Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu tahap dari proses belajar adalah menerapkan dan


memantapkan materi-materi yang telah diberikan. Magang
merupakan salah satu mata kuliah pada Jurusan Kehutanan, Fakultas
Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Magang adalah kegiatan yang terencana, terarah, sistematik,
dan terkendali yang bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan
ilmu dan keahlian yang dipelajarinya serta memperoleh pengalaman
secara langsung pada intansi/lembaga yang dipilih oleh mahasiswa
bersangkutan. Kegiatan Magang adalah aktivitas yang dilakukan
mahasiswa dalam bentuk praktek lapang dalam instansi terkait
dengan bidang keilmuannya selama kurun waktu satu bulan.
Taman Nasional Baluran merupakan salah satu taman nasional
yang berada di Kabupaten Situbondo sekitar utara banyuwangi
wilayah tenggara dari Jawa Timur. Taman Nasional Baluran memiliki
banyak obyek wisata yang mendatangkan wisatawan baik lokal
maupun mancanegara. Banteng, Kijang, Kerbau liar, Rusa, dll
adalah salah satu maskot bagi Taman Nasional Baluran. Taman
Nasional Baluran merupakan salah satunya kawasan konservasi di
Indonesia yang memiliki keunikan berupa hutan alam yang bagus.

2. Tujuan

Magang yang akan dilaksanakan di Taman Nasional Meru Betiri


memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Bagi Jurusan

1. Mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan ilmu


dan keahlian yang telah dipelajari selama perkuliahan
2. Mengetahui sejauh mana ia mampu memperoleh pengalaman
kerja nyata yang berkaitan dengan ilmu dan keahlian tertentu pada
instansi/ lembaga tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan.

2. Bagi mahasiswa

1. Mengetahui dan mengidentifikasi sejauh mana kesesuaian teori


di bidang ilmu tertentu dengan praktek di lapangan

2. Menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan ilmu


dan bidang keahlian serta praktek kegiatan lapangan yang dilakukan
mahasiswa sendiri

3. Melakukan studi kepustakaan yang relevan dengan prektek


kerja yang dilaporkan

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Taman Nasional
Bedasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, yang
dinamakan Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola berdasarkan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan ilmu pengetahuan,
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi (Dephut, 1990).
Menurut IUCN (International Union For Conservation of
Nature and Natural Resources), Taman Nasional dikategorikan pada
kawasan yang dilindungi dengan tujuan untuk melindungi kawasan
alam dan berpemandangan indah yang penting secara Nasional atau
Internasional serta memiliki nilai bagi pemanfaatan ilmiah,
pendidikan, dan rekreasi. Kawasan alami ini relatif luas, materinya
tidak diubah oleh kegiatan manusia serta pemanfaatan sumberdaya
tambang tidak diperkenankan (John dan Kathy Mackinon, 1990).
Di Indonesia terdapat 5 kategori kawasan yang di dilindungi
dan masing-masing mempunyai kriteria umum sebagai berikut:

1. Taman Nasional

Kawasan luas yang relatif tidak terganggu dan mempunyai nilai


alam yang menonjol dengan kepentingan pelestarian tinggi, potensi
rekreasi yang besar, mudah dicapai oleh pengunjung dan manfaat
yang jelas bagi wilayah tersebut.

2. Cagar Alam

Umumnya kecil, habitat rapuh yang tidak terganggu dengan


kepentingan pelestarian yang tinggi, keunikan alam, habitat spesies
langka tertentu, dll. Kawasan ini merupakan perlindungan mutlak.

3. Suaka Margasatwa
Umumnya kawasan berukuran sedang atau luas dengan habitat
stabil yang relatif utuh serta memiliki kepentingan mulai sedang
sampai tinggi.

4. Taman Buru

Habitat alami atau semi alami berukuran sedang sampai besar yang
memiliki potensi satwa yang boleh diburu, yang populasinya cukup
besar, terdapat minat untuk berburu, tersedia fasilitas berburu
yang memadai dan lokasinya mudah dijangkau oleh pemburu. Cagar
semacam ini harus memiliki kepentingan dan nilai pelestarian yang
rendah yang tidak akan terancam oleh kegiatan perburuan atau
pemancingan.

5. Hutan Lindung

Kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang atau besar,


pada lokasi yang curam, tinggi, mudah tererosi, serta tanah yang
mudah terbasuh hujan, penutup tanah berupa hutan adalah mutlak
perlu untuk melindungi kawasan tangkapan air, mencegah longsor,
dan erosi. Prioritas pelestarian tidak begitu tinggi untuk dapat
diberi status cagar (John & Kathy Mackinnon, 1990).

DENDROLOGI
Dendrologi merupakan ilmu yang memepelajari tentang pohon
maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana dan semak. Cabang
ini terutamadipelajari dalam bidang botani dan terapannya,
kehutanan dalam ilmu ini terutama mempelajari tentangmorfologi
dan anatomi untuk memperoleh dasar-dasar pengenalan pohon.
Selain itu fisiologi dan ekologi juga menjadi fokus dalam bidang
ini. Berbagai macam metode membentuk sejumlah khas dendrologi,
seperti pendugaan umur melalui lingkaran tahun, penentuan jenis
berdasarkan pola kulit kayu dan bentuk buah serta biji (anonimous,
2010).
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan
bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi jugabertugas
untuk menentukan apakah fungsi masing-masingbagian itu dalam
kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui
dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi.
Selain dari morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan engapa bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai
bentuk dan susunn yang beraneka ragam(gembong, 1985).
Secara morfologi, daun pada umumnya memiliki bagian-bagian
helaian daun(lamina), dan tangkai daun(petiolus). Pada tangkai
daun terdapat bagian yang menempel pada batang yang disebut
pangkal tangkai daun. Ada jenis tanaman tertentu yang daunnya
tidak bertangkai daun, misalnya rumput. Pada tumbuhan monokotil
pangkal daun tersebut disebut pelepah daun, misalnya pelepah daun
yang terdapat pada daun pisang dan talas(saktiyono, 2006)
Bentuk daun berbeda-beda, umumnya berbentuk pipih melebar dan
berwarna hijau karena disebabkan oleh adanya kandungan klorofil
pada daun. Adapun fungsi daun yaitu sebagai tempat transpirasi
tumbuhn sebagai alat atu tempat terjadinya perkembangan
vegetatif(syarifudin, 2008).
Bunga merupakan alat perkembangan pada tumbuhan kelompok
angiospermae. Bunga disebut alat perkembangbiakan karena didalam
bunga terdapat alat-alat reproduksi seperti benang sari, putik,
dan kandung lembaga. Bunga merupakan hasil modifikasi dari daun.
Bunga dibentuk oleh meristem yang khusus yang berkembang dari
ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor eksternal
(faktor musim, ilkim) dan faktor internal (hormonial). Jadi bagian
bunga hanya muncul pada saat tertentu saja, perbedaan bentuk
dan fungsi dari berbagai bagian bnga berhubungan dengan
serangkaian proses fisiologia yang terjadi selam beberapa tahap
deferensiasi bunga(istamar, 2008).
Pada umumnya buah hanya terbentuk sesudah terjadi penyerbukan
dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah
terbentuk tanpa ada penyerbuka dan pembuhan. Peristiw
terbentuknya buah yang demikian itu dinamakn partenikarpy. Buah
yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak mengandung
lembaga. Jadi bijinya tidak dapat dijadikan alat perkembangbiakan.
Bentuk batang beraneka ragam, penampang batang berbentuk
persegi, bulat, atau pipih. Batang dapat tumbuh tak terbatas.
Karena ada meristem apikal, arah tumbuh batang dapat lurus
keatas, menggantung, berbaring, mejulang, serong keatas,
memnajat, dan membelit. Percabangan pada batang dapat
monopodial, simpodial atau dikotom. Cabang tersebut dapa tumuh
tegak, condong keatas, mendatar, terkulai, dan
menggantung(hadi, 2007).
Struktur luar akar terdiri dari batang akar, cabang akar, rambut
akar, dan tudung kar. Bagian paling ujung dari akar adalah titik
tumbuh yang dilindungi oleh tudung akar(kaliptra). Kaliptra
dibentuk oleh kaliptogen. Tudung akar terdiri atas sel-sel
perenkima yang berdinding tipis dan bervakuola(istamar, 2008).
Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan
ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kerrtas manila yang
menghasilkan suatu label dan data yang rinci serta disimpan dalam
rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana
herbarium disimpan. Herbarium terdiri dari koleksi kering dan
kioleksi basah(anonimous, 2010).

MANGROVE
Hutan mangrove ditinjau dari tata bahasa, terdiri dari 2 kata,
yaitu hutan dan mangrove. Menurut undang-undang nomor 5
Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan : hutan
adalah suatu lapangan tetumbuhan pohon-pohonan yang secara
keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayatibeserta
lingkungannya, dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.
Sedang mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh pada tanah
aluvial didaerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi
pasang surut. Mangrove juga tumbuh pada pantai karang atau
daratan koral yang berpasi tipis atau pantai berlumpur(anonimous,
2011).
Dahuri (2003), menyatakan ekosistem hutan mangrove di
Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi, sejauh
ini tercatat 202 jenis tumbuhan mangrove yang terdiri dari 89
jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44
jenis epifit dan 1 jenis sikas. Bengen (2004), menyebutkan bahwa
dari 202 jenis tersebut hanya 47 jenis yang merupakan mangrove
sejati (true mangrove), paling tidak di dalam hutan mangrove
terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati yang termasuk kedalam 4
famili, yaitu Rhizophoraceae (Rhozophora, Bruguiera, dan Ceriops),
Sonneratiaceae (Soneratia), Avicenniaceae (Avicennia) dan
Meliaceae (Xylocarpus).
Upaya merehabilitasi derah pesisir pantaidengan penanaman jenis
mangrovesebenarnya sudah dimulai sejak tahun sembilan puluhan.
Data penanamna mangrove oleh Departemen kehutanan selama
tahun 1999 hingga 2003 baru terealisasiseluas 7.890 ha(Departemen
Kehutanan, 2004), namun tingkat keberhasilannya masih sangat
rendah. Data ini menunjukkan laju rehabilitasi hutanmangrove hanya
sekitar 1.973 ha/tahun. Disamping itu masyarakat juga tidak
sepenuhnya terlibat dalam upaya rehabilitasi mangrove, dan bahkan
dilaporkan adanya kecenderungan gangguan terhadap tanaman
mengingat perbedaan kepentingan(anwar, 2006).
Dari kawasan hutan mangrove dapat diperoleh tiga macam
manfaat. Pertama berupa hasil hutan, baik bahan pangan maupun
bahan keperluan lainnya. Kedua berupa pembukaan lahan mangrove
untukdigunakan dalam kegiatan produksi baik pangan maupun non
pangan serta sarana prsarana penunjang dan pemukiman. Manfaat
ketiga berupa fungsi fisikdari ekosistem mangrove berupa
perlindungan terhadap abrasi, pencegah terhadap air laut dan
lain-lain fungsi fisik(anonimous, 2009).
PENYU
Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di
semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah
ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau
seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran
panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut
purba seperti penyu masa kini. Penyu memiliki
sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang
memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur
hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan
kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke
permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas
dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak
yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak
3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari(anonimous, 2011).
Penyu satu ordo (Testudinata) dengan kura-kura dan bulus
(labi-labi). Di dunia, saat ini hanya terdapat 7 jenis (spisies)
dari 2 famili penyu, yaitu:

1. Penyu Hijau atau dikenal dengan nama green


turtle (Chelonia mydas)

2. Penyu Sisik atau dikenal dengan nama Hawksbill


turtle (Eretmochelys imbricata)

3. Penyu Lekang atau dikenal dengan nama Olive ridley


turtle (Lepidochelys olivacea)

4. Penyu Belimbing atau dikenal dengan nama Leatherback


turtle (Dermochelys olivacea),

5. Penyu Pipih atau dikenal dengan nama Flatback


turtle (Natator depressus)

6. Penyu Tempayan atau dikenal dengan nama Loggerhead


turtle (Caretta caretta)
7. Penyu Kemps ridley (Lepidochelys kempi)(anonimous,
2011).

Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung keras yang berbentuk


pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. Tempurung tersebut
mempunyai fungsi yang sebagai pelindung alami dari predator.
Sedangkan penutup pada bagian dada dan perut disebut dengan
plastron. Terdapat sisik infra marginal, yakni sisik yang
menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak
berupa flipper. Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat
dayung dan flipper pada bagian belakang befungsi sebagai alat
kemudi. Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-
ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas,
serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Penyu
mempunyai alat pecernaan luar yang keras, untuk mempermudah
menghancurkan, memotong dan mengunyah makanan.
Jenis-jenis dan Habitat Penyu(anonimous, 2011).
Penyu belimbing biasanya menhyelam sampai kedalaman 100 meter
lebih untuk mencari makanannya, yaitu ubur-ubur, karena ubur-
ubur bentuknya yang transparan. Maka penyu belimbing sering salah
melahap berupa kantong plastik yang mengambang dilautan sehingga
membuat penyu ini tersedakdan mati. Jenis penyu beliming jantan
selalu berada di air laut, sedangkan penyu betina akan kembali ke
pantai untuk bertelur setiap 3 atau 4 tahun. Jumlah telurnya bisa
mencapai 110, 70 telur dengan ukuran besar dan 40 telr dengan
ukuran kecil(anonimous, 2010).
BAB III
WAKTU, TEMPAT DAN PEMBIAYAAN MAGANG

1. Waktu Pelaksanaan

Magang ini akan dilaksanakan mulai tanggal 25 Januari 2012 sampai


dengan 25 Februari 2012. (Magang) dilaksanakan selama 4
minggu/1bulan.

2. Tempat Pelaksanaan

Magang dilaksanakan di Taman Nasional Meru Betiri Kabupaten


Jember Jawa Timur.

3.3 Pembiayaan
Semua pembiayaan yang meliputi administrasi, transportasi,
dan akomodasi dibebankan kepada mahasiswa yang melaksanakan
Magang
BAB IV
JADWAL TENTATIVE KEGIATAN
N Nama pelaksana Tema Kegiatan Minggu
o dan NIM kegiatan ke-

1 23 4

1 Dendrol Analisis
1. Nutfitria PI
ogi tumbuhan

2. Febri Susanto

3. Amirullah S

4. Haerun Sopyan

2 Hutan Jenis-jenis
1. Ahmad
Mangrov mangrove
Fadil.SA
e

2. Muhammad
Syaifudin.RH

3. Darsan
Buamona Bot

4. Rusli Niftar.FR

3 Penyu Analisis
1. Gharisa
perkembangbiak
Kharismartanata
an penyu

4 Banteng Analisis
1. Abdul Latif
kehidupan
banteng
*Jadwal ini dapat berubah sesuai kepentingan pihak instansi
terkait.
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat sebagai salah satu syarat dapat
melaksanakan Magang di Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten
Jember Jawa Timur. Semoga terjalin kerja sama antara kami selaku
mahasiswa dengan pihak instansi terkait. Ada banyak kekurangan
yang tidak dapat kami hindari, mohon dapat dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2011.dendrologi(online)
http://id.wikipedia.org/wiki/
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Anonimous.2011.Habitat-dan-tingkah-laku-penyu(online)
http://kuliahitukeren.blogspot.com
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Anonimous.2010.Kenekaragaman-Jenis-Mangrove(online)
http://www.dedepurnama.com
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Anonimous,2010.Penyu-Belimbing-dermochelys-coriacea.(online)
http://natuna.org/
diakses pada tanggal15 Januari 2012
Anonimous.2009.Fungsi-Hutan-Mangrove(online)
http://wawan-junaidi.blogspot.com
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Dephut.1990.Taman Nasional
John dan Kathy Mackinon.1990.
Tjitrosoepomo, Gembong.1985.Morfologi Tumbuhan.Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta.
Syamsuri, Istamar.2008. Biologi SMA Jilid 2 A. Erlangga.Jakarta.
Syarifudin.2008.Biologi Untuk SMA.Erlangga.Jakarta
Sunarso, Hadi.2006.Morfologi Tanaman.copyright BMP.Jakarta.
Anwar, Chairil.2006.Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove
Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir. Pusat Litbang
Hutan dan dan Konservasi Alam Bogor.Bogor.

Anda mungkin juga menyukai