Anda di halaman 1dari 21

1

Lampiran 1 : Term of Reference ( TOR) : TUGAS BESAR Dis.Str.Bt.Thn Gempa

Nama Mhs : 1), No. Mhs : .


: 2)..........................................., No. Mhs : ................................................
Dosen : Semester : Gi / Ga, Th. Ak : ...
Ketentuan soal :
1. Bangunan Struktur Beton bertulang biasa (ordinary reinforced concrete structure) dengan
denah seperti yang tampak pada Gambar 1. Ruangan dalam dianggap tanpa dinding. Dinding
hanya dipasang pada sisi luar bangunan dengan pasangan bata. (letak dan ukuran jendela dll
dapat diestimasikan). Dipakai lantai keramik, langit-langit eternit, dan dimungkinkan dipakai
ducting AC.

STRUCTURAL DATA
a. Building Occupation (Peruntukan Bangunan)
Jenis pemakaian/peruntukan bangunan adalah data pertama yang harus diketahui oleh
perencana. Peruntukan bangunan akan berpengaruh terhadap intensitas beban-hidup
bangunan. Peruntukan bangunan yang akan didisain adalah :
2

b. Building Data
1. Denah Struktur Bangunan
Beberapa data diperlukan pada denah struktur bangunan yang diantaranya adalah bentuk
denah struktur secara umum, ukuran, denah balok, kolom dan struktur dinding (kalau ada).
Ukuran harus sudah pasti agar beban struktur dapat dihitung dan analisis struktur dapat
dilakukan. Contoh denah struktur bangunan adalah seperti di Lampiran 1.
2. Struktur Utama bangunan dan Jumlah tingkat
Selain denah struktur bangunan maka potongan-vertikal struktur utama bangunan juga
harus jelas. Hal ini akan menentukan jenis dan kemungkinan kombinasi struktur utama
3

bangunan, apakah hanya Frames (Portal) saja ataupun dikombinasikan dengan struktur
dinding. Untuk penyederhanaan, potongan struktur bangunan dianggap reguler dan
simetris.
Struktur utama bangunan : a) Portal terbuka (Open frame); b) Frame-wall structures
Jumlah tingkat :
4 tingkat -tingkat
5 tingkat

c. Building Location
Lokasi dimana bangunan akan dibangun akan berpengaruh terhadap kemungkinan gaya
gempa yang terjadi, karena aktivitas gempa berbeda-beda-antara tempat satu dengan tempat
yang lain. Untuk itu telah disediakan Peta Percepatan tanah akibat gempa sebagaimana
terlampir.
Bangunan gedung akan dibangun di kota :
Ambon Manado Kupang Sibolga
Bandung Gorontalo Surakarta Lubuk Linggau
Banda Aceh Ujung Pandang Banyuwangi Baturaja
Bandar Lampung Palu Sukabumi Bukittinggi
Bengkulu Biak Purwokerto Baturaja
Blitar Jayapura Nabire Poso
Denpasar Kendari Takengon Mamuju
Jakarta Denpasar Meulaboh Manokwari
Malang Mataram Tarutung Sorong
Yogyakarta Flores Pematang Siantar Ternate

d. Soil and Foundation Types


Gaya horizontal akibat gempa yang akan membebani struktur bangunan akan dipengaruhi oleh ienis
tanah. Jenis tanah yang dimaksud akan berpengaruh terhadap nilai-nilai pada Response Spektrum.
Kategori jenis tanah dan Jenis fondasi
Jenis tanah dimana bangunan akan dibangun termasuk jenis :
Tanah keras (fondasi dangkal)
Tanah Sedang
Tanah Lunak (fondasi dalam/fondasi tiang)

LOADING SYTEM
Sistim pembebanan yang bekerja pada struktur harus diketahui secara baik. Sistim
pembebanan yang dimaksud dapat berupa bebab tetap dan beban sementara.
a. Beban tetap juga disebut beban gravitasi yaitu beban yang intensitas bebannya dianggap
tetap. Beban tetap dapat terdiri atas beban mati (berat sendiri struktur dan hal-2 lain) dan
beban hidup (beban berguna).
b. Temporary Loads atau beban sementara adalah beban yang berkemungkinan membebani
struktur dengan durasi yang singkat tetapi dapat mempunyai intensitas besar. Beban
sementara bangunan gedung yang dimaksud pada umumnya berupa beban akibat gempa
bumi, akibat tekanan angin.

MATERIALS
4

Material yang dipakai untuk struktur beton adalah mutu beton dan mutu baja tulangan. Mutu beton
ditunjuukan oleh kuat desak beton karakteristik umur 28-hari yang pada umumnya ditunjukkan oleh nilai
fc. Sementara itu mutu baja tulangan ditunjukkan oleh tegangan leleh fy. Struktur beton yang daktail
menuntuk mutu beton fc setinggi mungkin sedangkan mutu baja fy yang relative rendah.

Mutu bahan
Mutu bahan yang dipakai pada perencanagan ini adalah :
1 . Beton biasa dengan nilai :
untuk plat lantai, balok, kolom, fondasi fc = 20,0; 22,5; 25; 27,5;30;32,5; dan 35 Mpa
2. Mutu baja dengan nilai fy :
Untuk diameter sama atau kurang dari 12 mm, fy = 330; 340; 350; 370 MPa
Untuk diameter lebih besar dari 12 mm, fy = 340; 350; 360, 370,380,390, 400 Mpa

CODES
Codes atau peraturan-peraturan yang dipakai adalah peraturan yang paling umum dipakai.
Peraturan yang dipakai kadang-2 ada beberapa yang saling melengkapi.
a. Peraturan/ Beban
1) Peraturan beban gravitasi yang dipakai adalah Peraturan Beban Indonesia (PBI),
1981, 1983
2). Peraturan beban sementara ( beban gempa ) yang dipakai adalah :
a). Code kegempaan lama ( Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia
Untuk Gedung, PPTGIUG, 1983),
b). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bang. Gedung
(TCPKGUBG), SNI 03-1726-2002,
c). Tata Cara Perancangan Ketahanan Gempa Untuk Gedung dan Non Gedung
SNI 02-1726 (TCPKGUGNG (2012)
b. Peraturan Untuk Disain
Peraturan yang dipakai untuk Disain Struktur Beton adalah :
a) Tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-
1991
b) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, RSNI 2002
c) Persyaratan Beton Struktural Untuk bangunan Gedung, SNI 2847 : 2013
Peraturan-peraturan lain yang dapat dipakai :
a) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
b) Peraturan-peraturan lain yang diperlukan

STRUCTURAL ANALYSIS
Analisis struktur adalah suatu proses hitungan utamanya untuk memperoleh nilai gaya-gaya
dalam/internal forces (momen lentur, gaya aksial, gaya geser, momen puntir) dan deformasi
(simpangan, lendutan, deformasi) atas suatu sistim struktur yang dibebani dengan beban tertentu.
Data sistim struktur dan beban yang mungkin ada sudah dibahas sebelumnya. Analisis struktur
dapat dilakukan secara : 1) elastik static analisis (beban dan kekakuan tetap) ; 2) elastik dinamik
analisis (kekakuan tetap, beban berubah-ubah) dan 3) inelastic dinamik analisis (kekakuan dan
beban berubah-ubah). Untuk Tugas Besar ini analisis dilakukan secara elastik statik analisis.
Metode analisis yang dipakai untuk elastik statik analisis dapat bermacam-macam diantaranya
adalah :1) Classical Methods; 2) Matrix Methods dan 3) Finite Element Methods. Methode
Classical Methods misalnya Metode Kani dan Metode Takabeya. Metode matriks misalnnya
stiffness method dan flexibility method.
5

Pendekatan analisis dapat dilakukan melalui : 1) analisis 2-dimensi (2-D) secara terpisah; 2)
analisis 2-dimensi gabungan 2-arah) dan 3) analisis 3-dimensi (3-D).

DESIGN CONSIDERATIONS
1. Persyaratan Umum Disain
Persyaratan Umum disain didasarkan atas persyaratan pada tingkat-tingkat Performance-
Level yaitu pada kondisi :

a. Persyaratan Disain pada Serviceability Limit States


1. Strength ( Supply atau provided strength > Demand atau required strength)
2. Tidak terjadi defleksi yang berlebihan
3. Tidak terjadi getaran/vibrations yang melebihi ambang batas
b. Persyaratan disain pada Damageability Limit States
1. Tidak terjadi crack yang berlebihan
2. Tidak terjadi Yield Stress yang berkelenjutan
3. Tidak terjadi Permanent Displacement yang signifikan
c. Persyaratan pada Ultimate States
1. Tidak adanya premature plastic hinge
2. Tidak terjadinya excessive loss of strength
3. Struktur tidak boleh runtuh sama sekali

2. Kategori Resiko (KR)


Struktur bangunan tahan gempa harus dikelompokkan berdasarkan Kategori Resiko.
Kategori Resiko didasarkan atas derajat tingkat pentingnya suatu bangunan dalam rangka
melindungi penghuninya terhadap kemungkinan korban. Bangunan Tahan Gempa
dikategorikan menurut Kategori Resiko I, II, III dan IV. Kategori Resiko tinggi (misal fasilitas
pendidikan) adalah ditujukan untuk bangunan-bangunan yang sangat penting/beresiko, sedang
Kategori Seismik yang rendah (misal bangunan pertanian/perkebunan) ditujukan untuk
bangunan-2 yang tidak penting/resiko rendah.

3. Kategori Desain Seismik (KDS)


Tingkat penting atau tidaknya suatu bangunan dapat dibangun pada daerah yang akitivitas
gempanya besar ataupun yang sebaliknya. Misalnya gedung sekolah (KDS IV) dibangun di
daerah gempa rendah akan berbeda dengan gedung sekolah yang dibangun di daerah gempa
tinggi. Oleh karena itu suatu bangunan dikelompokkan menjadi Kategori Disain Seismik A,
B, C , D, E dan F. Pengelompokan tersebut didasarkan atas besar kecilnya aktivitas gempa di
suatu tempat.

4. Tingkat Daktilitas
Selain Kategori Disain Seismik (KDS) maka ada sisi lain yang harus dipertimbangkan
yaitu tingkat daktilitas suatu bangunan. Bangunan dapat saja dibangun dengan daktilitas
penuh, daktilitas menengah maupun daktilitas rendah. tersebut di atas maka apabila dipakai
struktur Portal (Frames) struktur dikelompokkan menjadi :
Struktur Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)
Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

DESIGN METHODS
6

1. Design of Elements
Disain elemen pada intinya adalah menyediakan kebutuhan kekuatan (provided strength)
untuk: 1) momen lentur pada plat atap/lantai, balok, kolom dan fondasi; 2) gaya geser pada
balok, kolom dan beam colum joints dan 3) kombinasi gaya aksial dengan momen lentur
pada kolom. Untuk Disain elemen-2 tersebut dapat dipakai salah satu dari :
a. Metode Elastik (Working Stress Design, WSD)
Metode Ultimit (Ultimate Strength Design, ESD)

2. Design of Earthquake Resistant Structures


Pendekatan disain yang dipakai untuk merancang bangunan gedung ini adalah :
1. Strength Based Seismic Design
Metode Disain Kapasitas (Capacity Design). Metode itu dipakai agar terdapat kepastian
bahwa bangunan yang didisain akan berpeliku sebagai Kolom kuat balok lemah atau
Strong Column and Weak Beam,
2. Performance Based Seismic Design (PBSD)
3. Displacement Based Seismic Design (DBSD)
4. Performance Based Seismic Design (PBSD)
5. Energy Based Seismic Design (EBSD)

DESIGN PROCESS
Desain elemen dalam rangka penyediaan kekauatan dapat dilakukan apabila semua hal yang
dibahas sebelumnya telah tersedia/diketahui yang selengkapnya adalah :
a. Gaya-gaya dalam yang bekerja pada setiap elemen
b. Kemungkinan modifikasi gaya-gaya dalam (redistribusi momen)
c. Properti material (mutu beton dan baja tulangan)
d. Semua persyaratan Disain sebagaimana disajikan pada Design Codes
e. Metode Disain yang dipakai

Adapun tahapan penyelesaian atau disain adalah tahapan standar yaitu :


a. Tahap pertama memahami TOR yang dalam hal ini adalah kaidah2 umum perancangan,
b. Memahami peruntukan bangunan, letak daerah gempa tempat bangunan akan dibangun, jenis
tanah di bawah bangunan dan spektrum respons yang dipakai,
c. Skets denah bangunan, denah lantai, dan diidentifikasi macam/jenis lantai
d. Dihitung beban lantai dan diteruskan dengan analisis dan disain plat lantai/atap,
e. Diestimasikan ukuran balok, ukuran kolom untuk selanjutnya menghitung beban gravitasi
portal melalui tributari area. Selanjutnya juga dihitung berat total bangunan
f. Dihitung gaya horisontal ekivalen statik
g. Analisis Struktur dengan memakai Paket Program
h. Digambar bidang momen hasil analisis struktur dan diteruskan dengan redistribusi momen
i. Langkah selanjutnya adalah disain balok tulangan rangkap tahan gempa diteruskan dengan
menghitung momen kapasitas (Mkap),
j. Disain Tulangan geser balok adalah langkah berikutnya,
k. Dihitung Momen ultimit kolom M,uk dan gaya aksial kolom N,uk
l. Disain kolom dan diteruskan dengan disain tulangan geser kolom,
m. Selanjutnya adalah disain beam column joint
n. Disain Tangga dan Fondasi
o. Mempersiapkan berkas Laporan Disain, Gambar Teknis dll.

TECHNICAL DRAWING
7

Hasil disain kemudian dituangkan pada Gambar Teknis Struktur. Gambar Teknis Struktur harus
dintegrasikan dengan gambar Arsitektur. Adapaun gambar Teknis disusun dengan urutan sebagai
berikut :
1. Denah Fondasi
2. Detail Penulangan Fondasi
3. Denah balok sloof
4. Detail Penulangan balok sloof
5. Denah kolom
6. Detail penulangan kolom
7. Denah Balok
8. Detail penulangan balok
9. Denah Plat lantai/Atap
10. Detail penulangan plat lantai/atap
11. Detail penulangan Tangga
12. Lain-lain yang diperlukan

DOKUMEN TUGAS
Naskah tugas selengkapnya terdiri atas :
a. Dokumen Tugas yang diketik dan dijilid
b. Gambar penulangan yang terdiri atas
1). Gambar tulangan plat lantai
2) Gambar balok anak, balok portal (tulangan lentur dan geser),
2). Gambar penulangan kolom (tulangan lentur, geser)
3) .Gambar penulangan joint
4). Gambar penulangan fondasi
c. Naskah
TEAM PERANCANGAN DAN JADWAL
a) Tugas ini dikerjakan secara individual
b) Tugas ini harus dikumpulkan sebelum Ujian Akhir semester
8

Lampiran 1.

Gambar 1. Denah Bangunan


9

Balok anak arah-y Balok anak arah-x

L1

L2

A
1 2 3 4 5 6 7
L3

Tile
Lapis
Ketentuan/data properti spesi
bahan : 2 ; 2,5 ; 3,0 cm
Lapis pasir 4 ; 4,5 ; 5,0 cm

Plat lantai 12 cm

Potongan Lantai

Catatan :
Berat tegel/tile : 12,5 ; 15; 17,5 kg/m2
Potongan Portal Berat Volume pasir : 1,65 ; 1,7; 1,75 ; 1,8 t/m3
Berat Volume Spesi : 1,85 ;1, 9 ; 1,95; 2,0 t/m3
Berat Vol.Pas.Bata : 1,65, 1,70, 1,75 t/m3
Ducting AC/Ceiling : 15,0; 17,5; 20,0 22,5 kg/m2
Berat Volume beton : 2,3 ; 2,35; 2,4 t/m3
10

1. Balok anak
a) arah x
b) arah y

2.Ukuran bangunan :
a) Tinggi tingkat h = 3,80; 3,90; 4,0 m
b) L1 = 4,A m b) L1 = 5,A m c) L2 = 8,B m d) L2 = 9,B m, e) L3 = 5,AB
atau,
L1 = .................. m, L2 = ...................m, L3 = ...................m
11
12
13
14

Hospital
9.3

5.85

4.2
15

b a a b
16
17
18

Office
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai