Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI KOORDINASI PROTEKSI ARUS LEBIH FASA DAN


GANGGUAN TANAH PADA SALURAN DISTRIBUSI
BERBASISKAN DIGSILENT POWERFACTORY

Oleh:

Randy Putra
NIM : 1207113666

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2016
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih


Fasa dan Gangguan Tanah pada Saluran Distribusi Berbasiskan
DIgSILENT PowerFactory

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Randy Putra
NIM. 1207113666

Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau,

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Iswadi Hasyim Rosma, PhD


NIP. 19780715 200312 1 006

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Teknik Elektro S1


Fakultas Teknik Universitas Riau

Dr.Indra Yasri,ST.,MT
NIP. 19740307 200212 1 002

1
DAFTAR ISI

A. Judul Penelitian .............................................................................................1


B. Bidang Ilmu ....................................................................................................1
C. Latar Belakang................................................................................................1
D. Rumusan Masalah.........................................................................................2
E. Batasan Masalah.............................................................................................2
F. Tujuan Penelitian............................................................................................3
G. Luaran yang diharapkan...............................................................................3
H. Kegunaan Penelitian.......................................................................................3
I. Tinjauan Pustaka............................................................................................3
I.1. Literatur Review................................................................................................3
I.2. Teori Dasar.........................................................................................................5
J . Metode Pelaksanaan.......................................................................................12
K. Flowchart Penelitian.......................................................................................14
L. Jadwal Kegiatan..............................................................................................15
M . Rancangan Biaya...........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

2
DAFTAR GAMBAR

gambar 1 . Rangkaian pengawatan OCR & GFR (Ade Wahyu Hidayat, 2013)......7
gambar 2 . Prinsip kerja rele arus lebih...................................................................7
gambar 3 . Rele arus dengan karakteristik waktu kerja seketika (Ade Wahyu
Hidayat, 2013)..........................................................................................................8
gambar 4 . Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja tertentu (Ade Wahyu
Hidayat, 2013)..........................................................................................................8
gambar 5 . Rele arus lebi dengan karakteristik waktu kerja terbalik (Ade Wahyu
Hidayat, 2013)..........................................................................................................9
gambar 6 . Rele arus lebih IDMT (Ade Wahyu Hidayat, 2013).............................9

3
OUTLINE PROPOSAL

A. Judul Penelitian : Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih Fasa dan


Gangguan Tanah pada Saluran Distribusi Berbasiskan DIgSILENT
PowerFactory

B. Bidang Ilmu : Tenaga Listrik

C. Latar Belakang
Sistem Distribusi merupakan salah satu sistem dalam sistem tenaga listrik
yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai
energi listrik, terutama pemakai energi listrik tegangan menengah dan tegangan
rendah. Oleh karena iu diperlukan suatu proteksi terhadap sistem tersebut agar
keandalannya dapat terjaga.
Proteksi sistem tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting dalam
suatu sistem tenaga listrik, hal ini dikarenakan sistem proteksi dapat mencegah
kerusakan peralatan yang lebih parah pada saat sistem mengalami
gangguan.koordinasi sistem proteksi yang baik dapat meningkatakan keandalan
pada suatu sistem tenaga hal ini disebabkan bila terjadi gangguan di sistem maka
rele proteksi dapat mendeteksi serta mengisolir daerah gangguan serta dapat
mengamankan daerah yang tidak mengalami gangguan, sehingga kontinuitas
penyaluran listrik dapat terjaga.
Untuk menjaga agar kondisi sistem proteksi tetap optimal maka
diperlukannya suatu studi ulang mengenai koordinasi proteksi tersebut.tugas akhir
ini membahas studi ulang koordinasi proteksi arus lebih dan ground pada jaringan
distribusi menggunakan DIgSILENT, serta menganalisa kesalahan-kesalahan
yang terdapat dalam penyetingan awal. Sehingga diharapkan sistem proteksi yang
telah ada dapat bekerja dengan baik.

1
D. Rumusan Masalah
Dalam Penelitian ini ada beberapa hal yang akan dibahas, diantaranya
yaitu:
1. Mengapa perlunya dilakukan resetting proteksi pada saluran
distribusi?
2. Parameter apa saja yang menentukan sehingga perlu dilakukannya
resetting proteksi saluran distribusi?
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan resetting
proteksi pada saluran distribusi?
4. Apa dampak dan manfaat yang terjadi setelah dilakukan resetting
dan sebelum dilakukan resetting pada saluran distribusi?
5. Bagaimana cara untuk melakukan resetting proteksi?

E. Batasan Masalah
Dalam Penulisan Skripsi ini, berbagai batasan ditetapkan agar
memudahkan pembahasan dan memfokuskan pada hal yang ingin diteliti saja.
Adapun batasan yang ditetapkan adalah:

1. Perhitungan koordinasi peralatan proteksi mencakup rele arus lebih


dan GFR (Ground Fault Rele) transformator.
2. Pembahasa tugas akhir ini dibatasi pada perhitungan arus hubung
singkat tiga fasa, dua fasa, satu fasa ketanah yang terjadi pada
jaringan distribusi.
3. Menentukan setting rele arus lebih dan rele gangguan tanah.
4. Kejenuhan trafo arus diabaikan.
5. Tidak melakukan pehitungan terhadap Inrush Current.

F. Tujuan Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengevaluasi setting koordinasi
rele arus lebih dan ground pada jaringan distribusi serta membandingkan hasilnya

2
dengan nilai setting dan koordinasi kondisi eksisting sehingga diperoleh tujuan
untuk mengetahui kesesuaian setting dan koordinasi rele arus lebih dan ground
kondisi eksisting dengan hasil perhitungan.

G. Luaran yang diharapkan


Penelitian ini diharapkan menghasilkan keluaran berupa sebuah sistem
koordinasi proteksi arus lebih dan gangguan tanah yang dapat meningkatkan
kehandalan sistem distribusi.

H. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini dilakukan adalah hasil resetting yang
dibuat dapat dijadikan pertimbangan terhadap PT. PLN Persero sebagai setting
yang baru.

I. Tinjauan Pustaka

I.1. Literatur Review


Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, bahwasanya penelitian yang
berhubungan dengan koordinasi proteksi arus lebih fasa dan gangguan tanah
pada saluran distribusi ini telah banyak dilakukan. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi kesamaan judul atau pengulangan penelitian yang berkaitan dengan judul
tersebut. Adapun nama nama dan judul penelitian mengenai koordinasi proteksi
arus lebih fasa dan gangguan tanah yang diketahui, yaitu:

1. ( edo yanuwirawan, 2015 )


Dengan judul Studi Koordinasi Proteksi Rele Arus Lebih dan Ground Fault Pada
Sistem Eksisting PT. VICO Indonesia, Kalimantan Timur. Dalam tulisan ini
didapat hasil pembahasan bahwa koordinasi kurva arus waktu existing nya
terdapat banyak rele yang terjadi miss-coordination dan overlaping antara rele
utama dan rele backup. Hal ini mengakibatkan selektifitas rele kurang baik dalam
melokalisir gangguan pada sistem, sehingga menyebabkan padam total. Kemudian

3
Setting Existing rele pengaman arus lebih fasa tidak mempertimbangkan Damage
Curve pada trafo dan kurva starting Generator, sehingga bisa merusak peralatan
jika mengenai beban penuh. Dan juga Setting Existing rele pengaman arus lebih
fasa tidak mempertimbangkan FLA (Full Load Ampere) trafo dan beban
dibawahnya sehingga ketika ada arus maksimal pada saat trafo energize atau
motor starting, rele menganggap itu sebagai gangguan.

2. ( Irfan Affandi, 2009 )


Denagn judul Analisa Setting Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan pada
Penyulang Sadewa Di GI Cawang . Tulisan ini membahas tentang besar arus
gangguan 3 fasa dan penyetelan OCR dan GFR. Dari pembahasan didapat hasil
bahwa besarnya arus gangguan hubung singkat dipengaruhi oleh jarak titik
gangguan, semakin jauh jarak titik gangguan maka semakin kecil arus gangguan
hubung singkatnya, dan begitu pula sebaliknya. Kemudian hasil perhitungan
relenya didapat, bahwa waktu kerja rele di sisi penyulang lebih cepat
dibandingkan dengan waktu kerja rele di sisi incoming. Dengan selisih waktu
sebesar 0,4.Hal ini disebabkan oleh jarak lokasi gangguan yang mempengaruhi
besar kecilnya selisih waktu. Semakin jauh jarak lokasi gangguan, maka semakin
besar selisih waktu kerja rele di incoming.

3. ( Ade Wahyu Hidayat, 2013 )


Dengan judul Analisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada
Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung . Tulisan ini membahas arus
gangguan hubung singkat dan setting TMS rele arus lebih. Arus gangguan hubung
singkat tiga phasa dari GI ke GH Bambu kuning terbesar adalah 11.892 A, dari
GH Bambu Kuning sampai ujung saluran adalah 2.070 A. Sedangkan Untuk
gangguan dua phasa berturut-turut adalah 10.299 A dan 3.099 A. Sementara pada
gangguan satu phasa ke tanah besar arus gangguannya berturut-turut adalah
287,6A dan 272,6 A. Kemudian setting TMS Rele arus lebih pada bus 3 adalah
sebesar 0,12, pada bus 2 sebesar 0,22 dan pada bus 1 sebesar 0,25. Sedangkan
setting TMS untuk rele ganggua tanah pada bus 3 sebesar 0,10, pada bus 2 sebesar

4
0,2 dan pada bus 3 sebesar 0,3. Sehingga didapat kesimpulan bahwa setting
peralatan yang terpasang dilapangan masih dapat dikategorikan baik, karena
hanya terdapat sedikit selisih nilai setting yang dilapangan dengan hasil
perhitungan.

Dalam tugas akhir yang akan saya lakukan ini bertujuan melakukan analisa
terhadap setting koordinasi proteksi arus lebih fasa dan gangguan tanah. Analisa
dilakukan menggunakan software DIgSILENT, kemudian melakukan setting
ulangnya. Sehingga dapat meningkatkan kehandalan sistem.

I.2. Teori Dasar

1.2.1 Sistem Distribusi


Energi listrik bermula dari pusat-pusat pembangkit listrik seperti : PLTU,
PLTA, PLTG, PLTD, dan PLTN dengan tegangan biasanya 20 kV. Pada umumnya
pusat pembangkit berada jauh dari pengguna tenaga listrik sehingga tegangan dari
pusat pembangkit dinaikkan menjadi 150 kV/70 kV tegangan ini diperoleh dengan
transformer penaik tegangan ( step up transformer ). Pemakaian tegangan tinggi
ini diperlukan untuk berbagai alasan efesiensi diantaranya penggunaan
penampang penghantar menjadi efesiensi karena arus yang mengalir akan menjadi
kecil.kemudian tegangan tinggi ini akan disalurkan ke gardu induk (GI)
diturunkan menjadi tegangan menengah (TM) 20 kV.
Setiap GI merupakan pusat beban untuk suatu daerah pelanggan tertentu
tegangan menengah dari GI ini melalui saluran distribusi primer disalurkan ke
gardu gardu distribusi (GD) atau pemakai tegangan menengah.
Gardu induk didtribus dibagi menjadi dua bagian yaitu:
A. Gardu induk (GI)
Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan
menurunkan tegangannya menjadi teganganjaringan sistribusi primer
(Jaringan Tegangan menengah/JTM) 20 kV.
B. Gardu Hubung

5
Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah
diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya
listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM)
menuju gardu atau transformator distribusi.

Dalam sistem distribusi terdapat beberapa bentuk jaringan yang umum


digunakan dalam menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik yaitu : Sistem
Jaringan Distribusi Radial, Sistem Jaringan Distribusi Lingkaran (loop), Sistem
Jaringan Distribusi Spindel.

1.2.2 Macam-Macam Gangguan

1.2.2.1 Gangguan Beban Lebih

Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan


terus-menerus berlangsung maka dapat merusak peralatan listrik yang dialiri oleh
arus tersebut. Hal ini disebabkan karena arus yang mengalir malebihi dari
kemampuan hantar arus yang dimiliki peralatan listrik, dimana pengaman listrik
(rele, MCB, atau fuse) yang terpasang arus pengenalnya atau setelannya melebihi
kemampuan hantar arus peralatan listrik.

1.2.2.2 Gangguan Hubung Singkat

Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa), dua
fasa ketanah dan satu fasa ketanah yang sifatnya dapat temporer maupun secara
permanen.

1.2.2.3 Gangguan Yang Bersifat Permanen

Gangguan hubung singkat permanen dapat terjadi pada kabel atau pada
belitan trafo tenaga yang disebabkan karena arus gangguan hubung singkat antara

6
fasa atau fasa ketanah, sehingga penghantar akan menjadi panas yang dapat
berpengaruh pada isolasi atau minyak trafo tenaga, sehingga isolasi tembus. Pada
generator, yang disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau pembebanan
yang melebihi kemammpuan generator. Sehingga rotor akan memasok arus dari
eksitasi berlebih yang dapat menimbulkan pemananasan pada rotor yang dapat
merusak isolasi sehingga isolasi tembus, terjadilah hubung singkat. Pada titik
gangguan yang terjadi kerusakan secara permanen maka baru bisa dioperasikan
kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki atau diganti.

1.2.2.4 Gangguan yang Bersifat Temporer

Gangguan ini biasanya terjadi pada saluran udara tegangan menengah


yang tidak menggunakan isolasi antara lain:

a. Disebabkan karena adanya sambaran petir pada penghantar listrik yang


tergelar diudara yang akan mengakibatkan flashover antara penghantar
dengan traves melalui isolator.

b. Penghantar tertiup angin yang dapat menimbulkan gangguan antar fasa


atau penghantar fasa menyentuh pohon yang dapat menimbulkan
gangguan satu fasa ketanah. Gangguan yang tembus tersebut (breakdown)
adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidaka ada kerusakan yang
permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena
terbukanya circuit breaker oleh relai pengamannya, peralatan atau saluran
yang terganggu tersebut dapat dioperasikan kembali.

1.2.3 Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah

Rele arus adalah rele yang beroperasi ketika arus yang mengalir melebihi
batas yang diizinkan. Rele ini dipilih karena gangguan yang paling sering terjadi
pada sistem diakibatkan karena adanya hubung singkat dam beban lebih yang
akan menghasilkan arus yang sangat besar. Koordinasi waktu pada rele arus lebih
yaitu proses penentuan setting untuk rele agar dapat bekerja saat sistem

7
mengalami gangguan. Rele ini sering digunakan di setiap zona proteksi. Rele akan
bekerja apabila memenuhi keadaan sebagai berikut:

If > Ip rele bekerja (trip)

If < Ip tidak bekerja (block)

Dimana ip meripakan arus kerja yang dinyatakan menurut gulungan


sekunder dari transformator arus (CT). dan if merupakan arus gangguan yang juga
dinyatakan terhadap gulungan sekunder CT. rele arus lebih dapat berupa
instantaneous OCR (rele arus lebih waktu kerja seketika), defenite time OCR (rele
arus lebih waktu kerja tertentu), invers time relay (rele arus lebih kerja terbalik ),
invers definite minimum time OCR (rele arus lebih IDMT).
Sedangkan rele gangguan tanah akan mendeteksi apabila terjadi
hubung singkat ketanah.

gambar 1 . Rangkaian pengawatan OCR & GFR (Ade Wahyu Hidayat, 2013)

8
gambar 2 . Prinsip kerja rele arus lebih

1.2.4 Instantaneous OCR

Rele ini bekerja seketika tanpa adanya delay waktu jika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya. Karakteristiknya sebagai berikut.

t(s)

I ( A)

gambar 3 . Rele arus dengan karakteristik waktu kerja seketika ( Ted holmes Juan Gers )

Rele arus instan akan seketika bekerja bila terdapat gangguan short circuit
minimum maupun maksimum, sehingga dalam penyetelan pickup instan
menggunaka nilai isc min yaitu arus hubung singkat minimum dimana terjadi
gangguan hubung singkat 2 fasa pada pembangkitan minimum. Sehingga setting
dapat ditetapkan sebagai berikut:

Iset 0,81 Isc min

9
1.2.5 Defenite Time OCR

Rele ini bekerja dengan waktu tunda yang telah ditentukan. Jenis ini
memungkinkan setting menjadi bervariasi untuk mengatasi besar arus gangguan
yang berbeda denagn menggunakan waktu operasi berbeda.

t(s) setelan arus lebih

setelan waktu tunda

I (A )

gambar 4 . Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja tertentu ( Ted holmes Juan Gers )

1.2.6 Invers Time Relay

Cara kerja rele ini pada dasarnya adalah semakin besar arus gangguan
maka semakin cepat waktu kerja dari rele tersebut. Keuntungan dari rele ini
adalah untuk arus yang sangat tinggi, waktu untuk membuka (trip) menjadi sangat
pendek didapatkan tanpa resiko terhadap selektivitas.

t(s)

I ( A)

gambar 5 . Rele arus lebi dengan karakteristik waktu kerja terbalik ( Ted holmes Juan Gers )

10
1.2.7. Invers Definite Minimum Time OCR

Semakin besar arus gangguan yang terjadi maka akan semakin cepat rele
bekerja. Tetapi pada saat tertentu yaitu pada saat mencapai waktu yang telah
ditentukan maka kerja rele tidak lagi ditentukan oleh arus gangguan tetapi oleh
waktu. Keuntungan menggunakan rele jenis ini adalah sebagai pengaman banyak
saluran.
t(s)

I (A)
gambar 6 . Rele arus lebih IDMT ( Ted holmes Juan Gers )

1.2.8 Setting Proteksi Rele Arus Lebih standar IEC 60255

1. setting rele arus lebih karakteristik kurva standar invers time (SIT)
0.14 t
i f 0.02
TMS =
()is
1

2. setting rele arus lebih karakteristik kurva very invers times


(VIT)

13.5 t
if
TMS =
()
is
1

3. setting rele arus lebih karakteristik kurva extremely invers time (EIT)

11
80 t
if 2
T=
()
is
1

4. setting rele arus lebih karakteristik kurva long time earth fault

120 t
if
T=
()
is
1

1.2.8 Penyetelan Rele Gangguan Tanah

Pertimbangan pada setting koordinasi rele arus lebih gangguan ketanah


adalah:

a. Arus urutan nol akan terisoslasi pada trafo belitan delta

b. Arus urutan nol akan mengalir dari sumber gangguan trafo belitan Wye

Sedangkan untuk setting rele gangguan ketanah adalah:

5-10%Isc L-G Iset 50% Isc L-G ..

Dengan Isc L-G merupakan arus hubung singkat ketanah.

1.2.9 DIgSILENT PowerFactory

DIgSILENT PowerFactory adalah subuah perangkat lunak yang dapat


membuat pemodelan , mengalisis, dan mensimulasikan daya sistem baik itu
dipembangkit, transmisi, distribusi, maupun industri.

Parameter-parameter yang ada akan dibuat menggunakan DIgSILENT


PowerFactory kemudian akan disimulasikan untuk mendapatkan keluaran yang
diharapkan.

12
J . Metode Pelaksanaan

Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap metode, diantaranya :

1. Studi Literatur

2. Berupa studi kepustakaan dan kajian dari jurnal atau skripsi yang relevan.

Metode Bimbingan atau tanya jawab

3. Penulis melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi dan pegawai


PT. PLN untuk membantu penulis dalam melaksankan penelitian ini, sehingga
bisa berjalan dengan lancar dan terarah.

4. Metode Observasi

5. Penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian.

6. Analisis Perhitungan

7. Dari data penelitian yang diperoleh dilakukan pengolahan data dengan


menggunakan rumus atau persamaan yang telah ditentukan sehingga diperoleh
permasalahan yang terdapat pada objek yang diteliti sehingga bisa diambil
langkah selanjutnya untuk menentukan solusi yang tepat.

8. Pembuatan Laporan Akhir Penelitian.

9. Pada tahap ini akan dimulai dari BAB I hingga BAB V.

13
K. Flowchart Penelitian

START

Studi literatur

Pemodelan jaringan distribusi menggunakan


DIgSILENT PowerFactory

Cukup ? tidak

ya
Simulasi gangguan fasa & tanah pada jaringan distribusi

Pengambilan data hasil simulasi

14
Masukan data parameter trafo, saluran, & alat-alat proteksi

Analisa hasil studi arus gangguan arus lebih fasa


& tanah

Memadai ?
tidak

ya

ya
END

flowchart penelitian

L. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Lokasi Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Perpustakaan,
1. Studi Literatur
Internet

Pengumpulan data-
2. PT. PLN
data yang dibutuhkan
Analisa perhitungan
Perpustakaan dan
3. koordinasi OCR
Fakultas Teknik
&GFR
Pembuatan laporan
4. Fakultas Teknik
akhir penelitian.

M . Rancangan Biaya

1. Bahan dan Alat :

No Nama Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1. DIgSILENT 1 Buah Gratis Gratis

15
2. Buku referensi 2 buah 100.000 200.000
Jumlah Biaya (Rp) 200.000

2. Perjalanan/ Transportasi:
No Kota/ tempat tujuan Volume Biaya Satuan(Rp) Jumlah(Rp)
1. PT. PLN Area Pekanbaru 12 x (PP) 10.000 120.000
Jumlah Biaya (Rp) 120.000

3. Pengeluaran Lain-lain (Administrasi, Publikasi dan Operasional) :


Biaya Jumlah
No Uraian Kegiatan Volume
Satuan (Rp) (Rp)
Pengetikan dan Perbanyakan
1. 3 Rangkap 30.000 90.000
Proposal
2. Seminar Proposal 1 Kali 500.000 500.000
Pengetikan dan Perbanyakan
3. 6 Rangkap 80.000 480.000
Laporan Hasil Penelitian
4. Seminar Hasil Penelitian 1 Kali 500.000 500.000
Jumlah Biaya (Rp) 1.570.000

4. Total :
1. Bahan dan Alat 200.000
2. Perjalanan/Transportasi 120.000

3. Pengeluaran Lain-Lain 1.570.000


Jumlah Biaya (Rp) 1.890.000

Terbilang : Satu juta delapan ratus sembilan puluh ribu

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] Margo Pujiantara, R. Wahyudi Edo Yanuwirawan, "studi koordinasi proteksi


arus lebih dan ground fault pada sistem eksisting PT.VICO Indonesia,
kalimantan timur," jurnal teknik ITS, vol. 4, pp. 148-153, 2015.

[2] Irfan Affandi, "analisa setting relai arus lebih dan relai gangguan tanah pada
penyulang sadewa di GI cawang," skripsi, pp. 1-65, 2009.

[3] Herry Gusmedi, Lukmanul Hakim, Dikpride Despa Ade Wahyu Hidayat,
"analisa setting rele arus lebih dan rele gangguan tanah pada penyulang topan
gardu induk teluk betung," jurnal rekayasa dan teknologi elektro, vol. 7, pp.
108-115, september 2013.

[4] Wiwik Setiawan, "koordinasi proteksi pada relai arus lebih pada jaringan
spindel tegangan menengah 20 kV," tugas akhir, 2010.

[5] Dimas Galuh Sumekar, "studi koordinasi proteksi arus lebih fasa dan ground
sistem pembangkit UP PLTU pacitan," jurnal teknik pomits, vol. 1, pp. 1-6,
2014.

[6] Deki Sarma, "studi koordinasi proteksi arus lebih pada penyulang 13.8 kV
pada gardu induk menggala PT.CEVRON PACIFIC INDONESIA ," tigas
akhir, 2015.

17

Anda mungkin juga menyukai