A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. MZAA
Umur : 1 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jetak Kudus
Pendidikan :-
Agama : Islam
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : WNI (Warga Negara
Indonesia)
Tanggal masuk RS : 17 Januari 2017
Tanggal anamnesis dan pemeriksaan :18 Januari 2017 20
Januari 2017
Tanggal kepulangan : 20 Januari 2017
No CM : 716374
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan ayah dan ibu penderita di ruang
Bougenvile 2 dan didukung dengan catatan medis. (pada
tanggal 18, 19 dan 20 Januari 2017)
a. Keluhan Utama : Kejang
b. Keluhan Tambahan : Demam, Batuk, Pilek
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Kudus pada tanggal
17 Januari 2017 sekitar pukul 21.00 WIB dengan
keluhan kejang 2x disertai demam sejak sore
Kejang terjadi 2x, kejang pertama terjadi sekitar
jam 19.30 WIB berlangsung 3 menit dan kejang
yang kedua terjadi sekitar jam 19.45 WIB
1
Laporan Kasus
2
Laporan Kasus
f. Riwayat Pengobatan
Belum diberikan obat apapun baik untuk obat
panas maupun obat kejangnya.
3
Laporan Kasus
TB2(m) (0,85)2
Perkembangan :
- Tidak ada gangguan perkembangan mental
dan emosi
Psikomotor
o Tengkurap : 6 bulan
o Duduk : 7 bulan
o Berdiri sendiri : 10 bulan
o Jalan : 11 bulan
4
Laporan Kasus
5
Laporan Kasus
6
Laporan Kasus
Interpretasi :
BB/U : di atas 0
PB/U : di atas 3
BB/TB : di atas -1
IMT/U : di bawah 0
LK/U : di bawah 1
7
Laporan Kasus
l. Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x (1 bulan )
DPT : 3x (2, 4, 6 bulan)
Polio : 4x (0, 2, 4, 6 bulan)
Hepatitis B : 3x (0, 1,6 bulan)
Campak : 1x (9 bulan)
8
Laporan Kasus
SpO2 : 97%
d. Status Internus
Kepala : mesocephale
Rambut : hitam, terdistribusi merata
Mata : pupil isokor, konjungtivaanemis
-/-, sklera ikterik-/-, reflek pupil +/+
Hidung : bentuk normal, sekret -/- , deviasi (-)
Telinga :bentuk normal, nyeri tekan
tragus -/-, discharge -/-
Mulut : bibir kering (-) , bibir sianosis (-)
Tenggorokan : tonsil T1/T1, mukosa
faring hiperemis (-), detritus (-), granulasi
(-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks :
o Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 1 cm medial
linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas jantung sulit ditentukan
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, murmur
(-), gallop (-)
o Paru - paru
Inspeksi :pergerakan dinding dada
simetris saat inspirasi dan ekspirasi,
retraksi (-)
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : sonor di seluruh paru
9
Laporan Kasus
Pemeriksaan Neurologis
- Pemeriksaan Refleks Fisiologis :
o Bisep (+)
o Trisep (+)
o Patella (+)
o Achiles (+)
- Pemeriksaan Refleks Patologis :
o Babinski (-)
o Cadock (-)
o Gordon (-)
o Openheim (-)
- Pemeriksaan Rangsang Meningeal
10
Laporan Kasus
3. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin dan Elektrolit (18 Januari 2017)
Nilai
Pemeriksaan Hasil
Rujukan
Hemoglobin 11.1 g/Dl 11,5-13,5 g/dL
Eritrosit 4.92 jt/ul 3,9-5,9 jt/ul
Hematokrit 36.1 % 34-40 %
150-400
Trombosit 454 x 103/ul
103/ul
3
Leukosit 16.1x 10 /ul 6,0-17,03/ul
Netrofil 47.1 50-70
Limfosit 37.6 25-40
Monosit 12.0 2-8
Eosinofil 2.6 2-4
Basofil 0,5 0-1
MCH 23.0 pg 27,0-31,0pg
MCHC 30.7 g/dL 33,0-37,0 g/dL
MCV 74.9 fL 79,0-99,0fL
RDW 15.0 % 10-15 %
MPV 9.8 fL 6,5 11,0 fL
PDW 9.6 fL 10 18,0 fL
4. Pemeriksaan Khusus
Data Antropometri :
Anak Laki-laki, usia 1 tahun
Berat badan : 11 kg
Panjang badan : 85 cm
IMT = BB (kg) / TB2 (m)
= 11/(0.85)2
= 15,20 kg/m2
11
Laporan Kasus
C. RESUME
Telah diperiksa seorang anak laki-laki usia 1 tahun dengan
berat badan 11 kg dan tinggi badan 88 cm. Keluhan utama
kejang, kejang terjadi 2x. kejang pertama durasi 3 menit,
kelojotan dengan mata melirik ketas, mulut tertutup rapat,
tidak berbusa dan pasien tidak sadar selama kejang. Kejang
kedua durasi 10 detik dengan posisi tubuh, mata dan mulut
sama seperti kejang yang pertama. Setelah kejang pasien
sadar dan menangis.
Batuk pilek diakui oleh ibu sudah 2 hari. Bab cair pasca
kejang . 2x. Riwayat bapak dari pasien pernah mengalami
kejang demam saat berumur , 6 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapat:
Keadaan Umum : compos mentis, tampak sakit ringan,
kesan gizi baik, tidak terdapat tanda-
tanda dehidrasi.
Tanda Vital :
HR (Nadi) : 147x/menit, reguler, isi dan
tegangan cukup
RR (Laju Nafas) : 42 x/menit, reguler
Suhu : 39,4 o C (axilla)
Status Internus : dalam batas normal
Pemeriksaan Neurologis :
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : (-)
Rangsang meningeal : (-)
Darah Rutin
Hemoglobin 11.1 g/dL 11,5-13,5
12
Laporan Kasus
g/dL
150-400
Trombosit 454 x 103/ul
103/ul
Netrofil 47.1 50-70
Monosit 12.0 2-8
MCH 23.0 pg 27,0-31,0pg
33,0-37,0
MCHC 30.7 g/dL
g/dL
MCV 74.9 fL 79,0-99,0fL
PDW 9.6 fL 10 18,0 fL
D. DIAGNOSA
Kejang Demam Kompleks
E. DIAGNOSA BANDING
Kejang Demam Simpleks
F. Penatalaksanaan
Tatalaksana Farmakologi:
RL 10 tetes/menit
Inj. Cefotaxime 2 x 150 gr
Stesolid 5 mg supp (bila kejang)
Paracetamol drip 100 mg/ml 4x1 ml
13
Laporan Kasus
G. PROGNOSA
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
CATATAN KEMAJUAN
14
Laporan Kasus
15
Laporan Kasus
gallop (-)
Pulmonal Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen Flat, supel, BU (+), NT (-)
Kulit Turgor baik.
Ekstremita Akral hangat, Oedema -/-
s
A: Kejang Demam Kompleks
P: Nebul 2x
RL 10 tetes/menit
Stesolid 5 mg (k/p)
Pamol 4x1 ml
As. Valproat 2x1 cth
Noralges 3 x 125 mg
16
Laporan Kasus
TINJAUAN PUSTAKA
Kejang Demam
A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu tubuh rektal di atas 38 oC)
tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit
atau metabolik lain. Kejang disertai demam pada bayi berusia
kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung
kurang dari 15 menit, bersifat umum serta tidak berulang
17
Laporan Kasus
B. Epidemiologi
Kejadian kejang demam diperkirakan 2 % - 4 % di
Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Di Asia
dilaporkan lebih tinggi. Kira kira 20 % kasus merupakan
kejang demam kompleks. Umumnya kejang demam timbul
pada tahun kedua kehidupan (17 23 bulan) kejang demam
sedikit lebih sering pada laki laki.
C. Etiologi
18
Laporan Kasus
D.Manifestasi Klinis
Bangkitan kejang pada bayi dan anak-anak sering
terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi
dan cepat, biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai
39C atau lebih, disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf
pusat (ISPA, OMA, dll). Serangan kejang biasanya terjadi 24
jam pertama sewaktu demam. Kejang dapat bersifat tonik-
klonik, tonik, klonik, fokal, atau akinetik. Berlangsung singkat
beberapa detik sampai 10 menit, diikuti periode mengantuk
singkat pasca kejang. Kejang demam yang menetap lebih
dari 15 menit menunjukkan adanya penyebab organik seperti
infeksi atau toksik dan memerlukan pengamatan
menyeluruh.
E. Patofisiologi
Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari
permukaan dalam (lipid) dan permukaan luar (ion). Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dengan mudah
dilalui oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion
Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali Klorida (Cl-).
Akibatnya konsentrasi ion K dalam sel neuron tinggi dan ion
Na rendah. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di
dalam dan luar sel maka terdapat potensial membran sel
neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATP-ase yang
19
Laporan Kasus
20
Laporan Kasus
21
Laporan Kasus
Kejang demam terkait dengan tiga unsur yaitu umur, demam dan
predisposisi
22
Laporan Kasus
23
Laporan Kasus
24
Laporan Kasus
25
Laporan Kasus
26
Laporan Kasus
27
Laporan Kasus
28
Laporan Kasus
29
Laporan Kasus
30
Laporan Kasus
H.Langkah Diagnostik
Anamnesis
31
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
32
Laporan Kasus
I. Medikamentosa
- Antipiretik
o Paracetamol 10-15 mg/kgBB/ kali diberikan 4 kali
sehari dan tidak elbih dari 5 kali atau ibuprofen 5-10
mg/ kgBB/kali, 3-4 kali sehari.
- Antikejang
o Diazepam oral dengan dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8
jam atau diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap
33
Laporan Kasus
Kejang
Fenitoin IV 10-20 mg/kgBB dengan kecepatan 1mg/kg/menit
34
Kejang berhenti Kejang tidak berhenti
Lanjutkan dengan dosis 4-8 mg/kg/hari dimulai 12 jam setelah dosis awal
Rawat ICU
Laporan Kasus
35
Laporan Kasus
36
Laporan Kasus
Indikasi rawat
37
Laporan Kasus
J. Komplikasi
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya
tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa.Tetapi pada
kejang yang berlangsung lebih lama (>15 menit) biasanya
disertai apnue, hipoksemia, hiperkapnea, asidosis laktat,
hipotensi artrial, suhu tubuh makin meningkat, metabolisme otak
meningkat.
K. Prognosis
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam
tidak pernah dilaporkan.Perkembangan mental dan neurologis
umumnya tetap normal pada pasien yang awalnya normal.Kejang
demam dapat berulang di kemudian hari atau dapat berkembang
38
Laporan Kasus
39
Laporan Kasus
DAFTAR PUSTAKA
40
Laporan Kasus
41