Anda di halaman 1dari 9

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/283510909

Studi Bioekologi Kerang Simping (Amusium


pleuronectes) di Perairan Semarang dan Kendal

Article in Journal of Marine Research January 2012

CITATIONS READS

0 366

3 authors, including:

Jusup Suprijanto Ita Widowati


Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro
38 PUBLICATIONS 5 CITATIONS 75 PUBLICATIONS 47 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Bivalvia Project View project

Marine Biology on Marine Resources Management View project

All content following this page was uploaded by Ita Widowati on 06 November 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 110-117
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Studi Bioekologi Kerang Simping (Amusium pleuronectes) di Perairan


Semarang dan Kendal

Haviz Rachman Nursalim, Jusup Suprijanto, Ita Widowati*)

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698

email:haviz.rachman@gmail.com

Abstrak
Kerang simping A. pleuronectes merupakan salah satu biota tangkapan sampingan dan tidak
tersedia sepanjang tahun. Hal tersebut menuntut kajian bioekologinya khususnya tentang panjang dan
berat, pertumbuhan, indeks kondisi dan indeks gonad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan panjang dan berat, pertumbuhan, indeks kondisi dan indeks gonad kerang simping di Perairan
Semarang dan Kendal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni Juli 2011 dengan tiga kali pengambilan
sampel di Perairan Semarang dan Kendal. Jumlah sampel kerang simping yang ditangkap dari ketiga
sampling tersebut sebanyak 594 individu, kemudian diukur panjang, tinggi, tebal dan berat total dari
kerang simping. Pengukuran dilakukan di Laboratorium Biologi Ilmu Kelautan UNDIP, Semarang. Metode
penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif. Metode pengumpulan datanya dilakukan dengan cara
purposive sampling. Sedangkan stasiun sampling ditetapkan berdasarkan metode pertimbangan
(purposive sampling methods). Analisis data dilakukan terhadap hubungan panjang dengan berat serta
indeks kondisi dan indeks gonad kerang simping. Hubungan panjang berat kerang simping berdasarkan
waktu sampling menunjukkan nilai b sebesar 3.070, 2.853 dan 2.862, serta bersifat isometrik dan
allometrik negatif, untuk sampling satu, dua dan tiga. Populasi kerang simping dengan model kecepatan
pertumbuhan nisbi sebesar 1 cm untuk panjang cangkang 0.5 cm untuk tinggi cangkang, 0.2 cm untuk
tebal cangkang dan 5 gr untuk berat total kerang. Nilai indeks kondisi kerang simping (A. pleuronectes)
berkisar dari 36.01 % - 61.44 %, sedangkan Nilai indeks gonad berkisar dari 8.31 % - 12.09 %. Dimana
nilai indeks gonad tersebut diduga berkaitan dengan proses pemijahan.

Kata kunci : kerang simping (A. pleurenectes), bioekologi, Semarang, Kendal

Abstract

Asian Moon Scallop (Amusium pleuronectes) is one of scallop species which catch as the secondary crops
of the fishing activity. This condition need to understand his biological background, such as the
relationship between length and weight, growth, condition index and gonad index. The research purpose
is to identify the relationship between length and weight, growth, condition index and gonad index of the
Asian Moon Scallop, collected from the Semarang and Kendal Waters. This research was carried out from
June to July, 2011 in the Semarang and Kendal waters. Three times collections was done during the
research period. A total of 594 individuals of Asian Moon Scallop were collected, which determined there
shell length, height, thickness and the total weight. Measurement and observation processes were held in
Biology Laboratory, Faculty of Fishery and Marine Diponegoro University, Semarang. The descriptive-
explorative methods was used as the research method. While the purposive sampling was applied as the
data collection method, and determined the research site. The Asian Moon Scallop growth was
determined using the nisbi mothod. The relationship between length and weight, condition index and
gonad index were also determined. The b constanta show the value of 3.070, 2.853 and 2.862, which
show that the length and weight relationship of Asian Moon Scallop is isometric and alometric negative.
The Asian Moon Scallop growth with nisbi method show an equation of 1 cm for the shell length, 0.5 cm
for the height, 0.2 sm for the thickness and 5 gr for the total weight of shells. The condition index value
of Asian Moon Scallop (A. pleuronectes) is approximately for about 36.01 % - 61.44 %, while the gonad
index value is about 8.31 % - 12.09 %.

Keywords : Asian Moon Scallops (A. pleuronectes), bioecology, Semarang, Kendal.

*)
Penulis penanggung jawab
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 111

PENDAHULUAN Berbagai penelitian telah dilakukan


oleh beberapa peneliti terdahulu untuk
Amusium pleuronectes atau kerang mengetahui tentang pertumbuhan kerang
simping adalah salah satu biota yang simping, diantaranya adalah Suprijanto et
dijumpai di perairan laut terlindung seperti al. (2007), menjelaskan bahwa
di pantai utara Jawa Tengah (Brebes, karakteristik pertumbuhan kerang simping
Pekalongan, Pemalang, Kendal) dan pantai pada bulan Mei 2005 ditemukan allometrik
utara Jawa Timur (Suprijanto et al., 2007). positif di Brebes, Tegal dan Kendal.
Di perairan tropis dan subtropis beberapa Sedangkan pertumbuhan allometik negatif
spesies dari genus Amusium ditangkap ditemukan di daerah Pemalang dan
sebagai tangkapan komersial. Jenis kerang Pekalongan. Menurut Widowati et al.
ini memiliki distribusi yang sangat luas, (2008), menyatakan dalam penelitiannya di
tersebar dari Laut India, Laut Cina Selatan, Brebes bahwa nelayan menangkap kerang
Indo-Cina, Jepang, Philipina, Papua New simping dengan menggunakan kapal
Guinea, Indonesia dan Australia (Poutiers, nelayan sedangkan penebaran jaring
1988 dalam Carpenter and Niem, 2002). dilakukan sebanyak tiga kali dengan durasi
Shumway dan Parsons (2006), menyatakan 2,5-3 jam dan ditarik sejauh 3-4 km.
bahwa terdapat lebih dari 400 spesies di Selanjutnya diaktakan bahwa ukuran
dalam family Pectinidae, yang umumnya kerang simping yang didapat rata-rata 17,6
disebut dengan scallops. Scallops tersebar mm 87,5 mm. Pada penelitian ini akan
diseluruh perairan di dunia mulai dari ditujukan pada kajian bioekologi kerang
perairan subtropis sampai perairan tropis. simping melalui hubungan panjang dan
Amusium pleuronectes termasuk kedalam berat, pertumbuhan, indeks kondisi dan
superfamili Pectinoidea, dimana masyarakat indeks gonad. Berdasarkan hal tersebut
setempat sering menyebut dengan kerang hasil tangkapan kerang simping di wilayah
simping atau kerang merah putih. Habitat Perairan Demak, Semarang dan Kendal
kerang ini dapat dijumpai pada berbagai membutuhkan pengamatan lebih lanjut
substrat dari pasir sampai lumpur berpasir mengenai studi bioekologi, sehingga upaya
pada kedalaman 5-50 m (Widowati et al., penangkapan kerang tersebut dapat terjadi
2002). pada musim dan ukuran sebagaimana yang
Distribusi scallops sangat diharapkan.
dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan, yang meliputi suhu, salinitas, MATERI DAN METODE
substrat. Suhu sangat berperan penting
Materi yang digunakan pada penelitian
dalam aktivitas kerang. Menurut Widowati
ini adalah kerang simping (A. pleuronectes).
et al., (2008) bahwa kerang simping yang Kerang simping tersebut diperoleh di tiga
ditangkap di Perairan Brebes pada bulan stasiun penelitian pada bulan Juni-Juli 2011.
Mei, berada pada perairan dengan suhu Kerang tersebut ditangkap menggunakan jaring
sekitar 28-29oC. sedangkan salinitas arad dengan panjang 10 meter, panjang tali
menurut Widowati et al., (1999), bahwa di pengulur 200 meter, lebar 2 meter, tinggi 1,5
Perairan Pekalongan, kerang simping meter dan bukaan mulut 3 m2. Jaring arad
ditemukan pada salinitas perairan sekitar tersebut ditarik menggunakan kapal motor
sekitar 3 4 jam. Pengambilan sampel
29-39 ppt. Meskipun demikian salinitas
dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu
perairan akan terkait erat dengan musim,
pengambilan secara acak dari suatu populasi
dimana jika curah hujan tinggi maka yang heterogen dengan pertimbangan peneliti
salinitas akan menurun, begitu juga yang dianggap ahli untuk memberikan
sebaliknya. Salinitas yang rendah akibat pertimbangan yang diperlukan (Suwigyo, 1976).
dari perubahan cuaca akan mengakibatkan Analisa karakteristik pertumbuhan
meningkatnya mortalitas dari scallops dilakukan dengan menganalisa
(Tettelbach et al., 1985 dalam Shumway pertumbuhan biometri kerang simping,
dan Parsons, 2006). khususnya terkait dengan pertambahan
panjang dan berat jaringan. Pengukuran
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 112

panjang simping dilakukan dengan individu dengan cara membagi antara berat
pengukuran dimensi cangkang yang basah dengan berat total dikalikan seratus.
meliputi panjang, tinggi dan tebal kerang Hasil indeks kondisi yang diperoleh
simping (English et al., 1997). Sedangkan kemudian diklasifikasikan termasuk dalam
berat diukur dengan menimbang berat total kategori kurus, sedang dan gemuk
dan berat jaringan kerang simping. Hasil (Davenport dan Chen, 1987). Berdasarkan
dari pengukuran tersebut selanjutnya hasil klasifikasi indeks kondisi yang ada
digunakan untuk memperoleh karakteristik pada masing-masing individu maka dapat
morfometrinya berupa hubungan panjang dilihat kategori indeks kondisi yang
berat. Adapun formula yang digunakan dominan.
adalah sebagai berikut (Bakus, 1994):
IK = Berat Basah Jaringan Lunak (gr) x 100
b
W=aL Berat Total (gr)

Dimana : Adapun pembagian kategori nilai indeks


W = Berat ikan L = Panjang ikan kondisi menurut Davenport dan Chen
a = Konstanta b = Eksponen (1987) dengan modifikasi menurut
Kristianti (2010) adalah sebagai berikut :
Adapun kriteria pertumbuhan kerang 1. Nilai indeks kondisi kurang dari 40
dengan menggunakan hubungan panjang adalah kategori kurus.
dan berat tergantung dengan nilai b yaitu: 2. Nilai indeks kondisi antara 40-60 adalah
a. Bila b < 3, maka pertambahan panjang kategori sedang.
lebih cepat daripada pertambahan berat 3. Nilai indeks kondisi lebih dari 60 adalah
atau disebut dengan allometri negatif. kategori gemuk.
b. Bila b > 3, maka pertambahan berat
lebih cepat daripada pertambahan Perhitungan nilai indeks gonad
panjang atau disebut dengan allometri dilakukan dengan membandingkan berat
positif. basah gonad dengan berat basah jaringan
c. Bila b = 3, maka pertambahan panjang lunak kerang simping. Analisis indeks
dan pertambahan berat seimbang atau gonad yang digunakan dalam penelitian ini
isometri. menggunakan metode menurut Jaramillo
et al (1993) dalam Widowati et al (2002)
Pertumbuhan kerang simping sebagai berikut :
dilakukan dengan analisis distribusi
frekuensi panjang dan berat. Hasil dari nilai IG = Berat Gonad Basah x 100
modus disetiap sebaran panjang dan berat Berat Basah Jaringan Lunak
kerang simping berdasarkan tanggal
pengambilan sampel digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menentukan model pertumbuhan yang
Hubungan panjang berat dari kerang
dilakukan dengan analisis pertumbuhan
simping A. pleuronectes menunjukkan nilai
nisbi. Berdasarkan Effendie (2002)
b sebesar 3.070, dimana nilai tersebut
perhitungan kecepatan pertumbuhan nisbi
merupakan nilai tertinggi yang diperoleh
dapat dihitung dengan perumusan sebagai
pada sampling pertama dengan hasil
berikut :
isometrik. Sedangkan sampling kedua dan
h = Lt Lo ketiga menunjukkan nilai b sebesar 2.853
dan 2.862, dimana nilai tersebut
dimana : menunjukkan hubungan panjang berat
kerang simping A. pleuronectes berbentuk
h = Kecepatan pertumbuhan nisbi allometrik negatif.
Lt = Berat akhir interval
Lo = Berat awal interval
Proses perhitungan nilai indeks
kondisi dilakukan pada masing-masing
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 113

Tabel 1. Hubungan panjang dengan berat Perairan Brebes pada Bulan Mei 2008,
total kerang simping di Perairan Semarang menunjukkan pengamatan menggunakan
dan Kendal metode regresi linear, dan didapatkan
karakteristik pertumbuhan yang
Koefisien mempunyai sifat allometrik negatif dengan
Sampling n Persamaan linier
Determinasi
nilai yang didapat sebesar b = 0.878. Lebih
Sampling 1 124 y = 3.070x-1.224 0.979
lanjut ditambahkan bahwa pertambahan
Sampling 2 214 y = 2.853x-1.062 0.889
Sampling 3 256 y = 2.862x-1.055 0.844 panjang cangkang yang lebih cepat
dikarenakan kerang sedang mengalami fase
Hasil pengamatan terhadap panjang pertumbuhan. Hal tersebut didukung
berat kerang simping menunjukkan bahwa dengan ketersediaan pakan alami yang
pada sampling pertama, kerang simping sangat banyak. Sedangkan pertumbahan
yang diperoleh dari PPI Wedung berat yang cenderung lambat dikarenakan
memberikan bentuk hubungan panjang kerang simping belum memasuki tahap
berat isometrik, dengan nilai konstanta b = reproduksi dan masih berkonsentrasi pada
3.070 sedangkan sampling kedua dan pertumbuhan cangkang. Dengan demikian
ketiga yang dilakukan dengan menangkap hubungan panjang berat yang dicapai
langsung di Perairan Semarang dan Kendal terwujud dalam bentuk hubungan
memberikan hasil allometrik negatif dengan allometrik negatif, dimana merupakan
nilai konstanta b = 2.853 dan 2.862. strategi dari kerang simping untuk
Hasil dari perbandingan nilai persiapan reproduksi dan berkembang biak.
karakteristik pertumbuhan sampling satu Hal ini ditunjukkan oleh jumlah pada
dengan sampling dua dan tiga yang sampling kedua berukuran sedang dan
dilakukan dengan menangkap langsung di bertambah panjang pada sampling ketiga.
Perairan Semarang dan Kendal, Perbandingan dengan penelitian
menunjukkan bahwa kerang simping pada terdahulu mengenai nilai dari karakteristik
awal hidupnya mempunyai kecenderungan pertumbuhan kerang simping di berbagai
untuk mengutamakan pertambahan yang perairan menghasilkan nilai yang berbeda-
proposional diantara berat tubuh dan beda, hal ini diduga disebabkan tingkat
panjang cangkangnya. Sedangkan hasil kesuburan di masing-masing wilayah
penelitian pada sampling kedua dan ketiga dengan habitat hidup yang tidak sama.
menunjukkan hubungan panjang berat Pertumbuhan kerang simping A.
berbentuk allometrik negatif, dimana pleuronectes, terdapat jumlah kerang yang
pertambahan panjang cangkang jauh lebih diukur sebanyak 470 individu dari sampling
besar dibandingkan dengan berat jaringan. dua dan tiga. Perhitungan pertumbuhan
Hal ini dikarenakan pada siklus awal berdasarkan panjang, tinggi, tebal dan
kehidupannya kerang simping cenderung berat total dilakukan dengan cara
mengutamakan kelangsungan hidupnya. menghitung sampling dua dan tiga, hal
Kondisi tersebut terkait erat dengan kondisi tersebut dilakukan karena cara
lingkungan dimana kerang tersebut penangkapan yang berbeda. Pada sampling
mempunyai kecenderungan berada pada pertama, hasil kerang simping diperoleh
perairan yang lebih dalam. Keberadaan dengan cara memesan dan membeli dari
kerang simping pada sampling kedua dan nelayan di Kec. Wedung, sedangkan
ketiga menunjukkan kerang dalam kondisi penelitian kedua dan ketiga diperoleh
sedang mengalami pertumbuhan. Pada dengan cara menangkap langsung di
proses tersebut biasanya pembentukan Perairan Semarang dan Kendal.
cangkang akan lebih diutamakan, sehingga Hasil perhitungan menunjukkan
luas dari permukaan tersebut akan dapat model pertumbuhan nisbi dengan
melindungi jaringan yang terbentuk pada kecepatan pertumbuhan (h) sebesar 1 cm
proses berikutnya. Hal tersebut sejalan untuk panjang cangkang, 0.5 cm untuk
dengan penelitian Widowati et al. (2008), tinggi cangkang, 0.2 untuk tebal cangkang
bahwa kerang simping yang ditemukan di dan 5 gr untuk berat total kerang simping.
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 114

Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan atau pertambahan volume


kecepatan pertumbuhan pada waktu awal jaringan, sehingga berdampak pada kerang
interval atau sampling kedua mempunyai simping secara keseluruhan. Ketebalan dari
presentase yang meningkat dibandingkan kerang simping dipengaruhi oleh proses
pada sampling ketiga atau akhir interval. pertumbuhan jaringan lunak dan adaptasi
Pertumbuhan panjang cangkang tersebut dalam berenang. Hal ini sejalan dengan
terkait erat dengan kondisi lingkungan dan penelitian Masson (1983), yang
daya dukung lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tebal
dikarenakan bivalvia, khususnya pada cangkang kerang dipengaruhi oleh faktor
kerang simping, mempunyai kondisi lingkungan. Lebih lanjut
kecenderungan pertumbuhan pada panjang ditambahkan juga bahwa pergerakan
terlebih dahulu, dimana cangkang yang kerang mempunyai fungsi sebagai sarana
terbentuk akan menjadi penguat, terutama pertukaran oksigen, pengambilan makanan
pada pembentukkan tinggi. Pada dasarnya dan untuk menjaga jaringan lunak di dalam
pertambahan tinggi dan panjang memiliki tubuh kerang tersebut.
model yang sama. Namun demikian Berdasarkan hasil perhitungan nilai
pertambahan tinggi cangkang terkait erat kondisi kerang kerang simping yang
dengan sistim pergerakan, dimana tinggi dilakukan pada biota penelitian pada
cangkang akan berpengaruh terhadap jarak keseluruhan sampling didapatkan nilai
dan atau tinggi lompatan dari kerang indeks kondisi sebagai berikut :
simping tersebut. Tabel 2. Indeks Kondisi Ratarata
Hal ini sejalan dengan penelitian Kerang Simping (A. pleuronectes)
Harris et al. (1999), menunjukkan bahwa Berdasarkan Kelas Ukuran Panjang di
pertumbuhan kerang dipengaruhi oleh Perairan Semarang dan Kendal Bulan Juni
faktor kondisi lingkungan seperti Juli 2011.
ketersediaan makanan serta suhu, substrat,
arus dan salinitas. Keadaan lingkungan Rata - Rata
No Kelas Ukuran Indeks Kondisi Ket
tersebut akan mempengaruhi pertambahan
(%)
panjang dan tinggi cangkang, yang akan
1 3.0-3.5 36.01 Kurus
digunakan untuk melindungi jaringan dan 2 3.6-4.0 48.35 Sedang
melakukan pergerakan. Lebih lanjut 3 4.1-4.5 48.61 Sedang
ditambahkan juga bahwa pertumbuhan 4 4.6-5.0 50.18 Sedang
tinggi cangkang kerang simping 5 5.1-5.5 50.82 Sedang
dimaksudkan sebagai strategi dalam 6 5.6-6.0 53.24 Sedang
mempertahankan kehidupannya untuk 7 6.1-6.5 54.03 Sedang
dapat berkembang biak, pertumbuhan 8 6.6-7.0 55.75 Sedang
9 7.1-7.5 56.60 Sedang
panjang dan tinggi kerang simping akan
10 7.6-8.0 57.75 Sedang
lebih cepat setelah menggalami proses
11 8.1-8.5 61.44 Gemuk
pemijahan pada bulan November dan akan
mencapai ukuran 50 mm dengan kurun Nilai indeks kondisi tersebut
waktu 6-7 bulan dan mencapai ukuran menunjukkan bahwa pertumbuhan kerang
komersial (> 90 mm) dalam kurun waktu simping terkait erat dengan kondisi
satu tahun. lingkungan dan musim perkembangbiakan.
Sedangkan pertumbuhan tebal Hal tersebut dikarenakan apabila kerang
cangkang terkait erat dengan kondisi simping memasuki fase perkembangan
lingkungan dan daya dukung lingkungan. gonad maka akan diikuti dengan
Hal tersebut dikarenakan penambahan penambahan nilai dari indeks kondisi. Hal
jaringan terkait erat dengan pembentukan ini sejalan dengan penelitian Suprijanto et
luasan cangkang, baik panjang dan tinggi. al. (2007), menunjukkan bahwa kerang
Dengan panjang dan tinggi tersebut, simping yang sudah matang gonad atau
kerang simping akan mempunyai telah mengalami proses reproduksi
kesempatan untuk melakukan memiliki indeks kondisi yang relatif lebih
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 115

besar dan sebaliknya bila indeks kondisi Menurut Widowati et al. (2002),
rendah maka kerang tersebut belum aktivitas reproduksi dapat dipantau dengan
melakukan siklus reproduksi atau belum nilai gonadnya. Lebih lanjut ditambahkan
mengalami matang gonad. bahwa nilai indeks gonad di Perairan Weleri
Hasil pengamatan yang dilakukan pada bulan Maret Juni ditemukan bahwa
terhadap kerang simping A. Pleuronectes nilai indeks gonad berkisar antara 3.97 % -
menunjukkan indeks gonad tertinggi 13.86 %. Hal ini sejalan dengan hasil
diperoleh pada sampling ketiga dengan penelitian di Perairan Semarang dan Kendal
hasil sebesar 12.09 %. Sedangkan indeks pada bulan Juni-Juli, bahwa indeks gonad
gonad terendah terdapat pada sampling bernilai tinggi dan hampir sama dengan niai
pertama dengan hasil sebesar 8.31 %, indeks gonad pada Perairan Weleri pada
dimana terjadi kenaikan nilai indeks gonad Bulan Maret Juni. Hal ini membuktikan
pada setiap pengambilan sampel. bahwa kondisi kerang simping di Perairan
Semarang dan Kendal pada bulan Juni-Juli
Tabel 3. Data Morphoanatomik dan Indeks pada keadaan matang gonad. . Hal tersebut
Gonad Kerang Simping (A. pleuronectes) di dibuktikan dengan hasil perhitungan nilai
Perairan Semarang dan Kendal, Bulan Juni indeks gonad di Perairan Semarang dan
Juli 2011. Kendal berkisar antara 8.31 % - 12.09 %.

BVM BG BM BOT IG KESIMPULAN


Waktu
(gr) (gr) (gr) (gr) (%)
0.8 Karakteristik pertumbuhan pada di
Sampling 1 8.6 4.48 3.27 8.31 Perairan Semarang dan Kendal pada bulan
6
0.9 11.3 Juni-Juli diketahui bersifat isometrik pada
Sampling 2 8.64 4.81 2.87 sampling pertama dan allometrik pada
8 3
sampling kedua dan ketiga. Sedangkan
1.3 12.0
Sampling 3 11.05 5.85 3.83 populasi kerang simping dengan model
7 9
kecepatan pertumbuhan nisbi diketahui
mengalami peningkatan jika dibandingkan
Keterangan :
pada awal interval dengan akhir interval.
BVM = Berat jaringan lunak
Untuk nilai indeks kondisi di Perairan
BM = Berat otot aduktor
Semarang dan Kendal diketahui nilainya
BG = Berat gonad
berkisar antara 36.01 % - 61.44 % dimana
BOT = Berat jaringan lunak selain gonad
kehidupannya ditunjang oleh kondisi
dan otot
kualitas Perairan Semarang dan Kendal
Hasil tersebut menunjukkan bahwa yang berada dalam ambang toleransi untuk
siklus pertumbuhan dan reproduksi kerang mendukung kehidupan kerang simping.
simping terkait erat dengan kondisi Sedangkan nilai indeks gonad berkisar
lingkungan, daya dukung lingkungan dan antara 8.31 % 12.09 %, dimana diduga
musim perkembangbiakan. Hal tersebut berkaitan dengan proses pemijahan.
dikarenakan kerang mempunyai
kecenderungan bahwa peningkatan indeks
kondisi akan memicu peningkatan nilai dari
indeks gonad. Hal ini sejalan dengan
penelitian Jaramillo et al. (1993) dalam
Martinez et al. (2004), bahwa nilai indeks
gonad adalah representasi perbandingan
antara berat gonad dan berat seluruh
jaringan lunaknya. Lebih lanjut
ditambahkan bahwa indeks gonad yang
tinggi berhubungan dengan keadaan
matang gonad.
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 116

Perairan Kabupaten Brebes Jawa


UCAPAN TERIMAKASIH Tengah. Manajemen Sumberdaya
Perikanan. Prosiding Semnaskan UGM
Penelitian ini merupakan bagian dari
VII. Pp 10.
penelitian yang berjudul : Sumberdaya
Hasil Laut di Semarang, Suatu Analisa
KKP. 2011. Statistik Perikanan Tangkap
Potensi Kerang dan Pemanfaatannya. Di
Indonesia 2010. Direktorat Jendral
bawah koordinator peneliti Dr. Ir. Jusup
Perikanan Tangkap. Jakarta. Pp 8-10.
Suprijanto, DEA yang dibiayai oleh program
beasiswa peneliti, pencipta, penulis,
Martinez, M. A., B. P. C. Vazquez, M. V.
seniman, wartawan, olahraga dan tokoh
Fuerte, F. G. Dominguez, J. F. E
(P3SWOT) Kemendikbud 2011.
Garay, A. E. Salgado and I. S.
Penulis juga menyampaikan
Racotta. 2004. Reproduction of The
terimakasih kepada semua pihak yang
Lions Paw Scallop Nodipecten
membantu untuk pembuatan artikel ini.
subnodosus Sowerby, 1835 (Bivalvia:
DAFTAR PUSTAKA Pectinidae) From Laguna Ojo De
Liebre, B. C. S., Mexico. Pp 723-729.
Bakus, G. J. 1994. Quantitative Analysis of Shumway, S.E and G.J. Parsons. 2006.
Marine Biological Communities Field Scallop: Biology, Ecology and
Biology and Environment. A John Aquaculture Second Edition. Elsevier.
Wiley & Sons, Inc., Publication. Pp 1- Pp 1439.
453.
Suprijanto, J dan I. Widowati. 2007.
Carpenter, K.E. and Volker H. Niem. 2002. Karakteristik Biometrika Kerang
The Living Marine Resources Of The Simping Amusium pleuronectes dari
Western Central Atlantic Vol. 1. Food Beberapa Daerah di Pantai Utara Jawa
And Agriculture Organization Of The Tengah. Dalam: Prosiding Seminar
United Nations, Roma. Pp 25-92. Nasional Moluska Dalam Penelitian,
Konservasi dan Ekonomi di Semarang
Davenport, J. and Chen, X. 1987. A 17 Juli 2007. Pp. 207-214
Comparison of Methods for The
Assassment of condition in The Mussel Susilowati, I., I. Widowati., T.W. Agustini
(Mytillus edulis L.) The Malacological dan A.B. Raharjo. 2008. Empowering
Society of London. Pp 293-297. A-B-G-C. to Promote Simping Clam
(Amusium pleurenectes) As One of
Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. The Way Out Line To Raise The
Yayasan Pustaka Nusantara. Welfere of Fishers and Regional
Yogyakarta. 155 hlm. Income In Nothern-Coast of Central
Java-Indonesia: with spesial reference
English, S., C. Wilkinson and V. Baker. to Brebes regency as the plot project.
1997. Survey manual For Tropical IIFET & Nha Trang University,
Marine Resources 2nd Edition. Vietnam
Australian Institute of Marine Science.
Pp 383 Suwigyo, F. 1976. Metode dan Teknik
Penelitian dalam Bidang Biologi
Harris, D. C., L. M. Joll and R. A. Watson. Perairan. Fakultas Perikan. IPB,
1999. The Western Australian Scallop Bogor, 86 hlm Widowati, I., J.
Industri. Fisheries Research Report Suprijanto dan D. Suprapto. 2002.
No. 114. Western Australia. Pp 1-33. Analisa Kualitatif Reproduksi Kerang
Kipas-Kipas Amusium sp. dari
Kristianti, A. 2010. Pola Rekruitmen Kerang Perairan Weleri-Kendal, Jawa Tengah.
Simping Amusium pleuronectes di
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 117

Maja.lah Ilmu Kelautan: 26 (VII).


UNDIP. Semarang. hlm: 127-130.

Widowati, I., J. Suprijanto, I. Susilowati, T.


W. Agustini and A. B. Raharjo. 2008.
Small Scale Fisheries of The Asian
Moon Scallop Amusium pleuronectes
in the Brebes Coast, Central Java,
Indonesia. ICES CM 2008/K:08. Pp 1-
7.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai