Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
ADMIN K. RADAPRAING
AGNES S. MEKO
ALFONS MAKING
ALMA NAITBOHO
ANASTASIA HOAR
ARI PATOLA
ARIESTA DANIARTI
BELAVISTA KILA
BERNADUS ENGGE
BERTA BERELOE
KUPANG
2016
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan
Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama
kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August
Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya
sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Kelompok tersebut
mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi,
sosial.
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang
menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan
juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang
berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian
"bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari
manusia.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Di provinsi NTT, Makanan olahan dari jagung sangat variasi dan tentunya enak dan
bergizi. Dari daratan Timor ada olahan makanan dari jagung yang namanya Jagung
Katemak, Jagung Bose, dan Nasi Jagung. Jagung Katemak adalah olahan makanan dari
jagung setengah tua yang dimasak dengan campuran sayur-sayuran (labu kuning, kacang
tanah, kacang nasi, kacang hijau) dan daging (sapi atau babi). Kalau jagung Bose
tampilannya agak sedikit berbeda yaitu jagung yang sudah tua ditumbuk hingga pecah
dan dipisahkan dari kulit arinya. Sehingga hasil dari tumbukan jagung tersebut ada dua
ukuran jagung tumbuk yaitu jagung dengan ukuran yang sedang dan halus ,cara
masaknya pun berbeda,ada dua tahap,yaitu memasak jagung yang bijinya sedang sampai
setengah masak, lalu masukan biji jagung yang halus sehingga dengan sendirinya akan
mendapatkan hasil yang baik, gurih dan renyah, untuk lebih higienis dapat di beri santan
kelapa sehingga menjadi kental. tapi untuk campuran sayur, kacang dan daging bisa
dibuat sama seperti jagung Katemak sesuai selera penikmat.
Selain itu ada juga budaya- budaya yang mengatur tentang pemenuhan kebutuhan
pangan. Budaya yang mengatur bagaimana pemenuhan kebutuhan pangan bedsarkan
kelas-kelas sosial misalnya di daerah rote. Adapun pengaturan pembagian daging yang
ditetapkan atau diadatkan oleh masyarakat Rote adalah sebagai berikut :
1) Langa laik
Pada tingkatan ini, daging yang diberikan yaitu Sebagian daging kepala bagian
atas mulai dari moncong sampai ketelinga dan pangkal leher yang diberikan kepada
Raja, wakil raja, ketua adat, tua-tua kampung, serta orang-orang asing yang
terpandang. Dalam hubungan kekeluargaan daging kepala itu untuk ayah atau paman
atau too.
2) Timik
Pada tingkatan ini, daging yang diberikan yaitu Sebagian daging dagu, terhitung
mulai dari moncong sampai kepangkal leher yang diberikan kepada Orang yang lebih
rendah kedudukannya dari pada orang-orang yang disebutkan diatas. Dalam
hubungan kekeluargaan, daging dagu itu untuk saudara lelaki yang tertua.
3) Tenek
Pada tingkatan ini, daging yang diberikan yaitu Sebagian daging tulang dada
bersama beberapa tulang rusuk yang diberikan kepada Permaisuri raja atau wanita
yang terpandang dalam pesta Dalam hubungan kekeluarga, daging dada itu untuk ibu
atau bibi.
4) Dimok
Pada tingkatan ini, daging yang diberikan yaitu daging bagian pangkal paha yang
diberikan untuk kaum wanita yang lebih rendah kedudukannya dari tersebut diatas.
Dalam hubungan kekeluargaan, bagian ini untuk saudara perempuan.
5) Paeik
Pada tingkatan ini, daging yang diberikan yaitu daging kaki atau paha, tidak
terhitung kuku yang diberikan kepada Anak-anak.
6) Ikotel lolo
Pada tingkatan ini, daging yang diberikan yaitu daging Ekor serta sebagian perut
untuk para Gembala.
7) Paduik
Pada tingkatan ini, bagian yang diberikan yaitu Tulang rusuk untuk Orang-orang
biasa atau tetangga.