Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rumah tinggal yang terletak di daerah beriklim tropis lembab seperti Indonesia, menuntut desain rumah tropis
yang mengedepankan sistem pertukaran udara atau ventilasi untuk sebuah kenyamanan. Keberadaan ventilasi
sangat penting. Selain memasukkan udara dan cahaya ke dalam rumah, juga sebagai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan hawa panas serta membuat penghuni betah.
Umumnya jenis-jenis ventilasi berupa jendela konvensional, yang terbuat dari kaca atau kayu yang bisa
dibuka lebar pada siang hari. Ada juga jendela bouvenliecht , yaitu jendela dengan dua bilah kaca yang terdapat
celah diantara keduanya, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Selain itu ada juga ventilasi berupa
lubang dinding, rooster, atau kusen kayu dengan kisi-kisi horisontal atau vertikal, skylight serta dinding transparan.
Ventilasi hendaknya dirancang secara tepat. Idealnya, sebuah rumah memiliki jumlah bukaan total antara
15%-20% dari luas tapak. Proporsi tersebut, akan membuat ruang-ruang yang berada di dalam terasa nyaman dan
sejuk. Masing-masing ruang memiliki perhitungan berbeda-beda untuk kebutuhan pergantian udaranya. Semisal di
kamar mandi yang memiliki kelembaban tinggi, butuh pergantian udara sebanyak enam kali volume ruangnya.
Kamar mandi berukuran 2x3x3 = 18, membutuhkan pergantian udara 108 m/jam. Berbeda dengan kamar tidur, yang
hanya membutuhkan pergantian udara sebesar 2/3 volume ruang tiap jamnya. Jadi, bila volume kamar tidur adalah
3x3x3 = 27 m, maka kamar tidur memerlukan pergantian udara 18m/jam.
Saat mendesain rumah terkait dengan penempatan ventilasi, perlu memerhatikan beberapa hal, seperti lokasi
rumah, arah matahari, arah angin, dan posisi rumah terhadap jalan. Posisi jendela harus melihat arah angin dan
datangnya cahaya. Misalnya untuk rumah modern yang menggunakan kaca full, sebaiknya ditempatkan di sebelah
utara-selatan matahari, agar matahari tidak terlalu menyengat masuk ke dalam rumah. Sesuaikan bentuk dan ukuran
jendela dengan peruntukan ruangnya. Ketinggian jendela pada umumnya, berkisar antara 75-80 cm dari lantai.Untuk
ruang keluarga, cocok menggunakan jenis jendela lebar dan berketinggian rendah, yaitu antara 40-50 cm dari lantai.
Di ruang keluarga, fungsi jendela bisa disatukan dengan pintu. Gunakan deretan pintu kaca yang sekaligus berfungsi
sebagai jendela, misalnya bentuk pintu sliding.
Bagaimana jika ruangan tidak memungkinkan dibuat bukaan karena letaknya menempel dengan rumah
tetangga? Anda bisa menggunakan exhaust fan atau ventilating fan (penyedot udara) untuk mengatur sirkulasi
udara. Terdapat beragam jenis exhaust fan. Ada yang dipasang di dinding (wall mount), di plafond (ceiling mount)
dan di jendela (window mount). Letakkan exhaust fan, bersilangan dengan bukaan depan, agar perputaran udara
bekerja dengan maksimal. Jika menggunakan AC, sebaiknya tidak difungsikan secara bersamaan dengan exhaust
fan. Karena selain udara sejuk AC akan tersedot olehnya, konsumsi listrik pun akan menjadi berlipat. Pada dasarnya
fungsi bukaan untuk menghasilkan ventilasi. Agar hasilnya efektif, bukaan harus dirancang secara tepat.
1. Jenis bukaan.
Selain pintu dan jendela sebagai bukaan pada dinding, ada juga skylight sebagai bukaan pada atap. Skylight bisa
ditempatkan di ruangan yang tidak berbatasan langsung dengan ruang luar, seperti misalnya koridor atau kamar
mandi.
4. Estetika.
Penempatan bukaan akan mempengaruhi wajah rumah. Desain bukaan yang tepat akan menjadi nilai estetika
sebuah rumah. Jumlah, bentuk, ukuran, bahan, dan warna bukaan juga harus diselaraskan dengan konsep arsitektur
hunian.
5. Keamanan.
Tempatkan bouvenliecht pada bagian atas dinding, atau tambahkan teralis pada jendela dan atap innercourt agar
terjamin terjamin keamanan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat ventilasi yang baik.
Udara yang masuk ke dalam ruangan harus dapat keluar dengan mudah. Udara yang terjebak dalam ruangan,
membuat ruangan menjadi lembab.
2. Ventilasi silang.
Pergerakan udara mengalir secara horisontal dalam ruangan, melalui dua dinding yang saling berhadapan.
Dibutuhkan jendela atau bukaan yang saling berhadapan dalam sebuah ruangan, untuk dapat menghasilkan ventilasi
silang. Sehingga, udara yang masuk dari satu jendela akan langsung dialirkan keluar oleh jendela yang ada
dihadapannya.
Udara panas yang ada dalam ruangan biasanya naik ke bagian teratas, sehingga perlu dikeluarkan agar ruangan
tidak menjadi panas. Jika ruangan tidak memiliki jendela atau tidak berbatasan langsung dengan udara luar, maka
udara panas perlu dikeluarkan melalui plafon. Caranya, buat lubang bukaan di area plafon, di bawah atap atau
genteng, agar udara panas dapat keluar.
- Buat ruangan atau area terbuka berupa taman atau innercourt, yang menghubungkan antar ruang. Sehingga, udara
dapat mengalir dengan bebas baik secara horisontal maupun vertikal.
- Ruangan berplafon tinggi, akan meminimalisir panas dalam ruangan. Tinggi plafon minimal tiga meter, agar
ruangan terasa lega dan memudahkan sirkulasi udara.
- Void, juga menjadi sarana udara mengalir antar ruang secara vertikal.
5. Buat kolam.
Adanya kolam dengan air yang bergerak, akan membantu menurunkan suhu ruangan dan menciptakan kesejukan di
dalam rumah.
Rumah yang tidak memiliki saluran ventilasi dapat meningkatkan risiko infeksi
pernapasan dan penyebaran penyakit yang diderita oleh orang yang tinggal di
dalam ruangan.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kualitas udara yang buruk di
dalam rumah diduga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya penyebaran
penyakit menular dan kematian di negara-negara berkembang. Anak-anak dan ibu
rumah tangga adalah yang paling berisiko mengalaminya. Ventilasi yang baik dapat
menjadi salah satu solusi terhadap kondisi yang sering tidak disadari dan terabaikan ini.
Roster, beberapa kalangan masyarakat menyebutnya dengan istilah loster, kerawangan, batu angin,
angin-angin, jalusi, adalah partisi bangunan yang memiliki karakter khusus berupa lubang/hollow
sebagai ventilasi. Kalau orang luar negeri menyebut benda yang satu ini dengan istilah ventilation
block. Material pembuat roster pun beragam mulai tanah liat yang dibakar atau terakota, keramik
berglazur, kayu, campuran pasir semen/beton, GRC (Glassfibre Reinforced Cement), logam besi
tuang atau kuningan bahkan dari batu alam yang dipahat. Oleh karena itu penamaan roster di
pasaran juga berdasar dari materialnya yaitu roster kayu, roster keramik, roster terakota/bata
roster, roster batu alam, roster beton, roster GRC, roster besi, roster kuningan, dsb.
Secara fungsional, roster merupakan elemen sirkulasi udara atau penghawaan pada bangunan.
Pemasangan roster biasanya diletakkan di atas pintu atau jendela, supaya fungsi roster sebagai
ventilasi ruangan bisa lebih baik. Selain itu roster juga diaplikasikan sebagai partisi eksterior
berupa pagar seperti yang biasa diaplikasikan di taman atau pagar rumah. Lebih jauh lagi karena
roster umumnya memiliki motif-motif tertentu yang bila disusun akan membentuk pola geometris
tersendiri, pemakaian roster dalam dunia arsitektur berkembang bukan hanya sebagai ventilasi,
namun juga sebagai pembentuk aksen supaya fasade bangunan lebih manis dan juga bisa
diaplikasikan sebagai secondary skin pada bangunan. Bayangan sinar matahari yang menembus
lubang-lubang dari susunan roster akan membentuk kesan tersendiri dari bangunan tersebut.
Contoh bangunan yang banyak memakai roster sebagai aksen geometris nan unik adalah di masjid,
gereja, taman rekreasi maupun bangunan-bangunan monumental lainnya.
Sebenarnya pada era tahun 50 hingga 60-an, aplikasi roster beton berkembang luas sebagai mode
untuk aksen fasade maupun secondary skin bangunan rumah tinggal hingga pada gedung-gedung
bertingkat. Kemudian tren tersebut kemudian bergeser oleh aplikasi partisi kaca sebagai penutup
luar gedung seiring dengan meluasnya pemakaian air conditioner alias pendingin ruangan di
seluruh dunia, dan pada bangunan rumah tinggal roster hanya diaplikasikan sebagai ventilasi
belaka. Namun seiring dengan konsep "go green" dan rumah hemat energi beberapa tahun terakhir
ini maka pemakaian roster, dalam hal ini dinding roster beton atau concrete screen blocks mulai
bangkit kembali sebagai alternatif untuk menciptakan rumah yang hemat energi.
Alhasil, roster, baik roster beton maupun dari material yang lain kini menjadi satu material yang
umum diaplikasikan di rumah-rumah bukan hanya sebagai ventilasi namun lebih jauh lagi sebagai
pemanis aksen dan pembentuk fasade bangunan rumah. Namun perlu diperhatikan untuk aplikasi
roster pada dinding eksterior perlu disiasati agar percikan air hujan tidak masuk ke dalam ruangan
rumah anda. Bagaimana dengan gangguan nyamuk? Anda tak perlu khawatir karena sekarang di
pasaran juga bisa kita temui roster anti nyamuk yang sudah dilengkapi dengan kasa alumunium anti
nyamuk.
Selain roster yang umum kita kenal, ada pula yang dinamakan sebagai roster jalusi atau roster
nako, yaitu roster yang memiliki sirip dengan sudut kemiringan tertentu sehingga percikan air
hujan tidak bisa masuk ke dalam ruangan tanpa mengurangi fungsi roster jalusi sebagai ventilasi
ruangan. Kebanyakan roster jalusi diaplikasikan pada bangunan gudang/pabrik, terbuat dari
material beton sehingga disebut jalusi beton. Mengapa umumnya roster jalusi dibuat dari beton?
jawaban dari Rizal Rahmansyah, seorang pemilik usaha pencetakan roster beton yang saya temui
adalah karena harga roster beton adalah lebih murah dibanding roster dari material lainnya,
apalagi mayoritas aplikasi jalusi beton adalah sebagai ventilasi pada bangunan gudang/pabrik yang
notabene adalah bangunan komersil dan harus se-efisien mungkin budgetnya. Setiap bulan beliau
rutin mendapat pesanan jalusi beton dari kontraktor proyek gudang/pabrik. Anda tertarik lebih
jauh tentang roster? Silahkan kunjungi weblognya disini.
Roster adalah elemen ventilasi udara yang sangat populer di Indonesia, mengingat suhu tropis yang
berhawa panas dan lembab menyebabkan ventilasi udara bangunan rumah harus lancar. Jika
sirkulasi udara tidak maka dijamin ruangan rumah kita bakal pengap, panas alias gerah dan bikin
penghuni rumah merasa tidak nyaman terlebih di musim kemarau panjang saat ini sampai banyak
kasus asap akibat kebakaran hutan di berbagai propinsi.
roster beton motif bunga
Sebenarnya kondisi pengap ruangan bisa dihilangkan secara mudah dengan memasang AC, tinggal
beli, pasang dan suhu ruangan jadi segar, tapi konsekuensinya ada pengeluaran ekstra buat bayar
tagihan listrik dan perawatan AC rutin supaya tidak cepat rusak. Selain itu ada info jika kebiasaan
terlalu lama tinggal di ruangan ber AC selama bertahun-tahun dan kurang mendapatkan udara segar
di luar ruangan juga bisa membawa efek kurang baik bagi kesehatan.
Alternatif lainnya adalah memasang kipas angin atau exhaust fan untuk menciptakan aliran udara di
dalam ruangan sehingga udara bisa terasa lebih segar bagi penghuni rumah. Solusi yang lebih baik
adalah dengan menciptakan sirkulasi udara yang lancar pada ruangan menggunakan ventilasi udara
alami dengan memasang roster beton pada dinding. Mengapa dipilih roster beton adalah karena
harganya jauh lebih murah daripada roster keramik atau roster kayu jati tapi jika dicat maka
tampilannya tetap bagus dan awet bebas ancaman rayap.
cross ventilation (sumber : internet)
Untuk itu dari tahap desain rumah harus ditata sedemikian rupa supaya tercipta cross ventilation
alias aliran udara silang pada bangunan rumah, yaitu bukaan-bukaan yang diletakkan saling
berhadapan pada sisi-sisi ruangan sedemikian rupa sehingga aliran udara bisa mengalir dengan
lancar. Prinsip kerja cross ventilation adalah memanfaatkan beda zona tekanan udara pada kedua
sisi bangunan sehingga tercipta aliran udara, dalam hal ini udara segar yang mengalir di rumah
jangan sampai terhambat atau udara panas 'terjebak' akibat kurangnya bukaan atau penempatan
yang salah. Jadi jika mendesain rumah usahakan posisi pintu berada di sisi yang berhadapan dengan
dinding yang ada jendelanya dengan posisi menyerong 'membelah' ruangan dengan tujuan efek
aliran udara bisa lebih merata.
Luasan minimal ventilasi udara agar rumah terasa segar adalah berkisar 5 persen pada bangunan
rumah tinggal hingga 10 persen pada bangunan kantor/pabrik, namun idealnya adalah 20 persen
dari luas ruangan. Jadi semisal ruangan kamar berukuran 3x3=9 m2 maka dengan asumsi 5 persen
luas minimal roster untuk ventilasi adalah 0,45m2 yang dibagi dua pada posisi saling berhadapan.
Misal memakai roster beton motif polos ukuran 30x30cm maka diperlukan 5 buah roster dengan
jumlah 3 buah di atas jendela kamar dan 2 buah di atas pintu kamar.
Tentunya itu jumlah minimal, jadi lebih baik ditambahkan semisal masing-masing 3 buah roster
beton di atas jendela dan 3 buah lagi di atas pintu. Selanjutnya rumus tersebut bisa diterapkan
pada ruangan-ruangan yang lain. Semoga bisa bermanfaat.