Anda di halaman 1dari 5

BRUTALISME DALAM ARSITEKTUR

Brutalisme adalah gaya arsitektur yang melahirkan pembaharu gerakan


arsitek dan berkembangpada tahun 1950 sampai 1970. Awal gaya sebagian bear
diilhami oleh Arsitek Swiss, Le Corbusier ( Unit dHaitation) dan Ludwig Mies van der
Rohe. Istilah brutalisme berasal dari bahasa Perancis Beton brut, yang berarti
beton mentah . Gaya arsitektur brutalisme umumnya mempunyai karakter yaitu
semen kasar yang ditonjolkan , dibentuk dengan membentur blockish, geometris,
dan bentuk yang diulang, dan sering mengulang bentuk tanpa adanya ornament
juga dengan desain-desain balok yang besar. Namun tidak semua bangunan
brutalist dibangun dan dibentuk dari beton, mutu brutalist pun dapat ditampilkan
dengan batu bata, kaca, baja, batu kasar. Arsitektur Brutalism lebih sering
melakukan penekanan pada grafis eksterior bangunan serta dalam perencanaan
fungsi utama dan sirkulasi pada bangunan.
Brutalism memperoleh daya gerak besar di Inggris pada abad pertengahan
20, ketika perekonomian masyarakat tertekan dan mengharuskan mereka mencari
atau membuat rumah, pusat perbelanjaan dan gedung-gedung pemerintahan
dengan konstruksi yang murah. Desain brutalist awalnya mendapat kritik sebagai
gaya yang merusak pemandangan sebab gaya ini identik dengan beton.
Arsitektur modern awal juga dapat dikategorikan sebagai arsitektur
brutalisme. Perbedaan antara brutalisme dan modernisme tidak terlalu jelas terlihat
karena bangunan beton sudah begitu memasyarakat dan selalu mengalami
perubahan mulai dari aspek spektrum gaya modern. Seiring waktu banyak struktur
struktur brutalis yang kemudian dianggap sebagai landmark oleh komunitas
mereka karena keunikan dan tampilan yang menyolok.

Ciri-ciri bangunan brutalisme :


1. Memiliki bentuk yang aneh, dan menyimpang dari kaidah-kaidah atau bentuk-
bentuk pada masa sebelumnya.
2. Menggunakan sistem konstruksi beton exposed dengan permukaan bidang
kasar yang dihasilkan oleh perancah kasar atau sengaja dikasarkan setelah
perancahnya di buka.
3. Struktur brutalis biasanya berat dan tidak ada proses pelapisan dengan lapisan
pasir halus sebagai bahan penutup akhir.
4. Bentuk arsitektur cenderung pada sifat-sifat kasar dan kaku serta pertentangan
antara satu sama lain.
5. Menggunakan desain yang memadukan antara kehalusan beton dan tekstur-
tekstur keras dalam bentuk aslinya.
6. Dapat tersusun dari material lain, seperti batu bata dan kaca yang dapat
memberikan kontribusi dalam pembentukan block-like effect seperti halnya
semen pada aliran brutalisme awal.
Skema Kerangka Global Sejarah Perkembangan Arsitektur Modern

Pengamatan Dan Analisa Terhadap Bangunan Kategori Arsitektur Brutalisme


Dari segi bentuk yang aneh, menyimpang dari kaidah bentuk biasa merupakan
arsitektur moderen awal yang dikategorikan sebagai arsitektur brutalisme. Sistem
konstruksi beton eksposed dengan permukaan bidang kasar dihasilkan oleh
perancah kasar atau sengaja dikasarkan setelah perancahnya dibuka. Meskipun
kata brutal ada kaitannya dengan beton brut (beton kasar), namun kriteri
pengelompokan ini adalah pada bentuknya secara keseluruhan dan bukan dari
sistem konstruksi.

Analisis bangunan-bangunan dengan penerapan arsitektur brutalisme :

1. Enginering Leicester University (1959 1963) di inggris, karya James Stirling.


2. Notra Dame du Haut Chapel (1950 1954) di Prancis, karya Le Corbuser.
3. Everson Museum of Art (1962 1968) di New York, karya I.M. Pei.
4. Art and Architecture Building (1962 1963) di Connecticut, karya Paul
Rudolph.
5. La Grande Arche de La Defence (1977) di Paris, karya John Otto van
Spreckelsen.
6. Centre De Georges Pompidou (1977) di Beaubourg Paris, karya Renzo Piano.
7. L Institute Dumonde Arabe (1978) di Paris, karya Jean Nouvel.

1. Enginering Leicester University (1959 1963) di inggris, karya James Stirling.

Karakteristik :
a. Bentuk Otentik, monumental, scluptur Abstrak dan komposisi bentuk
cluster.
b. Ruang Organisasi cluster, pencahayaan alami, tampilan kesan pergerakan
dan perpindahan.
c. Permukaan Keseimbangan material beton dan kaca struktur ekspose,
kontras antar elemen permukaan.

2. Notra Dame du Haut Chapel (1950 1954) di Prancis, karya Le Corbuser.


Karakteristik :
a. Bentuk Otentik, scluptur analogi
b. Ruang Penyatuan ruang dalam dan ruang luar, organisasi terpusat karena
hirarki, moumental, pencahayaan.
c. Permukaan Beton ekspose dan sentuhan tekstur pada beton.

3. Everson Museum of Art (1962 1968) di New York, karya I.M. Pei.

Karakteristik :
a. Bentuk Scluptur abstrak, monumental, komposisi unik dari bentuk dasar
sederhana.
b. Ruang Penyatuan antara ruang dalam dan ruang luar, organisasi cluster,
Mezzanine.
c. Permukaan Kesatuan antar elemen, komposisi kontras melalui warna dan
bentuk, keindahan dari sistem struktur dan beton teknologi tinggi, beton
ekspose.

4. Art and Architecture Building (1962 1963) di Connecticut, karya Paul


Rudolph.
Karakteristik :
a. Bentuk Otentik, komposisi blok-blok monolit.
b. Ruang Monumental, pencahayaan alami untuk perpindahan dan
pergerakan (dimensi keempat)
c. Permukaan Benton dan struktur ekspose keseimbangan dan kontras antara
elemen-elemen fasade.

5. La Grande Arche de La Defence (1977) di Paris, karya John Otto van


Spreckelsen.

Karakteristik :
1. Bentuk Otentik, scluptur analogi, komposisi bentuk dasar monolig.
2. Ruang Penyatuan ruang dalam dan ruang luar, organisasi terpusat karena
hirarki, moumental, pencahayaan dan kesederhanaan.
3. Permukaan Benton ekspose dan sentuhan tekstur, baja monolit dan metal

6. Centre De Georges Pompidou (1977) di Beaubourg Paris, karya Renzo Piano.

Karakteristik :
a. Bentuk Otentik, scluptur analogi, blok-blok baja monolit.
b. Ruang Penyatuan ruang dalam dan ruang luar, pencahayaan alami,
organisasi terpusat karena hirarki, moumental, bentuk sederhanaan.
c. Permukaan Benton ekspose dan sentuhan tekstur pada baja monolit, baja
ekspose dan metal.

7. L Institute Dumonde Arabe (1978) di Paris, karya Jean Nouvel.

Karakteristik :
1. Bentuk Otentik, scluptur analogi, blok-blok baja monolit, kaca.
2. Ruang Penyatuan ruang dalam dan ruang luar, pencahayaan alami,
organisasi terpusat karena hirarki, moumental, bentuk sederhanaan.
3. Permukaan Benton ekspose dan sentuhan tekstur pada baja monolit, baja
ekspose dan metal.
Dari analisa beberapa bangunan dengan penerapan arsitektur brutalisme dengan
parameter bentuk, ruang dan permukaan (estetika), secara umum karakter
arsitektur brutalisme terletak pada bentuk dan permukaan elemen-elemen
bangunan, walaupun beberapa karakter ditemukan pada bangunan dengan kategori
yang lain. Karakter arsitektur brutalisme adalah kesatuan elemen membentuk
Sculptural Abstrak, Bentuk dan ruang unik dan otentik, permukaan beton exsposed.
Dari karakter tersebut arsitektur brutalisme dapat disimpulkan konsepsi rancang
arsitektur brutalisme dapat dilihat dari adanya kesan kesan Kebebasan,
Kesederhanaan, Kemurnian, Kejernihan, Keheningan, Kejujuran dan Kesatuan
terhadap unsur unsur dan gubahan bentuk dan ruang serta prinsip prinsip yang
mempengaruhi unsur unsur tersebut dalam lingkungan buatan

Anda mungkin juga menyukai