Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA DASAR 2

TENTANG KROMATOGRAFI KOLOM

DISUSUN OLEH

NAMA : RESDIANA

NIM : 14137017

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. penyusun panjatkan, karena berkat


rahmat serta izin-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
"KROMATOGRAFI KOLOM". Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Dasar 2.

Penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu. Penulis yakin Makalah ini masih jauh dari nilai kesempurnaan,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh
penulis demi menjadikan makalah ini bisa lebih baik lagi.

Semoga makalah "TENTANG KROMATOGRAFI KOLOM memberikan


ilmu yang berguna bagi semua kalangan serta bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Padang, 28 Juli 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.2 Penggunaan Kromatografi Kolom

2.3 Manfaat Kromatografi Kolom

2.4 Prinsip Kerja Kromatografi Kolom

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Kolom

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

BAB IV PENUTUP

4.1 Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan


perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen berupa molekul yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut
dalam fase gerak akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang
memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat
dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe
molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah
komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut
(Anonim, 2012).
Kromatografi pertukaran ion biasa digunakan untuk pemurnian materi
biologis seperti asam amino, pebtida, protein. Metode ini dapat dilakukan dalam
dua tipe yaitu dalam kolom maupun ruang datar (planar). Terdapat dua tipe
pertukaran ion, yaitu pertukaran kation dan pertukaran anion. Pada pertukaran
kation, fase stasioner bermuatan negatif sedangkan pada pertukaran anion fase
stasioner bermuatan positif. Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan
melewati kolom. Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul
tersebut akan terelusi. Namun jika muatan pada molekul tidak sama dengan
kolo1m, maka molekul tersebut akan membentuk ikatan ionik dengan kolom.
Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom diperlukan penambahan
larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu. Pemisahan dengan metode ini
sangat selektif karena biaya untuk menjalankan metode ini murah serta
kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal proses
keseluruhan (Anonim, 2012). Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk
memperdalam pengetahuan tentang resin pertukaran ion maka dilakukanlah
percobaan tentang teknik pemisahan kromatografi kolom.
1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian dari kromatografi?


b. Apakah pengertian kromatografi kolom?
c. Bagaimanakah penggunaan kromatografi kolom?
d. Bagaimana manfaat dari kromatografi kolom?
e. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui arti dari kromatografi


b. Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi kolom
c. Untuk mengetahui penggunaan kromatografi kolom
d. Untuk mengetahui manfaat dari kromatografi kolom
e. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kromatografi
Kolom
f. Untuk mengetahui prinsip kerja kromatografi kolom

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Kromatografi merupakan suatu nama yang diberikan untuk teknik
pemisahan tertentu. Kromatografi pertama kali di perkenalkan oleh Michael
Tsweet pada tahun 1903 yang merupakan seorang di ahli botani dari rusia.
Dalam percobaannya Michael Tsweet berhasil memisahkan klorofil dan pigmen
-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan serbuk
kalsium karbonat yang di isikan ke dalam kolom kaca dan petroleum eter
sebagai pelarut. Proses pemisahan itu di awali dengan menempatkan larutan
cuplikan dengan menempatkan larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium
karbonat, kemudian di alirkan pelarut petroleum eter, dan hasilnya berupa pita pita
warna yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan komponen-
komponen dalam ekstrak tumbuhan. Cara asli telah diketengahkan pada tahun
1903 oleh Tsweet, ia telah menggunakannya untuk menggunakan pemisahan
senyawa-senyawa yang berwarna, dan nama kromatografi diambil dari senyawa
yang berwarna. Meskipun demikian pembatasan untuk senyawa-senyawa yang
berwarna tak lama dan hampir kebanyakan pemisahan-pemisahan secara
kromatografi sekarang diperuntukkan pada senyawa-senyawa yang tak berwarna
termasuk gas.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Atau kromatografi adalah
proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan kemampuan absorpsi
terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan
menghasilkan apa yang di sebut kromatogram. Pada dasarnya, semua
kromatografi menggunakan dua fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan yang
lain fase bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan
relative dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan
sifat-sifat fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap
berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat
cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fase bergerak dapat berupa zat
cair atau gas maka semua ada empat system kromatografi. Prinsip pemisahan
kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan
fasa gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan dipisahkan.
Kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal
yang pertamakali di lakukan oleh D.T.Davy yaitu untuk membedakan komposisi
minyak bumi. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan
kromatografi serapan atau adsorbsi. Kromatografi kolom digolongkan kedalam
kromatografi cair padat (KCP) kolom terbuka. Pemisahan kromatografi kolom
adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan
afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom
adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat. Substrat padat (adsorben)
bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fase cair. Fase
bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang mengalir membawa komponen
campuran sepanjang kolom. Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi
ialah bahwa komponen komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa
mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Apabila
kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang berisi zat
contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama tama
dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben.
Komponen komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya
terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan daripada komponen komponen
tersebut.
Kromatografi kolom adalah suatu metode pemisahan yang di dasarkan
pada pemisahan daya adsorbsi suatu adsorben terhadap suatu senyawa, baik
pengotornya maupun hasil isolasinya. Sebelumnya dilakukan percobaan tarhadap
kromatografi lapis tipis sebagai pencari kondisi eluen. Misalnya apsolsi yang
cocok dengan pelarut yang baik sehingga antara pengotor dan hasil isolasinya
terpisah secara sempurna.
2.2 PENGGUNAAN KROMATOGRAFI KOLOM

Menganalisa zat pewarna alami dalam tumbuh-tumbuhan. Contohnya


mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual
dengan menggunakan mortar, kemudian ditambahkan dengan pelarut organic
yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan
diatas penangas air dan dibiarkan sampai mengental. Kolom yang dipergunakan
misalnya corong pisah yang berbentuk tabung (silinder), dalam mempersiapkan
kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasang penahan pada
kolom, penahan yang dipergunakan adalah glass wool, hal ini dilakukan karena
glass wool memiliki kemampuan menyaring dan menahan penyerap lebih baik
daripada menggunakan kapas. Proses memasukan glass wool kedalam corong
pisah dilakukan dengan menggunakan pinset, karena selain dapat menyebabkan
gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika terhirup. Jumlah glass wool
yang ditambahkan secukupnya dan glass wool yang sudah masuk corong pisah
tidak boleh dipadatkan. Penyerap (Alumina/magnesia, silica gel, karbon,
magnesium silikat, magnesium kabonat, kalisum karbonat, dan aluminium silikat).
Penyerap ditimbang secukupnya dan dilarutkan dengan menggunakan pelarut
organic n-hexane sampai penyerap menjadi bubur, kemudian bubur penyerap
dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan
dengan menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena
pelarut yang dipergunakan adalah-hexane yang volatile maka bahan penyerap
pun menjadi cepat mengering, dan jika bahan penyerap mengering maka proses
memasukannya menjadi lebih sulit.
Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan
homogen serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara
dapat menyebabkan putusnya penyerap dalam kolom. Setelah penyerap
dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya adalah memasukan kertas saring
diatas penyerap sesusai dengan bentuk dari kolom, pemberian kertas saring ini
bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga contoh akan dengan
mudah merata. Contoh dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas
saring dengan menggunakan pipet tetes, penetesan contoh dilakukan secara
perlahan dan dengan gerakan memutar sehingga contoh dapat menyebar dengan
baik. Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas
contoh tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit
demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun
perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis
zat warna yang terkandung dalam contoh. Pelarut tersebut akan turun dan keluar
dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.
Kromatografi kolom termasuk kromatografi cairan, adalah metoda
pemisahan yang cukup baik untuk sampel lebih dari 1 gram. Pada kromatografi
ini sampel sebagai lapisan terpisah diletakkan diatas fase diam. Biasanya sampel
dihomogenkan dengan fase diam sehingga merupakan serbuk kering, diatas
lapisan ini dapat diletakkan pasir untuk menjaga tidak terjadinya kerusakan waktu
ditambahkan fase gerak diatas lapisan sampel. Fase diam dan sampel ini berada di
dalam kolom yang biasanya dibuat dari gelas, logam ataupun plastik. Selama elusi
fase gerak dialirkan dari atas, mengalir karena gaya gravitasi atau ditekan dan juga
disedot dari arah bawa. Komponen sampel akan terpisah selama bergerak dibawa
fase gerak didalam kolom (fase diam). Komponen yang paling tidak tertahan oleh
fase diam akan keluar lebih dahulu dan diikuti oleh komponen lain. Semuanya
ditampung sebagai fraksi, volume tiap fraksi tergantung besarnya sampel (kolom).

2.3 MANFAAT KROMATOGRAFI KOLOM

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang


sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif,
senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek
molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam
bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-
molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul
penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan
kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan
mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru,
atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa
bertahan lama.
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter
dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang
perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya
dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian
halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang
akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat
dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air
kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal).
Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya,
akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama
untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi.

2.4 PRINSIP KERJA KROMATOGRAFI KOLOM

a. Didasarkan pada absorbsi komponen2 campuran dengan afinitas berbeda


terhadap permukaan fase diam.

b. Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan
yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom.

c. Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara


selektif tertahan dan afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut

Prinsip kerja kromatografi kolom adalah dengan adanya perbedaan daya


serap dari masing-masing komponen, campuran yang akan diuji, dilarutkan dalam
sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan dibiarkan mengalir
kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan terserap lebih kuat
sehingga turun lebih lambat dari senyawa non polar terserap lebih lemah dan
turun lebih cepat. Zat yang di serap dari larutan secara sempurna oleh bahan
penyerap berupa pita sempit pada kolom. Pelarut lebih lanjut / dengan tanpa
tekanan udara masin-masing zat akan bergerak turun dengan kecepatan khusus
sehingga terjadi pemisahan dalam kolom.
Kromatografi kolom dilihat dari jenis fasa diam dan fasa geraknya dapat
dibedakan :
a. Kromatografi Fase Normal
Kromatografi dengan kolom konvensional dimana fase diamnya normal
bersifat polar, misalnya silica gel, sedangkan fase geraknya bersifat non polar.
b. Kromatografi Fase Terbalik
Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar, sedangkan
fase geraknya bersifat polar; kebalikan dari fase normal.

Cara pengisian kolom terbagi dua , yaitu :

1. Cara basah
- Isi dasar kolom dengan kapas
- Masukkan eluen
- Campurkan dengan rata sebagai adsorben dan eluen menjadi homogen
-Jangan tersentuh atau diguncangkan 6 jam
- Setelah stabil, masukkan eluen dan zat, lalu keluarkan eluen
2. Cara kering
- Isi tabung dengan kapas
- Masukkan eluen
- Masukkan adsorben kering sedikit demi sedikit
- Lalu di aduk

Faktor yang mempengaruhi kecepatan gerak zat:


- Daya serap adsorben.
- Sifat pelarut.
- Suhu sistem kromotografi.
Kecepatan turunan sampel dipengaruhi oleh :
- Tekanan didalam kolom semakin besar semakin cepat.
- Panjang absorben, makin panjan makin cepat turunnya senyawa.
- Ukuran artikel absorben.
- Rongga udara dalam absorben.
- Jika ada rongga udara dalam adsorben maka jalannya senyawa akan
terganggu.
Faktor yang mempengaruhi proses pemisahan:
- Daya serap adsoben.
- Jenis / sifat eluen.
- Suhu kromatografi.
- Pelarut yang digunakan.

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KROMATOGRAFI KOLOM

a. Kelebihan kromatografi kolom :

Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative. Digunakan

untuk menentukan jumlah komponen campuran. Digunakan untuk

memisahkan dan purifikasi substansi.

b. Kekurangan kromatografi kolom :

Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual.

Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming).

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih
banyak digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-
senyawa dalam jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi.
Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan kimia berdasarkan pertukaran
ion anion dan ion kation. Kromatografi kolom adalah kromatografi yang
menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen
dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran
dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom
tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum
perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya
penyerapnya adalah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak
digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic dan konstituen-konstituen
yang sukar menguap sedangkan untuk pemisahan jenis logan-logam atau
senyawa anorganik jarang dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).

3.2 SARAN

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini agar kedepannya lebih baik lagi.

BAB IV

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/pembahasan-kromatografi-
kolom.html#

http://destirumapea24.blogspot.co.id/2015/03/kromatografi-
kolom.html

http://yolanisyaputri.blogspot.co.id/2012/01/kromatografi-
kolom.html

Anda mungkin juga menyukai