Anda di halaman 1dari 86

SPESIFIKASI TEKNIS NORMALISASI SALURAN

PENJELASAN UMUM

a. Umum
1) Lapangan kerja akan di serahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti
waktu pemberian penjelasan dan sebelum memulai pekerjaan di anggap
mengetahui benar letak, batas-batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu.
2) Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan
membuat, memasang, menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat dan
sebagainya yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut.
3) Setiap pekerjaan yang akan di mulai kontraktor maupun yang sedang di laksanakan
kontraktor wajib berhubungan dengan pengawas untuk menyaksikan sejauh tidak
di tentukan lain untuk mengesahkanya.
4) Setiap permohonan dari kontraktor maupun pengesahan dari pengawas di
anggap sah dan berlaku serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
5) Ketelitian dan kerapihan kerja akan di nilai oleh pengawas apabila yang
menyangkut penyelesaian dan kerapihan pekerjaan ( finishing Work ).
6) Penimbunan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi syarat-syarat tehnis serta
dapat di pertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan bahaya.
7) Jika terjadi perbedaan antara gambar dengan uraian ini, kontraktor wajib
menghubungi pengawas guna mendapatkan pemecahanya .
8) Jika terjadi perbedaan ukuran pada atau gambar maka yang terdapat dalam
gambar skala terbesar yang berlaku.
9) Jika terdapat gambar kerja dan penjelasanya yang kurang atau tidak jelas,
Kontraktor boleh melengkapi atas persetujuan dan petunjuk Pengawas.
10) Semua ukuran yang di maksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah
mengikat dan di nyatakan lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dalam pasal-
pasal selanjutnya yang di gunakan sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan.

b. Uraian Pekerjaan

Program : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya
Kegiatan : Pembangunan dan Rehabilitasi Bangunan Irigasi
Pekerjaan : Pembangunan Box Saluran dan Normalisasi
Volume : 1 Paket

c. Jenis dan Mutu Bahan


Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri.

d. Gambar dan Dokumen


Gambargambar dijilid bersatu atau terpisah dari Spesifikasi Teknis ini, yang terdiri dari :
1) Gambar Denah, Tampak dan Potongan
2) Gambar Detail Konstruksi
3) Gambar Datail Khusus
4) DLL
Untuk melaksanakan pekerjaan ini berlaku dan mengikat pula :
1) Gambar Kerja yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi
tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang dilaksanakan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan/disetujui Direksi.
2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 1
3) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
4) Berita Acara Penunjukan Pemenang
5) Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana Kegiatan tentang Penunjukan kontraktor
6) Surat Perjanjian/Kontrak, atau Surat Perintah Kerja (SPK).
7) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8) Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi

e. Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan


1) Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Lelang
ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya.
a. Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahan No. 4 Tahun 2015, petunjuk
teknis dan lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan Di indonesia atau
allegemen Voorwarden Voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken
( AV ) 1941
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan
Teknis Pembangunan Indonesia.
d. Peraturan Muatan Indonesia.
e. Peraturan Umum dari dinas keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja
f. SNI No. 2 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu
Indonesia dulu nya Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961).
g. Peraturan semen Portland Indonesia NI No. 08
h. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 Tahun 2013 Tentang : Pedoman
Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
j. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi
pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan
pembangunan

f. Jadwal Pelaksanaan
1) Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan S
curve
2) Rencana Kerja tersebut sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan
pengawas, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah Surat
Keputusan Penunjuk (SKP) diterima Kontraktor
3) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas, Satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di
Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (
prestasi kerja ).
4) Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.

g. Kuasa Kontraktor di Lapangan


1) Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor
atau biasa disebut pelaksana yang ahli untuk memimpin pelaksanaan dilapangan
dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor,
2) Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3) Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Tim Pengelola Proyek dan
Konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 2
4) Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Proyek dan Konsultan
Pengawas, Nama dan Jabatan pelaksana secara tertulis untuk mengganti pelaksana.
dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor
harus sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri ( penanggung
jawab/direksi perusahaan ) yang akan memimpin pelaksanaan.

h. Penjaga Keamanan Lapangan Pekerjaan


1) Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Kegiatan, konsultan pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
2) Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari
kayu atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.
3) Bila terjadi Kehilangan bahanbahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
4) Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa, Untuk itu kontraktor diwajibkan
menyediakan alatalat pemadam kebakaran yang siap pakai .

i. Jaminan dan Keselamtan Kerja


1) Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dan pekerja lapangan.
2) Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor.
3) Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja, kecuali ada dilokasi, harus seizin Pemilik
Kegiatan.
4) Kontraktor wajib memberikan jaminan social dan keselamatan kerja dalam bentuk
ASTEK kepada seluruh pekerja, sesuai dengan Surat Keputusan bersama antara
Menteri Pekerjaan Umum dengan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 07/Men/1987
tanggal 27 Januari 1984. Jumlah ASTEK yang harus disetor Kontraktor akan
ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

j. Syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan


1) Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Dokumen Pemilihan.
2) Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib
memberitahukan.
3) Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4) Bahan Bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, jika
ditolak oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dalam jam penolakan.
5) Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi ternyata
ditolak Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
6) Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian
Bahan-bahan (Laboratorium ) yang terdekat untuk diteliti.
7) Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil
penelitian bahan tersebut.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 3
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

a. Umum
1) Yang dimaksud dengan pekerjaan pembersihan adalah memelihara hasil pekerjaan
agar terbebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, selama
periode pelaksanaan pekerjaan.
2) Pekerjaan pembersihan lapangan meliputi pekerjaan pengupasan lapisan
permukaan tanah termasuk pembersihan lokasi dari tanaman dan tunggul pohon
serta akar tumbuh-tumbuhan.

b. Pelaksanaan Pembersihan
1) Penyedia Jasa menggunakan tenaga mandor dan tukang untuk membersihkan area
yang akan di gali/normalisasi dengan mencocokan ukuran saluran dengan gambar
kerja.
2) Area Pembersihan untuk saluran 3-5 M dan disesuaikan dengan gambar kerja
3) Area pembersihan untuk tanggul 3-4 M dan disesuaikan dengan gambar kerja.
4) Hasil pembersihan lapangan harus diletakan atau dibuang diluar lokasi yang telah
disetujui pengawas lapangan dan atau direksi.
5) Pembersihan bisa menggunakan alat bantu seperti gergaji, parang, tali, patok dll.

c. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran pekerjaan pembersihan lapangan berdasarkan luas
pembersihan yang telah dilaksanakan dalam satuan meter persegi (M).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang
telah disahkan oleh pengawas lapangan dan atau direksi.

GALIAN TANAH LUMPUR (ALAT EXCAVATOR)

a. Umum
1) Galian tanah lumpur menggunakan alat adalah pekerjaan normalisasi untuk
membersihkan lumpur-lumpur yang terdapat di saluran, kotoran dan sampah
dengan elevasi tertentu supaya aliran air bisa berjalan lancar tanpa adanya
hambatan.
2) Pekerjaan galian Lumpur (alat excavator) dilaksanakan untuk pembentukan saluran
atau sesuai dengan gambar rencana dan atau sesuai dengan petunjuk direksi.
3) Galian dilakukan dengan alat excavator, kedalaman dan lebar galian sesuai dengan
gambar rencana dan atau sesuai dengan petunjuk direksi.

b. Pelaksanaan Galian
1) Setiap Pekerjaan galian sudah selesai diberikan patok bisa menggunakan kayu yang
sudah dibuat ukuran sedemikian rupa serta diberi tanda per STA.
2) Apabila pada pelaksanaan terdapat perubahan lokasi pekerjaan dikarenakan ada
sesuatu hal Penyedia Jasa wajib memberitahukan ke Pelaksana Lapangan untuk
segera dicari solusinya.
3) Alat untuk menggali menggunakan excavator dengan panjang dan ukuran bucket
disesuaikan dengan lokasi pekerjaan.
4) Ukuran galian saluran 3-5 m disesuaikan dengan gambar kerja.

c. Perhitungan untuk Pembayaran


1) Pekerjaan galian Lumpur (alat excavator) dilaksanakan untuk pembentukan saluran
atau sesuai dengan gambar rencana dan atau sesuai dengan petunjuk direksi.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 4
Pengukuran untuk pembayaran galian tanah lumpur (alat excavator) didasarkan
atas volume dalam meter kubik (M) dan hasil galian didasarkan atas volume dalam
meter kubik (M) yang telah dilaksanakan sesuai dengan persetujuan direksi.
2) Pengukuran volume galian untuk pembayaran diperhitungkan dalam meter kubik
(M) sesuai dengan gambar pelaksanaan yang telah disetujui direksi.

PERATAAN HASIL GALIAN (ALAT EXCAVATOR)

a. Umum
Perataan hasil galian adalah meratakan hasil galian dari excavator ke pinggir galian
dengan ukuran tertentu sehingga terbentuknya tanggul.

b. Pelaksanaan Perataan
1) Pekerjaan hasil galian Lumpur (alat excavator) diratakan dipinggir galian dengan
jarak 1 m atau pembentukan tanggul sesuai dengan gambar rencana dan atau
sesuai dengan petunjuk direksi.
2) Perataan Hasil Galian dilakukan dengan alat excavator, lebar perataan hasil galian
sesuai dengan gambar rencana dan atau sesuai dengan petunjuk direksi.
3) Lebar tanggul 3 4 meter dan disesuaikan dengan gambar kerja.
4) Tinggi tanggul 1 1,5 meter dan disesuaikan dengan gambar kerja.

c. Pengukuran dan Pembayaran


1) Pekerjaan perataan hasil galian tanah lumpur (alat excavator) dilaksanakan untuk
perataan tanggul hasil dari tanah galian sesuai dengan gambar rencana dan atau
sesuai dengan petunjuk direksi. Pengukuran untuk pembayaran perataan hasil
tanah galian tanah lumpur (alat excavator) didasarkan atas volume dalam meter
persegi (M) dan hasil perataan didasarkan atas volume dalam meter
persegi (M) yang telah dilaksanakan sesuai dengan persetujuan direksi.
2) Pengukuran volume perataan hasil galian untuk pembayaran diperhitungkan dalam
meter persegi (M) sesuai dengan gambar pelaksanaan yang telah disetujui direksi.

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

a. Umum

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 5
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan pada bagian-bagian lain
dari dokumen kontrak, dan secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan
berikut:
- Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material, dan peralatan sesuai dengan
kebutuhan yang diatur dalam dokumen kontrak.
- Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat tinggal,
bengkel, gudang, dan sebagainya.

b. Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
- Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel
inti (key personnel) yang dilampirkan dalam berkas penawaran.
- Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang memenuhi jaminan
kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.
- Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang
diperlukan, maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.

c. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti aturan
perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR),
Kepolisian dan instansi terkait lainnya.
- Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp/direksi keet pelaksanaan
pekerjaan di sekitar lokasi proyek, digunakan untuk kantor proyek, gudang dan
sebagainya yang telah disebutkan dalam kontrak.
- Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum
dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan
peralatan tersebut sesuai kontrak.
- Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi,
maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
- Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari tanah
dan air.

d. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
- Menyediakan fasilitas kuari yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek dan sudah
mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan instansi
terkait.
- Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
- Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah.
- Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih dahulu diambil
contohnya untuk diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat,
segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.

e. Periode Mobilisasi

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 6
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan sesuai jadwal
pekerjaan, dan sudah harus dimulai selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung
mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

f. Program Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM) yang dihadiri
Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa untuk membahas
semua hal baik teknis maupun non teknis dalam proyek ini.
2) Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM, Penyedia Jasa menyerahkan
program mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
3) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
mencakup informasi tambahan sebagai berikut:
- Lokasi basecamp/direksi keet Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan
denah rinci di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel,
gudang, molen jika fasilitas tersebut termasuk dalam kontrak.
- Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan
yang tercantum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam penawaran, serta
usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangannya di lapangan.
- Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar
aman dilewati alat-alat berat, berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal
tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
- Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

g. Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat
akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari
tanah milik pemerintah atau masyarakat dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

h. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar
jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam
Periode Mobilisasi.

i. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar dengan cara lumpsum, pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, untuk semua
pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
1) Pembayaran biaya lumpsum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
a. 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 70% (tujuh puluh persen) selesai, dan
pelayanan atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
b. 20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c. 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 7
2) Apabila Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari
kedua batas waktu yang disyaratkan, maka jumlah pembayaran mobilisasi yang
disetujui Direksi Pekerjaan adalah persentase angsuran penuh dari harga lumpsum
mobilisasi dikurangi dengan 1% (satu persen) nilai angsuran untuk setiap
keterlambatan 1 (satu) hari, maksimum sampai 50 (lima puluh) hari.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 8
SPESIFIKASI TEKNIS BOX CULVERT
PEKERJAAN CERUCUK KAYU

a. Umum
Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan didaerah
dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lumpur
ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Cerucuk dalam
defenisinya adalah susunan tiang kayu dengan diameter antara 8 sampai 15 meter yang
dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal kedalam tanah yang ditujukan untuk
memperkuat daya dukung terhadap beban diatasnya. Dalam konstruksinya ujung atas
dari susunan cerucuk disatukan untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut
dengan kepala cerucuk. Kepala cerucuk dapat berupa pengapit dan tiang -tiang kayu ,
matras, kawat pengikat , papan penutup atau balok poer.

b. Persyaratan Teknis
1) Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 15 cm, dimana
pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak
melebihi 15 cm
2) Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga daya
dukung yang makin besar.
3) Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak
dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.

c. Persyaratan Bahan
Jenis kayu yang sering digunakan untuk pondasi cerucuk adalah :
1) Kayu Gelam
2) Kayu Medang
3) Kayu Betangor
4) Kayu Ubah
5) Kayu Dolken

d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun
tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang
sudah direncanakan.
2) Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi
pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik
kayu dan kedalaman yang direncanakan.
3) Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu
yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat
bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.

e. Pengendalian Mutu
Pemasangan kedalam cerucuk, diameter, dan jenis kayu cerucuk harus sesuai dengan
gambar kerja. Apabila ada perubahan kedalaman, ukuran, dan jenis kayu cerucuk
Penyedia Jasa harus melapor ke pelaksana lapangan dan tertuang dalam buku direksi.

f. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran harus sesuai dengan pekerjaan di lapangan mengikuti
gambar kerja dan rencana anggaran biaya, volume pembayaran adalah btg/batang dan
jumlah yang digunakan sesuai di lapangan.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 9
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

a. Umum
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan pada bagian-bagian lain
dari dokumen kontrak, dan secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan
berikut:
- Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material, dan peralatan sesuai dengan
kebutuhan yang diatur dalam dokumen kontrak.
- Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat tinggal,
bengkel, gudang, dan sebagainya.

b. Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
- Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel
inti (key personnel) yang dilampirkan dalam berkas penawaran.
- Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang memenuhi jaminan
kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.
- Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang
diperlukan, maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.

c. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti aturan
perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR),
Kepolisian dan instansi terkait lainnya.
- Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp/direksi keet pelaksanaan
pekerjaan di sekitar lokasi proyek, digunakan untuk kantor proyek, gudang dan
sebagainya yang telah disebutkan dalam kontrak.
- Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum
dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan
peralatan tersebut sesuai kontrak.
- Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi,
maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
- Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari tanah
dan air.

d. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
- Menyediakan fasilitas kuari yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek dan sudah
mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan instansi
terkait.
- Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
- Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah.
- Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih dahulu diambil
contohnya untuk diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat,
segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 10
e. Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan sesuai jadwal
pekerjaan, dan sudah harus dimulai selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung
mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

f. Program Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM) yang dihadiri
Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa untuk membahas
semua hal baik teknis maupun non teknis dalam proyek ini.
2) Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM, Penyedia Jasa menyerahkan
program mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
3) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
mencakup informasi tambahan sebagai berikut:
- Lokasi basecamp/direksi keet Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan
denah rinci di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel,
gudang, molen jika fasilitas tersebut termasuk dalam kontrak.
- Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan
yang tercantum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam penawaran, serta
usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangannya di lapangan.
- Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar
aman dilewati alat-alat berat, berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal
tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
- Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

g. Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat
akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari
tanah milik pemerintah atau masyarakat dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

h. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar
jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam
Periode Mobilisasi.

i. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar dengan cara lumpsum, pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, untuk semua
pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
1) Pembayaran biaya lumpsum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
a. 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 70% (tujuh puluh persen) selesai, dan
pelayanan atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 11
b. 20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c. 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
2) Apabila Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari
kedua batas waktu yang disyaratkan, maka jumlah pembayaran mobilisasi yang
disetujui Direksi Pekerjaan adalah persentase angsuran penuh dari harga lumpsum
mobilisasi dikurangi dengan 1% (satu persen) nilai angsuran untuk setiap
keterlambatan 1 (satu) hari, maksimum sampai 50 (lima puluh) hari.

GALIAN,TIMBUNAN, dan PEMADATAN TANAH

a. Umum

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 12
1) Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus membersihkan daerah yang
akan dikerjakan dari sisa-sisa akan pohon maupun semak-semak serta segala
perintah yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh pangawas
2) Pelaksanaan harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bangunan
yang sudah selesai dikerjakan dari segala macam kerusakan dan berhati-hari untuk
tidak mengganggu patok pengukuran atau tanda-tanda lain.
3) Perbaikan kerusakan pada barang. Benda atau bangunan yang harus dijaga akibat
pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pelaksana.
4) Pelaksana harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu
melaporkannya kepada pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
5) Pemindahan material akibar pembongkaran puing-puing dan semua yang
merintangi pekerjaan harus dilakukan menurut peraturan-peraturan Pemerintah
Daerah Setempat.

b. Galian Tanah
1) Semua galian harus mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar rencana
kecuali ditentukan lain oleh pengawasn sehubungan dengan keadaan lapangan dari
peil tanah.
2) Luas dasar galian untuk pondasi harus mempunyai luas minimum 10 cm lebih luas
dari luas bawah pasangan pondasi tapak dengan tebing galian yang cukup llandai
sehingga tidak mudah longor.
3) Pelaksanaan harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran.
Untuk itu pelaksana harus membuat penyangga/penahan tanah jika diperlukan
selama masa penggalian, karena stabilitas dari permukaan tanah selama penggalian
merupakan tanggung jawab pelaksana.
4) Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau
tembok/pondasi, pipapipa yang tidak terpakai atau halangan-halangan lain yang
dijumpai pada saat penggalian harus dikeluarkan dan dibuang.
5) Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih
berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat, apabila
hal tersebut dijumpai, maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada
pengawas atau Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan intruksi lebih lanjut.
6) Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada barang-barang tersebut diatas, maka
pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin
Kegiatan dan Pihak yang berwenang dan segera mengganti semua kerusakan-
kerusakan tersebut atas biaya sendiri.
7) Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum
melaksanakan pekerjaan selanjutnya, Pelaksana harus mendapat ijin / persetujuan
tertulis dari pengawas.

c. Timbunan dan Pemadatan Tanah


1) Pelaksana harus mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan, untuk
disetujui oleh pengawas, bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil dari
lapangan atau diluar lapangan dan merupakan tanah laterik, tanah kapur atau tanah
pasir yang bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih dari 1 cm dan
mempunyai CBR lab. Minimal 4.
2) Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan secara lapis perlapis dan
dipadatkan dengan hand compactor dengan tebal hamparan maksimal 25 cm dan
kemudian dipadatkan.
3) Lapisan tanah urug harus dipadatkan sampai mencapai 95 % dari kepadatan kering
maksimum. Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus dilaksanakan untuk setiap
hasil pemadatan seluas 100 M2 pada setiap lapis pemadatan.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 13
4) Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pelaksana
atau akibat dari aliran air. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau
disingkirkan dari tempat-tempat yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas.

d. Pekerjaan Penyelesaian
1) Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan
daerah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.
2) Seluruh lapisan akhir (finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar, Bila diakibarkan oleh penurunan, timbunan memerlukan
tambahan material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan
tersebut harus digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan tambahan
dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai
dengan persyaratan teknis lainnya.
3) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/timbunan,
seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampahsampah harus segera disingkirkan
dari dalam lokasi.

e. Pengendalian Mutu
1) Mutu Galian
a. Harus memenuhi toleransi dimensi.
b. Permukaan galian akhir harus sesuai gambar rencana.

2) Mutu Timbunan dan Pemadatan


Penyedia Jasa harus menyampaikan usulan percobaan pemadatan termasuk
memilih metode dan peralatan untuk mendapatkan ketebalan dan tingkat
kepadatan yang disyaratkan. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat mencapai
kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti:
a. Mengganti alat pemadat yang lebih sesuai atau lebih berat.
b. Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan alat
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga
dapat diterima oleh Direksi Teknis.

f. Pengukuran dan Pembayaran


1) Pengukuran
Pengukuran pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan harus sesuai dengan gambar
dan rencana anggaran yang tertuang dalam kontrak pekerjaan.
2) Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan menggunakan meter
kubik M3

BAJA TULANGAN/PEMBESIAN

a. Umum

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 14
Yang dimaksud dengan baja tulangan adalah bahan baja polos atau baja ulir yang
digunakan sebagai tulangan suatu konstruksi beton bertulang. Pekerjaan yang diatur
dalam seksi ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan coated dan tidak coated sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b. Persyaratan
1) Standar Rujukan
SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi kawat baja dengan proses canay dingin untuk
tulangan beton.
SNI 07-2529-1991 : Metode pengujian kuat tarik baja beton.
SNI 07-0663-1995 : Jaring kawat baja las untuk tulangan beton.
SNI 07-2052-1997 : Baja tulangan beton.
PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia Tahun 1971

2) Toleransi pada Pemasangan Tulangan


a. Terhadap selimut beton (selimut beton) : 6 mm
b. Jarak terkecil pemisah antara batang : 6 mm
c. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : 12 mm
- panjang batang : 50 mm

3) Persyaratan Bahan
a. Baja Tulangan
Untuk Baja Tulangan harus memenuhi SNI 07-2052-1997 tentang Baja
tulangan beton, ukuran panjang dan diamter tulangan sudah tertera pada
gambar kerja.
b. Pengikat Untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi SNI07-6401-2000.

4) Persyaratan Kerja
a. Pengajuan Kesiapan Kerja
Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
sebelum daftar tersebut dan diagram pembengkokan disetujui.
Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikan
berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja
tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.

c. Pelaksanaan
1) Penyimpanan dan Penanganan
a. Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan,
diberi label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran
batang, panjang, mutu, dan informasilainnya sehubungan dengan tanda yang
ditunjukkan pada diagram tulangan.
b. Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan
sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan
lainnya.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 15
2) Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
a. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
b. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
c. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti
pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang
akan dicor.
d. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang
yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
e. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung
pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-
tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang
berbatasan.

3) Pembengkokan Tulangan
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan itu.
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali
tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
h. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan
dengan jalan disiram dengan air.
i. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
4) Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.
a. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 16
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada
pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi
seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
b. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
c. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar 12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
d. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar 6 mm.

5) Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.


a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
b. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
c. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus
diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan
harus ditunjang dimana memungkinkan.
d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
e. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan
lain.

d. Pengendalian Mutu
1) Penerima Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang
telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Butir B.3).

2) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a. Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala
hal tidak membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk
memastikan ketelitian dari daftardan diagram tersebut. Revisi bahan yang
disediakan sesuai dengan daftar dan diagram,untuk memenuhi rancangan
dalam gambar, menjadi tanggung jawab dan atas biaya Penyedia Jasa.
b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diizinkan dalam
pekerjaan:
- Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi
toleransipembuatan yang disyaratkan dalam PBI 1971.
- Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada gambar atau
gambar kerja akhir (Final Shop Drawing).
- Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih
atau oleh sebab lain.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 17
c. Apabila terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak bolehdibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan
Direksi Pekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan merusak atau
melemahkan bahan. Pembengkokan kembali dari batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh Direksi
Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan
kembali lebih dari 1 (satu) kali pada tempat yang sama tidak diizinkan
digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh
pembengkokan kembali, atau apabila pembengkokan kembali tidak disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang
tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai
dengan bentuk dandimensi yang disyaratkan dan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan
dan pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang
telah dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok)
batang lurus yang cukup di tempat,untuk pembengkokkan sebagaimana yang
diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.

e. Pengukuran dan Pembayaran


1) Baja tulangan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang
dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram
per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman.
Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas berat
nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaan
memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Penyedia Jasa
pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.
2) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan
atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat
untuk pembayaran.
3) Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus
dibayar pada harga penawaran kontrak terdaftar dalam daftar kuantitas, dimana
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan
dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas,
pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan.

PEKERJAAN BETON

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 18
a. Umum
1) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
(additive)membentuk massa padat
2) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering.
3) Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan lantai kerja, pekerjaan pondasi tapak,
pekerjaan sloof, pekerjaan kolom, pekerjaan skoor, pekerjaan dinding, dan
pekerjaan yang detail item pekerjaannya terdapat di gambar kerja dan RAB.
4) Mutu Beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak harus seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan
ini menggunakan jenis beton bermutu rendah dengan kuat tekan beton karateristik
( fc ) berkisar antara 10 15 Mpa (Untuk K-125 175) dan 15 20 Mpa (untuk K-
175 K-250).

b. Persyaratan
1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan
untuk campuran beton.
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal.
SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan
agregat halus dan kasar.
SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.
SNI 03-1973-1990 : Metoda pengujian berat isi beton.
SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton.
SNI 03-2417-1991 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin
Los Angeles.
SNI 03-2458-1991 : Metode pengambilan contoh untuk campuran
beton segar.
SNI 03-2493-1991 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di laboratorium.
SNI 15-2049-2004 : Semen portland.
SNI 03-3418-1994 : Metode pengujian kandungan udara pada beton
segar.
SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat
yang lolos saringan No.200 (0,075 mm).
SNI 03-6817-2002 : Metode pengujian mutu air untuk digunakan
dalam beton.
SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di lapangan.

2) Persyaratan Bahan
a. Semen

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 19
- Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan
IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan
gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh
lebih dari 5%, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
- Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Apabila di dalam
satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa
harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan
merk semen yang digunakan.

b. Agregat ( Pasir, Kerikil atau Batu Pecah )


- Agregat yang dipakai adalah agregat buatan berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut ASTM
C 33 dan mempunyai ukuran terbesar 2.5 cm
- Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori dan
berbentuk kubus, Bila ada butir yang ipih maka jumlahnya tidak boleh
melebihi 20% dari Value dan tidak boleh mengalami pembubukan
hingga melebihi 50.5 kehilangan berat menutur test mesin los angeles.
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi
sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 1 bila contoh-contoh
diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

c. Agregat Halus
- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu dan harus bersih dari bahan organic, Lumpur, zatzat
alkali dan tidak mengandung lebih dari 150% subtansi subtansi yang
merusak beton.
- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri
dari partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi
seperti tabel berikut :

Ukuran Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 20
Saringan
Kasar
Standar Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
Halus
(mm) maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum 10
37,5 mm 25 mm 19 mm 12,5 mm mm
50,8 - 100 - - - -
38,1 - 95 - 100 100 - - -
25,4 - - 95 100 100 - -
19 - 35 - 70 - 90 - 100 100 -
12,7 - - 25 - 60 - 90 - 100 100
9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70 95 100
4,75 95 100 0-5 0 - 10 0 - 10 0 - 15 30 65
2,36 80 - 100 - 0-5 0-5 0-5 20 50
1,18 50 85 - - - - 15 40
0,300 10 30 - - - - 5 15
0,150 2 10 - - - - 0-8

d. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organik. Air harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-
6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Apabila timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak
dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
beton semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila
kuat tekan beton dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua
puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan
mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama.

e. Bahan Tambah
- Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan
kinerja beton dapat berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil
limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan pengisi pori dalam
campuran beton.
- Bahan kimia Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan
dalam campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen
selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan
tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan
harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-
2495-1991 tentang Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
- Mineral yang berupa bahan tambah atau bahan limbah dapat berbentuk
abu terbang (flyash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila
digunakan bahan tambahan berupaabu terbang, maka bahan tersebut
harus sesuai dengan standar spesifikasi yangditentukan dalam SNI 03-
2460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan
untuk campuran beton. Abu terbang merupakan residu halus yang
dihasilkan dari sisa proses pembakaran batubara. Pozzolan adalah
bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang bereaksi
secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa
membentuk senyawa bersifat cementitious. Bahan mikro silica atau

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 21
silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang
mengandung silica amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau
senyawa ferro-silica.
- Apabila akan digunakan bahan pencampur, pelaksana harus
mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan CW ratio
dari penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut, Hasil
Crussing test dari laboratorium yang berwenang, terhadap kubus-kubus
beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada
pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

f. Cetakan Beton (begisting)


Dapat menggunakan kayu kelas II, Multipleks dengan tebal minimal 9 mm
atau pelat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut
dalam PBI NI -2 1971.

3) Persyaratan Kerja
a. Pengajuan Persiapan Kerja
- Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor
harus bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton lepas,
Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (
pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing, dan perlengkapan-
perlengkapan lain).
Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah
terpasang dengan baik.
- Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
- Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 (tiga puluh) hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan
sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
- Penyedia jasa harus menyerahkan hasil pengujian percobaan campuran
beton (trial mix) berdasarkan kuat tekan beton yang harus dilaksanakan
untuk umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari, 14 (empat belas) hari, dan 28
(dua puluh delapan) hari setelah tanggalpencampuran sesuai dengan
SNI 03-1974-1990 tentang Metode pengujian kuat tekan beton
- Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dimulai.
- Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 (dua
puluh empat) jam sebelum pelaksanaan, disertai dengan metode
pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab
personil dan jadual pelaksanaannya.

b. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 22
- Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu
dengan ketinggian tidak kurang dari 300 mm dari permukaan tanah
serta ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama
penyimpanan dan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sejak disimpan dalam
tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk
melebihi 8 (delapan) sak ke arah atas.
- Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar
matahari dan hujan secara langsung sepanjang waktu pengecoran.
- Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
c. Pencampuran dan Penakaran
- Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan
SNI 03 2834-2000. Sebagai pedoman awal untuk perkiraan proporsi
takaran campuran dapat digunakan.
- Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan
dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan
SNI 03-2834-2000, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang
menggunakan jenis instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Pelaksanaan
1) Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton lepas, cetakan atau
pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
b. Sambungan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal
terutama untuk permukaan beton yang tidak di finish (exposed concrete)

2) Pengecoran
a. Pelaksanaan Pengecoran
- Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis
paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam sebelum memulai pengecoran
beton, atau meneruskan pengecoran beton apabila pengecoran beton
telah ditunda lebih dari 6 (enam) jam (final setting). Pemberitahuan
harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda
terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa perancah,
acuan, tulangan dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk
memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia
Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan.
- Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan apabila Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
- Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya agar didapat
kemudahan pembukaan acuan tanpa menimbulkan kerusakan pada
permukaan beton.

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 23
- Pengecoran beton ke dalam acuan harus selesai sebelum terjadinya
pengikatan awal beton seperti ditunjukkan dalam hasil pengujian beton
dari laboratorium, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan
karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan,
kecuali digunakan bahan tambahan untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Pengecoran beton harus berkesinambungan tanpa berhenti sampai
dengan lokasi sambungan pelaksanaan (construction joint) yang telah
disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
- Pengecoran beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat
dicapai pada posisi akhir beton. Pengaliran beton tidak boleh melampaui
satu meter dari tempat awal pengecoran.
- Pengecoran beton ke dalam acuan struktur yang berbentuk rumit dan
penulangan yang rapat harus dilaksanakan secara lapis demi lapis
dengan tebal yang tidak melampaui 150 mm. Untuk dinding beton, tebal
lapis pengecoran dapat sampai 300 mm menerus sepanjang seluruh
keliling struktur.
- Tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan tidak boleh lebih dari 1,5 m.
Beton tidak boleh dicor langsung ke dalam air. Apabila beton dicor di
dalam air dan tidak dapat dilakukan pemompaan dalam waktu 48
(empat puluh delapan) jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor
dengan metode tremi atau metode DropBottom-Bucket, dimana
pengggunaan bentuk dan jenis yang khusus untuk tujuan ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam hal pengecoran dibawah air dengan menggunakan beton tremi
maka campuran beton tremi tersebut harus dijaga sedemikian rupa agar
campuran tersebut mempunyai slump tertentu, kelecakan yang baik dan
pengecoran secara keseluruhan dari bagian dasar sampai atas tiang
pancang selesai dalam masa setting time beton.
Untuk itu harus dilakukan campuran percobaan dengan menggunakan
bahan tambahan (retarder) untuk memperlambat pengikatan awal
beton, yang lamanya tergantung dari lokasi pengecoran beton,
pemasangan dan penghentian pipa tremi serta volume beton yang
dicor. Pipa tremi dan sambungannya harus kedap air dan mempunyai
ukuran yang cukup sehingga memungkinkan beton mengalir dengan
baik. Tremi harus selalu terisi penuh selama pengecoran. Apabila aliran
beton terhambat maka tremi harus ditarik sedikit keatas dan diisi penuh
terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik tremi atau Drop-
Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
- Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
- Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton baru
yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari
bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan dilapisi dengan bonding agent
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah pengecoran permukaan
pekerjaan beton, tidak boleh ada air yang mengalir di atasnya. Untuk
perawatan dengan pemberian air di atas permukaan, dapat dilakukan

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 24
sebelum 24 (dua puluh empat) jam setelah pengecoran dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
Bagian sisi balok 48 Jam
Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
Pelat Lantai / Atap/ Tangga 21 Hari

b. Pemadatan
- Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar acuan yang telah disetujui. Apabila diperlukan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan
memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan.
- Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua
sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi.
- Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
- Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan
boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang
merata.
- Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton
di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan
penetrasi sampai kedalaman 100 mm dari dasar beton yang baru dicor
sehingga menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian
tersebut. Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi
yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara
perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak
lebih dari 450 mm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik
lebih dari 15 detik atau permukaan beton sudah mengkilap.

c. Sambungan Pelaksanaan
Rencana atau Schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu
konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak Construction Joint
Dalam keadaan tertentu dan mendesak, pengawas dapat merubah letak
Construction Joint tersebut. Permukaan Construction Joint harus bersih dan
dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat
permukaan beton yang padat. Construction Joints harus diusahakan
berbentuk garis tegak atau horizontal sedapat mungkin dihindarkan adanya
Construction Joinst tegak kalaupun diperlukan maka harus dimintakan
persetujuan dari pengawas. Sebelum Pengecoran dilanjutkan permukaan
beton harus dibasahi dan diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang.

3) Pengerjaan Akhir
a. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada
bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas
pada permukaan, ujung-ujung atau sudur-sudut harus berbentuk penuh dan
tajam.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 25
b. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan
harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk
kemudian diratakan, bila diperlukan seluruh permukaan beton diharuskan
dengan ampelas, caborandum atau gurinda.
c. Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi
kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10
m, tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton
dengan maksud menyerap kelebihan air.
d. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas,
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 Jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat Lantai / Atap/ Tangga 21 Hari
e. Dengan persetujuan pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila
hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton
sebenarnya, telah mencapai 75 % dari kekuatan beton pada umur 28 hari.
f. Segala ijin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau
membebaskan tanggung jawab pelaksana terhadap kerusakan yang timbul
akibat pembongkaran cetakan.

4) Perawatan Beton
Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh
pengawas setelah pengecoran dan penyelesaian, permukaan beton yang tidak
tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi
secara terus menerus selama 7 ( tujuh ) hari. Cetakan beton yang tidak dilindungi
terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama masa perawatan beton harus
selalu dibasahi untuk mengurangi keretan beton harus selalu dibasahi untuk
mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah pada sambungan. Lantai beton
atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut diatas, harus dirawat dengan
jalan membasahi atau menutupi dengan membrane yang basah.

d. Pengendalian Mutu
1) Ketentuan Sifat Sifat Campuran
a. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai slump) seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa
hal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan
tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung
air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh
permukaan yang rata, halus dan padat.
b. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan
contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03- 1974-1990 tentang
Metode pengujian kuat tekan beton, SNI 03-4810-1998 tentang Metode
pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan, SNI 03-2493-1991
tentang Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium,
SNI 03- 2458-1991 tentang Metode pengambilan contoh untuk campuran
beton segar.
c. Sebelum dilakukan pengecoran, penyedia jasa harus melakukan percobaan
campuran (trial mix) di lapangan sesuai dengan rancangan campuran yang

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 26
dihasilkan oleh laboratorium. Apabila hasil kuat tekan beton yang didapat
pada umur 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat tekan beton lebih kecil dari 85%
nilai kuat tekan beton yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus melakukan
penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut,
dengan meminta saran tenaga ahli yang kompeten di bidang beton untuk
kemudian melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat
tekan beton di lapangan yang sesuai dengan persyaratan.
d. Apabila percobaan campuran beton telah sesuai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, maka Penyedia Jasa dapat melanjutkan pekerjaan pencampuran
beton sesuai dengan hasil percobaan campuran.

2) Penyesuaian Campuran
a. Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang
sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang
tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan
pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air
atau oleh cara lain tidak diizinkan.
b. Apabila beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen
dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c. Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan
tambahan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu harus dibuktikan
kebenarannya melalui pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan
mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada
SNI 03-2495-1991.
Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:
- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air.
- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan.
- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton.
- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton.
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton.
- Mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss).
- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi).
- Mengurangi terjadinya bliding (bleeding).
- Mengurangi terjadinya segregasi.
d. Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering permukaan
(JKP). Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi
penakaran sesuai dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala paling sedikit 12
(dua belas) jam sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering
permukaan;
e. Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama
masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga mencapai kondisi
yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan seluruh semen yang sudah

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 27
ditakar hingga tercampur dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan
sisa air untuk menyempurnakan campuran.
f. Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus sudah
dimasukkan sekitar seperempat waktu pencampuran tercapai. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas m3 atau kurang harus sekitar 1,5
menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk
tiap penambahan 0,5 m3.
g. Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang
dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan
oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Untuk nilai slump 80 mm, maka
toleransi terhadap nilai slump yang disyaratkan adalah - 20 mm , + 20 mm.
Toleransi untuk perkerasan kaku adalah 10 mm, + 10 mm.
h. Pengujian Kuat Tekan :
- Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji
per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang
dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
- Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998.
Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang
akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang
dilakukan di laboratorium.
- Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen struktur yang dicor secara terpisah dan
diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.
- Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 10 m3 beton harus dibuat 1 (satu)
set benda uji dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor
terpisah minimal diambil 3 (tiga) set benda uji (1 set = 3 buah benda uji).
- Prediksi awal pada umur kurang dari 7 (tujuh) hari harus disesuaikan
dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi
waktu.
- Setiap set pengujian dilakukan untuk kuat tekan beton umur 28 (dua
puluh delapan) hari.
- Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam
set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat
tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam perhitungan statistik
adalah hasil dari 2 (dua) buah benda uji yang berdekatan nilainya.

e. Pengukuran dan Pembayaran


1) Pengukuran
a. Cara Pengukuran
- Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
gambar kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa
dengan garis tengah kurang dari 200 mm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit)
atau lubang sulingan (weephole).

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 28
- Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan
untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian
akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya
untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut
telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.
- Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan
dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang
telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti
disyaratkan pada Seksi lain dalam spesifikasi ini.
- Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur harus beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc=20 MPa (K-
250) atau lebih tinggi dan beton tak bertulang harus beton yang
disyaratkan atau disetujui untuk fc=15 MPa (K-175) atau fc=10 MPa
(K-125). Apabila beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi
diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton
yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan
mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk
mata pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran Meter Kubik. Harga
dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata
pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah
untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan
untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan
yang sebagaimana mesti.

Sengeti, Pebruari 2016


Pejabat Pembuat Komitmen
Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Muaro Jambi

JHON ALPEN, ST
Nip. 19640622199903 1 001

Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 29
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi Halaman 30
BQ

Kegiatan : Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Pekerjaan : Pembangunan Box dan Normalisasi Saluran Ds. Matra Manunggal (Unit XIII)
Lokasi : Kecamatan Bahar Utara
Tahun Anggaran : 2016
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN
SATUAN (Rp.) HARGA (Rp.)
1 2 3 4 5 6

I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi 1,00 Ls - -
Sub.1 -

II PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1 Pek. Tebas Pembersihan 30.900,00 M2 - -
2 Pek. Tebas Tebang 2.060,00 M2 - -
Sub.2 -

III PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN


1 Pek. Rehabilitasi Saluran (Excavator) 52.542,88 M3 - -
2 Pek. Perataan Hasil Galian Saluran (Excavator) 25.750,00 M2 - -
Sub.3 -

IV PEKERJAAN BANGUNAN BOX CULVERT ( 1 UNIT )


1 Pek. Galian Manual 10,92 M3 - -
2 Pek. Urugan Tanah Kembali 11,76 M3 - -
3 Pek. Cerucup Kayu Dia. 10 cm - 150 cm P = 2 M 269,00 Btg - -
4 Pek. Lantai Kerja (K-125) 1,33 M3 - -
5 Pek. Cor beton kuker ( K225) 1,30 M3 - -
6 Pek. Pembesian Kuker 249,44 Kg - -
7 Pek. Beton Box (K-225) 13,44 M3 - -
8 Pek. Pembesian Box 1.325,04 Kg - -
9 Pek. Beton Dinding Sayap (K-225) 13,20 M3 - -
10 Pek. Pembesian Dinding Sayap 1.186,37 Kg - -
11 Pek. Pembesian Loneng 78,32 Kg - -
12 Pek. Beton Loneng 1,24 M3 - -
13 Pek. Beton Sandaran (K-225) 0,09 M3 - -
14 Pek. Pembesian Tiang Sandaran 27,71 Kg - -
15 Pek. Pipa Galpanis 3" 61,08 Kg - -
13 Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat 35,00 M3 - -
Sub. 4 -
REKAPITULASI

Kegiatan : Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Pekerjaan : Pembangunan Box dan Normalisasi Saluran Ds. Matra Manunggal (Unit XIII)
Lokasi : Kecamatan Bahar Utara
Tahun Anggaran : 2016

JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN
HARGA (Rp.)
1 2 3

I PEKERJAAN PENDAHULUAN -

II PEKERJAAN PEMBERSIHAN -

III PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN -

IV PEKERJAAN BANGUNAN BOX CULVERT ( 1 UNIT ) -

JUMLAH -
PPN 10 % -
JUMLAH -
DIBULATKAN -

TERBILANG : -

..,2016

CV/PT


DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai