Anda di halaman 1dari 3

Perubahan Iklim terkait Gizi dan Kesehatan di Kota Bandung

Perubahan iklim tengah terjadi di Indonesia dan Dunia. Perubahan iklim merupakan
perubahan pada kondisi cuaca dan iklim yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Perubahan
iklim ini dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung, oleh berbagai aktivitas kehidupan
manusia sehingga merubah komposisi atmosfer global (FAO, 2008). Aktivitas manusia yang
menggunakan alat-alat elektronik dapat menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca seperti
CO2, methana, chlorofluorocarbons (CFC). Peningkatan emisi gas rumah kaca diduga sebagai
penyebab utama terjadinya perubahan iklim (Kementerian Pertanian RI, 2011). Salah satu
parameter terjadinya perubahan iklim adalah perubahan kondisi fisik, seperti kenaikan
permukaan air laut, siklus hujan dan kemarau yang berubah-ubah (Yuniartanti, 2012).
Perubahan kondisi fisik ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti
aspek ekonomi, lingkungan, dan kesehatan.
Kota Bandung sebagai salah satu kota besar yang tengah berkembang pesat di Indonesia
pun terkena dampak perubahan iklim, terjadinya banjir dan kemarau sebagai salah satu
dampaknya. Banjir berdampak terhadap berbagai masalah kesehatan seperti terjadinya diare,
penyebaran penyakit menular (dengue, tifoid, kolera, leptospirosis, filariasis), malnutrisi,
kontaminasi makanan dan air serta akses air bersih yang terbatas (Haryanto, 2009). Penjelasan
mengenai perubahan iklim dapat kita perhatikan dengan kerangka FAO (2016) sebagai berikut :

Peningkatan emisi CO2 sebagai salah satu pencetus terjadinya perubahan iklim.
Perkembangan pemukiman yang pesat, penggunaan energi dan meningkatnya penggunaan

NURLIENDA HASANAH, S.GZ 1


kendaraan bermotor di Bandung menyebabkan peningkatan emisi CO2. Emisi primer dari bahan
bakar memasak dan juga asap kendaraan berefek pada kesehatan terutama pada saluran
pernafasan seperti ISPA, rhinitis alergi, asma dan pneumonia.
Perubahan iklim pun berpengaruh terhadap ketersediaan bahan makanan, terutama yang
berasal dari produk pertanian dan laut. Perubahan proses produksi pangan mempengaruhi
keamanan pangan sebagai sebuah dampak terhadap mata pencaharian dan akses ke makanan.
Bandung, saat ini memiliki kerawanan terjadinya banjir. Hal ini akan pengaruhi stabilitas dan
akses kepada makanan terutama dalam hal pasokan bahan makanan. Penurunan pasokan beras
akan mengakibatkan penurunan konsumsi pada tingkat rumah tangga sehingga bila terjadi
secara terus menerus akan menyebabkan penurunan status gizi pada tingkat individu yang tentu
akan berdampak pada kerentanan terhadap berbagai macam penyakit (WFP, 2012).
Berbagai upaya pendekatan perlu dilakukan untuk antisipasi dan atasi dampak
perubahan iklim. Antisipasi berupa penyiapan arah dan strategi, program dan kebijakan dalam
rangka menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa program yang penting
untuk dilaksanakan diantaranya penyusunan strategi dan perencanaan pengembangan
infrastruktur (terutama jaringan irigasi untuk daerah pemasok produk pertanian), evaluasi tata
ruang untuk pengaturan lahan (penyesuaian jenis tanaman dengan daya dukung lahan),
pengembangan sistem informasi dan peringatan dini banjir serta kekeringan, penyusunan dan
penerapan peraturan perundangan mengenai tata guna lahan dan metode pengelolaan lahan.
Upaya adaptasi lain melalui pengembangan dan sinergisme dari sektor pertanian,
peternakan, maupun kelautan, yang tahan terhadap perubahan iklim, baik saat ini maupun masa
yang akan datang, Dengan melakukan berbagai upaya tersebut, diharapkan keamanan pangan
dan kesehatan masyarakat pun akan tetap terjaga. Upaya yang kita dapat lakukan sebagai warga
Bandung adalah bijak dalam penggunaan energi, alat elektronik, kendaraan bermotor dan bahan
bakar perlu dilakukan oleh setiap orang dengan kesadaran penuh untuk hidup sehat produktif
dan berkelanjutan.

NURLIENDA HASANAH, S.GZ 2


DAFTAR PUSTAKA

1. FAO, 2008. Climate Change and Food Security: A Framework Document, Rome

2. FAO, 2016. Climate Change and Food Security: Risks and Responses

3. Haryanto, Budi. 2009. Climate Change and Public Health in Indonesia Impacts and Adaptation.
Austral Policy Forum, Nautilus Institute.

4. Kementerian Pertanian RI, 2011. Pedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian,
Jakarta. Available at: http://www.pertanian.go.id/dpi/downlot.php?file=pedum-adaptasi.pdf.

5. WFP, 2012. Food Security and Climate Change, Jakarta.

6. Yuniartanti, R.K., 2012. Migrasi VS Adaptasi sebagai Solusi Dampak Perubahan Iklim di Kawasan
Perkotaan. , pp.2932.

NURLIENDA HASANAH, S.GZ 3

Anda mungkin juga menyukai