Anda di halaman 1dari 7

LUTUNG KASARUNG (DRAMA HUMOR)

Alkisah, di sebuah kerajaan di tanah Jawa tempo dulu, hampirlah berlangsung upacara penyerahan
Tahta. Raja Tapa Agung merasa cukup tua untuk memimpin kerajaannya dan merasa tidak sanggup
lagi untuk memimpin kerajaannya. Kemudian sang raja berbicara dengan Patih.

Raja : Aku sudah mumet memikirkan konflik antara KPK (Komisi Pengamanan Kerajaan) dan FPB
(Front Pasukan Berkuda).

Patih : Walaupun kasus itu berlarut-larut, jangan membuat Baginda Raja putus asa Jangan
menyerah Jangan menyerah (Kaya lagune DMassive)

Raja : Patih, aku tidak memiliki anak laki-laki. Aku memiliki 2 anak putri. Antara Purbaarang dan
Purbasari, siapa yang pantas yang bisa kuhandalkan, bukan rayuan bukan pujian

Patih : Tak ada keraguan saya untuk menjawab. Tentu saja Putri Purbasari, dia selalu juara satu di
kelasnya, dia juga pandai memasak, dan tidak suka pacaran.

Raja : Kalau putriku Purbaarang?

Patih : Kalau Putri Purbaarang, menghawatirkan sekali, sepanjang hari hanya on line, fesbukan terus
sepanjang hari. Suka gonta-ganti cowok

Raja : Okelah kalo beg.. beg.. begitu Patih, panggilkan semua pejabat kerajaan, hari ini juga akan
kulangsungkan upacara penyerahan tahta

Menteri woro-woro mengumumkan ke seluruh penjuru kerajaan. Tentang upacara penyerahan tahta
yang perintahkan oleh sang raja.

Raja : Para Pejabat kerajaan yang berbahagia, hari ini aku akan meletakkan tahta kerajaan. Karena
Aku tak sangguuup lagi. (lagunya ST 12)

Patih : Karena ini adalah keinginan Raja dari hati yang paling dalam, saya harap semuanya
memakluminya

Mentri woro-woro memanggil purbasari.

(semua bengong, karena yang dipanggil adalah Putri Purbasari, bukan Purbaarang)

Purbasari : Ayahanda, mengapa saya yang dipanggil, bukannya Mbakyu Purbaarang?

Raja : Karena menurut pendapatku dan Patih, kamulah yang layak menjadi ratu, bukan Kakakmu.
Ananda, apakah kamu sipa menerima tahta dari Ayahanda?

Purbasari : IYa Ayahanda, Okelah kalo begitu

Upacara penyerahan tahta segera dilangsungkan. Semua rakyat bersorak sorai atas upacara
penyerahan tahta tersebut

Purbaarang : Hentikan!! Apa-apaan ini? Ayah, kenapa si kecil ini yang menerima tahta, bukan aku.
Ayah tidak adil, seharusnya anak pertamalah yang berhak memakai mahkota itu!
Raja : Tidak begitu anakku

Purbararang : Kerajaan ini pasti akan mendapatkan kutukan, karena tidak menjalankan aturan
sebagaimana mestinya.

Purbasari ; Iya, ayahanda, seharusnya kakaklah yang menerima tahta ini, bukan aku. Kakaklah yang
pantas

Raja : Justru karena kemuliaan hatimu itu aku memilihmu anakku. Kau pasti akan menjadi pemimpin
yang baik dan dicintai oleh rakyat nak

Purbasari : Terima kasih Ayah, ayah terlalu memuji, saya khawatir ayah akan kecewa jika nanti saya
tidak sesuai dengan harapan ayah

Purbaarang : Tunggu saja!! Pasti akan tiba saatnya, akan datang kutukan pada kerajaan ini!!

Purbaarang mengajak tunangannya Pangeran Indrajaya menemui dukun pellet number wahid Ni
Ronde untuk menyingkirkan Purbasari.setelah mendatangi gubug ni ronde untuk merusak wajah ayu
purbasari.

Purbasari bangun dari tidurnya

Purbasari : TIDAAAAAAK. (Wajah Purbasari bentol-bentol tak karuan, terjadi kepanikan di


keluarga kerajaan. Raja nampak mondar-mandir melihat kejadian aneh menimpa putrinya. Semua
pejabat Kerajaan berkumpul)

Raja : Ada apa dengan wajahmu putriku? Padahal selama ini kamu tidak alergi denganapapun. Apa
mungkin, kamu salah make up?

Purbasari : Tidak Ayahanda. Aku juga tidak tahu

Purbaarang : Pasti ini kutukan. Iya, kutukan, karena Ayahanda tidak mengindahkan peringatan saya
kemarin

Raja : bagaimana Patih?

Patih : maaf baginda, saya juga tidak tahu. Gerangan apa yang membuat Tuan Putri seperti ini

Purbaarang : kalau tidak segera ditindak lanjuti, ini bisa menimbulkan aib dalam kerajaan ini, dan
bisa menyebabkan keruntuhan. Karena kerajaan ini dipimpin oleh seseorang yang buruk rupa. APA
KATA DUNIA??

Raja : Terus?

Purbaarang : Satu-satunya cara hanyalah, ayah harus mencabut keputusan kemarin dan menyerahkan
tahta kerajaan ini kepadaku

Raja : Bagaimana Patih?

Patih : Mungkin itu jalan yang terbaik

Raja : bagaimana dengan Purbasari?


Pangeran indra mempengaruhi sang raja untuk membunuh purbasari karena wajahnya yang buruk
rupa.

Purbaarang : Mungkin, dia terkena flu burung, atau mungkin flu babiJadi, kita bakar saja dia

Patih : Itu terlalu keji. Mungkin, kita bawa dia ketempat yang jauh dari pemukiman penduduk

Purbaarang : Yah, keputusan yang bagus, aku juga kasihan sama dia. Masih muda tapi penyakitan.
Makanya, mandi setiap hari

Purbasari : Ayaah.. (menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya)

Purbasari kemudian diasingkan ke hutan. Dia diantar oleh Sang Patih. Patih dengan baik hati
membuatkan gubuk kecil untuk tempat bereteduh Paaurbasari.

Patih : Tuan Putri, maafkan saya, saya tidak bisa berbuat banyak, dan hanya inilah yang dapat saya
lakukan untuk membantu Tuan Putri

Purbasari : Ini semua sudah lebih dari cukup Patih. Terima kasih atas semuanya

Patih : Tuan Putri, ijinkan saya untuk kembali ke istana. Karena dikejar deadline

Purbasari : Silahkan Patih

Patih meninggalkan Purbasari sendirian, awalnya dia merasa kesepian. Waktu berlalu dan berjalan.
Dia semakin krasan di hutan itu. Dia memiliki banyak teman, tetapi bukan manusia, tetapi bangsa
binatang. Di kerajaan, Purbararas memerintah kerajaan denagn sangat angkuh. Raja TA semakin tua
dan sakit-sakitan merasakan penderitaan Putri tercintanya, Purbasari.

Di tempat lain, tepatnya di kahayangan. Ada seorang Dewa muda yang tampan yang bernama Guru
Minda telah melakukan kesalahan sehingga dikutuk turun ke bumi oleh Dewa senior. Tetapi tidak
dalam wujud manusia, yaitu dalam wujud Lutung. Yang kemudian dipanggil si Utung.

Si Utung bergelayutan kesana-kemari. Hingga pada suatu hari, dia melihat seorang Putri yang tidak
begitu cantik sedang mandi di sungai. Dia ngintip.

Waktu Purbasari mandi, selendangnya dicuri Si Utung.

Purbasari : Aduh, siapa ya yang mau mengambilkan selendang itu. Si ikan, dia mana mungkin bisa.
Toloong, toloong. Siapa yang mencuri selendangku? Ngaku aja lah. Lagian siapa manusia yang mau
menghuni hutan ini kecuali aku. Sayembara-sayembara, siapa yang mengembalikan selendangku,
kalau perempuan akan kujadikan saudara, kalau laki-laki, akan kujadikan suami

Ceritanya jadi ngelantur nich, kok kaya Jaka Tarub aja. Ya udahlah, kita saksikan saja cerita
berikutnya.

Tiba-tiba, Si Utung mengembalikan selendang Purbasari.

Waktu berlalu, hubungan antara Purbasari dan si Utung semakin akrab.

Sementara itu, di kerajaan ke angkara murkaan semakin meraja lela. Purbaarang semakin bertindak
sewenang-wenang. Semua rakyatnya hanya fesbukan sepanjang hari, karena diberlakukan tariff gratis.
Pornografi pun merajalela. Kafe mesum berdiri dimana-mana. Semuanya jadi kacau balau. Hal ini
menimbulakn kecemasan di hati mantan raja Tapa Agung.

Raja : Patih, aku semakin tak mengerti dengan semua yang telah dilakukan oleh Purbaarang,
kerajaan jadi kacau balau. Oh iya Patih, kamu sudah menjenguk Purbasari belum?

Patih : Belum Baginda, sejak 2,5 tahun yang lalu

Raja : Tolong kamu jenguk dia, mungkin dia membutuhkan bantuan

Patih : Kapan Baginda?

Raja : Tahun depan! Ya sekarang! Dan, bawa pulang

(akhirnya Patih pun berangkat menjenguk Purbasari.) Sementara itu ada kejadian tak terduga terjadi di
hutan, saat putri mengurai rambutnya. Yang akan segera mandi.

Si Utung : Kasihan sekali gadis itu, ia pasti sangat cantik jika kulitnya tidak bentol-bentol seperti itu.
Dan sepertinya, ada yang tidak wajar pada penyakit gadis ini. Aku harus menolongnya

(Purbasari kemudian menuju sungai untuk mandi, tiba-tiba terdengar suara dari langit)

Purbasari, sebelum kamu mengerjakan apapun, berdoalah. Sebelum kamu makan, berdoalah.
Sebelum kamu bekerja, berdoalah. Sekarang kamu mau mandi, berdoalah. Semoga itu bisa
menyembuhkan semua penyakitmu (Purbasari mencoba mencari darimana asal suara itu, kemudian
dia memulai mendi dengan membaca.

Purbasari : Bismillahirrohmaannirrokhim

Akhirnya keajaiban pun dating, semua bentol-bentol di kulit Purbasari pun amblas, lenyap tiada
tersisa Kecantikan pun terpancar

Purbasari : Alhamdulillah terima kasih Tuhan (kemudian dia menemui Si Utung dan bercanda
bersama sebagai wujud rasa syukurnya). Dari kejauhan nampak Patih datang. Patih pun terkejut
melihat penampilan baru dari Purbasari.

Patih : Tuan Putri.?? Tuan Putri sudah sembuh sekarang. Tuan Putri cantik sekali hari ini

Purbasari : Iya Patih. By the way, ada urusan apa Patih datang kesini? Apakah keadaan ayah baik-
baik saja? Apakah kedaan kerajaan juga baik-baik saja?

Patih : Saya datang kesini atas perintah dari Ayahanda Tuan Putri. Beliau sakit-sakitan, beliau sangat
mencemaskan Tuan Putri, semenjak Tuan Putri diusir dari kerajaan, beliau sakit-sakitan. Keadaan
kerajaan pun kacau balau

Purbasari : Terus?

Patih : Baginda berharap, Tuan Putri berkenan untuk kembali lagi ke istana

Purbasari : Apakah mereka akan menerimaku, terutama kakakku. Sebenarnya aku kerasan disini.
Aku juga banyak teman disini. Tetapi, aku kangen banget dengan sate ayam kerajaan. Okelah, aku
akan ikut pulang ke istana

Si Utung pun tertunduk lesu mendengarkan kalimat itu. Dia merasa kecewa.
Purbasari : Kenapa Tung? Kamu kecewa denganku? Tenang, aku akan mengajakmu ke istana. Aku
dulu pernah berjanji, siapapun yang mengembalikan selendangku, akan kujadikan pendamping
hidupku. Akan kupenuhi janji itu.

Akhirnya mereka bertiga kembali ke istana. Semua penghuni kerajaan bersorak sorai melihat
kepulangan Putri Purbasari dari hutan belantara.

Putri Purbaarang kwawatir posisinya akan terancam. Ia tahu bahwa sebagian besar pejabat istana dan
juga warga tidak menyukainya. Mereka dengan senang hati pasti akan memintanya mundur untuk
digantikan adiknya. Setelah berpikir sangat keras, akhirnya putri Purbaarang meminta untuk diadakan
sayembara. Pemenangnya akan menerima tampuk kerajaan sedangkan yang kalah harus dihukum
pancung. Prabu Tapa Agung menyetujuinya.

Tibalah hari perlombaan. Kedua putri telah siap berhadapan. Perlombaan pertama adalah memasak.
Setelah tanda mulai dibunyikan semua mulai bekerja. Para juru masak yang sudah terbiasa
menghidangkan makanan-makanan lezat bekerja sangat cepat. Dalam setengah jam saja hidangan
lengkap sudah hampir selesai. Yang mengejutkan adalah putri Purbasari. Meskipun hanya berdua,
kecepatan kerja mereka tidak kalah dengan kubu kakaknya. Bahkan hidangan mereka telah siap
dihidangkan sebelum setengah jam. Kemudian para juri memutuskan putri Purbasari yang
memenangkan babak pertama. Putri Purbaarang dengan murka segera memecat semua juru masaknya.
Merasa tidak puas dengan hasil penilaian juri. Putri Purbaarang mengganti semua juri untuk
perlombaan babak kedua.

Seorang ratu haruslah memiliki pasangan yang bisa dibanggakan,

Ujar purbaarang seraya melirik pangeran Indrajaya.

Apa kata Negara tetangga jika suami ratu buruk rupanya.

Putri Purbasari memerah. Ia tersinggung mendengar sahabatnya dihina. Si Utung menenangkannya.

Sabar putri! Biarkan ia bahagia sejenak. Nanti kita lihat apakah setelah ini ia bisa tertawa,

ujarnya. Putri Purbasari berusaha tenang meskipun ia tetap khawatir. Karena lomba ketiga ini adalah
menentukan pasangan siapakah yang paling gagah dan tampan. Sudah jelas putri Purbaarang ada di
atas angin. Pangeran Indrajaya memang sangat gagah dan tampan. Sedangkan putri Purbasari tidak
memiliki pasangan. Selain si Utung tentunya, yang selalu setia menemaninya. Tapi haruskah ia
mengakuinya sebagai pasangannya?

Hei Purbasari, kali ini kau kalah! Semua pasti setuju kalau pasanganku jauuuuh lebih tampan
dibanding lutungmu itu hahaha!

Putri Purbaarang tertawa geli hingga keluar air mata. Tak seorang pun yang ikut tertawa bersamanya.
Rakyat tertunduk sedih membayangkan kejadian buruk yang akan menimpa putri Purbasari.

Tunggu!

Sebuah suara menghentikan tawa putri Purbaarang. Semua mencari asal suara tersebut. Utung berdiri
tegak di kedua kakinya. Bulu-bulunya yang hitam dan lebat berkibar ditiup angin. Kelihatannya lucu,
tapi tidak ada yang tertawa. Rakyat semakin sedih melihat penampilan si Utung. Dengan tenang
Utung menatap putri Purbasari yang juga menatapnya dengan penasaran.
Putri aku sudah berjanji untuk selalu menolongmu. Tapi kali ini aku tidak bisa menolongmu
kecuali.... Utung menggantung kalimatnya.

Kecuali apa Tung?

tanya putri Purbasari.

Kecuali putri menerimaku sebagai pasangan sejatimu!

Rakyat bergemuruh tidak setuju. Putri Purbaarang semakin terkikik geli. Putri Purbasari dengan
tenang tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Tidak ada yang lebih pantas menjadi pasanganku selain kamu Tung. Di saat semua memalingkan
muka karena jijik melihatku, kau satu-satunya yang mau menemaniku.

BLARR! Petir menggelegar di siang bolong. Putri Purbasari terpekik histeris. Sontak semua
memandang ngeri ke tempat Utung berdiri. Petir itu menyambar tepat ke badan Utung yang langsung
dipenuhi asap. Putri masih menjerit-jerit dan menangis berusaha menembus asap tebal yang
membungkus Utung, ia terbatuk-batuk. Keajaiban terjadi saat asap tebal perlahan-lahan menipis. Di
tempat itu, berdirilah seorang pemuda yang ketampanan dan kegagahannya sulit dilukiskan kata-kata.
Rakyat terpana. Putri Purbaarang ternganga lebar. Putri Purbasari menatap bingung. Ia masih mencari-
sisa-sisa tubuh si Utung. Mana mungkin lenyap begitu saja.

Siapa yang kau cari putri?

tanya pemuda itu. Ia tersenyum lebar.

U..Utung. Dimana dia?

putri terisak.

Inilah aku...si Utung!

katanya menunjuk dirinya.

Aa..apa? Man..mana mungkin,

putri tergagap dan semakin bingung.

Hei pemuda tampan. Jangan main-main. Sebaiknya kau keluar dari lapangan ini. Aku akan segera
menghukum pancung Purbasari karena dia telah kalah dalam perlombaan ini!

teriak putri Purbaarang. Pemuda itu tetap berdiri gagah di tengah lapangan, melindungi putri Purbasari
dari jangkauan putri Purbaarang.

Baiklah aku perkenalkan diriku!

katanya.

Namaku Guru Minda. Saya adalah seorang dewa yang sedang dihukum dan diperintahkan untuk
turun ke bumi. Kutukan itu akan luntur jika ada seorang gadis yang benar-benar tulus menerimaku
sebagai pasangan sejatinya.

Guru Minda berpaling kepada rakyat yang masih terpana memandangnya.


Nah sekarang pilihlah siapakah yang lebih tampan dan gagah. Apakah pangeran Indrajaya atau aku?

Serentak rakyat menyerukan namanya dan menunjuknya. Artinya putri Purbasari memenangkan
ketiga lomba tersebut. Putri Purbaarang kalah. Rakyat berseru-seru meminta putri Purbaarang
dihukum pancung. Putri Purbaarang terduduk lemas. Ia menangis menyesali kesombongannya.
Disadarinya saat ia benar-benar tersudut, tak ada seorang pun yang sudi menolongnya. Benarkah?
Ternyata tidak. Putri Purbasari berlutut di hadapannya dan memeluknya erat.

Aku tidak akan menghukum kakakku sendiri. Kakak boleh tetap menjadi ratu asalkan kakak berjanji
akan memimpin rakyat dengan sebaik-baiknya,

ucapnya lembut. Putri Purbaarang begitu tersentuh dengan kebaikan hati adiknya.

Kau memang sangat baik hati. Setelah semua kejahatan yang aku lakukan, kau dengan mudah
memaafkanku. Kaulah yang seharusnya menjadi ratu. Aku Sekarang sadar mahkota ini lebih pantas
berada di kepalamu. Maafkan aku!

Istana begitu gemerlap hari itu. Penobatan ratu baru berlangsung meriah namun khidmat. Hari itu juga
dilangsungkan pernikahan putri Purbasari dan Guru Minda. Semua senang, semua bahagia. Dan kisah
ini pun berakhir bahagia.

Anda mungkin juga menyukai