STRUCTURAL DATA
a. Building Occupation (Peruntukan Bangunan)
Jenis pemakaian/peruntukan bangunan adalah data pertama yang harus diketahui oleh
perencana. Peruntukan bangunan akan berpengaruh terhadap intensitas beban-hidup
bangunan. Peruntukan bangunan yang akan didisain adalah :
2
b. Building Data
1. Denah Struktur Bangunan
Beberapa data diperlukan pada denah struktur bangunan yang diantaranya adalah bentuk
denah struktur secara umum, ukuran, denah balok, kolom dan struktur dinding (kalau ada).
Ukuran harus sudah pasti agar beban struktur dapat dihitung dan analisis struktur dapat
dilakukan. Contoh denah struktur bangunan adalah seperti di Lampiran 1.
2. Struktur Utama bangunan dan Jumlah tingkat
Selain denah struktur bangunan maka potongan-vertikal struktur utama bangunan juga
harus jelas. Hal ini akan menentukan jenis dan kemungkinan kombinasi struktur utama
3
bangunan, apakah hanya Frames (Portal) saja ataupun dikombinasikan dengan struktur
dinding. Untuk penyederhanaan, potongan struktur bangunan dianggap reguler dan
simetris.
Struktur utama bangunan : a) Portal terbuka (Open frame); b) Frame-wall structures
Jumlah tingkat :
4 tingkat -tingkat
5 tingkat
c. Building Location
Lokasi dimana bangunan akan dibangun akan berpengaruh terhadap kemungkinan gaya
gempa yang terjadi, karena aktivitas gempa berbeda-beda-antara tempat satu dengan tempat
yang lain. Untuk itu telah disediakan Peta Percepatan tanah akibat gempa sebagaimana
terlampir.
Bangunan gedung akan dibangun di kota :
Ambon Manado Kupang Sibolga
Bandung Gorontalo Surakarta Lubuk Linggau
Banda Aceh Ujung Pandang Banyuwangi Baturaja
Bandar Lampung Palu Sukabumi Bukittinggi
Bengkulu Biak Purwokerto Baturaja
Blitar Jayapura Nabire Poso
Denpasar Kendari Takengon Mamuju
Jakarta Denpasar Meulaboh Manokwari
Malang Mataram Tarutung Sorong
Yogyakarta Flores Pematang Siantar Ternate
LOADING SYTEM
Sistim pembebanan yang bekerja pada struktur harus diketahui secara baik. Sistim
pembebanan yang dimaksud dapat berupa bebab tetap dan beban sementara.
a. Beban tetap juga disebut beban gravitasi yaitu beban yang intensitas bebannya dianggap
tetap. Beban tetap dapat terdiri atas beban mati (berat sendiri struktur dan hal-2 lain) dan
beban hidup (beban berguna).
b. Temporary Loads atau beban sementara adalah beban yang berkemungkinan membebani
struktur dengan durasi yang singkat tetapi dapat mempunyai intensitas besar. Beban
sementara bangunan gedung yang dimaksud pada umumnya berupa beban akibat gempa
bumi, akibat tekanan angin.
MATERIALS
4
Material yang dipakai untuk struktur beton adalah mutu beton dan mutu baja tulangan. Mutu beton
ditunjuukan oleh kuat desak beton karakteristik umur 28-hari yang pada umumnya ditunjukkan oleh nilai
fc. Sementara itu mutu baja tulangan ditunjukkan oleh tegangan leleh fy. Struktur beton yang daktail
menuntuk mutu beton fc setinggi mungkin sedangkan mutu baja fy yang relative rendah.
Mutu bahan
Mutu bahan yang dipakai pada perencanagan ini adalah :
1 . Beton biasa dengan nilai :
untuk plat lantai, balok, kolom, fondasi fc = 20,0; 22,5; 25; 27,5;30;32,5; dan 35 Mpa
2. Mutu baja dengan nilai fy :
Untuk diameter sama atau kurang dari 12 mm, fy = 330; 340; 350; 370 MPa
Untuk diameter lebih besar dari 12 mm, fy = 340; 350; 360, 370,380,390, 400 Mpa
CODES
Codes atau peraturan-peraturan yang dipakai adalah peraturan yang paling umum dipakai.
Peraturan yang dipakai kadang-2 ada beberapa yang saling melengkapi.
a. Peraturan/ Beban
1) Peraturan beban gravitasi yang dipakai adalah Peraturan Beban Indonesia (PBI),
1981, 1983
2). Peraturan beban sementara ( beban gempa ) yang dipakai adalah :
a). Code kegempaan lama ( Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia
Untuk Gedung, PPTGIUG, 1983),
b). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bang. Gedung
(TCPKGUBG), SNI 03-1726-2002,
c). Tata Cara Perancangan Ketahanan Gempa Untuk Gedung dan Non Gedung
SNI 02-1726 (TCPKGUGNG (2012)
b. Peraturan Untuk Disain
Peraturan yang dipakai untuk Disain Struktur Beton adalah :
a) Tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-
1991
b) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, RSNI 2002
c) Persyaratan Beton Struktural Untuk bangunan Gedung, SNI 2847 : 2013
Peraturan-peraturan lain yang dapat dipakai :
a) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
b) Peraturan-peraturan lain yang diperlukan
STRUCTURAL ANALYSIS
Analisis struktur adalah suatu proses hitungan utamanya untuk memperoleh nilai gaya-gaya
dalam/internal forces (momen lentur, gaya aksial, gaya geser, momen puntir) dan deformasi
(simpangan, lendutan, deformasi) atas suatu sistim struktur yang dibebani dengan beban tertentu.
Data sistim struktur dan beban yang mungkin ada sudah dibahas sebelumnya. Analisis struktur
dapat dilakukan secara : 1) elastik static analisis (beban dan kekakuan tetap) ; 2) elastik dinamik
analisis (kekakuan tetap, beban berubah-ubah) dan 3) inelastic dinamik analisis (kekakuan dan
beban berubah-ubah). Untuk Tugas Besar ini analisis dilakukan secara elastik statik analisis.
Metode analisis yang dipakai untuk elastik statik analisis dapat bermacam-macam diantaranya
adalah :1) Classical Methods; 2) Matrix Methods dan 3) Finite Element Methods. Methode
Classical Methods misalnya Metode Kani dan Metode Takabeya. Metode matriks misalnnya
stiffness method dan flexibility method.
5
Pendekatan analisis dapat dilakukan melalui : 1) analisis 2-dimensi (2-D) secara terpisah; 2)
analisis 2-dimensi gabungan 2-arah) dan 3) analisis 3-dimensi (3-D).
DESIGN CONSIDERATIONS
1. Persyaratan Umum Disain
Persyaratan Umum disain didasarkan atas persyaratan pada tingkat-tingkat Performance-
Level yaitu pada kondisi :
4. Tingkat Daktilitas
Selain Kategori Disain Seismik (KDS) maka ada sisi lain yang harus dipertimbangkan
yaitu tingkat daktilitas suatu bangunan. Bangunan dapat saja dibangun dengan daktilitas
penuh, daktilitas menengah maupun daktilitas rendah. tersebut di atas maka apabila dipakai
struktur Portal (Frames) struktur dikelompokkan menjadi :
Struktur Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)
Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
DESIGN METHODS
6
1. Design of Elements
Disain elemen pada intinya adalah menyediakan kebutuhan kekuatan (provided strength)
untuk: 1) momen lentur pada plat atap/lantai, balok, kolom dan fondasi; 2) gaya geser pada
balok, kolom dan beam colum joints dan 3) kombinasi gaya aksial dengan momen lentur
pada kolom. Untuk Disain elemen-2 tersebut dapat dipakai salah satu dari :
a. Metode Elastik (Working Stress Design, WSD)
Metode Ultimit (Ultimate Strength Design, ESD)
DESIGN PROCESS
Desain elemen dalam rangka penyediaan kekauatan dapat dilakukan apabila semua hal yang
dibahas sebelumnya telah tersedia/diketahui yang selengkapnya adalah :
a. Gaya-gaya dalam yang bekerja pada setiap elemen
b. Kemungkinan modifikasi gaya-gaya dalam (redistribusi momen)
c. Properti material (mutu beton dan baja tulangan)
d. Semua persyaratan Disain sebagaimana disajikan pada Design Codes
e. Metode Disain yang dipakai
TECHNICAL DRAWING
7
Hasil disain kemudian dituangkan pada Gambar Teknis Struktur. Gambar Teknis Struktur harus
dintegrasikan dengan gambar Arsitektur. Adapaun gambar Teknis disusun dengan urutan sebagai
berikut :
1. Denah Fondasi
2. Detail Penulangan Fondasi
3. Denah balok sloof
4. Detail Penulangan balok sloof
5. Denah kolom
6. Detail penulangan kolom
7. Denah Balok
8. Detail penulangan balok
9. Denah Plat lantai/Atap
10. Detail penulangan plat lantai/atap
11. Detail penulangan Tangga
12. Lain-lain yang diperlukan
DOKUMEN TUGAS
Naskah tugas selengkapnya terdiri atas :
a. Dokumen Tugas yang diketik dan dijilid
b. Gambar penulangan yang terdiri atas
1). Gambar tulangan plat lantai
2) Gambar balok anak, balok portal (tulangan lentur dan geser),
2). Gambar penulangan kolom (tulangan lentur, geser)
3) .Gambar penulangan joint
4). Gambar penulangan fondasi
c. Naskah
TEAM PERANCANGAN DAN JADWAL
a) Tugas ini dikerjakan secara individual
b) Tugas ini harus dikumpulkan sebelum Ujian Akhir semester
8
Lampiran 1.
L1
L2
A
1 2 3 4 5 6 7
L3
Tile
Lapis
Ketentuan/data properti spesi
bahan : 2 ; 2,5 ; 3,0 cm
Lapis pasir 4 ; 4,5 ; 5,0 cm
Plat lantai 12 cm
Potongan Lantai
Catatan :
Berat tegel/tile : 12,5 ; 15; 17,5 kg/m2
Potongan Portal Berat Volume pasir : 1,65 ; 1,7; 1,75 ; 1,8 t/m3
Berat Volume Spesi : 1,85 ;1, 9 ; 1,95; 2,0 t/m3
Berat Vol.Pas.Bata : 1,65, 1,70, 1,75 t/m3
Ducting AC/Ceiling : 15,0; 17,5; 20,0 22,5 kg/m2
Berat Volume beton : 2,3 ; 2,35; 2,4 t/m3
10
1. Balok anak
a) arah x
b) arah y
2.Ukuran bangunan :
a) Tinggi tingkat h = 3,80; 3,90; 4,0 m
b) L1 = 4,A m b) L1 = 5,A m c) L2 = 8,B m d) L2 = 9,B m, e) L3 = 5,AB
atau,
L1 = .................. m, L2 = ...................m, L3 = ...................m
11
12
13
14
Hospital
9.3
5.85
4.2
15
b a a b
16
17
18
Office
19
20
21