Anda di halaman 1dari 8

Air (Water)

Tanpa air, kehidupan tidak akan pernah ada. Air merupakan penyusun yang paling
melimpah dari sebagian besar tubuh organisme. Kandungan air akan bervariasi sesuai dengan
jaringan dan jenis sel dan itu tergantung pada kondisi lingkungan dan kondisi fisiologis
sampai batas tertentu, air biasanya menyumbang lebih dari 70 persen berat bagian tanaman
non-kayu. Kadar air tanaman dalam berbagai keadaan akan terus-menerus berubah,
tergantung pada tingkat aktivitas metabolik, status air dari udara sekitarnya, tanah, dan
sejumlah faktor lainnya (Hopkins, W. G., dan Huner, N. P. A. : 208).

Kebutuhan air bagi tumbuhan berbeda-beda, tergantung jenis tumbuhan dan fase
pertumbuhannya. Pada musim kemarau, tumbuhan sering mendapatkan cekaman air (water
stress) karena kekurangan pasokan air di daerah perakaran dan laju evapotranspirasi yang
melebihi laju absorbsi air oleh tumbuhan (Levitt, 1980). Sebaliknya pada musim penghujan,
tumbuhan sering mengalami kondisi jenuh air.

Menurut Salisbury dan Ross (1995), sebenarnya fisiologi tumbuhan merupakan kajian
tentang air. Banyak aktivitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam
air. Jadi, telaah singkat mengenai sifat air merupakan cara baik untuk memulai kajian tentang
fisiologi tumbuhan. Sifat sifat itu antara lain:

1. Air memiliki sifat fisika dan kimia yang unik


Air adalah molekul yang sederhana dan ringan. Molekul air hanya terdiri atas satu
atom oksigen dan dua atom hidrogen. Berat molekul air hanya 18 gram/mol. Walaupun hanya
sederhana dan ringan, molekul air memiliki beberapa karakteristik yang unik. Rangkaian
kedua atom hidrogen pada atom oksigen yang berada di tengah tidak membentuk suatu garis
lurus. Ikatan ini membentuk sudut 105 dan selalu bersudut 105 ketika dalam bentuk padatan.
Dalam bentuk cair, sudut yang terbentuk tidak tepat 105 tetapi rata-rata sudutnya tetap 105.
Kunci untuk memahami banyak sifat unik dari air adalah melihat struktur molekul air
dan interaksi antarmolekul kuat yang membentuk struktur itu. Air terdiri dari atom oksigen
kovalen terikat pada dua atom hidrogen (Gambar 1a). Atom oksigen yang sangat
elektronegatif, yang berarti bahwa ia memiliki kecenderungan untuk menarik elektron. Satu
Konsekuensi dari elektronegativitas yang kuat ini adalah bahwa, dalam molekul air, oksigen
cenderung menarik elektron dari hidrogen. elektron bersama - sama membentuk ikatan O-H,
lebih dekat ke inti oksigen daripada hidrogen.
Sebagai konsekuensinya, atom oksigen membawa muatan negatif parsial, dan muatan
positif parsial dibagi antara dua atom hidrogen. Distribusi elektron asimetris ini membuat
molekul air menjadi polar. Secara keseluruhan, air tetap molekul netral, tetapi pemisahan
negatif parsial dan muatan positif menghasilkan tarikan kuat antara molekul air yang
berdekatan atau antara air dan molekul polar lainnya. Atraksi ini disebut dengan ikatan
hidrogen (Gambar 1b). Energi ikatan hidrogen adalah sekitar 20 kJ mol-1. Ikatan hidrogen
lebih lemah dari ikatan kovalen atau ikatan ion, yang biasanya sebesar beberapa ratus kJ mol-
1, namun lebih kuat dari ikatan Van der Waals (sekitar 4 kJ mol-1). Ikatan hidrogen sebagian
besar bertanggung jawab untuk banyak sifat unik dari air seperti titik didih air yang begitu
tinggi.

Gambar 1

2. Sifat termal air penting dalam biologi


Mungkin sifat yang paling penting dari air adalah bahwa cairan air memiliki rentang
suhu yang paling kompatibel dengan kehidupan. Titik didih dan titik leleh yang umumnya
terkait dengan ukuran molekul, sehingga perubahan keadaan untuk molekul yang lebih kecil
terjadi pada suhu yang lebih rendah daripada molekul yang lebih besar. Air memiliki titik
leleh maupun titik didih yang lebih lebih tinggi jika dibandingkan dengan molekul lain
dengan ukuran yang sama, terutama amonia NH3) dan metana (CH4) (Tabel 1).

Air memiliki panas penguapan ( heats of vaporization ). Cukup tinggi, sekitar 540 cal
gm-1. Angka tersebut sangat membantu dalam pemeliharaan temperature organisme.

Tabel 1

3. Air adalah pelarut universal

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen
(H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).

Sifat pelarut yaang baik pada air disebabkan oleh karakter yang sangat polar dari
molekul air. Air memiliki kemampuan untuk menetralisir sebagian ikatan listrik antara
molekul zat terlarut bermuatan atau ion atau molekul dengan satu atau lebih lapisan molekul
air berorientasi (hydration shell). Hydration shell mendorong solvasi dengan mengurangi
probabilitas bahwa ion dapat bergabung kembali dan membentuk struktur kristal (Gambar 2).
Gambar 2

Polaritas molekul dapat diukur dengan kuantitas yang dikenal sebagai konstanta
dielektrik. Air memiliki salah satu dari konstanta dielektrik tertinggi (Tabel 2).

Tabel 2

4. Kohesi dan Adesi

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki
sejumlah muatan parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom
hidrogen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif
dibandingkan atom hidrogenyang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan
tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-
elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron
tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang
daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi
disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.
5. Tegangan permukaan

Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat
kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan
dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut
akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih
atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya
tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi
antar molekul air.

Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan
permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki
ketertarikan kuat terhadap air. Irvin Langmuir mengamati suatu gaya tolak yang kuat antar
permukaan-permukaan hidrofilik. Untuk melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik
dalam arti melepaskan lapisan yang terikat dengan kuat dari hidrasi air perlu dilakukan
kerja sungguh-sungguh melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi. Gaya-gaya
tersebut amat besar nilainya akan tetapi meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau
lebih kecil. Pentingnya gaya-gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif oleh V.
Adrian Parsegian dari National Institute of Health.[12] Gaya-gaya ini penting terutama saat sel-
sel terdehidrasi saat bersentuhan langsung dengan ruang luar yang kering atau pendinginan di
luar sel (extracellular freezing).

Difusi dan transport air pada tumbuhan

1. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Beberapa contoh difusi:
a. Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi
tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau
minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan
kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak wangi
(konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah).
b. Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan
menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas
(konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi
pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari
konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah).

Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas
berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih
lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya
dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan
contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2
sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan
difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam
jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk
melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses
difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan
proses difusi.
2. Osmosis
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam
sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler,
air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang
berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul
tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses
Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai
keseimbangan.

Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis


dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih
suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah
osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan
kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut
lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel
akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel
wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas
dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
3. Tekanan kapiler
Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka permukaan air
dalam pip a kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan yang menarik air
tersebut dengan beratnya. Tekanan yang menarik air tersebut disebut tekanan kapiler.
Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler : semakin kecil diameter kapiler semakin
besar tegangan yang menarik kolom air tersebut.

4. Tekanan hidrostatik
Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga
dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk
melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan
turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel
disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan
jaringan yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial
merupakan kombinasi potensial osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang
bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang
mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.

Rujukan
Levitt, J. 1980. Responses of Plant to Environmental Stresses, Volume II: Water, Radiation,
Salt, and Other Stresses. New York: Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai