2. Aspirasi
Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di atas tidak berhasil (72
jam) atau bila terapi dengan metronidazol merupakan kontraindikasi seperti pada kehamilan,
perlu dilakukan aspirasi.
Tindakan aspirasi terapeutik Indikasi :
1. Abses yang dikhawatirkan akan pecah
2. Respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak ada.
3. Abses di lobus kiri karena abses disini mudah pecah ke rongga perikerdium atau peritoneum
Aspirasi sebaiknya dengan guiding USG.
3. Drainase Perkutan
Drainase perkutan berguna pada penanganan komplikasi paru, peritoneum, dan perikardial.
4. Pembedahan dilakukan bila :
1. Abses disertai komplikasi infeksi sekunder.
2. Abses yang jelas menonjol ke dinding abdomen atau ruang interkostal.
3. Bila terapi medikamentosa dan aspirasi tidak berhasil.
4. Ruptur abses ke dalam rongga intra peritoneal/pleural/pericardial.
Tindakan bisa berupa drainase baik tertutup maupun terbuka, atau tindakan reseksi misalnya
lobektomi
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering adalah berupa rupture abses sebesar 5 15,6%, perforasi abses
keberbagai organ tubuh seperti ke pleura, paru, pericardium, usus, intraperitoneal atau kulit.
Kadang-kadang dapat terjadi superinfeksi, terutama setelah aspirasi atau drainase.
Parasitemia, amoebiasis serebral E. histolytica bisa masuk aliran darah sistemik dan
menyangkut di organ lain misalnya otak yang akan memberikan gambaran klinik dari lesi fokal
intrakranial.
Pencegahan
Menjaga higiene air minum dan makanan
Tidak memakan sayuran mentah, buah dikupas terlebih dahulu