Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan Moratorium tidak Usik Investasi Industri Kehutanan

Kamis, 04 April 2013 | 21:55 WIB

ANTARA/Widodo S. Jusuf/fz

TERKAIT

Presiden Suriah Kecam Keputusan Liga Arab

Kemenkumham Apresiasi Hasil Investigasi TNI

DIY Ingin SPBU Khusus Angkutan Umum

Sosiolog: TNI Sudah Mulai Terbuka

PSSI Tegaskan tidak Atur Penggabungan Klub

Metrotvnews.com, Jakarta: Kementerian Kehutanan mengungkapkan moratorium


penebangan hutan alam primer yang diterapkan pemerintah sejak 2010 terbukti
tidak menghentikan tumbuhnya industri kehutanan di Tanah Air.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta, Kamis menyatakan ketika kebijakan


moratorium pemanfaatan hutan alam primer diperkenalkan, muncul banyak
kekhawatiran kebijakan tersebut akan menganggu investasi.

"Kenyataannya ekonomi kita masih tumbuh di atas enam persen dan menjadi
yang tertinggi kedua di dunia," kata Menhut pada pameran Indogreen Forestry
Expo.

Menurut dia, industri kehutanan juga terus tumbuh. Hanya saja mereka tidak lagi
memanfatkan kayu dari hutan alam, melainkan kayu dari hutan tanaman.
Sejumlah industri bahkan menggunakan kayu tanaman yang dipanen dari lahan
masyarakat.

Hal itu, tambahnya, menimbulkan multiplier effect yang bagus untuk


pemanfaatan kayu dari hutan tanaman, selain ekonomi masyarakat bisa
meningkat, juga ikut mendukung rehabilitasi lahan yang terlantar.
Menhut menyatakan, pemberlakukan moratorium hutan alam primer bukan
berarti kawasan hutan tidak bisa dimanfaatkan sama sekali, sebaliknya, investor
masih bisa melakukan investasi pada areal hutan yang sudah terdegradasi.

Berdasarkan data Kemenhut untuk struktur pemenuhan bahan baku Industri


Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) kapasitas produksi di atas 6.000 m3 per tahun
selama tujuh tahun terakhir (2005-2011) pemenuhan bahan baku dari hutan
alam cenderung menurun yaitu dari sebesar 20,5 juta m3 pada 2005 menjadi
hanya 5,49 juta m3 pada 2011.

Di sisi lain pemenuhan bahan baku dari hutan tanaman memperlihatkan


peningkatan yang cukup signifikan yakni dari sebesar 11,47 juta m3 pada tahun
2005 menjadi 36,73 juta m3 pada tahun 2011.

"Pemanfaatan kayu tanaman akan terus kami dorong. Nantinya diharapkan


pasokan kayu 80 persen dari hutan tanaman, 20 persen dari hutan alam,"
katanya. (Antara)

Anda mungkin juga menyukai