Anda di halaman 1dari 2

M.

Fachrian Hafizh
140655254
Kelompok 6

Pengaruh Alloying Elements terhadap Critical Resolved Shear Stress dan


Mechanic Properties
Alloying elements menurut definisinya adalah zat zat lain yang
ditambahkan pada logam murni dalam jumlah tertentu untuk membuat suatu
logam paduan atau yang biasa disebut alloy. Alloying element bisa merupakan
logam maupun non-logam. Contoh alloying elements adalah seperti; Alumunium,
Boron, Chromium, Cobalt, Copper, Manganese, Nickel, Silicon, Titanium,
Tungsten, Vanadium, dan Zirconium. Jika alloying elements ditambahkan dengan
jumlah dan mekanisme yang baik, maka alloying elements tersebut dapat
menguntungkan kita dengan membuat logam tersebut menjadi seperti yang kita
butuhkan. Lalu apa saja pengaruh alloying elements? Tulisan dibawah akan
menjawab secara singkat tentang pengaruh penambahan alloying elements
terhadap Critical Resolved Shear Stress dan sifat mekanis dari suatu logam.
Critical Resolved Shear Stress didefinisikan sebagai suatu harga ambang
batas dari tegangan geser di bidang slip dan arah slip untuk menginisiasi terjadi
nya slip. Yang bilamana slip terjadi pada suatu material, maka material tersebut
akan mengalami suatu deformasi. Lalu apa pengaruh penambahan alloying
elements pada nilai dari Critical Resolved Shear Stress? Seperti yang kita ketahui,
ada salah satu mekanisme pengerasan logam yang disebut Solid Solution
Strengthening. Yang menjadi dasar teori dalam mekanisme pengerasan Solid
Solution Strengthening adalah penambahan impurities kedalam suatu logam.
Impurities menghasilkan distorsi pada kisi, sehingga dislokasi akan sulit bergerak,
dan material tersebut akan semakin keras. Maka berdasarkan penjelasan diatas,
penambahan impurities maupun alloying elements yang notabenenya adalah unsur
asing, akan mengeraskan logam yang juga akan meningkatkan nilai Critical
Resolved Shear Stress dari logam tersebut. Bisa kita buktikan dengan melihat
tabel dibawah yang menunjukan bahwa unsur Ag dan Cu yang memiliki kadar
kemurnian lebih rendah (impurities/alloying elements nya lebih banyak) memiliki
nilai Critical Resolved Shear Stress yang lebih tinggi dibanding unsur Ag dan Cu
yang memiliki tingkat kemurnian yang lebih tinggi.
Lalu selanjutnya apa pengaruh penambahan alloying elements pada sifat
mekanis dari logam? Menurut definisinya, sifat mekanis adalah karakter yang
mengindikasikan perilaku elastis dan tidak elastisnya material dalam kemampuan
menahan beban, seperti tarik, pembengkokan, tekan, gesek, dan lainnya.
Penjelasan dibawah akan membahas pengaruh alloying elements pada kekerasan,
keuletan, dan elongation dari suatu material.
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa penambahan alloying
elements dapat meningkatkan kekerasan dari suatu material, dan mekanisme
pengerasan material yang berasaskan dengan fakta tersebut adalah Solid Solution
Strengthening. Lalu, kekerasan suatu logam selalu berbanding terbalik dari
keuletannya. Maka dapat disimpulkan bahwa; penambahan alloying elements pada
material akan berdampak dengan meningkatnya kekerasan dan menurunkan
keuletan pada material tersebut. Berikut dibawah ini adalah diagram pengaruh
ditambahkan nya Ni, pada Cu-Ni sistem.

Refrensi:
http://www.businessdictionary.com/definition/alloying-element.html/
(diakses pada 19 Februari 2016 pukul 09:23)
http://www.engineering-dictionary.org/Materials-Science-and-Engineering-
Dictionary/critical_resolved_shear_stress/
(diakses pada 19 Februari 2016 pukul 09:42)
http://www.businessdictionary.com/definition/mechanical-properties.html
(diakses pada 19 Februari 2016 pukul 10:21)
PPT Solid Solution Strengthening, Prof. Dr. Ir. Bondan T. Sofyan, M.Si

Anda mungkin juga menyukai