BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bronkitis
1. Definisi
Penyebabnya bisa dari, bakteri, alergi, dan lainnya (Dorland, 1995: 22).
badan yang belum terlalu tinggi, rasa tak seperti biasanya pada dada dan
tahun dapat 1-2 kali terkena serangan akut, baik itu berupa super
maupun haya suatu eksaserbasi akut dari radang kronis yang memang
atas:
mukopuruler
4
5
yang timbul apabila terpanjang zat iritan atau ada infeksi saluran
2005:72).
2. Gejala Klinik
sesak. Berbeda dengan astham, maka sesak nafas tidak bersifat hilang
tumbuh dengan begitu nyata, tetapi cenderung untuk selalu ada. Walaupun
dapat bervariasi antara agak ringan (bila tidak ada infeksi sekunder)
2005:72).
Biasanya didahului infeksi saluran nafas atas dengan batuk pilek, tanpa
demam atau hanya subfebris. Sesak nafas makin hebat disertai nafas cepat dan
nafas, cepat dangkal disertai nafas cuping hidung sianosis sekitar hidung dan
mulut, gelisah, ekspirium memenjang atau mengi. Jika obstruksi hebat suara
nafas nyaris, tak terdengar, ronki basah halus nyaring kadang terdengar pada
3. Patogenesis
berbanding terbalik (dengan radius lumen pangkat empat), baik pada fase
berat dapat terjadi hiperkapnia obstruksi total dan terserapnya udara dapat
menyebabkan atelaksasis.
4. Patofisiologi
lebih banyak.
5. Diagnosis
a. Anamnesia
dapat mencapai >40C, dan sesak nafas (Sibuea, Herdin dkk, 2005:61).
b. Pemeriksaan Fisik
paru.
c. Pemeriksaan Radiologis
d. Pemeriksaan Laboratorium
tuberkulosis paru.
- Darah
perlu diwaspadai.
- Sputum
tes resistensi.
9
1. Outcome
Tanpa adanya komplikasi yang berupa superinfeksi bakteri,
bronkhitis akut akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tujuan
penatalaksanaan hanya memberikan kenyamanan pasien, terapi
dehidrasi dan gangguan paru yang ditimbulkannya. Namun pada
bronkhitis kronik ada dua tujuan terapi yaitu: pertama, mengurangi
keganasan gejala kemudian yang kedua menghilangkan eksaserbasi
dan untuk mencapai interval bebas infeksi yang panjang.
2. Terapi pokok
Terapi antibiotika pada bronkhitis akut tidak dianjurkan
kecuali bila disertai demam dan batuk yang menetap lebih dari 6
hari, karena dicurigai adanya keterlibatan bakteri saluran napas
seperti S. pneumoniae, H. Influenzae. Untuk batuk yang menetap >
10 hari diduga adanya keterlibatan Mycobacterium pneumoniae
sehingga penggunaan antibiotika disarankan. Untuk anak dengan
batuk > 4 minggu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut terhadap
kemungkinan TBC, pertusis atau sinusitis.
Tabel 1. Terapi awal pada Bronkhitis
Kondisi Klinik Patogen Terapi Awal
Bronkhitis akut Biasanya virus Lini I: Tanpa antibiotika
Lini II:Amoksisilin,amoksi-
klav,
makrolida
10
B. Antibiotik
1. Definisi
bersama zat-zat gizi khusus, kemudian diisolasi dalam cairan kultur (Tan
2. Antibiotik Bronkhitis
a. Penisilin
dari senyawa amino dan gula yang saling terikat (Tan dan
Rahardja,2002:59).
b. Sefalosporin
acrremomum.
ketangguhan dindingnya.
infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi. pada umumnya
1. Definisi
diinginkan yang dialami oleh pasien yang mana melibatkan atau diduga
13
berikut:
yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi obat yang sedang diberikan
diperkirakan akan terjadi yang berkaitan dengan terapi obat yang sedang
e. dosis berlebih
D. Rumah Sakit
1. Definisi
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit dan di fungsikan oleh berbagai
(Siregar,P.J.T, 2003:11).
sakit (Siregar,P.J.T,2003:10).
(Siregar, 2004).
dan subspesialistik.
2. 50 99 tempat tidur
E. Rekam Medik
1. Definisi
riwayat di rumah sakit, baik awal jalan maupun rawat tinggal (Siregar,
P.J.P, 2003:17).
(Siregar,P.J.T,2003:18).
18
Tujuan SPM:
standar professional.
(Siregar,P.J.T,2003:18).