Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

PENUDUDUK DAN WARGA NEGARA

ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH:

Ghulam amarullah as
yari

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


Mata Kuliah : PPKN
ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN
Asas Kewarganegaraan

Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara suatu negara haruslah melalui
ketentuan-ketentuan dari suatu negara. Ketentuan inilah yang menjadi asas atau pedoman
dalam menentukan kewarganegaraan seseorang. Setiap negara memiliki kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraannya. Dalam penentuan
kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Dalam asas kewarganegaraan
yang berdasarkan kelahiran ada 2 (dua) asas kewarganegaraan yang digunakan, yaitu ius
soli (tempat kelahiran) ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari asas kewarganegaraan yang
berdasarkan perkawinan juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu asas kesatuan hukum dan asas
persamaan derajat.

Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran

Ketika SMP dan SMA kita telah mempelajari tentang asas kewarganegaraan, yaitu ius
soli (asas kelahiran) dan ius sanguinis (asas keturunan). Kedua asas ini termasuk dalam asas
kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran.

1. Ius soli (asas kelahiran) berasal dari latin; ius yang berarti hukum atau pedoman,
sedangkan soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah.Jadi, ius
soliadalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah
kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga negara dimana dia
dilahirkan. Contoh negara yang menganut asas kewarganegaran ini, yaitu negara
Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Bolivia, Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia,
Kosta Rika, Dominika, Ekuador, El Savador, Grenada, Guatemala, Guyana,
Honduras, Jamaika, Lesotho, Meksiko, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay,
Venuzuela, dan lain-lain.

2. Ius sanguinis (asas keturunan) juga berasal dari bahasa latin, ius yang berarti
hukum atau pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atau
keturunan.Jadi, ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah
atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang mendapat warga negara jika orang
tuanya adalah warga negara suatu negara. Misalkan seseorang yang lahir di Indonesia,
namun orang tuanya memiliki kewarganegaraan dari negara lain, maka ia mendapat
kewarganegaraan dari orang tuanya. Contoh negara yang menggunakan asas ini
adalah negara China, Bulgaria, Belgia, Replublik Ceko, Kroasia, Estonia, Finlandia,
Jepang, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, India, Irlandia, Israel, Italia, Libanon,
Filipina, Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Rwanda, Serbia, Slovakia, Korea
Selatan, Spanyol, Swedia, Turki, dan Ukraina.

Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan

Selain dilihat dari sisi kelahiran, kewarganegaraan juga dilihat dari sisi perkawinan
yang mencakup asas kesatuan atau kesamaan hukum dan asas persamaan derajat.

Asas kesatuan atau kesamaan hukum itu berdasarkan pada paradigma bahwa suami-
isteri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana
sejahtera, sehat, dan tidak terpecah.Jadi, suami-isteri atau keluarga yang baik dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyakatnya harus mencerminkan adanya suatu kesatuan
yang bulat. Dan untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami-isteri,
maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan kebersamaan tersebut
sehingga masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu keutuhan dan
kesejahteraan keluarga.

Asas persamaan derajat menyebutkan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan


perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak.Jadi, baik suami maupun isteri tetap
dangan kewarganegaraan aslinya, sama seperti sebelum mereka dikaitkan oleh pernikahan
dan keduanya memiliki hak untuk memilih kewarganegaraan yang dianutnya.

Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada
UU Nomor 12 Tahun 2006. Hukum negara tersebut membagi asas kewarganegaraan juga
menjadi dua asas atau pedoman, yaitu (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas
kewarganegaraan khusus.

1. Asas Kewarganegaraan Umum


Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri atas (4)
empat asas, yaitu asas kelahiran (ius soli), asas keturunan (ius sanguinis), asas
kewarganegaraan tunggal, dan asas kewarganegaraan ganda terbatas.

Asas kelahiran (ius soli) dan asas keturunan (ius sanguinis) mempunyai pengertian
yang sama dengan yang telah diterangkan di atas tadi. Sedangkan asas kewarganegaraan
tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.Jadi, setiap
warga negara hanya memiliki satu kewarganegaraan, tidak bisa memiliki kewarganegaraan
ganda atau lebih dari satu. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan ganda (lebih dari satu kewarganegraan) bagi anak-anak sesui
dengan ketentuan yang diatur dalam UU.Jadi, kewarganegraan ini hanya bisa dimiliki ketika
masih anak-anak dan setelah anak tersebut berumur 18 (delapan belas) tahun, maka ia harus
memilih atau menentukan salah satu kewarganegaraannya.

Jadi, sebagai seorang warga negara tidak boleh memiliki lebih dari satu
kewarganegaraan dan jika seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena
kelahiran dan keturunan sekaligus, maka ia harus memilih salah satu diantaranya ketika ia
sudah berumur 18 tahun.

2. Asas Kewarganegaraan Khusus

Asas ini terdiri atas beberapa macam asas atau pedoman kewarganegaraan, yaitu

Asas Kepentingan Nasional

Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan


kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai
negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan sendiri.

Asas Perlidungan Maksimum

Adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh
kepada setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar
negeri.

Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan


Adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan
perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.

Asas Kebenaran Substantif

Adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat


administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Asas Non-Diskriminatif

Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ihwal yang berhubungan
dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin, serta harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya dan hak warga negara pada
khususnya.

Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM

Adalah asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak warga negara pada
khususnya.

Asas Keterbukaan

Adalah asas yang menetukan bahwa segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara
harus dilakukan secara terbuka.

Asas Publisitas

Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau kehilangan
kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita negara RI agar masyarakat
mengetahuinya.Jadi, pada asas kewarganegaraan khusus ini lebih membahas atau mengatur
berdasarkan hubungan timbal balik antara negara dan warga negaranya dalam hal hak dan
kewajiban diantara keduanya, seperti menjaga kedaulatan negara, menjamin hak asasi
manusia, dan sebagainya.

PENDUDUK DAN WARGA NEGARA


Pasal 26

a) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara,
b) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
c) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Pengertian Warga Negara


Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara
khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara
berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara.
Sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara asing (WNA).

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan. Di dalam pengertian ini, warga
suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya
juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting,
karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-
beda bagi warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (nationality). Yang membedakan
adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan
tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara hukum merupakan subyek suatu negara
dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik). Juga
dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.
Asas Kewarganegaraan

Di dalam asas ini terdapat dua asas kewarganegaraan, yaitu :


1. Asas Ius Soli dan Ius Sanguinis
a) Asas kelahiran (Ius Soli), adalah penentuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan
berdasarkan tempat dimana ia dilahirkan. Seseorang dilahirkan dinegara A maka ia menjadi
warga Negara A walupun orang tuanya adalah warga Negara B. asas ini dianut oleh Negara
inggris, mesir, amerika dan lain-lain.
b) Asas keturunan (Ius Sanguinis), adalah penentuan status kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan dari Negara mana seseorang berasal. Seseorang yang lahir di Negara
A tetapi orang tuanya warga Negara B, maka orang tersebut menjadi warga Negara B. asas ini
dianut oleh Negara RRC.

2. Bipatride dan Apatride

Dalam hubungannya antar negara seseorang dapat pindah tempat dan berdomisili di negara
lain. Apabila seseorang atau keluarga yang bertempat tinggal di negara lain melahirkan anak,
maka status Kewarganegaraan anak ini tergantung pada asas yang berlaku di negara tempat
kelahirannya dan berlaku di negara orangtuanya. Perbedaan asas yang dianut oleh negara
yang lain, misalnya negara A mengenut asas ius-sanguinis sedangkan negara B mengenut
asas ius-soli, hal ini dapat menimbulkan status biptride atau apatride pada anak dari orang tua
yang berimigrasi diantara kedua negara tersebut.
a) Bipatrid ( dwi Kewarganegaraan ) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara terkait
seseorang dianggap sebagai warganegara kedua negara itu. Misalnya, Adi dan Ani adalah
suami istri yang berstatus warga negara A namun mereka berdomisili di negara B. Negara A
menganut asas ius-sanguinis dan negara B menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak
mereka Doni. Menurut negara A yang menganut asas ius-sanguinis, Doni adalah warga
negaranya karena mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Menurut negara B yang
menganut ius-soli, Doni juga warga negaranya, karena tempat kelahirannya adalah di negara
B dengan demikian Doni mempunyai status dua kewarganegaraan atau bipatride.
b) Sedangkan apartride ( tanpa Kewarganegaraan ) timbul apabila menurut peraturan
Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari negara manapun.
Misalnya, Agus dan Ira adalah suami istri yang berstatus warganegara B yang berasas ius-
soli. Mereka berdomisili di negara A yang berasas ius-sanguinis. Kemudian lahirlah anak
mereka Adit, menurut negara A, Adit tidak diakui sebagai warganegaranya, karena orang
tuanya bukan warganegaranya. Begitu pula menurut negara B, Adit tidak diakui sebagai
warganegaranya, karena lahir di wilayah negara lain. Dengan demikian Adit tidak
mempunyai kewarganegaraan atau apatride.
Jadi, warga Negara adalah orang yang tinggal di suatu Negara dengan keterkaitan hukum dan
peraturan yang ada dalam Negara tersebut serta diakui oleh Negara, baik warga asli Negara
tersebut atau pun warga asing dan Negara tersebut memiliki ketentuan kepada siapa yang
akan menjadi warga Negaranya.

Pengertian Penduduk
Penduduk ialah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili tetap di dalam wilayah
negara. Sedangkan bukan penduduk ialah mereka yang ada di dalam wilayah negara, tetapi
tidak bermaksud bertempat tinggal di negara itu.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
a) Orang yang tinggal di daerah tersebut
b) Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku
menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan
dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga
pelanggan potensial.
1 Kepadatan penduduk
2 Piramida penduduk
3Pengendalian jumlah penduduk
4 Penurunan jumlah penduduk
6 Transfer penduduk
7 Ledakan penduduk
8 Penduduk dunia
9 Referensi
10 Pranala luar
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana
mereka tinggal, Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga
berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan
katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan
kenaikan logistik penduduk.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako,
Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk
tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
Jadi pengertian penduduk adalah suatu negara atau daerah yang terdapat sekumpulan
manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai