputi seni
koromong, seni tayub, seni terbang dan lain-lain. Dengan adanya perhatian pemerintah
terhadap tradisi-tradisi kearifan lokal yang pernah ada dalam wilayah genangan Jatigede
diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung selain menikmati keindahan
alam.
Sisi positif dari kearifan lokal yang sekiranya relevan dengan konteks kehidupan masa
kini, tak ada salahnya untuk kita manfaatkan demi kemajuan bangsa, dan tak lupa kita jadikan
cermin terutama dalam hal suri teladan. Seperti kata pepatah orang bijak terdahulu: Hana
nguni bana mangke, tan hana nguni tan hana mangke (ada dahulu ada sekarang, tak ada
dahulu tak ada sekarang).

Anda mungkin juga menyukai