2. Hukum Faraday
Perhatikan gambar disamping. Apabila magnet batang digerakkan mendekati
kumparan, maka jarum galvanometer
akan menyimpang ke kanan dan
sebaliknya jika magnet batang
digerakkan menjauhi kumparan, maka
jarum galvanometer akan menyimpang
ke kiri. Akan tetapi jika magnet batang
diam tidak digerakkan, jarum
galvanometer juga diam.
Jarum galvanometer yang bergerak
menunjukkan adanya arus listrik yang
timbul di dalam kumparan pada saat
terjadi gerak relatif pada magnet
batang atau kumparan
Peristiwa ini disebut induksi
elektromagnetik, yaitu timbulnya ggl
pada ujung-ujung kumparan yang
disebabkan adanya perubahan fluks
magnetik yang dilingkupi oleh kumparan, ggl yang timbul disebut ggl induksi.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh Faraday menyimpulkan bahwa
besarnya ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung kumparan tergantung pada
kecepatan perubahan fluks magnetik yang dilingkupinya. Kesimpulan ini lebih
dikenal dengan hukum Faraday yang berbunyi Besarnya ggl induksi yang
timbul antara ujung-ujung kumparan berbanding lurus dengan kecepatan
perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan tersebut. Besarnya
ggl induksi yang timbul antara ujung-ujung kumparan berbanding lurus dengan
kecepatan perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan tersebut
Secara matematik hukum faraday dapat dituliskan dalam persamaan :
d
=N
dt
dengan :
= ggl induksi pada ujung-ujungkumparan (Volt)
N = Jumlah lilitan dalam kumparan
d
dt = laju perubahan fluks magnetik (Wb.s-1)
garis gaya medan magnet. Apabila kawat PQ dalam selang waktu dt telah
berpindah sejauh ds maka selama itu terjadi perubahan luas penampang sebesar
adalah :
dA ds
=l =l v
dt dt
d dA
=N = - NB = - NBlv
dt dt
dengan:
sama, sehingga memiliki luas penampang yang sama dan perubahan induksi
potensial (ggl) pada kedua ujung kumparan berbanding lurus dengan banyaknya
Sehingga
d 1
N1
1 V 1 dt N1
= = =
2 V 2 d 1 N 2
N2
dt
dengan :
V1 = tegangan listrik (ggl induksi) pada kumparan 1 (primer)
V2 = tegangan listrik pada kumparan 2 (sekunder)
N1 = jumlah lilitan pada kumparan 1 (primer)
N2 = jumlah lilitan pada kumparan 2 (sekunder)