Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik. Refleksi bagi para Pemimpin. Michael C.Tang. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.
KEBIJAKSANAAN SEORANG ISTRI
Raja Zhuang dari Chu sering menelantarkan pekerjaanya karena
hobinya berburu. Isterinya, Nyonya Fan, telah mencoba
membujuknya untuk tidak melakukan hal itu,tetapi dia berlagak tuli.
Maka nyonya fan menolak makan daging dari hasil buruan raja.
Akhirnya sang raja berhenti berburu.
Suatu hari Raja pulang setelah larut malam. Nyonya Fan
mencoba untuk mengetahui alasannnya.
Saya sedang bercakap-cakap dengan topik yang sangat
menarik di istana, dan tidak merasa lapar.
Dengan siapa kamu bercakap-cakap ?
Yu Qiuzi, jawab Raja. Yu adalah Perdana Menterinya.
Nyonya Fan tertawa.
Apa yang kamu tertawakan ?
Yu Qiuzi mungkin sangat kompeten, tetapi saya tidak yakin
apakah dia setia padamu.
Apa maksudmu ?
Begini, jawab Nyonya Fan. Saya telah hidup bersamamu
selama sebelas tahun. Saya sering mengirim orang untuk merekrut
wanita-wanita cantik untuk bekerja di istana. Saya tidak pernah
cemburu kepada mereka. Saya tidak pernah takut bahwa mereka
akan berkompetisi dengan saya untuk menarik perhatianmu.
Sekarang Yu Qiuzi telah menjadi Perdana Menterimu selama lebih dari
sepuluh tahun. Saya tidak pernah mendengar dia merekomendasikan
seseorang yang bagus atau memecat mereka yang tidak kompeten.
Dia menutup akses orang-orang kompeten yang hendak melayani
negara. Jika dia mengetahui sesorang itu bagus tetapi tidak
merekomendasikannya, dia tidak setia padamu. Jika dia tidak
mengetahui seseorang untuk direkomendasikan, dia tidak melakukan
pekerjaannya dengan baik. Jadi saya hanya bisa menertawakan orang
semacam ini.
Ketika sang raja memberi tahu Yu apa yang dikatakan Nyonya
Fan, Yu kehilangan kata-kata. Dia segera mengundurkan diri dan
merekomendasikan Sun Shao untuk menggantikannya. Negara
menikmati kesejahteraan di bawah pimpinan Sun.
Berapa banyak orang yang dapat menyingkirkan rasa
cemburu da rasa tidak aman ketika hendak
merekomendasikan seseorang yang lebih mampu daripada
dirinya sendiri? Anda dapat mengetahui tingkat kompetensi
seseorang dengan melihat kualitas orang-orang yang bekerja
dengannya. Anda dapat merasakan tingkat percaya diri
seseorang dengan melihat siapa yang dia pilih untuk menjadi
wakilnya.
Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik. Refleksi bagi para Pemimpin. Michael C.Tang. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.
REKOMENDASI
Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik. Refleksi bagi para Pemimpin. Michael C.Tang. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.
ETIKET PASUKAN
Pada tahun 158 SM, bangsa Hun menguasai perbatasan utara
China. Untuk memperkuat pertahanan di perbatasan, kaisar Wen dari
dinasti Han menunjuk tiga jenderal. Liu Xi, Xu Li dan Zhou Yafu untuk
tiga pos di wilayah utara.
Suatu ketika kaisar hendak mengunjungi pasukan yang
bermarkas disana. Rombongan Kaisar dapat secara langsung menuju
barak Jenderal Liu Li dan Jenderal Xu Li. Mereka dan pasukannya
keluar untuk menyambut kaisar.
Akan tetapi ketika mereka berkuda menuju barak Jenderal Zhou,
rombongan kerajaan diberhentikan di depan pintu masuk oleh prajurit
bersenjata pedang dan panah. Pengawal kaisar mengumumkan
bahwa ini adalah rombangan kaisar. Tetapi prajurit yang sedang
bertugas menjawab, Jenderal Zhou bahwa kami hanya tunduk pada
perintahnya.
Tidak berapa lama kemudian kaisar tiba; dia juga tidak
diperbolehkan masuk. Dia mengutus pembawa pesan dengan cap
kerajaan untuk bertemu dengan jenderal Zhou dan memberitahu
jenderal itu bahwa Kaisar ingin masuk ke markasnya dan bertemu
dengan para pejabat dan perwira.
Zhou Yafu kemudian memerintahkan supaya pagar dibuka.
Berkuda dengan cepat tidak diperbolehkan disini! kata penjaga
pagar kepada pengemudi kereta dan prajurit Kavaleri milik Kaisar.
Jenderal Zhou sedang menunggu di depan kantornya dengan
seragam lengkap dan membungkuk kepada sang Kaisar.
Maafkan saya karena tidak berlutut, Yang Mulia, jawab
Jenderal Zhou. Seorang prajurit yang berseragam menghormati
sesuai dengan peraturan menurut etika militer.
Kaisar sangat terkesan. Dia berdiri dan membungkuk hormat
sesuai dengan etiket militer. Khou untuk mengatakan bahwa dia
berterima kasih atas segala kebaikannya, dan kemudian berangkat.
Ketika mereka meninggalkan markas Jenderal Zhou, para
pejabat dalam rombongan Kaisar bertanya-tanya bagaimana Yang
Mulia akan bereaksi atas perlakuan yang dia terima disitu.
Tetapi Kaisar Wen berkata, Dia adalah seorang Jenderal sejati.
Kedua markas yang lain seperti permainan anak kecil. Tidak ada
disiplin. Tidak ada peraturan. Mereka dapat ditangkap sebagai
tawanan kapan saja jika musuh secara tiba-tiba menyerang. Tetapi
dengan Zhou Yafu, kamu tidak mempunyai kesempatan.
Kaisar terus memuji dia untuk waktu yang lama. Jenderal Zhou
kemudian dipromosikan menjadi kepala komandan untuk pertahanan
ibukota.
Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik. Refleksi bagi para Pemimpin. Michael C.Tang. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.
Jika kamu membelokkan peraturan untuk menyenangkan
orang lain, kamu akan kehilangan lebih banyak daripada yang
kamu dapatkan.
PRIA TAMPAN
Zou Ji, Perdana Menteri negara adalah seorang yang tinggi dan
tampan. Suatu hari ketika dia sedang mengenakan jubah dan topinya
sebelum pergi ke istana, dia melihat dirinya di cermin dan berkata
kepada isterinya, Siapa yang kamu pikir lebih tampan, Saya atau
Pangeran Xu?
Isterinya menjawab, Kamu, tentu saja. Tidak disangsikan lagi.
Tetapi karena Pangeran Xu terkenal karena ketampanannya di seluruh
negeri, Zou Ji tidak dapat sepenuhnya mempercayai kata-kata
isterinya. Maka dia menanyakan hal yang sama kepada pelayannya.
Siapa yang lebih tampan, Saya atau Pangeran Xu?
Pangeran Xu tidak dapat diabndingkan dengan anda, jawab
pelayannya.
Keesokan harinya seorang tamu datang. Ketika mereka sedang
berbincang-bincang, Zou Ji bertanya, antara Pangeran Xu dan Saya,
menurut kamu, siapa yang lebih tampan?
Anda jauh lebih tampan dari Pangeran Xu, jawab tamu itu.
Keesokan harinya Pangeran Xu sendiri datang untuk
mengunjungi Zou Ji. Stelah memperhatikan Pangeran Xu dengan
seksama, Zou Ji yakin bahwa tamunya lebih tampan daripada dirinya
sendiri. Dia melihat ke cermin lagi. Memang ada perbedaan nyata
diantara mereka berdua.
Dia berpikir kepada dirinya sendiri, Isteriku mengatakan saya
lebih tampan karena dia mencintai saya, pelayan saya berkata bahwa
saya lebih tampan karena dia takut kepada saya, dan tamu saya
berkata demikian karena dia membutuhkan bantuan saya.
Kemudian dia berbincang-bincang dengan raja.
Saya memang tidak setampan Pangeran Xu, katanya kepada
Raja. namun isteri saya, pelayan saya dan tamu saya semuanya
berkata bahwa saya lebih tampan dari Pangeran Xu. Sekarang Qi
adalah sebuah negara yang besar dengan 120 kota. Tidak ada
seorang wanita atau bangsawan di istana ini yang tidak memihak
Yang Mulia. Tidak ada seorang menteri pemerintahan pun yang tidak
takut kepada anda. Tambahan lagi, setiap orang di negara ini
berharap mendapatkan sesuatu dari anda. Cobalah berpikir
Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik. Refleksi bagi para Pemimpin. Michael C.Tang. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.
bagaimana dampak yang akan terjadi jika anda ditipu dengan
sanjungan.
Kamu benar, kata Raja.
Dia mengeluarkan perintah yang menyatakan bahwa pejabat
atau orang biasa yang menunjukkan kesalahannya secara langsung
akan mendapatkan hadiah pertama; setiap oarng yang menulis
kepadanya akan mendapat hadiah kedua; dan setiap orang yang
mengkritik Raja di depan umum akan mendapatkan hadiah ketiga.
Ketika instruksi ini dikeluarkan, ada banyak sekali orang yang
datang dengan nasehat sehingga pintu kerajaan menjadi penuh
sesak seperti pasar. Setelah beberapa bulan, terkadang masih ada
orang yang datang dengan usulan untuk meningkatkan
pemerintahan. Pada akhir tahun, tidak ada seorangpun yang
menemukan apapun untuk dikritik, meskipun orang masih semangat
untuk memenangkan hadiah.
Setiap orang menyukai penghargaan yang tulus dan
layak mendapatkan pujian, tetapi bukan sanjungan. Tetapi
sanjungan seperti kesopanan sekalipun sudah dilakukan;
tidak akan menyakiti sebesar keterus terangan dan sikap
kasar. Sanjungan akan sangat efektif bila si penyanjung
percaya akan kebohongannya dan yang disanjung tidak
menyadari hal itu sebagai sanjungan.
Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik. Refleksi bagi para Pemimpin. Michael C.Tang. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.