Anda di halaman 1dari 4

Efek Temporal Tax Amnesty

Oleh: Agus Herta Sumarto


Peneliti INDEF dan Dosen UMB

Program Tax Amnesty sebagai program unggulan pemerintahan Jokowi-Jk

telah memasuki periode III. Harus diakui bahwa program Tax Amnesty yang dibuat

oleh pemerintahan Jokowi-Jk merupakan salah satu langkah inovatif di tengah

defisitnya anggaran pendapatan dan belanja negara. Bahkan dari pelaksanaan

program tersebut selama dua periode, pemerintah telah memperoleh dana

penebusan pajak yang mencapai Rp103,3 triliun dan dana repatriasi mencapai

Rp141 triliun. Walaupun capaian ini masih di bawah angka yang ditargetkan

sebesar Rp165 triliun, capaian tebusan pajak yang menembus angka Rp103,3

triliun yang disertai dengan dana repatriasi yang mencapai Rp141 triliun

merupakan angka yang besar dan perlu mendapat apresiasi di tengah kondisi

ekonomi yang masih belum membaik.

Program Tax Amnesty seolah-olah telah membawa angin segar di tengah

kondisi ekonomi yang masih lesu. Dengan masuknya dana tebusan pajak yang

disertai dengan dana repatriasi, program Tax Amnesty diharapkan mampu

mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menciptakan

reindustrialisasi, menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi angka

kemiskinan, serta mengurangi angka gini ratio. Tanda-tanda dari adanya

perubahan ke arah yang lebih baik tersebut mulai tampak sejak digulirkannya

program Tax Amnesty. Pada awal pelaksanaan Tax Amnesty, sentimen positif para

pelaku ekonomi baik pelaku ekonomi dalam negeri maupun pelaku ekonomi global

mulai terlihat.

Pada awal pelaksanaan Tax Amnesty, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

menguat cukup signifikan. Pada awal bulan Juni 2016, nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS masih tercatat pada level Rp13.600an. Pada awal bulan Juli

2016 sebagai awal pelaksanaan program Tax Amnesty, nilai tukar rupiah menguat

sekitar tiga persen ke level Rp13.100an. Hal yang sama juga terjadi di pasar modal.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode awal pelaksanaan Tax

Amnesty mengalami peningkatan yang signifikan. Pada awal bulan Juni 2016 nilai
IHSG masih berada di kisaran angka 4.800an. Pada awal bulan Agustus 2016 nilai

IHSG melompat ke level 5.400an atau dengan kata lain naik lebh dari 7,5 persen

dalam waktu tidak lebih dari dua bulan.

Tingginya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan naiknya

IHSG menunjukkan bahwa ekspektasi pelaku ekonomi terhadap program Tax

Amnesty sangat tinggi. Para pelaku ekonomi memiliki harapan dan keyakinan

besar bahwa dengan adanya program Tax Amnesty perekonomian Indonesia dapat

keluar dari perlambatan pertumbuhan ekonomi yang akhir-akhir ini menjadi

masalah utama yang dihadapi pemerintah dan para pelaku ekonomi.

Namun sayangnya, efek positif dari program Tax Amnesty tidak berlangsung

lama. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali normal ke level

Rp13.300 Rp13.400 per dolar. Indeks Harga Saham Gabungan juga mengalami

hal yang sama. Setelah mengalami peningkatan yang sangat signifikan selama dua

bulan masa awal program Tax Amnesty, nilai IHSG kembali terkoreksi ke level

5.200an dan stabil di angka tersebut.

Momentum bagus yang terbentuk di awal program Tax Amensty sepertinya

belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Euforia efek Tax

Amnesty tidak berlangsung lama. Penguatan nilai tukar rupiah dan melesatnya

IHSG hanya berlangsung beberapa saat saja. Beberapa minggu setelah pembukaan

program Tax Amnesty, nilai tukar rupiah dan kenaikan IHSG kembali ke kondisi

normalnya dan nyaris tidak berbekas. Kondisi ini manandakan bahwa program

Tax Amnesty hanya menghasilkan efek temporal dan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Kemunculan efek temporal dari program Tax Amnesty manandakan bahwa

pemerintah belum mampu meyakinkan para pelaku ekonomi bahwa program Tax

Amnesty akan membawa perubahan terhadap kondisi fundamental ekonomi

Indonesia. Pemerintah belum bisa meyakinkan para pelaku ekonomi bahwa dana

yang terhimpun dari program Tax Amnesty akan dipergunakan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kondisi fundamental ekonomi yang menopang terjadinya

industrialisasi dan peningkatan daya beli masyarakat.


Setidaknya ada dua masalah serius yang selama ini menjadi permasalahan

utama dalam fundamental ekonomi Indonesia yaitu kondisi infrastruktur yang

tidak memadai dan kondisi Sumberdaya Manusia (SDM) yang tidak mendukung

kebutuhan dunia industri. Sampai saat ini kondisi infrastruktur Indonesia masih

jauh dari dikatakan layak bagi sektor industri. Ketidaklayakan kondisi

infrastruktur ini menjadikan biaya logistik di Indonesia sangat mahal dan

berujung pada high cost economy. Sedangkan masalah yang terkait dengan SDM

adalah masih rendahnya kualitas SDM Indonesia yang berujung pada mismatch

antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja bagi sektor industri. Sektor

Industri di Indonesia sulit berkembang dengan baik, bahkan cenderung mengalami

deindustrialisasi, karena tidak didukung oleh kualitas SDM yang memadai. Para

pelaku industri sampai sekarang masih kesulitan untuk mendapatkan SDM yang

berkualitas guna meningkatkan daya saing produknya. Pada akhirnya produk-

produk dalam negeri sulit untuk bersaing dengan produk-produk yang berasal dari

luar negeri.

Memang untuk membangun dan meningkatkan kondisi fundamental

ekonomi Indonesia dibutuhkan anggaran yang sangat besar dan tidak mungkin

terpenuhi oleh dana yang dihasilkan dari program Tax Amnesty. Namun

sebenarnya tuntutan para pelaku ekonomi tidaklah muluk. Mereka sadar bahwa

untuk mengubah fundamental ekonomi diperlukan anggaran yang sangat besar

dan waktu yang tidak sebentar. Para pelaku ekonomi hanya menginginkan

komitmen yang jelas dari pemerintah bahwa ada usaha yang kuat dari pemerintah

untuk memperbaiki kondisi fundamental ekonomi ke arah yang lebih baik.

Program Tax Amnesty sebenarnya hanya dibutuhkan sebagai pemantik untuk

mendorong terjadinya perubahan besar.

Program Tax Amnesty seharusnya bisa didorong untuk tidak hanya

menghasilkan efek temporal semata. Bila pemerintah bisa meyakinkan para pelaku

ekonomi bahwa program Tax Amnesty akan diarahkan untuk mengubah kondisi

fundamental ekonomi secara simultan dan terarah maka efek ekonomi yang

dihasilkan akan jauh lebih besar dan tentunya tidak bersifat temporal. Pemerintah

tidak harus menggunakan seluruh dana Tax Amnesty untuk pembangunan


infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM, pemerintah hanya perlu

memperlihatkan komitmen yang kuat bahwa Tax Amnesty akan menghasilkan

perubahan fundamental ekonomi ke arah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai