Overcurrent Relay
Overcurrent Relay
Oleh:
Randy Putra
NIM : 1207113666
UNIVERSITAS RIAU
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Randy Putra
NIM. 1207113666
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Mengetahui,
Dr.Indra Yasri,ST.,MT
NIP. 19740307 200212 1 002
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
gambar 1 . Rangkaian pengawatan OCR & GFR (Ade Wahyu Hidayat, 2013)......7
gambar 2 . Prinsip kerja rele arus lebih...................................................................7
gambar 3 . Rele arus dengan karakteristik waktu kerja seketika (Ade Wahyu
Hidayat, 2013)..........................................................................................................8
gambar 4 . Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja tertentu (Ade Wahyu
Hidayat, 2013)..........................................................................................................8
gambar 5 . Rele arus lebi dengan karakteristik waktu kerja terbalik (Ade Wahyu
Hidayat, 2013)..........................................................................................................9
gambar 6 . Rele arus lebih IDMT (Ade Wahyu Hidayat, 2013).............................9
3
OUTLINE PROPOSAL
C. Latar Belakang
Sistem Distribusi merupakan salah satu sistem dalam sistem tenaga listrik
yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai
energi listrik, terutama pemakai energi listrik tegangan menengah dan tegangan
rendah. Oleh karena iu diperlukan suatu proteksi terhadap sistem tersebut agar
keandalannya dapat terjaga.
Proteksi sistem tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting dalam
suatu sistem tenaga listrik, hal ini dikarenakan sistem proteksi dapat mencegah
kerusakan peralatan yang lebih parah pada saat sistem mengalami
gangguan.koordinasi sistem proteksi yang baik dapat meningkatakan keandalan
pada suatu sistem tenaga hal ini disebabkan bila terjadi gangguan di sistem maka
rele proteksi dapat mendeteksi serta mengisolir daerah gangguan serta dapat
mengamankan daerah yang tidak mengalami gangguan, sehingga kontinuitas
penyaluran listrik dapat terjaga.
Untuk menjaga agar kondisi sistem proteksi tetap optimal maka
diperlukannya suatu studi ulang mengenai koordinasi proteksi tersebut.tugas akhir
ini membahas studi ulang koordinasi proteksi arus lebih dan ground pada jaringan
distribusi menggunakan DIgSILENT, serta menganalisa kesalahan-kesalahan
yang terdapat dalam penyetingan awal. Sehingga diharapkan sistem proteksi yang
telah ada dapat bekerja dengan baik.
1
D. Rumusan Masalah
Dalam Penelitian ini ada beberapa hal yang akan dibahas, diantaranya
yaitu:
1. Mengapa perlunya dilakukan resetting proteksi pada saluran
distribusi?
2. Parameter apa saja yang menentukan sehingga perlu dilakukannya
resetting proteksi saluran distribusi?
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan resetting
proteksi pada saluran distribusi?
4. Apa dampak dan manfaat yang terjadi setelah dilakukan resetting
dan sebelum dilakukan resetting pada saluran distribusi?
5. Bagaimana cara untuk melakukan resetting proteksi?
E. Batasan Masalah
Dalam Penulisan Skripsi ini, berbagai batasan ditetapkan agar
memudahkan pembahasan dan memfokuskan pada hal yang ingin diteliti saja.
Adapun batasan yang ditetapkan adalah:
F. Tujuan Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengevaluasi setting koordinasi
rele arus lebih dan ground pada jaringan distribusi serta membandingkan hasilnya
2
dengan nilai setting dan koordinasi kondisi eksisting sehingga diperoleh tujuan
untuk mengetahui kesesuaian setting dan koordinasi rele arus lebih dan ground
kondisi eksisting dengan hasil perhitungan.
H. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini dilakukan adalah hasil resetting yang
dibuat dapat dijadikan pertimbangan terhadap PT. PLN Persero sebagai setting
yang baru.
I. Tinjauan Pustaka
3
Setting Existing rele pengaman arus lebih fasa tidak mempertimbangkan Damage
Curve pada trafo dan kurva starting Generator, sehingga bisa merusak peralatan
jika mengenai beban penuh. Dan juga Setting Existing rele pengaman arus lebih
fasa tidak mempertimbangkan FLA (Full Load Ampere) trafo dan beban
dibawahnya sehingga ketika ada arus maksimal pada saat trafo energize atau
motor starting, rele menganggap itu sebagai gangguan.
4
0,2 dan pada bus 3 sebesar 0,3. Sehingga didapat kesimpulan bahwa setting
peralatan yang terpasang dilapangan masih dapat dikategorikan baik, karena
hanya terdapat sedikit selisih nilai setting yang dilapangan dengan hasil
perhitungan.
Dalam tugas akhir yang akan saya lakukan ini bertujuan melakukan analisa
terhadap setting koordinasi proteksi arus lebih fasa dan gangguan tanah. Analisa
dilakukan menggunakan software DIgSILENT, kemudian melakukan setting
ulangnya. Sehingga dapat meningkatkan kehandalan sistem.
5
Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah
diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya
listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM)
menuju gardu atau transformator distribusi.
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa), dua
fasa ketanah dan satu fasa ketanah yang sifatnya dapat temporer maupun secara
permanen.
Gangguan hubung singkat permanen dapat terjadi pada kabel atau pada
belitan trafo tenaga yang disebabkan karena arus gangguan hubung singkat antara
6
fasa atau fasa ketanah, sehingga penghantar akan menjadi panas yang dapat
berpengaruh pada isolasi atau minyak trafo tenaga, sehingga isolasi tembus. Pada
generator, yang disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau pembebanan
yang melebihi kemammpuan generator. Sehingga rotor akan memasok arus dari
eksitasi berlebih yang dapat menimbulkan pemananasan pada rotor yang dapat
merusak isolasi sehingga isolasi tembus, terjadilah hubung singkat. Pada titik
gangguan yang terjadi kerusakan secara permanen maka baru bisa dioperasikan
kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki atau diganti.
Rele arus adalah rele yang beroperasi ketika arus yang mengalir melebihi
batas yang diizinkan. Rele ini dipilih karena gangguan yang paling sering terjadi
pada sistem diakibatkan karena adanya hubung singkat dam beban lebih yang
akan menghasilkan arus yang sangat besar. Koordinasi waktu pada rele arus lebih
yaitu proses penentuan setting untuk rele agar dapat bekerja saat sistem
7
mengalami gangguan. Rele ini sering digunakan di setiap zona proteksi. Rele akan
bekerja apabila memenuhi keadaan sebagai berikut:
gambar 1 . Rangkaian pengawatan OCR & GFR (Ade Wahyu Hidayat, 2013)
8
gambar 2 . Prinsip kerja rele arus lebih
Rele ini bekerja seketika tanpa adanya delay waktu jika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya. Karakteristiknya sebagai berikut.
t(s)
I ( A)
gambar 3 . Rele arus dengan karakteristik waktu kerja seketika ( Ted holmes Juan Gers )
Rele arus instan akan seketika bekerja bila terdapat gangguan short circuit
minimum maupun maksimum, sehingga dalam penyetelan pickup instan
menggunaka nilai isc min yaitu arus hubung singkat minimum dimana terjadi
gangguan hubung singkat 2 fasa pada pembangkitan minimum. Sehingga setting
dapat ditetapkan sebagai berikut:
9
1.2.5 Defenite Time OCR
Rele ini bekerja dengan waktu tunda yang telah ditentukan. Jenis ini
memungkinkan setting menjadi bervariasi untuk mengatasi besar arus gangguan
yang berbeda denagn menggunakan waktu operasi berbeda.
I (A )
gambar 4 . Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja tertentu ( Ted holmes Juan Gers )
Cara kerja rele ini pada dasarnya adalah semakin besar arus gangguan
maka semakin cepat waktu kerja dari rele tersebut. Keuntungan dari rele ini
adalah untuk arus yang sangat tinggi, waktu untuk membuka (trip) menjadi sangat
pendek didapatkan tanpa resiko terhadap selektivitas.
t(s)
I ( A)
gambar 5 . Rele arus lebi dengan karakteristik waktu kerja terbalik ( Ted holmes Juan Gers )
10
1.2.7. Invers Definite Minimum Time OCR
Semakin besar arus gangguan yang terjadi maka akan semakin cepat rele
bekerja. Tetapi pada saat tertentu yaitu pada saat mencapai waktu yang telah
ditentukan maka kerja rele tidak lagi ditentukan oleh arus gangguan tetapi oleh
waktu. Keuntungan menggunakan rele jenis ini adalah sebagai pengaman banyak
saluran.
t(s)
I (A)
gambar 6 . Rele arus lebih IDMT ( Ted holmes Juan Gers )
1. setting rele arus lebih karakteristik kurva standar invers time (SIT)
0.14 t
i f 0.02
TMS =
()is
1
13.5 t
if
TMS =
()
is
1
3. setting rele arus lebih karakteristik kurva extremely invers time (EIT)
11
80 t
if 2
T=
()
is
1
4. setting rele arus lebih karakteristik kurva long time earth fault
120 t
if
T=
()
is
1
b. Arus urutan nol akan mengalir dari sumber gangguan trafo belitan Wye
12
J . Metode Pelaksanaan
1. Studi Literatur
2. Berupa studi kepustakaan dan kajian dari jurnal atau skripsi yang relevan.
4. Metode Observasi
6. Analisis Perhitungan
13
K. Flowchart Penelitian
START
Studi literatur
Cukup ? tidak
ya
Simulasi gangguan fasa & tanah pada jaringan distribusi
14
Masukan data parameter trafo, saluran, & alat-alat proteksi
Memadai ?
tidak
ya
ya
END
flowchart penelitian
L. Jadwal Kegiatan
Perpustakaan,
1. Studi Literatur
Internet
Pengumpulan data-
2. PT. PLN
data yang dibutuhkan
Analisa perhitungan
Perpustakaan dan
3. koordinasi OCR
Fakultas Teknik
&GFR
Pembuatan laporan
4. Fakultas Teknik
akhir penelitian.
M . Rancangan Biaya
15
2. Buku referensi 2 buah 100.000 200.000
Jumlah Biaya (Rp) 200.000
2. Perjalanan/ Transportasi:
No Kota/ tempat tujuan Volume Biaya Satuan(Rp) Jumlah(Rp)
1. PT. PLN Area Pekanbaru 12 x (PP) 10.000 120.000
Jumlah Biaya (Rp) 120.000
4. Total :
1. Bahan dan Alat 200.000
2. Perjalanan/Transportasi 120.000
16
DAFTAR PUSTAKA
[2] Irfan Affandi, "analisa setting relai arus lebih dan relai gangguan tanah pada
penyulang sadewa di GI cawang," skripsi, pp. 1-65, 2009.
[3] Herry Gusmedi, Lukmanul Hakim, Dikpride Despa Ade Wahyu Hidayat,
"analisa setting rele arus lebih dan rele gangguan tanah pada penyulang topan
gardu induk teluk betung," jurnal rekayasa dan teknologi elektro, vol. 7, pp.
108-115, september 2013.
[4] Wiwik Setiawan, "koordinasi proteksi pada relai arus lebih pada jaringan
spindel tegangan menengah 20 kV," tugas akhir, 2010.
[5] Dimas Galuh Sumekar, "studi koordinasi proteksi arus lebih fasa dan ground
sistem pembangkit UP PLTU pacitan," jurnal teknik pomits, vol. 1, pp. 1-6,
2014.
[6] Deki Sarma, "studi koordinasi proteksi arus lebih pada penyulang 13.8 kV
pada gardu induk menggala PT.CEVRON PACIFIC INDONESIA ," tigas
akhir, 2015.
17