Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

MANAJEMEN FINANSIAL

Sumber Sumber Pembelanjaan


Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Disusun Oleh :

Fredy Eka Ardhi Pratama NIM : P601142296

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN TERAPAN AGRIBISNIS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Sumber-Sumber Pembelanjaan 2
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

2015

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 3
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meskipun pengklasifikasian sumber dana berdasar atas jangka waktu
tidaklah selalu tepat (kredit jangka pendek yang selalu diperpanjang akhirnya
menjadi dana jangka panjang), harus diakui bahwa dalam praktiknya dilakukan
pembagian dana berdasar atas jangka waktu sebagai contoh, bank mengklasifikasi
kredit menjadi kredit investasi (jangka panjang) dan kredit modal kerja (jangka
pendek). Pengklasifikasian ini nampaknya lebih banyak berhubungan dengan
matching principle. Dengan demikian maka sumber dana jangka pendek seharunya
dipergunakan hanya untuk kebutuhan jangka pendek pula. Sedangkan kebutuhan
dana jangka panjang hendaknya dibiayai dengan jangka panjang.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sumber dana menurut asalnya dan berdasar atas
jangka waktu.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki ketika kita menggunakan
jenis sumber dana yang akan dipilih dalam suatu kebutuha dana.

1.3 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail
mengenai sumber dana menurut asalnya terutama berdasar atas jangka waktu, serta
memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki ketika kita menggunakan jenis
sumber dana yang akan dipilih dalam suatu kebutuha dana. Dengan mengetahui
hal tersebut, kita dapat mengaplikasikan di dalam perusahaan.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 4
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Dana Menurut Asalnya


2.1.1 Sumber Intern (Internal Sources)
Sumber dana ditinjau dari asalnya pada dasarnya dibedakan menjadi
sumber intern (internal sources) dan sumber extern (external sources). Dana yang
berasal dari dari sumber intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau
dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan
penyusutan (depreciation).
Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua dana tersebut di dalam
perusahaan tidak ada bedanya. Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi
oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, dividend policy dan
plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun jumlah laba yang
diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh karena perusahaan mengambil
kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan sebagai deviden, maka
bagian laba yang ditahan akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan
cenderung besar kalau perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam
perusahaan yang besar.
Sumber intern selain berasal dari laba ditahan atau cadangan juga berasal
dari depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode
depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum
depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti,
dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas
sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber
dana atau modal di dalam perusahaannya sendiri.

2.1.2 Sumber Extern (External Sources)


Sumber extern (external sources) adalah sumber yang berasal dari luar
perusahaan, Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari
para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan.
Dana atau modal yang berasal dari para kreditur adalah merupakan hutang bagi

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 5
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari kreditur tersebut ialah
apa yang disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan modal
asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt
financing). Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil
bagian di dalam perusahaan adalah merupakam dana yang akan tetap ditanamkan
dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut
akan menjadi modal sendiri. Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana
yang berasal dari pemilik atau calon pemilik tersebut disebut pembelanjaan sendiri
(equity financing). Dengan demikian maka dana yang berasal dari sumber ekstern
adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Pada dasarnya pihak-pihak
pemberi dana atau modal ekstern yang utama dapat digolongkan dalam 3 golongan
yaitu:
1. Supplier.

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam bentuk penjualan


barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun
untuk jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun).
2. Bank.

Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit
disamping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuangan. Pemberian kredit oleh bank
bisa jangka pendek (kurang dari 1 tahun), jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan
kurang dari 10 tahun), dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun).
3. Pasar modal

Pasar Modal (capital market), adalah merupakan sumber dana ektern bagi
suatu perusahaan, dimana pasar modal didefinisikan suatu pengertian abstrak yang
mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang
kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) disatu pihak dan
emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang dilain
pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya
penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang.
Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 6
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek
untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah
mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai
surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai
defisit tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal dibedakan antara pasar
perdana dan pasar sekunder. Dimaksudkan dengan pasar perdana adalah pasar
bagi efek yang pertama kali diterbitkan dan ditawarkan dalam pasar modal,
sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi efek yang sudah ada dan sudah
diperdagangkan dalam bursa efek.

2.2 Sumber Dana Jangka Pendek


2.2.1 Penting Pendanaan Jangka Pendek
Manajemen modal kerja membutuhkan pembiayaan modal kerja yang
bersifat sementara dan dapat dibiayai dengan sumber pendanaan jangka pendek.
Sumber dana jangka pendek pada prinsipnya merupakan bentuk pendanaan yang
harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Masalah yang paling penting yang
harus diperhitungkan dalam menentukan pilihan sumber dana jangka pendek adalah
tersedianya dana pada saat diperlukan dan biaya dana paling efektif.
Salah satu dari tujuan perencanaan jangka pendek adalah untuk menjaga
likuiditas perusahaan. Perusahaan yang dalam keadaan likuid akan memiliki
kewenangan untuk memayar kewajiban yang sudah jatuh tempo akan mendukung
aktivitas operasional perusahaan. Hal ini disebabkan perusaahaan memiliki dana
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, seperti membayar
hutang yang jatuh tempo, gaji karyawan, pajak, dan kewajiban jangka pendek
lainnya yang hars segera dibayar. Dan yang memiliki hubungan erat dengan
kemampuan memenuhi likuiditas tersebut adalah kebijakan pendanaan jangka
pendek yang diterapkan oleh perusahaan.
Pemenuhan keuangan jangka pendek, juga dibutuhkan untuk membiayai
aktivitas perusahaan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan modal kerja
perusahaan. Perencanaan keuangan jangka pendek kita kenal dengan nama
pendanaan jangka pendek dikenal juga dengan nama pembelanjaan jangka pendek.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 7
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dalam pendanaan jangka pendek dikenal pembelanjaan atau pendanaan


yang bersifat spontan dan tidak spontan. Bersifat spontan artinya pendanaan ini
dilakukan untuk hal-hal yang bersifat jangka waktu singkat dan segera harus
dipenuhi serta tidak terlalu banyak persyaratan, misalnya hutang dagang. Sementara
itu pendanaan yang tidak spontan seperti kredit atau pinjaman perbankan dan
commercial paper (surat hutang/promes). Pinjaman bank memerlukan jaminan
tertentu, sedangkan commercial paper tidak memerlukan jaminan, kecuali nama
baik atau reputasi perusahan.
Dengan demikian, pendanaan jangka pendek di samping digunakan untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas juga untuk membiayai perkembangan operasi
perusahaan, membayar kewajiban, dan menand ai sebagian perkembangan aktiva
perusahaan. Dalam praktiknya pendanaan jangka pendek berkaitan erat dengan
pembiayaan aktiva lancar.
Karakteristik pendanaan jangka pendek terutama untuk membiayai modal
kerja neto, antara lain sebagai berikut:
1. Setiap ragam sumber pendanaan jangka pendek memiliki keunggulan dan
kelemahan dari masing-masing sumber tersebut.
2. Pendanaan jangka pendek dibutuhkan hanya dalam satu tahun atau beberapa
tahun saja.
3. Pendanaan jangka pendek dipergunakan secara musiman dan fluktuasi waktu
tertentu di dalam posisi pendanaan korporasi yang dibutuhkan dalam
mengantisipasi perkembangan bisnis.
4. Sebagai contoh, pendanaan jangka pendek dipergunakan untuk menambah
modal kerja (extra), misalnya untuk membiayai aktiva lancar atau pendanaan
untuk proyek jangka panjang.
5. Apabila dibandingkan dengan pendanaan jangka panjang, pendanaan jangka
pendek memiliki beberapa kelebihan, sebagai contoh: mudah untuk diatur,
tidak terlalu mahal biayanya, dan hanya membutuhkan agunan yang sifatnya
fleksibel.
6. Pengembalian pendanaan jangka pendek sangat tergantung kepada fluktuasi
tingkat bunga, digunakan sebagai pendanaan baru apabila dibutuhkan dalam
frekuensi kegiatan bisnis yang semakin meningkat.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 8
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

7. Sumber utama jangka pendanaan jangka pendek adalah kredit dagang,


pinjaman dari bank, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan barang
dagangan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam seleksi dari sumber


pendanaan jangka pendek antara lain.
1. Biaya (cost)
2. Efek dari credit rating, beberapa sumber mungkin efeknya negative bila dilihat
dari credit rating korporasi.
3. Risiko (risk), korporasi harus mampu memberikan jaminan bahwa pendanaan
itu dapat menghasilkan.
4. Keterbatasan (restrictions), harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan minimum
dari modal kerja neto
5. Fleksibilitas (flexibility), kebutuhan pendanaan jangka pendek harus
disesuaikan secara periodik, menjaga kesinambungan modal kerja.
6. Sangat tergantung kondisi pasar uang (expected money market).
7. Sangat tergantung pada tingkat inflasi
8. Kemampuan korporasi untuk menghasilkan laba dan posisi tingkat likuiditas
korporasi
9. Stabilitas operasional korporasi

2.2.2 Sumber Pendanaan Jangka Pendek


Tersedianya kebutuhan dana jangka pendek sangatlah penting guna
menunjang operasional perusahaan. Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis
pendanaan jangka pendek yang dapat dipilih perusahaan. Artinya dari berbagai
alternative tersebut perusahaan dapat memilih mana sumber yang paling
menguntungkan dan paling cepat diperoleh.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 9
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Berikut ini beberapa jenis pendanaan jangka pendek yang tersedia, yaitu:
1. Kredit perdagangan
2. Beban yang masih harus dibayar (gaji dan pajak)
3. Kredit pasar uang
4. Pinjamanan jangka pendek
5. Wesel (draft)
6. Akseptasi bank (bankers acceptance)
7. Surat hutang (promes)
8. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan
9. Menjaminkan piutang dan persediaan
10. Anjak piutang (factoring)

Dana jangka pendek bisa dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu:


1. Pendanaan spontan.
2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi.

2.2.2.1 Pendanaan Spontan


Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas
perusahaan berubah.Contoh pendanaan spontan yang paling banyak di pergunakan
oleh perusahaan adalah hutang dagang.
a. Hutang Dagang (Trade Credits)
Hutang dagang merupakan suatu bentuk sumber dana jangka pendek yang
umum dimiliki hampir semua korporasi/perusahaan. Hutang dagang timbul karena
transaksi pembelian suatu barang disetujui dan korporasi penjual setuju bahwa
untuk pembelian tersebut dibayar kemudian, maka dikatakan pembeli memperoleh
kredit atau sumber danahutang dagang (trade credits).
Syarat pembayaran atas pembelian barang dinyatakan dalam credit terms.
Pada umumnya, dalam setiap credit terms terdapat suatu pemberian diskonto,
apabila atas pembelian barang tersebut dibayar dalam waktu yang ditetapkan.
Sebagai contoh: apabila ada penawaran diskonto, misalnya 3/10, net 30,
pengertiannya adalah apabila pembayaran hutang dilakukan dalam waktu 10 hari
akan diberikan diskonto 3% atau pembayaran penuh apabila pembayaran dilakukan
sampai dengan maksimal 30 hari.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 10
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Penggunaan hutang dagang sebagai sumber dana jangka pendek mempunyai


beberapa keuntungan, antara lain:
1. Apabila terpaksa, hutang dagang dapat dibayar pada saat yang dijanjikan, tidak
diperlukan lagi adanya suatu perjanjian formal.
2. Hutang dagang dapat dianggap sebagai kredit spontan yang mempunyai
hubungan dengan kenaikan investasi dalam aktiva lancar. Penambahan atau
pengurangan sumber danahutang tergantung dari jumlah kebutuhan dana yang
dikaitkan dengan perubahan nilai investasinya.
3. Hutang dagang merupakan bentuk kredit umum yang relative mudah diperoleh
sebagai akibat dari transaksi operasional korporasi.

Kalau perusahaan selalu membeli barang dagangan secara kredit degan


jangka waktu 3 bulan, pembelian dalam satu tahun senilai Rp 3.000 juta, maka rata-
rata hutang dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar,
Rata-rata hutang dagang = pembelian/ perputaran hutang
Dengan demikian: Rata-rata hutang dagang = Rp3.000 juta/4= Rp 750 juta.
Apabila pembelian yang dilakukan meningkat, misalnya menjadi Rp3.300
juta, maka rata-rata hutang dagang juga akan meningkat menjadi, Rata-rata hutang
dagang= Rp 3.300 juta/4 = Rp 825 juta. Contoh tersebut menunjukkan bahwa
peningkatan pembelian sebesar 10% juga akan meningkatkan hutang dagang
sebesar 10%. Karena itulah dalam metode peramalan keuangan sering dipergunakan
metode persentase penjualan, dan diaplikasikan untuk rekening hutang dagang.
Daya tarik dari pendanaan spontan adalah bahwa perusahaan tidak perlu melakukan
negosiasi atau perundingan formal untuk menambah atau mengurangi dana yang
diperlukan, juga kadang-kadang pengunduran sedikit dari waktu yang dijanjikan
tidak segera mendapat teguran dari supplier.
Secara umum terdapat tiga tipe hutang dagang, yaitu:
1) Open Account

Open account merupakan tipe yang paling popular, dan tipe ini
menunjukkan bahwa penjual mengirimkan barang ke pembeli dilengkapi dengan
faktur yang menyebutkan barang yang dikirim, harga per satuan, harga keseluruhan,
dan syarat-syarat pembayaran. Setelah pembeli menandatangi tanda penerimaan
barang, pembeli berarti menyatakan berhutang kepada penjual.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 11
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Berbagai persyaratan disertakan dalam open account. Persyaratan-


persyaratan tersebut antara lain adalah
a. COD (Cash On Delivery) yaitu pembayaran pada waktu pengiriman barang,
dan CBD (Cash Before Delivery) yaitu pembayaran sebelum barang dikirim,
yang menunjukkan bahwa penjual tidak memberikan kredit.
b. Net period tanpa memberikan discount. Seperti misalnya net 60, yang berarti
bahwa pembeli boleh membayar barang tersebut pada hari ke-60. Kalau
disebutkan 2/10 net 30 berarti pembeli bisa memperoleh discount kalau
membayar pada hari ke-10 (lewat hari tersebut berarti tidak memperoleh
discount), dan paling lambat membayar pada hari ke-30.

Untuk persyaratan 2/10 net 30 sebenarnya penjual menawarkan tingkat


bunga yang cukup menarik. Kalau pembeli tidak memanfaatkan discount tersebut,
maka sebenarnya mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh harga 2%
lebih murah karena tidak bersedia membayar 20 hari lebih cepat (selisih antara hari
ke-30 dan ke-10). Dengan demikian maka tingkat bunga efektif yang ditawarkan
penjual adalah:= 2/98 x 360/20 = 36,7%
Umumnya karena tujuan pemberian discount adalah untuk mempercepat
pembayaran, maka discount yang ditawarkan harus cukup menarik untuk
dimanfaatkan. Contoh di atas menunjukkan bahwa pembeli akan rugi apabila tidak
memanfaatkan discount yang senilai 36,7% (bandingkan dengan bunga bank yang
barangkali berkisar 18%).
Dengan demikian, bagi pembeli tersebut akan lebih baik untuk
memanfaatkan discount tersebut, sekalipun harus meminjam dari bank untuk
menutupi kekurangan dananya. Perhatikan bahwa memanfaatkan diskon berarti
mempercepat pembayaran dan memperkecil saldo hutang dagang. Dengan
melakukan cara ini kebutuhan modal kerja akan meningkat. Peningkatan modal
kerja memerlukan sumber dana, dan pendanaan dapat menggunakan sumber ekstern
jangka pendek.Biaya discount tersebut akan makin berkurang, kalau periode netto-
nya menjadi makin lama apabila dibandingkan dengan periode diskonnya. Sebagai
misal, apabila persyaratan penjualannya adalah 2/10 net 60 (periode diskonnya
tetap 10 hari, tetapi periode nettonya meningkat dari 20 hari menjadi 50 hari), maka
tingkat bunga tahunnya adalah: 2/98 x 360/50 = 36,7%.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 12
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

2) Notes Payable

Notes payable berarti pembeli membuat surat pernyataan berhutang secara


resmi kepada penjual, disertai kapan akan dilunasi hutang tersebut. Cara ini sering
dilakukan setelah pembeli tidak melunasi open account.
3) Trade Acceptance

Trade acceptance berarti penjual menarik draft kepada pembeli yang


menyatakan kapan draft tersebut akan dibayar. Draft ini kemudian dijamin oleh
bank yang akan membayar draft tersebut. Setelah itu barulah penjual mengirim
barang tersebut.
Selain hutang dagang pendanaan spontan juga bisa berasal dari rekening-
rekening yang oleh akuntansi diklasifikasikan sebagai rekening accruals.Misalnya
pembayaran upah dan pembayaran pajak.Upah sering dibayarkan mingguan setelah
para karyawan melakukan pekerjaan mereka.Dalam hal ini sebenarnya para
karyawan memberikan kredit kepada perusahaan (karena mereka kerja terlebih
dahulu baru dibayar kemudian).Demikian juga dengan pembayaran pajak.Meskipun
perusahaan-perusahaan mungkin mengangsur pajak penghasilan mereka, tetapi
pada akhir tahun fiscal mereka mungkin masih harus menambah pembayaran pajak
penghasilan.Ini berarti pemerintah sebenarnya memberikan kredit dalam bentuk
membayar kekurangan pajak di kemudian hari.

2.2.2.2. Pendanaan Yang Memerlukan Negosiasi


Sumber dana ini menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan
perjanjian formal untuk memperolehnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari
money market credit ataupun short-term loans yang berasal dari bank dan
perusahaan pembiayaan. Untuk menghimpun dana yang berasal dari money market
perusahaan menerbitkan instrument keuangan yang dijual kepada para pemodal,
baik langsung ataupun lewat dealer. Sedangkan short-term loan sering berwujud
kredit modal kerja.
1. Money Market Credit
a. Commercial Paper (CP) atau Surat Berharga

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 13
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Commercial paper (cp) merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan


oleh perusahaan (umumnya perusahaan besar dan mapan), yang menyatakan bahwa
pada tanggal tertentu perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang
tercantum dalam sekuritas tersebut.
Commercial paper pada umumnya dikeluarkan oleh korporasi besar yang
telah memiliki kepercayaan dan reputasi yang cukup dikenal luas di kalangan dunia
bisnis.Instrument keuangan ini kemudian dijual kepada para pemodal di pasar
uang.Pasar cp dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dealer market dan direct
placement market.
Jangka waktu commercial paper pada umumnya adalah 90 hari, meskipun
terdapat juga yang mempunyai jangka waktu lebih lama, tingkat bunga untuk
commercial paper bervariasi sekitar bunga utama yang berlaku (prime rate) untuk
kredit perdagangan dari bank. Commercial paper dapat dipaksakan langsung
korporasi yang mengeluarkannya atau dapat ditempatkan melalui perantara
(brokers).
Keuntungan bagi korporasi yang mengeluarkan commercial paper adalah
berikut ini:
1. Meningkatkan status korporasi yang mengeluarkan commercial paper di pasar
uang
2. Jumlah kredit yang diperoleh melalui pengeluaran commercial paper pada
umumnya besar. Oleh karena itu, cukup dibutuhkan satu sumber yang cukup
besar bagi pendanaan korporasi.
3. Tingkat bunga yang ditawarkan untuk commercial paper cukup kompetitif
dibandingkan dengan sumber danajangka pendek lainnya.

b.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 14
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Bankers acceptance
Untuk perusahaan yang berbisnis pada perniagaan internasional atau
domestik, bankers acceptance dapat menjadi sumber penting untuk pendanaan.
Misalkan suatu perusahaan di Indonesia akan mengimpor barang senilai $100,000
dari suatu perusahaan di Inggris. Kedua perusahaan setuju untuk menggunakan time
draft berjangka 90 hari untuk pembayaran.Perusahaan di Indonesia akan mengatur
letter of credit(L/C) dengan banknya di Indonesia, dimana bank tersebut akan setuju
untuk membayar draft atas perusahaan tersebut apabila ditunjukkan oleh bank di
Inggris (yaitu bank perusahaan di Inggris). Perusahaan di Inggris kemudian
mengirimkan barang yang dipesan dan pada waktu yang sama meminta perusahaan
di Indonesia untuk membayar dengan draft berjangka 90 hari. Kemudian
perusahaan Inggris membawa draft tersebut ke bank di Inggris. Bank di Inggris
kemudian meminta bank di Indonesia untuk membayar draft tersebut apabila telah
jatuh tempo. Dengan kata lain, bank di Indonesia menjamin bahwa pembelian
barang tersebut akan dibayar.
Apabila bank yang menjamin merupakan bank yang sangat dipercaya,
bankers acceptance tersebut dapat dipedagangkan. Dengan demikian bank di
Inggris tidak harus memegang draft tersebut sampai jatuh tempo, tetapi dapat
menjualnya ke pihak lain dengan diskon tertentu, sebelum jatuh tempo. Diskon
tersebut mencerminkan pembayaran bunga kepada pemodal untuk. Pada hari ke-90
pemodal menyerahkan bankers acceptance tersebut kepada bank untuk menerima
pembayaran, dan pada tanggal tersebut perusahaan yang menerbitkan bankers
acceptance tersebut berkewajiban untuk memiliki dana sebesar $100,000 di bank
tersebut untuk menutup pembayaran tersebut.

2.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 15
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Kredit jangka pendek (short-term loans)


Untuk maksud-maksud penyajian, seringkali lebih konvenien untuk
memisahkan kredit jangka pendek menjadi dua jenis, yaitu unsercured loans dan
secured loans.
a. Unsercured loans

Umumnya perusahaan pembiayaan (finance companies) tidak ada yang


menawarkan unsercured loans, karena perusahaan yang memerlukan unsecured
loans dapat memperoleh loans tersebut dari bank dengan bunga lebih murah.
Unsercured loans merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan
tanpa suatu agunan fisik tertentu. yang menjadi jaminan adalah kelayakan usaha
yang diberi kredit tersebut. Umumnya diharapkan bahwa aktiva yang dibeli dengan
kredit tersebut diharapkan mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk
membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit unsercured tersebut.Karena
itu jenis kredit ini sering disebut sebagai self liquidating.Unsercured loans
mungkin diberikan dengan mencantumkan pengaturan tentang line of credit, dengan
perjanjian revolving credit, atau berdasarkan atas transaksi. Kredit tersebut secara
formal ditunjukkan oleh suatu nota promes (promissory notes) yang ditanda tangani
oleh debitur (yaitu pihak yang menerima kredit) yang menjelaskan kapan hutang
tersebut akan dilunasi beserta bunganya.
1) Line of credit.

Line of credit merupakan kesepakatan antara bank dan debitur yang


menyatakan jumlah maksimum kredit yang dapat dinikmati oleh debitur pada suatu
waktu. Biasanya credit line dinyatakan dalam waktu satu tahun dan dapat
diperpanjang satu tahun lagi.Seringkali credit line tersebut diperpanjang setelah
bank menerima laporan keuangan yang telah diaudit dan menilai debitur memang
menunjukkan perkembangan yang membaik.Meskipun demikian, line of credit
tidaklah merupakan komitmen legal dari pihak bank untuk memperpanjang kredit
yang diberikan.Meskipun disebutkan bahwa kredit dapat diperpanjang satu tahun
lagi, bank dapat saja menolak memperpanjang kredit tersebut apabila dinilai kondisi
debitur tidak baik.Dalam banyak kasus, bank secara moral merasa terikat untuk

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 16
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

memperpanjang kredit yang diberikan meskipun dapat saja menolak apabila situasi
memang sangat buruk.
2) Revolving credit agreement

Perjanjian ini merupakan komitmen legal yang diberikan oleh bank untuk
menambah jumlah kredit sampai dengan jumlah tertentu. Apabila debitur ingin
menarik tambahan kredit, bank harus menyediakan dana tersebut apabila debitur
belum melanggar batas maksimum yang disepakati bersama. Sebagai missal
batasan kreditnya adalah Rp.500 juta, dan telah dipergunakan debitur sebesar
Rp.300 juta.Dengan demikian maka debitur dapat menarik tambahan kredit sebesar
Rp.200 juta apabila diperlukan. Karena bank harus menyediakan kredit maksimum
sebesar Rp.500 juta, sedangkan yang dimanfaatkan oleh debitur dapat saja kurang
dari batas maksimum tersebut, maka bank akan meminta commitment fee atas kredit
yang belum terpakai. Dengan demikian maka dalam satu tahun biaya yang dibayar
oleh debitur adalah bunga ditambah commitment fee.Sering kali revolving credit
management berlaku untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.
3) Kredit berdasar transaksi

Meminjam di bawah kesepakatan credit line atau revolving credit


management sering kali dirasa kurang konvenien atau agak mahal apabila
perusahaan hanya memerlukan kredit jangka pendek untuk satu tahun saja.Sebagai
misal, perusahaan kontraktor, mungkin memerlukan kredit jangka pendek sebelum
perusahaan tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan. Karena itu
kredit yang diperlukan hanyalah sejumlah kebutuhan dana untuk menyelesaikan
tahap pekerjaan tertentu, dan untuk jangka waktu sampai dengan kontraktor
tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan. Dia tidak perlu meng-
arange agreement apapun.
4) Tingkat bunga kredit

Kalau penentuan tingkat bunga pada berbagai instrument keuangan yang


telah dibicarakan di depan (yaitu cp dan bankers acceptance) lebih banyak
ditentukan oleh pasar, maka penentuan tingkat bunga untuk unsecured loans lebih
banyak ditentukan oleh negosiasi antara debitur dan bank. Bank akan menentukan

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 17
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

tingkat bunga dengan memperhatikan credit worthiness (kelayakan diberikan


kredit) calon debitur dan juga keadaan pasar uang. Keadaan pasar uang ditunjukkan
dari prime rate yang berlaku pada waktu tertentu.Prime rate menunjukkan tingkat
bunga kredit yang diberikan kepada nasabah utama (yaitu nasabah yang secara
finansial sangat baik).Kadang-kadang bank menawarkan suku bunga dengan
mengaitkan dengan prime lending rate. Misalkan suku bunga kredit ditawarkan
sebesar 1,25% di atas prime lenofing rate. Dengan demikian apabila prime lending
rate adalah 16,75%, maka calon debitur akan memperoleh kredit dengan suku
bunga sebesar 16,75% + 1.25% = 18,00%.
b. Secured loans

Istilah ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kredit dengan


memberikan aktiva tertentu sebagai agunan kredit tersebut. Sebenarnya sesuai
dengan UU Perbankan 1992, kredit yang diberikan harus disertai agunan.Hanya
saja agunan tidak harus dinyatakan secara fisik, dalam bentuk aktiva tertentu.Dapat
saja agunan tersebut berupa kelayakan usaha yang dibiayai kredit tersebut. Kredit
kelayakan usaha (KKU) merupakan contoh kredit yang diberikan hanya
berdasarkan atas kelayakan usaha tersebut. Apabila bank meminta agunan lain
selain kelayakan usaha tersebut, dikatakan bahwa bank meminta agunan tambahan.
Dalam pengertian inilah (kredit dengan agunan tambahan) disebut sebagai secured
loans. Karena itu dalam pembicaraan dalam bab ini pengertian agunan hendaknya
ditafsirkan sebagai agunan tambahan sesuai dengan UU Perbankan tahun 1992,
atau aktiva tertentu yang dipergunakan sebagai agunan (tambahan).
Banyak perusahaan yang tidak mampu memperoleh kredit dari bank tanpa
menggunakan agunan, baik karena perusahaan tersebut masih baru, belum dikenal
bank, ataupun karena bank ragu akan kemampuan perusahaan tersebut untuk
melunasi kreditnya. Dengan meminta agunan (tambahan), kreditur (bank)
mempunyai dua sumber untuk melunasi kredit tersebut, yaitu dari arus kas
perusahaan, dan apabila gagal, maka dapat diperoleh dari menjual aktiva yang
dipergunakan sebagai agunan.Dengan demikian, dipandang dari teori keuangan,
keharusan menyediakan agunan adalah dimaksudkan untuk menghindarkan
penggeseran risiko ke pihak kreditor oleh pemilik perusahaan. Tanpa penyediaan

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 18
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

agunan akan terjadi situasi pada saat perusahaan memperoleh keuntungan, maka
selisih keuntungan di atas bunga yang dibayar akan dinikmati seluruhnya oleh
pemilik perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan rugi maka kreditur diminta
untuk ikut menanggung kerugian tersebut, dan sering kali malah sebagian besar
kerugian harus ditanggung oleh kreditur.
Agunan (collateral) yang diminta kreditur untuk disediakan, pada dasarnya
dimaksudkan untuk dijual apabila debitur tidak mampu membayar
kreditnya.Apabila hasil penjualan agunan tersebut melebihi sisa hutangnya, maka
kelebihannya dikembalikan ke debitur. Sebaliknya apabila kurang, maka kreditur
akan menjadi kreditur umum, sama seperti kreditur-kreditur lain yang tidak dijamin
dengan agunan tertentu. agunan tersebut sangat bervariasi jenisdan marketability-
nya. Umumnya apabila agunan tersebut mempunyai harga pasar yang jelas dan
mudah dijual, maka kredit yang diberikan dapat mencapai proporsi yang cukup
besar. Sebaliknya apabila agunan tersebut merupakan aktiva yang sangat spesifik
dan susah menjualnya, maka kreditur mungkin hanya memberikan kredit dengan
proporsi yang relative rendah.
Karena itulah di dalam analisis kredit, dikenal istilah 5 Cs of dredit yang
salah satu komponennya adalah collateral. Secara lengkap 5 Cs of credit adalah
character (watak dan kejujuran pimpina perusahaan), capacity (kemampuan
manajemen), capital (modal perusahaan), collateral (agunan kredit), danconditions
(kondisi bisnis).

2.2.2 Pendanaan denga memanfaatkan piutang dagang


Pemanfaatan piutang dagang untuk memperoleh dana jangka pendek dapat
dilakukan dengan menjaminkan (pledging) piutang tersebut kepada kreditur, atau
menjualnya (factoring) ke perusahaan anjak piutang (atau juga bank).
1. Menjaminkan piutang
Dengan cara ini maka piutang dipergunakan sebagai agunan untuk
memperoleh kredit jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur
dan debitur yang merinci transaksi kredit tersebut. Jumlah kredit akan dinyatakan
dalam persentase dari piutang yang dijaminkan. Umumnya debitur membayar

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 19
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

processing fee (biasanya sekitar 1% dari piutang yang dijaminkan), yang


dimaksudkan sebagai biaya untuk me-review dan menganalisis piutang yang
dijaminkan.
Apabila perjanjian kredit meng-cover seluruh piutang, maka kreditur tidak
mempunyai kendali atas kualitas piutang yang dijaminkan. Sebagai alternatifnya,
kreditur mungkin akan meminta hanya sebagian piutang yang memang dinilai aman
sebagai jaminan kredit yang akan diterbitkan. Dengan demikian mungkin kreditur
hanya bersedia memberikan kredit sebesar 60-70 persen dari total piutang, tetapi
bersedia memberikan 85-90 persen dari selected piutang yang dinilai cukup aman.
2. Menjual (factoring) piutang
Sebagai alternatif menjaminkan piutang, banyak perusahaan di industri-
industri seperti garmen, tekstil, dan furniture menjual (atau melakukan factoring)
piutang dagang mereka. Piutang dijual kepada perusahaan anjak piutang (atau bank)
yang akan mengambil alih risiko penagihan piutang tersebut seandainya ada
piutang yang tidak tertagih (without recourse). Factoring dilakukan dengan dua
cara, yaitu:Maturity factoring dan Advance factoring.
Dengan maturity factoring perusahaan anjak piutang membeli semua
piutang perusahaan dan setiap bulan membayar ke perusahaan sebanyak piutang
yang jatuh tempo.Perusahaan yang memilih jenis ini umumnya ingin menghindari
analisis kredit dan biaya pengumpulan piutang, dan secara regular menerima
sejumlah kas.Fee yang diterima oleh perusahaan anjak piutang berkisar 1-2 persen
dari piutang yang dijual.

2.2.3 Pendanaan dengan memanfaatkan persediaan


Persedian merupakan sumber kedua yang dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh kredit jangka pendek. Besarnya kredit yang diperoleh akan tergantung
pada nilai dan cepat tidaknya persediaan tersebut rusak. Bahan-bahan mentah
seperti gnadum, kayu, minyak, bahan-bahan kimia, merupakan jenis persediaan
yang dapat memperoleh nilai tinggi karena mudah untuk dijual kembali. Sebaliknya
barang-barang dalam proses merupakan jenis persediaan yang sulit untuk dijadikan
agunan karena sulit untuk dijual.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 20
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Ada beberapa cara untuk menggunakan persediaan sebagai agunan guna


memperoleh secured loans. Cara-cara tersebut adalah:
1. Floating atau blanket lien

Dengan perjanjian ini, debitur memberikan hak (legal right) kepada debitur
atas barang-barang (persediaan) yang dijadikan agunan. Cara ini merupakan cara
yang paling sederhana tetapi paling tidak aman bagi kreditur. Debitur (yaitu
perusahaan yang pinjam) tetap mempunyai control sepenuhnya atas persediaan
tersebut. Ia bisa menjual dan mengganti persedian tersebut sesuai dengan
keinginannya. Karena ketiadaan kendali atas persediaan inilah yang membuat
kreditur merasa bahwa risiko yang ditanggungnya cukup tinggi.Dengan demikian
maka umumnya kredit yang diberikan hanyalah merupakan persentase yang cukup
kecil apabila dibandingkan dengan nilai persediaan yang dijaminkan. Jaminan yang
dipergunakan umumnya juga menyangkut bukan hanya persediaan saat ini tetapi
juga persediaan di masa yang akan datang.
2. Chattel mortgage agreement

Untuk meningatkan kendali atas persediaan tersebut, kreditur bisa


melakukan identifikasi atas barang-barang tertentu (misalnya dengan nomor
identifikasi). Apabila cara ini dipergunakan, diperlukan Charttel Mortgage
Agreement. Debitur tetap mengelola persediaan tersebut, tetapi baru bisa
menjualnya dengan persetujuan kreditur.Cara ini cukup mahal pengaturannya
karena diperlukan identifikasi terhadap barang-barang tertentu.karena itu umumnya
hanya dilakukan untuk barang-barang seperti alat mesin (machine tools) atau
barang-barang modal.
3. Field warehouse financing agreement

Kendali yang lebih baik atas barang-barang yang dijadikan sebagai agunan
dapat makin ditingkatkan apabila dipergunakan field warehouse financing
agreement. Dengan cara ini persediaan yang dijadikan agunan akan dipisahkan dari
persediaan lain, dan dikelola oleh pihak ketiga yang merupakan perusahaan
pengelola pergudangan. Pemisahan tersebut tidaklah berarti bahwa persediaan yang
dijadikan agunan harus ditaruh di gudang milik perusahaan pengelola.Barang-

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 21
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

barang tersebut tetap di gudang debitur, tetapi pengelolaan persediaan tersebut yang
dilakukan oleh pihak ketiga.Cara ini terutama bermanfaat untuk persediaan dalam
bentuk curah (bulky), seperti minyak tanah. Apabila minyak tanah tersebut akan
dipergunakan sebagai agunan dengan perjanjian ini, maka minyak tersebut akan
ditaruh di tanki atau kapal tanker yang terpisah, sehingga mudah untuk
memonitornya. Dengan cara ini debitur tidak diizinkan untuk menjual atau
menggunakan persediaan tersebut tanpa persetujuan kreditur. Perusahaan pengelola
gudang tersebut akan menerima fee dari kegiatan tersebut. Biaya untuk cara ini
umumnya cukup mahal karena fee tersebut ditangung oleh debitur.
4. Terminal warehouse agreement

Perbedaan cara ini dengan cara lain di atas adalah bahwa gudang yang
dipergunakan merupakan gudang public (artinya bukan milik debitur). Dengan
demikian maka barang-barang yang dijaminkan di kirim ke gudang public tersebut,
dan kemudian dikelola oleh pihak ketiga. Biayanya akan lebih mahal dari acara di
atas, karena diperlukan biaya transportasi ke gudang public tersebut.

2.2.4 Perhitungan Tingkat Bunga


Salah satu faktor yang sering menjebak calon debitur adalah informasi
tentang tingkat bunga.Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga yang relatif
rendah, tetapi tidak menjelaskan bagaimana basis perhitungannya. Pada umumnya
tertdapat tiga metode perhitunga tingkat bunga, yaitu collect basis, discount basis,
dan add on basis.
Misalkan jumlah kredit yang diterima adalah Rp.100 juta, dengan tingkat
bunga 15%. Apabila dipergunakan collect basis, maka pada awal tahun debitur
menerima Rp.100 juta dan pada akhir tahun membayar bunga Rp.15 juta (plus
Rp.100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian tingkat bunga efektifnya adalah
Rp.15 juta/Rp.100 juta = 15,00%
Apabila digunakan discount basis, maka kreditur akan menerima hanya
Rp.85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta terlebih dahulu), dan
membayar Rp.100 juta pada akhir tahun. Tingkat bunga efektifnya adalahRp.15
juta/Rp.85 juta = 17,65%

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 22
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Apabila dipergunakan add on basis, maka perusahaan akan diminta


membayar secara angsuran (misalnya perbulan). Pembayaran perbulan akan
sebesar.Rp.100 juta (1,15)1/12 = Rp.583.000.
2.2.5 Compensating balances
Compensating balance adalah saldo rekening giro yang harus dipertahankan
sesuai dengan besarnya kredit yang ditarik.
Misalkan ditentukan bahwa compensating balance adalah sebesar 10% dari
kredit yang ditarik. Apabila debitur menarik kredit sebesar Rp.300 juta, maka ia
harus mempertahankan saldo giro sebesar Rp.30 juta. Dengan demikian maka
efektif dana yang dapat dipergunakannya hanyalah Rp.270 juta.
Apabila bunga yang dibayar adalah 17% per tahun, maka ia harus
membayar bunga sebesar 17% x Rp.300 juta = Rp.51 juta, padahal ia hanya dapat
menggunakan dana sebesar Rp.270 juta.
Dengan demikian maka bunga efektifnya adalah,(51/270) x 100% =
18,89%. Semakin besar compensating balance yang harus dipelihara, semakin tingi
tingkat bunganya.Perhitungan akan berbeda kalau giro yang harus dia pelihara
memberikan jasa giro.
Apabila dari dana giro-nya ia memperoleh jasa giro sebesar 6% per tahun,
maka ia menerima bunga 6% x Rp.300 juta = Rp.1,80 juta. Dengan demikian maka
tingkat bunga efektif yang dia tanggung adalah,[(51-1,8)/270] x 100% = 18,22%.

2.3 Sumber Dana Jangka Panjang


Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa
dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi
kebutuhan pembelanjaan perusahaan. Jenis pendanaan jangka panjang yang umum
kita kenal antara lain : Kredit Investasi, Hipotek (Mortgage), Obligasi, Saham.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 23
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

2.3.1 Kredit Investasi


Kredit investasi adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang
yang umumnya disediakan oleh kalangan perbankan selain kredit modal kerja
( pendanaan jangka pendek ) yang selama ini kita kenal.
Keputusan perusahaan untuk memanfaatkan kredit investasi ini hendaknya
mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
a. Kelayakan jenis investasi yang akan dilaksanakan.
b. Pola cashflow dari investasi yang akan dilaksanakan
c. Lamanya jangka waktu kredit
d. Besarnya pengembalian pinjaman setiap periodenya
e. Tingkat suku bunga yang dipersyaratkan
f. Persyaratan mengenai pelunasan kredit sebelum jatuh tempo yang biasanya
dalam bentuk penalty.

Contoh :
Perusahaan Mandiri menandatangani perjanjian kredit investasi dengan
Bank Mapan senilai Rp. 1 milyar pada pertengahan tahun 2004 untuk jangka waktu
5 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 16% per tahun dengan persyaratan
tambahan bahwa pelunasan sebelum jatuh tempo akan dikenakan penalty sebesar
2% dalam bentuk bunga per tahun. Pada pertengahan tahun 2007 ini, perusahaan
mendapatkan tawaran kredit dari Manhattan Bank dengan tingkat suku bunga
sebesar 13,5% per tahun.
Apabila perusahaan tetap meneruskan kreditnya pada Bank Mapan, maka
bunga yang harus dibayar adalah :
Bunga = 2 x 16% x Rp. 1 milyar = Rp. 320 juta
Andaikan sekarang perusahaan punya niat menerima tawaran Manhattan Bank,
maka denda yang harus dibayar ke Bank Mapan dan bunga yang harus dibayar
ke Manhattan Bank oleh perusahaan Mandiri adalah :
Denda = Rp. 40 juta
Bunga = 2 x 13,5% x Rp. 1 milyar = Rp. 270 juta
Total = Rp. 310 juta

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 24
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dari ilustrasi diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa alternatif menerima


tawaran Manhattan Bank akan lebih menguntungkan bagi perusahaan Mandiri.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa Bank Mapan mengenakan
penalty dalam pelunasan kredit sebelum jatuh tempo ?
Hal ini dikarenakan Bank Mapan harus berupaya untuk menjual kembali
dana dari perusahaan Mandiri tersebut agar dapat menghasilkan return.

2.3.2 Hipotek (Mortgage)


Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang dalam
bentuk hutang yang biasanya harus disertai dengan agunan berupa aktiva tidak
bergerak (tanah, bangunan). Dalam hal terjadinya likuidasi perusahaan yang
mempunyai hutang, maka kewajiban kreditur harus dipenuhi terlebih dahulu dari
hasil penjualan aktiva yang dijadikan sebagai agunan tersebut.

2.3.3 Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin dengan
aktiva tertentu. Oleh karenanya kalau perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan
diperlakukan sebagai kreditur umum. Dalam Obligasi, akan mencantumkan :
a. Nilai pelunasan atau face value
b. Jangka waktu pelunasan
c. Bunga yang dibayarkan (coupon rate)
d. Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan
Tipe obligasi konvensional mempunyai dampak resiko baik bagi pemilik
maupun penerbit obligasi. Resiko ini biasanya dikaitkan dengan tingkat suku
bunga. Artinya, apabila suku bunga naik maka harga obligasi akan turun ( dalam
kondisi ini pemilik obligasi akan rugi ). Akan tetapi apabila tingkat suku bunga
turun, maka harga obligasi akan mengalami kenaikan ( dalam kondisi yang
demikian ini penerbit obligasi akan rugi ).
Dalam rangka untuk meminimalisir kerugian yang dialami oleh perusahaan
penerbit obligasi yang disebabkan karena menurunnya tingkat suku bunga, penerbit
obligasi kemudian menawarkan :

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 25
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

a) Obligasi dengan suku bunga mengambang ( floating rate ).


Misalnya, suku bunga obligasi ditentukan sebesar sama dengan suku bunga
rata-rata deposito jangka waktu 6 bulan pada bank pemerintah ditambah dengan
1,00%.
b) Mencantumkan call price.
Call price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi, pada
saat hak untuk membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh penerbit
obligasi.
Misalkan : call price sebesar 110.
Artinya Penerbit obligasi dapat meminta obligasi yang dimiliki oleh
pemodal dengan membayarnya sebesar Rp. 1.100.000,- pada saat
harga obligasi di pasar sebesar Rp. 1.100.000,- bagi pemilik obligasi
dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000.000,-.
Pada saat obligasi dilunasi oleh penerbit, maka penerbit kemudian akan
mengganti dengan obligasi baru dengan coupon rate yang lebih rendah.
Misalkan :
Perusahaan menerbitkan obligasi dengan coupon rate 17% per tahun.
Karena menurunnya suku bunga, obligasi yang ekuivalen dapat dijual sesuai
dengan nilai nominal dengan coupon rate hanya 14% per tahun. Saat ini obligasi
tersebut masih mempunyai usia 9 tahun lagi. Kondisi ini menyebabkan
perusahaan ingin memanggil obligasi lama. Apabila call price sebesar 105 dan
diperlukan waktu 3 bulan overlap sebelum obligasi baru dipergunakan untuk
melunasi obligasi lama.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 26
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Berapakah keuntungan daripada penggantian obligasi tersebut kalau nilai


nominalnya sebesar Rp. 1.000.000,- ?
Pelunasan obligasi lama
= 105 x Rp. 1.000.000,- = Rp. 1.050.000,-
Kas masuk obligasi baru = Rp. 1.000.000,-
Selisih Rp. 50.000,-
Bunga selama periode overlap
= 0,25 x 17% x Rp. 1 juta = Rp. 42.500,-
Kas keluar pada awal periode Rp. 92.500,-
Penghematan pembayaran bunga
( 17% - 14% ) x Rp. 1.000.000,- = Rp. 30.000,-
Dengan menggunakan tingkat bunga 14% maka Present Value (PV)
penghematan selama 9 tahun sebesar = 4,946 x Rp. 30.000,- = Rp. 148.380,-
Dengan demikian keuntungan bagi penerbit obligasi sebesar = Rp. 148.380,- -
Rp. 92.500,- = Rp. 55.880,-

Untuk melunasi obligasi, perusahaan sering menyisihkan dana khusus yang


sering disebut sebagai Sinking Fund , dimana dana tersebut biasanya
ditempatkan pada bank setelah mencapai usia tertentu.
Jenis-jenis obligasi :
1. Obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu ( unsecured bond ) atau
disebut juga dengan debenture .
2. Subordinate debenture, merupakan obligasi yang pelunasannya akan dilakukan
oleh perusahaan setelah debenture terselesaikan pada saat terjadi likuidasi
perusahaan.
3. Income Bonds, merupakan jenis obligasi yang hanya membayarkan bunga saja
kepada pemiliknya, apabila perusahaan memperoleh keuntungan
4. Zero Coupon Bonds, merupakan jenis obligasi yang tidak membayarkan bunga
kepada pemiliknya, dan perusahaan dalam menjual obligasi jenis ini dengan
memberikan discount. Penerbitan jenis obligasi semacam ini sering didasarkan
atas maksud untuk memperoleh keuntungan karena present value pembayaran
pajak.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 27
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dalam penerbitan obligasi, perusahaan kadang-kadang menyertakan


warrant , yang merupakan hak untuk membeli saham dengan harga tertentu dan
digunakan sebagai semacam penarik minat agar orang mau membeli obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan.
Contoh :
Misalkan Perusahaan Mandiri mau menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal sebesar Rp. 1.000.000,- dengan coupon rate sebesar 13% dan jangka waktu
5 tahun, dimana obligasi tersebut ditawarkan sebesar nilai nominalnya. Andaikan
saat ini coupon rate yang umum berlaku untuk obligasi yang ekuivalen dengan
obligasi yang mau ditawarkan sebesar 15%. Perusahaan Mandiri dalam
menawarkan obligasi ini disertai dengan warrant, yang menyatakan bahwa pembeli
obligasi ini berhak membeli 100 lembar saham biasa dengan harga Rp. 8.000,- per
lembar saham pada lima tahun yang akan datang, dimana harga saham saat ini
sebesar Rp. 6.000,-. Apabila para pemodal memperkirakan bahwa lima tahun yang
akan datang harga saham perusahaan Mandiri sebesar Rp. 11.000,-, maka warrant
tersebut akan cukup menarik investor untuk membeli obligasi yang ditawarkan oleh
Perusahaan Mandiri. Mengapa demikian ?
Jawabannya cukup sederhana, karena dengan harga saham sebesar
Rp. 11.000,- maka investor akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.000,- per
lembar saham. Dengan demikian total keuntungan yang didapatkan dari warrant
dalam bentuk saham ini menjadi = 100 x Rp. 3.000,- = Rp. 300.000,-

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 28
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Pola arus kas yang diharapkan oleh investor dengan membeli obligasi tersebut
dapat dilihat dalam ilustrasi perhitungan berikut ini.
Tahun Arus Kas
0 (1.000.000 )
1 130.000
2 130.000
3 130.000
4 130.000
5 130.000
1.000.000
300.000
Dengan menggunakan formulasi berikut, maka tingkat keuntungan yang
diharapkan dari obligasi dengan warrant tersebut adalah
5 130 1.000 130
1.000 = + +
t = 1 (1+i )t (1+i)5 (1+i)5
Dari perhitungan diatas akan diperoleh nilai i sebesar 17,25%
Dari contoh ilustrasi diatas, dapat disimpulkan bahwa apabila harga saham di
bawah Rp. 11.000,- maka tingkat keuntungan akan lebih kecil dari 17,25% dan
apabila harga saham lebih besar dari Rp. 11.000,- maka tingkat keuntungan akan
lebih besar dari 17,25%. Dalam hal ini para pemegang saham akan menerima
keuntungan minimal sebesar 13% ( sebesar coupon rate-nya ).
Apabila kita mau menaksir nilai warrant dengan menggunakan konsep teori
opsi dari Black and Scholes, maka akan diperoleh nilai seperti nampak dalam
ilustrasi perhitungan berikut ini. Diasumsikan bahwa deviasi standar perubahan
harga ( a ) saham sebesar 0,20 dan tingkat bunga bebas resiko sebesar 10% per
tahun.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 29
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Langkah 1 :
Kalikan deviasi standar perubahan harga saham dengan akar dari jangka waktu opsi
jatuh tempo :
0,20 x 5 = 0,45
Langkah 2 :
Hitung rasio nilai saham dengan PV exercise opsi
PV harga exercise = 8.000 / ( 1 + 0,1 )5
= Rp. 4.967,-
Rasio = 6.000 : 4.967
= 1,20
Langkah 3 :
Dari tabel A-4 kita akan menemukan harga opsi call sebesar 25,94 persen ( lihat
sumbu tegak angka 0,45 dan sumbu datar 1,20 ) dari harga saham saat ini atau
sebesar 25,94% x Rp. 6.000,- = Rp. 1.554,-
Langkah 4 :
Kalikan nilai call tersebut dengan 100, karena warrant tersebut memberikan hak
untuk membeli saham
Nilai warrant = 100 x Rp. 1.554,- = Rp. 155.400,-
Apakah warrant tersebut menarik untuk dibeli oleh calon investor ? Jawabannya
adalah ya !
Perhatikan ilustrasi perhitungan dibawah ini :
Nilai obligasi seandainya tanpa warrant sebesar :

5 130.000 130.000
Po = + = Rp. 932.960,-
t = 1 (1+0,15 )1 (1+0,15)5
Dari ilustrasi perhitungan diatas, maka selisih harga obligasi seandainya tanpa
warrant akan sebesar Rp. 67.040,- berasal dari ( Rp. 1.000.000,- - Rp. 932.960,- ).
Dan apabila dibandingkan dengan harga obligasi yang menggunakan warrant akan
lebih menguntungkan, karena disini calon investor akan mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 155.400,- > Rp. 67.040,-. Dengan demikian warrant tersebut akan tetap
menarik dimata calon investor.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 30
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Penambahan jumlah lembar saham yang tanpa disertai dengan pemasukan


modal sesuai dengan harga saham yang berlaku saat itu, akan mengakibatkan
penurunan harga saham dan sebagai akibatnya nilai call dan juga warrant juga akan
turun. Fenomena ini disebut sebagai dilusi .

2.3.4 Obligasi Konversi


Obligasi konversi ( Convertible Bonds / CB ) merupakan obligasi yang
dapat dikonversikan ( dirubah ) menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konversi
akan memiliki obligasi dan opsi call atas saham perusahaan.
Misalkan :
Perusahaan Mandiri diatas menerbitkan obligasi konversi dengan nilai
nominal Rp. 1.000.000,- per lembar dan membayarkan coupon rate 14% per tahun,
yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa pada lima tahun yang akan datang.
Setiap lembar obligasi konversi dapat dikonversikan menjadi 100 lembar saham
biasa.
Andaikan pada akhir tahun kelima, harga per lembar saham biasa mencapai
lebih dari Rp. 10.000,- maka para pemegang obligasi akan mengkonversikannya
menjadi saham biasa. Akan tetapi apabila harga saham di bawah Rp. 10.000,-
mereka mungkin akan memilih untuk menguangkan obligasi tersebut.
Dari contoh diatas, ratio konversi sebesar 100, dan harga konversi sebesar
Rp. 10.000,-. Apabila harga saham saat sekarang ini sebesar Rp. 8.000,- per lembar,
maka nilai konversi akan menjadi sebesar 100 x Rp. 8.000,- = Rp. 800.000,-
Apabila jangka waktu pelunasan obligasi adalah 5 tahun, sedangkan obligasi
yang ekuivalen dengan obligasi tersebut memberikan coupon rate sebesar 15%,
maka nilai obligasi akanh menjadi :
5 140.000 1.000.000
Nilai Obligasi =[ ] + = Rp. 966.520,-
t = 1 (1+0,15 )t (1+0,15)5

Andaikan harga pasar obligasi sebesar Rp. 980.000,-, maka premi konversi
adalah sebesar Rp. 980.000,- - Rp. 966.480,- = Rp. 13.520,-

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 31
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Permasalahan yang kemudian muncul adalah Bagaimana cara menilai


menarik tidaknya tawaran obligasi konversi tersebut di mata calon investor?
Jawabannya adalah sangat sederhana, yakni dengan menggunakan teori opsi call.
Misalkan : harga saham Perusahaan Mandiri Rp. 7.000,- per lembar, dan obligasi
dapat ditukar dengan 100 lembar saham. Nilai nominal ( pelunasan ) obligasi
sebesar Rp. 1.000.000,-. Dengan demikian exercise price-nya sebesar Rp. 10.000,- (
Rp. 1.000.000,- : 100 ). Andaikan deviasi standar ( ) perubahan harga saham
ditaksir sebesar o,20 dan risk free rate sebesar 10% per tahun
Dengan menggunakan model Black and Scholes, maka kita dapat menaksir
nilai opsi call sebagai berikut :
Langkah 1 :
Kalikan deviasi standar perubahan harga saham dengan akar dari jangka waktu opsi
jatuh tempo :
0,20 x 5 = 0,45
Langkah 2 :
Hitung rasio nilai saham dengan PV exercise opsi

PV harga exercise = 10.000 / ( 1 + 0,1 )5


= Rp. 6.209,-
Rasio = 7.000 : 6.209
= 1,12
Langkah 3 :
Dari tabel A-4 kita akan menemukan harga opsi call sebesar 22,7 persen ( lihat
sumbu tegak angka 0,45 dan sumbu datar 1,12 ) dari harga saham saat ini atau
sebesar 22,7% x Rp. 7.000,- = Rp. 1.589,-
Langkah 4 :
Konversikan nilai call tersebut sesuai dengan rasio konversinya, karena obligasi
tersebut dapat dikonversikan menjadi 100 saham, maka nilai call 100 saham adalah:
Nilai call = 100 x Rp. 1.589,- = Rp. 158.900,-
Dari ilustrasi perhitungan diatas, maka selisih harga obligasi seandainya tanpa
konversi akan sebesar Rp. 33.520,- berasal dari (Rp. 1.000.000,- - Rp. 966.480,-).

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 32
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dan apabila dibandingkan dengan harga obligasi yang menggunakan konversi akan
lebih menguntungkan dibandingkan dengan obligasi yang tanpa konversi. Hal ini
disebabkan karena obligasi yang setara menawarkan coupon rate 15%, dan nilai
obligasi ( dengan coupon rate hanya 14% ). Artinya terlampau mahal sebesar Rp.
33.520,- apabila tidak mempunyai hak konversi. Dengan demikian tawaran obligasi
konversi tersebut cukup menarik bagi calon investor karena nilai hak sebesar Rp.
158.900,- > Rp. 33.520,- nilai cost yang harus dibayar.

2.3.5 Saham Preferen


Saham preferen adalah saham yang memberikan deviden yang tetap
besarnya. Besarnya deviden yang diterima oleh pemegang saham preferen tidak
dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh perusahaan. Dalam hal ini deviden
saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak. Misalnya nilai nominal
saham sebesar Rp. 1.000,- dengan memberikan deviden rate sebesar 16%, maka
pemegang saham prederen akan memperoleh deviden sebesar Rp. 160,-
Pemegang saham preferen adakalanya tidak menerima pembagian deviden
setiap tahun. Artinya, apabila perusahaan mengalami kerugihan pada tahun lalu,
maka pembagian deviden oleh perusahaan sementara waktu akan ditunda dan akan
diberikan manakala perusahaan mengalami keuntungan pada periode tahun
berikutnya. Dalam kondisi yang demikian ini, maka perusahaan akan memberikan
deviden secara kumulatif. Dalam hal diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham (
RUPS ), pemegang saham preferen ini tidak berhak memberikan suara.
1. Saham Biasa Dan Right
Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan obligasi merupakan surat
tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan. Para pemegang
saham mempunyai hak untuk memilih direksi perusahaan. Yang umumnya berlaku
adalah one share one vote . Artinya satu saham memiliki satu suara.
Penerbitan rights ( rights issue ) saham baru akan dilakukan oleh perusahaan
apabila :
a. Perusahaan memerlukan tambahan dana untuk keperluan ekspansi.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 33
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

b. Perusahaan dapat menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada publik


umum atau kepada pemegang saham lama
c. Apabila perusahaan menawarkan saham baru ke publik umum, maka
perusahaan harus menggunakan jasa lembaga penjamin ( yang akan menjamin
bahwa penerbitan tersebut akan laku terjual semua ) atau menawarkan saham
baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini kepada para
pemegang saham lama.
Contoh :
Misalkan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10 juta lembar
dan ditawarkan dengan harga Rp. 5.000,- per lembar kepada para pemegang saham
lama. Dengan demikian, maka setiap pemilik satu lembar saham lama diberi hak
membeli satu lembar saham baru dan kepada mereka diberikan bukti rights sesuai
dengan jumlah saham yang mereka miliki. Bagi mereka yang tidak ingin membeli
saham baru dapat menjual bukti rights. Penawaran semacam ini disebut sebagai
Penawaran Terbatas , karena hanya dibatasi kepada para pemegang saham lama.
Mengapa perusahaan menerbitkan rights ? Alasan utama perusahaan menrbitkan
rights adalah untuk menghemat biaya emisi dan menambah jumlah lembar saham
yang diperdagangkan. Dengan penambahan jumlah lembar saham yang
diperdagangkan di pasar bursa, maka diharapkan akan dapat meningkatkan
frekuensi perdagangan saham tersebut ( meningkatkan likuiditas saham ).

2. Penerbitan Sekuritas Di Pasar Modal


Apablia perusahaan akan menerbitkan saham di pasar modal, berbagai pihak
perlu dihubungi, sebelum memperoleh ijin dan persetujuan dari Badan Pengawas
Pasar Modal ( BAPEPAM ). Pihak-pihak tersebut antara lain :
a. Akuntan Publik yang akan menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan
telah diaudit dan dinyatakan wajar tanpa syarat ( WTS ).
b. Notaris, yang akan meyatakan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
memang telah memutuskan bahwa perusahaan untuk go public.
c. Konsultan Hukum, yang menyatakan bahwa perusahaan memang sedang tidak
berada dalam sengketa hukum dengan pihak manapun juga.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 34
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

d. Appraisal ( perusahaan penilai ), yang akan membuat pernyataan tentang nilai


wajar dari berbagai aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini.
e. Underwriter ( perusahaan penjamin ), yang akan menjamin bahwa keseluruhan
saham yang ditawarkan oleh perusahaan akan laku terjual, dan apabila ada
sebagian besar saham yang tidak laku terjual, maka underwriter inilah yang
nantinya akan membeli secara keseluruhan terhadap saham-saham yang belum
laku terjual.
Sedangkan persyaratan-persyaratan lain yang menyangkut kondisi intern
perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas di pasar modal, antara lain :
a. Perusahaan adalah merupakan perusahaan yang baik ( telah lama beroperasi,
dan selama dua tahun terakhir menghasilkan keuntungan ).
b. Besar ( jumlah saham yang diterbitkan minimal satu juta lembar saham dengan
nilai nominal Rp. 1.000,- ).

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015


Sumber-Sumber Pembelanjaan 35
Jangka Pendek dan Jangka Panjang

DAFTAR PUSTAKA

J. Fred Weston, dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,


Jakarta, Erlangga, 1990.

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana, 2010.

Manahan P, Manajemen Keuangan (Finance Management): Konseptual, Problem


& Studi Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Suad Husnan, dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,


Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006.

Politeknik Negeri Jember Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai