telah memasuki periode III. Harus diakui bahwa program Tax Amnesty yang dibuat
penebusan pajak yang mencapai Rp103,3 triliun dan dana repatriasi mencapai
Rp141 triliun. Walaupun capaian ini masih di bawah angka yang ditargetkan
sebesar Rp165 triliun, capaian tebusan pajak yang menembus angka Rp103,3
triliun yang disertai dengan dana repatriasi yang mencapai Rp141 triliun
merupakan angka yang besar dan perlu mendapat apresiasi di tengah kondisi
kondisi ekonomi yang masih lesu. Dengan masuknya dana tebusan pajak yang
perubahan ke arah yang lebih baik tersebut mulai tampak sejak digulirkannya
program Tax Amnesty. Pada awal pelaksanaan Tax Amnesty, sentimen positif para
pelaku ekonomi baik pelaku ekonomi dalam negeri maupun pelaku ekonomi global
mulai terlihat.
Pada awal pelaksanaan Tax Amnesty, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
menguat cukup signifikan. Pada awal bulan Juni 2016, nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS masih tercatat pada level Rp13.600an. Pada awal bulan Juli
2016 sebagai awal pelaksanaan program Tax Amnesty, nilai tukar rupiah menguat
sekitar tiga persen ke level Rp13.100an. Hal yang sama juga terjadi di pasar modal.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode awal pelaksanaan Tax
Amnesty mengalami peningkatan yang signifikan. Pada awal bulan Juni 2016 nilai
IHSG masih berada di kisaran angka 4.800an. Pada awal bulan Agustus 2016 nilai
IHSG melompat ke level 5.400an atau dengan kata lain naik lebh dari 7,5 persen
Amnesty sangat tinggi. Para pelaku ekonomi memiliki harapan dan keyakinan
besar bahwa dengan adanya program Tax Amnesty perekonomian Indonesia dapat
Namun sayangnya, efek positif dari program Tax Amnesty tidak berlangsung
lama. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali normal ke level
Rp13.300 Rp13.400 per dolar. Indeks Harga Saham Gabungan juga mengalami
hal yang sama. Setelah mengalami peningkatan yang sangat signifikan selama dua
bulan masa awal program Tax Amnesty, nilai IHSG kembali terkoreksi ke level
belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Euforia efek Tax
Amnesty tidak berlangsung lama. Penguatan nilai tukar rupiah dan melesatnya
IHSG hanya berlangsung beberapa saat saja. Beberapa minggu setelah pembukaan
program Tax Amnesty, nilai tukar rupiah dan kenaikan IHSG kembali ke kondisi
normalnya dan nyaris tidak berbekas. Kondisi ini manandakan bahwa program
Tax Amnesty hanya menghasilkan efek temporal dan tidak berpengaruh signifikan
pemerintah belum mampu meyakinkan para pelaku ekonomi bahwa program Tax
Indonesia. Pemerintah belum bisa meyakinkan para pelaku ekonomi bahwa dana
yang terhimpun dari program Tax Amnesty akan dipergunakan untuk memperbaiki
tidak memadai dan kondisi Sumberdaya Manusia (SDM) yang tidak mendukung
kebutuhan dunia industri. Sampai saat ini kondisi infrastruktur Indonesia masih
berujung pada high cost economy. Sedangkan masalah yang terkait dengan SDM
adalah masih rendahnya kualitas SDM Indonesia yang berujung pada mismatch
antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja bagi sektor industri. Sektor
deindustrialisasi, karena tidak didukung oleh kualitas SDM yang memadai. Para
pelaku industri sampai sekarang masih kesulitan untuk mendapatkan SDM yang
produk dalam negeri sulit untuk bersaing dengan produk-produk yang berasal dari
luar negeri.
ekonomi Indonesia dibutuhkan anggaran yang sangat besar dan tidak mungkin
terpenuhi oleh dana yang dihasilkan dari program Tax Amnesty. Namun
sebenarnya tuntutan para pelaku ekonomi tidaklah muluk. Mereka sadar bahwa
dan waktu yang tidak sebentar. Para pelaku ekonomi hanya menginginkan
komitmen yang jelas dari pemerintah bahwa ada usaha yang kuat dari pemerintah
menghasilkan efek temporal semata. Bila pemerintah bisa meyakinkan para pelaku
ekonomi bahwa program Tax Amnesty akan diarahkan untuk mengubah kondisi
fundamental ekonomi secara simultan dan terarah maka efek ekonomi yang
dihasilkan akan jauh lebih besar dan tentunya tidak bersifat temporal. Pemerintah