Metode Shooting
Dewi Iriani
Departemen Fisika, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara BLS 21, 55281, Yogyakarta, Indonesia
(Dated: 11 November 2016)
Pada percobaan penyelesaian masalah syarat awal menggunakan metode shotting, dilakukan den-
gan membandingkan hasil analitik dari fungsi f (x) = 2 (x + 2) exp(x) dengan metode integrasi
langsung dan metode iterasi, yang kemudian diplot pada grafik. Pada grafik metode integrasi lang-
sung pada fungsi f (x) = 2(x+2)exp(x) dengan h=0.2 dan n=100 memiliki nilai awal 0.2 (dapat
dilihat pada gambar 1) sedangkan dengan metode iterasi dengan h=0.2 dan n=100 memiliki nilai
awal 0 (dapat dilihat pada gambar 2), dimana pada metode iterasi terdapat kesamaan nilai awal
yang juga ditunjukkan pada plotting hasil analitik (dapat dilihat pada gambar 3). Dengan ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa metode iterasi lebih efektif dibandingkan metode integrasi langsung.
Kata kunci: Metode Shotting, Metode Integrasi Langsung, Metode Iterasi
akhirnya konvergen ke penyelesaian. Andaikan suatu masukkan nilai c1 dan c2 kedalam persamaan di atas.
persamaan diferensial linear adalah suatu masalah nilai Jika c2 = 1, maka
batas yang berbentuk :
c1 y1 (b) + y2 (b) = B (10)
y 00 = f (x, y, y 0 ) (3)
By2 (b)
dengan sehingga c1 = y1 (b) , diperoleh penyelesaian
y(a) = A
B y2
y(b) = B y(x) = y1 (x) + y2 (x) (11)
y1 (b)
mempunyai penyelesaian tunggal y(x). Misalkan y 0 (a) =
atau jika c1 = 1, maka
. Nilai belum diketahui. Metode tembakan adalah
menafsirkan nilai untuk y 0 (a) = sehingga menghasilkan y1 (b) + c2 y2 (b) = B (12)
suatu penyelesaian yang sesuai dengan nilai untuk y(b).
Dengan kata lain, misal penyelesaian Masalah Nilai Awal sehingga c2 = By1 (b)
y2 (b) , diperoleh penyelesaian
dengan y 0 (a) = adalah y(x, ), akan dicari nilai
sehingga y(b, ) = B. Untuk mendekati penyelesaian B y2 (b)
persamaan (3) dengan metode tembakan adalah dengan y(x) = y1 (x) + y2 (x) (13)
y2 (b)
mereduksi persamaan (3) ke dalam dua masalah nilai
awal. untuk menyelesaikan y1 (x) secara numerik dan mem-
Misal y1 (x) dan y2 (x) adalah penyelesaian dari peroleh nilai dari y2 (x) dari persamaan (13), digunakan
masalah nilai awal metode Runge-Kutta orde empat. Kemudian nilai terse-
but digunakan untuk mencari nilai dari Wn , dengan
y100 (x) = py10 (x) + qy1 (x) (4)
Wn = By 1 (b)
y2 (b) y2 (x). dan penyelesaian untuk y(x) =
y1 (a) = A
y1 (x) + Wn [3].
y10 (a) = 0
dan
III. METODE PERCOBAAN
y200 (x) = py20 (x) + qy2 (x) (5)
y2 (a) = 0 Pada percobaan ini, penggunaan metode shotting
y20 (a) = 1 yang diterapkan untuk memperoleh pemecahan masalah
syarat awal dilakukan dengan membandingkan fungsi
misalkan y(x) = c1 y1 (x) + c2 y2 (x) adalah penyelesaian f (x) = 2 (x + 2) exp(x) pada grafik hasil analitik
dari y 00 (x) = py 0 (x) + qy(x) dilihat dari penyelesaian dengan grafik dari hasil metode integrasi langsung dan
berikut : metode iterasi.
y 00 (x) = c1 y100 (x) + c2 y200 (x) (6)
= c1 (py10 (x) + qy1 (x)) + c2 (py20 (x) + qy2 (x)) IV. HASIL DAN DISKUSI
= c1 py10 (x) + c1 qy1 (x) + c2 py20 (x) + c2 qy2 (x)
= p(c01 (x) + c2 y20 (x)) + q(c1 y1 (x) + c2 y2 (x)) Pada percobaan metode shotting ini dilakukan dengan
= py 0 (x) + qy(x) membandingkan hasil analitik dari fungsi f (x) = 2
(x + 2) exp(x) dengan metode integrasi langsung dan
masukkan nilai awal untuk x = a dalam penyelesaian metode iterasi.
y(x) = c1 y1 (x) + c2 y2 (x) Pada metode integrasi langsung, fungsi f (x) = 2
y(a) = c1 y1 (a) + c2 y2 (a) (7) (x + 2) exp(x), dengan h = 0.2 dan n = 100. Hasil
plotting grafik yang terbentuk menunjukkan bahwa garis
= c1 A + 0 yang menyinggung sumbu y dimulai dari titik 0.2 dan di-
=A lanjutkan sampai titik 2, yang dapat dilihat pada gambar
1.
y 0 (a) = c1 y10 (a) + c2 y20 (a) (8) Pada metode iterasi, fungsi f (x) = 2(x+2)exp(x),
= 0 + c2 dengan h = 0.2 dan n = 100. Hasil plotting grafik yang
terbentuk menunjukkan bahwa garis yang menyinggung
=1 sumbu y dimulai dari titik 0 dan dilanjutkan sampai titik
sehingga diperoleh c1 A = A maka nilai c1 = 1 dan c2 = 1. 2, yang dapat dilihat pada gambar 2.
Masukkan nilai batas untuk x = b kedalam penyelesaian Pada grafik hasil analitik dengan menggunakan wol-
y(x) = c1 y1 (x) + c2 y2 (x) fram pada gambar 3, fungsi f (x) = 2 (x + 2) exp(x)
menunjukkan bahwa garis yang menyinggung sumbu y
y(b) = c1 y1 (b) + c2 y2 (b) (9) dimulai dari titik 0 dan dilanjutkan sampai titik 2. Den-
=B gan ini dapat diketahui bahwa metode iterasi lebih baik
3
V. KESIMPULAN
Gambar 2. Grafik fungsi f(x)=2-(x+2)*exp(-x),h = metode iterasi lebih efektif dibandingkan dengan
0.2dann = 100, dengan metode iterasi metode integrasi langsung
[1] Utomo, Y. R. 2013. Metode Shotting untuk Menye- ran Penelitian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
lesaikan Secara Numerik Persamaan Diferensial dengan Lembaga Penelitian: Universitas Andalas. diakses tanggal
Syarat Batas. Jurnal Fisika Indonesia, No.27, Vol.IX, hal 9 November 2016
118-125. Jurusan Fiska FMIPA: Universitas Gadjah Mada. [3] Purwandari, Yuli. 2008. Penyelesaian Numeris Masalah
diakses tanggal 9 November 2016 Nilai Batas Menggunakan Metode Tembakan (Linear
[2] Austri, Adrian, dkk. 1995. Uji Penyelesaian Secara Shooting Method). Skripsi. Program Studi Matematika Ju-
Numerik Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial rusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi: Uni-
Non-Linier yang Menggunakan Metode Shooting. Lapo- versitas Sanata Dharma Yogyakarta. diakses tanggal 9
November 2016
4