TEORI AKUNTANSI
KELAS CB
125020300111011
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan adalah
nilai wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih rasional, yang
ALASAN EVALUASI
1. Pendahuluan
bisa ditingkatkan dengan mencurahkan perhatian pada pengukuran. Dari suatu arahan
empiris, nampak bahwa penghasilan bersih yang dilaporkan hanya menjelaskan sejumlah
Dari arahan teoritis, teori surplus Ohlson menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan bisa
disampaikan dalam hal laporan penghasilan dan variabel neraca. Sedangkan teori surplus
yang jelas berlaku terhadap dasar akuntansi, menunjukkan bahwa nilai perusahaan
tergantung pada variabel akuntansi mendasar dan konsisten dengan perspektif pengukuran.
Pada akhirnya, meningkatnya perhatian pada pengukuran didukung dengan arahan praktis.
Dewasa ini, para auditur banyak berhubungan dengan tuntutan hukum utama, khususnya
yang dipicu oleh kegagalan lembaga keuangan. Dalam peninjauan kembali, nampak bahwa
nilai asset dari lembaga yang gagal mungkin telah mengalami penyimpangan secara serius.
Lev (1989) menunjukkan bahwa respon pasar terhadap berita baik atau buruk dalam
signifikansi statistik dan signifikansi praktis. Statistik seperti ERC bisa berbeda dengan nol
namun cukup kecil. Maka, kita bisa yakin bahwa ada respon pasar saham terhadap
pendapatan (bertentangan dengan kondisi tanpa respon); namun pada saat yang sama
mungkin kita kecewa bahwa respon tidak lebih besar dari ini.
Kita tidak pernah mengharapkan penghasilan bersih untuk menjelaskan semua hasil
saham abnormal, kecuali dalam kondisi yang ideal. Perspektif informasi menunjukkan
bahwa selalu ada sejumlah sumber informasi lain yang relevan, dimana para akuntan
bersaing dengan sumber lain ini. Bahkan jika akuntan merupakan satusatunya sumber
informasi bagi pasar dan hasil yang diinginkan perlu untuk mengenali keberadaan noise dan
likuiditas yang disampaikan pedagang kepada kita bahwa informasi akuntansi tidak bisa
Tiga Rumus untuk Nilai Perusahaan. Teori surplus bersih Ohlson memberikan
kerangka yang sesuai dengan perspektif pengukuran dengan menunjukkan bagaimana nilai
pasar perusahaan, hasil saham, bisa disampaikan dalam hal unsur neraca dasar dan laporan
dividen. Akan tetapi ia berhasil menjelaskan dan memprediksi nilai perusahaan yang nyata.
Mungkin sumber utama tekanan dalam perspektif pengukuran muncul sebagai reaksi
kegagalan yang tinggi pada perusahaan besar, khususnya lembaga keuangan. Misalnya suatu
artikel dalam The Wall Street Journal (11 maret 1994) melaporkan bahwa Resolution Trust
Corp mengajukan tuntutan hukum terhadap deloitte dan Touche yang berjumlah total $1,4
milyar, dan Federal Deposit Insurance Corp mengajukan tuntutan hukum $450 juta.
Tuntutan ini tumbul dari opini audit bersih yang dikeluarkan untuk asosiasi simpan pinjam
tidak terselesaikan.
kebangkrutan.
5. Ringkasan
Perhatikan bahwa perspektif informasi pada laporan keuangan biasa menerima dasar
biaya historis akuntansi dan mengandalkan pada penjelasan untuk meningkatkan kegunaan
bagi investor. Bentuk penjelasannya tidak menjadi masalah karena diasumsikan bahwa
terdapat cukup investor yang rasional dan memiliki informasi untuk menggabungkan bentuk
yang masuk akal secara cepat dan benar ke dalam harga pasar yang efisien. Riset empiris
menegaskan bahwa pasar menemukan informasi penghasilan bersih. Riset empiris dalam
perspektif informasi cenderung menerima harga pasar yang efisien dan mengevaluasi
Untuk sebagian besar perusahaan, realisasi asset dan liabilitas setelah pendapatan
meliputi kas, piutang dagang, hutang wesel. Menurut definisinya, kas dinilai di pasar.
Piutang dagang, persetujuan untuk akuntansi yang meragukan, bisa dianggap dinilai dengan
nilai kini. Liabilitas yang berlaku seperti hutang wesel juga bisa dianggap dinilai dengan
nilai kini.
2. Arus Kas yang Ditentukan Oleh Kontrak
Kondisi umum lain dimana pengukuran beradap dengan dasar nilai kini terjadi ketika
arus kas yang melingkupi asset dan liabilitas ditentukan oleh kontrak, seperti pada hutang,
Amortisasi diskon pada surat berharga jangka panjang. APB 21 (1971) memerlukan
penggunaan metode diskon bunga atau amortisasi hutang, sedangkan diskon atau premium
diamortisasi untuk menghasilkan biaya atau penghasilan bunga setiap periode pada tingkat
Sewa. Contoh penting lain dari aplikasi kontrak model nilai saat ini dijumpai pada
sewa/leasing (SFAS 13, 1977), dimana sewa modal dan kewajiban yang terkait dinilai
dengan nilai kini pembayaran sewa minimum, dengan menggunakan suku bunga implisit
dalam sewa.
Kewajiban Pensiun. Contoh lain dari laporan berbasis pengukuran adalah kewajiban
pensiun dalam rencana tunjangan tertentu. SFAS 87 (1986) membutuhkan pengakuan setiap
periode biaya pensiun bersih, yang meliputi biaya pelayanan (nilai keuntungan kini yang
diperoleh karyawan dalam rencana untuk periode tersebut) dan biaya bunga, yang menjadi
ARB 43 (1953) membahas penurunan biaya atau aturan pasar. Jika nilai pasar ada dibawah
biaya, persediaan seharusnya dicatat untuk nilai pasar. ARB 43 menentukan nilai pasar
sebagai biaya penggantian, subyek bagi persyaratan dimana (1) pasar seharusnya tidak
melampaui nilai bersih yang direalisasikan dan (2) pencatatan seharusnya tidak begitu besar
SFAS 121 (1995) memberlakukan persyaratan pengujian batas pagu yang lebih umum.
Proses standar memiliki dua langkah. Pertama, pengujian pelunasan digunakan. Jika arus
kas masa mendatang tanpa diskon diharapkan dari suatu asset atau kelompok asset lebih
sedikit dibandingkan nilai bawaan, asset dianggap tidak terbayar. Kedua, jika asset tidak
terbayar, maka dicatat nilai netralnya, dengan kerugian tidak adanya pelunasan yang
SFAS 121 menegaskan bahwa uji batas pagu bukan merupakan pergeseran dari biaya
historis dengan dasar bahwa pencatatan menentukan dasar biaya baru untuk asset yang tidak
terbayarkan. Maka asset perlu diawasi secara berkelanjutan untuk hutang yang tidak
terbayar, namun hanya dalam menanggapi respon terhadap peristiwa yang signifikan atau
Jika suatu perusahaan mengakuisisi semua saham umum, hal ini menentukan dasar
akuntansi yang baru untuk asset dan liabilitas perusahaan yang diakuisisi, yang disebut
push-down accounting. Hasilnya adalah bahwa asset dan liabilitas dicatat pada buku
6. Kesimpulan
Poin utama yang harus disadari adalah bahwa sejumlah pengukuran yang penting
akuntansi akumulasi untuk tunjangan setelah pensiun (PRB), yang terdiri atas perawatan
kesehatan, asuransi, dan tunjangan terkait lainnya yang disediakan untuk karyawan yang
pensiun. Sebelum SFAS 106, hal ini biasanya diperhitungkan dengan dasar kas. Namun
demikian, standar memiliki pandangan bahwa PRB merupakan suatu bentuk kompensasi
yang ditangguhkan, yang perlu diketahui ketika pelayanan karyawan diselesaikan. Sehingga
SFAS 106 menggunakan pendekatan yang sama untuk PRB seperti SFAS 87 terhadap
pensiun.
SFAS 114 yang dikeluarkan tahun 1993 berhubungan dengan akuntansi untuk pinjaman
yang tidak bisa dilunasi, yang dipegang oleh kreditur. Hal ini berlaku pada pinjaman dimana
ada kemungkinan bahwa kreditur tidak mampu mengumpulkan dananya pada batas waktu
kontrak hutang. Jika hutang dianggap tidak terbayar, pada umumnya dicatat untuk nilai
yang diharapkan dari arus kas masa mendatang, dipotong dengan suku bunga efektif
pinjaman.
INSTRUMEN KEUANGAN
3. Akuntansi Pembatas
Misalnya, mereka mungkin mengatur struktur modal dengan sarana hutang yang bisa diubah
atau saham. Mereka bisa mengangani arus kas dengan mengeluarkan hutang kupon nol.
Pengaturan saham memungkinkan biaya keuangan yang lebih rendah. Alasan utama yang
lain adalah untuk menangani resiko. Inilah peran instrumen keuangan yang perlu
dikonsentrasikan di sini.
SFAS 105 yang dikeluarkan pada tahun 1990 mengharuskan penjelasan resiko diluar
neraca, termasuk resiko pasar dan resiko kredit. Resiko kredit di sini adalah resiko dimana
pihak lain pada kontrak instrumen keuangan mungkin tidak memenuhi ketentuan kontrak.
Resiko diluar neraca umum terjadi. Misalnya, perusahaan mengeluarkan jaminan hutang
dari lembaga lain, atau mereka mungkin masuk ke dalam komitmen untuk bersandar pada
Kesulitan yang ada adalah bahwa lembaga keuangan merupakan industri utama yang
dipengaruhi oleh SFAS 115 dan bahwa metode yang bsia diterapkan menilai liabilitas
simpanan permintaan dari lembaga keuangan tidak ada. Maka kita bisa menilai jumlah
permintaan nilai pada nilai permukaan; karena ini adalah jumlah yang bisa diminta oleh para
deposan. Namun demikian, hal ini mengabaikan nilai simpanan utama yang tidak nyata,
Instrumen keuangan derivatif adalah instrumen keuangan yang nilainya diperoleh dari
beberapa asset yang mendasarinya. Contoh yang umum adalah pilihan. Misalnya, perhatikan
pilihan tawaran yang memberikan hak untuk membeli saham sampai $20 atau lebih untuk
masa mendatang. Semakin tinggi nilai pasar saham, semakin berharga pilihan, sedangkan
hal yang lainnya tetap sama. Maka derivatif meliputi kontrak masa mendatang, ke depan
dan perdagangan, suku bunga dan batas bawah, serta komitmen pinjaman dengan tingkatan
yang tetap. Jika nilai dasar menunjukkan keuntungan bagi pemilik jika ada gerakan yang
menguntungkan pada nilai yang mendasari. Jika nilai yang mendasari bergerak dengan cara
SFAS 105 dan 107 membutuhkan penjelasan tentang informasi tertentu tentang
derivatif yang dimiliki atau dikeluarkan oleh suatu perusahaan. SFAS 105 membutuhkan
penjelasan informasi tentang resiko diluar neraca. Misalnya suatu perusahaan masuk ke
dalam kontrak ke depan sementara ia membayar $10.000 untuk satu blok saham dalam
waktu 6 bulan. Jika harga saham turun dibawah $10.000 (yakni harga yang mendasari
bergerak dengan cara yang tidak menguntungkan), kontrak ke depan akan menjadi liabilitas.
REPORTING ON RISK
a. Teory Prospek
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan
dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan
individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu
ekonomi.
Reference point
PT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan reference point, bukan nilai absolut laba
atau rugi tersebut. Utilitas adalah fungsi dari laba atau rugi relatif terhadap benchmark
(reference point).
EUT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan nilai absolut kekayaan.
Utilitas adalah fungsi dari nilai kekayaan absolut (tidak ada reference point).
Utility function
PT. Dalam domain laba, orang risk averse; dalam domain rugi, orang risk seeking. Fungsi
utilitas adalah cekung pada domain laba dan cembung pada domain rugi.
EUT. Orang diasumsikan selalu bersikap risk averse. Fungsi utilitas adalah cembung baik
Loss aversion
PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih mengutamakan menghindari rugi daripada
memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan (power) psikologis sebanyak dua kali lipat
daripada laba. Overweight terhadap rugi dan underweight terhadap laba. Berubah 1% dari
sensitivity).
EUT. Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan karena teori ini tidak memiliki reference point
Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta
Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, misalnya
200 hari untuk return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM. Beta
merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan
Dari pada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan
Apabila harga tidak bereaksi cepat terhadap informasi baru tetapi membutuhkan waktu
Teori prospek
Post-Announcement Drift
Rasio Keuangan
Akrual
Dalam membahas pengujian pasar efisien, maka harus juga membahas tentang adanya
ketidak-teraturan (anomali) yang ada yang terkait dengan hipotesis pasar efisien. Anomali di
sini adalah salah satu bentuk dari fenomena yang ada di pasar. Pada anomali ditemukan hal-
hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada.
Artinya, suatu peristiwa (event) dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return.
Dengan kata lain seorang investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return dengan
Anomali yang ada, tidak hanya ditemukan pada satu jenis bentuk pasar efisien saja,
tetapi ditemukan pada bentuk pasar efisien yang lain. Artinya, bukti empiris adanya anomali
di pasar modal muncul pada semua bentuk pasar efisien, walaupun kebanyakan ditemukan
pada bentuk efisien semi-kuat (semi strong). Pengujian berbasis ada tidaknya anomali