Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR EKOLOGI LAUT TROPIS

1.1 Pendahuluan

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos

yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi

diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup

maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita

mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan

lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh

Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).

Laut tropis adalah laut yang terletak di antara 30o Lintang Utara sampai

300 Lintang Selatan. Ekologi Laut Tropis berarti ilmu tentang hubungan timbal

balik antara lingkungan perairan laut dan sekitarnya di wilayah bagian bumi

tropis dengan organisme yang hidup di dalamnya (Elliot, 1960).

Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi

dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti: kimia, fisika, geologi, dan

klimatologi untuk pembahasannya. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki

interaksi organisme dengan lingkungannya. Ekologi juga mempelajari tentang

daya dukung lingkungan di dalam pemanfaatannya.

1.2 Lingkungan Laut Tropis

Lautan menutup kurang lebih 70% permukaan bumi kita, dan beberapa

tempat kedalaman laut melebihi 10.000m. Lautan terdiri dari samudra dan laut

yang berhubungan antara satu dengan lainnya. Samudra fasifik adalah yang

terbesar dan menutup 1/3 luas permukaan bumi.


Pembagian geografis permukaan bumi berdasarkan keadaan fisiknya,

ditentukan oleh temperatur, sebagai contoh di daerah Australia bagian utara ada

dalam indo-Fasifik-Barat Tropis dan bagian selatan benua ada dalam Indo-

Pasifik-Australia Sedang.

Elliot (1960) membagi lautan di bumi kita ini menjadi 3 bagian

berdasarkan temperatur, salinitas, evaporasi dan presipitasi, sebagai berikut:

1. Perairan Lautan Tropis (30o Lintang Utara dan Selatan) Low Latitude
o
Air laut hangat 20 25 C, variasi tahunan < 5o C. Evaporasi melebihi

presipitasi, salinitas tinggi (35 370/00). Arus air ke barat, sebab angin pasat

(angin musim) menghembus ke perairan itu.

2. Perairan Lautan Sub Tropis (Mid Latitude)

Bagian mid latitude ini terletak antara tropis sampai kutub (30o60o LS

dan LU), temperatur dalam musim dingin 520 o C, variasi tahunan kurang lebih

10o C. Presipitasi sedikit lebih tinggi dari evaporasi, dan salinitas rata-rata 35 0/00.

Temperatur permukaan dan salinitas bervariasi menurut musim dan tempat.

3. Perairan Lautan Kutub (High latitude)

Bagian ini terletak di daerah kutub (Artik dan Antartika), sebagian besar

selalu tertutup es dan temperatur 0oC sepanjang tahun, namun dapat naik

sampai 40oC. Salinitas rendah (28 320/00). Angin dan arus air searah jarum jam

di sekitar kutub terutama di Antartika.

Intensitas cahaya matahari pada setiap bagian di muka bumi berbeda

beda berdasarkan garis lintangnya, dari wilayah tropis sampai ke bagian kutub

bumi. Perbedaan ini membentuk ciri khas tersendiri di setiap masingmasing

bagian daerah. Di daerah Sub tropis, intensitas cahaya matahari tidak selalu

penuh sepanjang tahun menyebabkan daerah ini memiliki iklim yang berubah

ubah dimana terdapat empat musim dalam setiap tahunnya. Keanekargaman

hayati yang dimilikinya rendah namun populasinya cenderung tinggi. Berbeda

2
dengan wilayah tropis dimana intensitas cahaya matahari berlangsung

sepanjang tahun sehingga memiliki keanekargaman hayati yang relatif lebih

tinggi namun populasi spesies cendrung lebih kecil. Wilayah tropis dengan

keanekaragaman yang tinggi ini menyediakan banyak keunikan yang khas,

tentunya hal ini sangat menarik untuk diketahui dan dipelajari.

Secara geografis Indonesia berada di antara dua benua, dua samudera

dan tempat pertemuan lempengan benua, menjadikan posisi Indonesia sangat

strategis. Tak pelak lagi, kurang lebih 95% jalur pelayaran perdagangan Asia

Pasifik melewati perairan Indonesia.

Panjang pantai Indonesia sekitar 95.181km, menempati posisi ke-2

setelah Canada. Luas lautan Indonesia sekitar 5,8 juta km2 yang menempati

posisi ke-4 dunia setelah Canada, Amerika dan Rusia. Kondisi tersebut

menyebabkan bangsa Indonesia memiliki beragam keindahan pantai,

sumberdaya hayati laut dan non hayati laut yang bernilai jual tinggi.

Bertemunya lempengan benua, memberi bentuk indah di dasar laut.

Palung, laguna, gunung berapi, slope, reef wall bertebaran di seluruh perairan

laut Indonesia. Tak hanya di dasar, di atas permukaan untaian pulau-pulau dari

Sabang hingga Merauke mewarnai wilayah Nusantara. Sebanyak 17.504 pulau

dari berbagai ukuran menyimpan beragam potensi tak hanya bernilai ekonomi,

namun juga bernilai politis. Para ahli menyebut keragaman potensi sumberdaya

laut Indonesia sebagai megabiodiversity. Landasan pemberian 'gelar' tersebut

kepada negara bahari ini, diantaranya luas terumbu karang Indonesia adalah

51.020 km2 atau 17,95% persentase luasan dari terumbu karang dunia, 37%

species laut, 30% hutan mangrove.

Perairan yang berada di bawah garis khatulistiwa merupakan daerah

tujuan ruaya berbagai jenis ikan dan organisme laut yang bernilai ekonomis

penting baik untuk mencari makan, membesarkan anak maupun untuk memijah.

3
Bahkan ikan paus yang berada di kutub selatan, bermigrasi secara teratur ke

wilayah Indonesia bagian timur untuk mencari makan dan berkembang biak.

Secara geologi, Indonesia berada dalam pertemuan berbagai lempengan

benua yang menyebabkannya kaya akan morfologi dasar laut sehingga potensi

deep sea sangat beragam, mulai dari potensi organismenya maupun potensi

sumberdaya non hayati, seperti Ocean Thermal, Current energy, Minyak dan

Gas.

Urusan seafood stocks, Indonesia berperan penting. Meskipun baru 80%

dari total potensi lestari laut kita atau 6,4 juta ton per tahun, Indonesia memiliki

peluang untuk mendominasi pangsa pasar dunia. Ekspor tuna Indonesia ke

negara Jepang kurang lebih 36,84%, Amerika 20,45%, Uni Eropa 12,69% dari

total seluruh ekspor tuna Indonesia berjumlah 94.221ton pada tahun 2004.

Peningkatan ekspor tuna kurang lebih 1,28% per tahun ke Jepang dan 20,18%

per tahun ke Amerika Serikat. Indonesia memenuhi kurang lebih 30% kebutuhan

seafood negara Jepang.

Anda mungkin juga menyukai