Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
An. Inu berusia 5 tahun datang ke klinik THT RSMS diantar ibunya dengan keluhan utama
nyeri pada telinga kiri sejak 2 hari yang lalu. Awalnya An. Inu merasakan pendengaran
telinga kiri agak berkurang dan terasa seperti penuh sejak seminggu yang lalu hingga keluhan
dirasakan seperti sekarang. Sebelum muncul keluhan pada telinga An. Inu mengeluhkan
batuk, pilek, dan demam. Keluhan ini sudah membaik sejak minum obat batuk yang dibelinya
di warung.
KLARIFIKASI ISTILAH :
1. Nyeri telinga (otalgia) : sakit didaerah telinga oleh karena penyakit yang ada ditelinga
atau penjalaran penyakit lain disekitar telinga.
BATASAN MASALAH :
Identitas pasien :
Nama : an. Inu , usia 5 tahun
Keluhan utama : nyeri telinga kiri
Onset : sejak 2 hari yang lalu
Kronologis : keluhan pendengaran dan terasa penuh pada telinga kiri berkurang sejak
seminggu yang lalu sampai sekarang
RPD : batuk, pilek, dan demam
RPSE : keluhan berkurang sejak minum obat yang dibeli di warung
IDENTIFIKASI MASALAH :
1. Klasifikasi nyeri telinga
2. Etiologi nyeri telinga
3. Resiko nyeri telinga
4. Patofisiologi batuk pilek samapi timbul keluhan nyeri telinga dan penurunan
pendengaran
5. Macam-macam gangguan pendengaran
6. DD otalgia
7. Px telinga
8. Penegakan dx
ANALISIS MASALAH :
1. Klasifikasi nyeri telinga
Otalgia primer : nyeri pada telinga akibat penyakit yang ada ditelinga (otitis eksterna,
polikondritis, OM, barotrauma/aerotitis, mastoiditis supuratif akut)
Otalgia sekunder : nyeri teliga akibat penyakit yg berasal dari luah telinga (nyeri alih)
berhub dg nervus (NC.VII : bells palsy, herpes zooster ; NC.IX : tonsilektomi ;
NC. X : laryngitis, NC V : infeksi gigi molar 3, sinusitis, parotitis, trigeminal
neuralgia)
2. Etiologi nyeri telinga
Otalgia primer :
- Idiopatik complex geniculaum NC.VII, cabang timpani (NC.IX)
- Berdasar lokasi :
Auricula Telinga luar Telinga Telinga dalam Os. mastoid
Tengah
Hematoma, Serumen, Otitis media Meniere Mastoiditis,
Laserasi, OE, benda asing, akut, OMSK, disease, abses mastoid,
perikondritis, otitis kolesteatoma, bestibular granuloma,
infeksi sinus eksterna, traumatik schwannoma, neoplasma
preaurikular, herpes zoster perforasi, trauma akustik
frosbite, oticus, barotrauma,
sunburn, eksostosis miringitis
neoplasma (dapat bulosa,
menutupi neoplasma
gendang
telinga),
neoplasma
Otalgia sekunder :
- Laring (CA, ulserasi, perikondritis, dan kondritis, arteritis sendi cricoarytenoid)
- Faring (faringitis, tonsilitis akut, abses peritonsilitis, abses retropharyngeal,
ulserasi)
- Rongga mulut (neuralgia gigi, stomatitis akut difussa, Ca lidah)
- Esofagus (corpus alienum, hernia hiatus, peradangan, neoplasma benign dan
ganas)
- Dll (parotitis, tyroiditis akut, neuralgia trigeminal, sinus paranasalis, arteritis
temporomandibularis, neuralgia glossopharyngeal)
4. Patofisiologi batuk pilek sampai timbul keluhan nyeri telinga dan penurunan
pendengaran
Demam
Induksi pirogen eksogen (invasi MO, toxin, rx alergen) terpapar sel imun dan
menginduksinya sitokin proinflamasi TNF, IFN,IL-1 & IL-6 termostast
termoregulasi di hipotalamus metabolisme asam arakhidonat PGE-2 (pirogen
endogen) stimulasi efek demam dengan yg 1 (konservasi panas tubuh ) dengan
cara vasokonstriksi
Otalgia yang disebabkan oleh penyakit2 di luar telinga seperti penyakit yang dekat
telinga misalnya penyakit/infeksi pada saluran pernapasan yang selanjutnya bisa
menuju ke telinga melalui mekanisme perkontinuitatum dan hematogen infeksi
telinga
7. Px telinga
a. Tes penala Rinne, weber, schwabah, okulasi (bing) untuk menilai fungsi
pendengaran/ketajaman pendengaran
- Tes rinne : untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui
tulang pd telinga yg diperiksa
- Tes webber : membandingkan hantaran pada telingan yang sakit dg yang sehat
- Tes schwabah : membandingkan tlg org yg diperiksa dengan org normal
- Tes bing : tragus telinga yg diperiksa ditekan sampai menutup liang telinga tuli
konduktif 30 dB, penala diletakkan pada glabella. Interpretasi : jika ada
lateralisasi pd telinga yg ditutup maka NORMAL, bila bunyi pd telinga yg ditutup
tdk bertambah keras maka TULI KONDUKTIF
- Tes gele : membandingkan bone conduction pd telinga yg ditutup kemudian
ditekan tragusnya. Interpretasi :
- Tes bisik : ada tidaknya KP dan derajat. Diruangan yang cukup tenang dengan
jarak 6 meter. Normalnya 5/6 sampai 6/6
Apabila untuk garpu tala bisa menilai ada tidaknya KP, derajat, dan jenisnya
Jenis uji Hasil normal CHL SNHL
Rinne + - +
schwabah Sama memanjang Memendek
weber Tdk ada lateralisasi Terdapat lateralisasi Lateralisasi
ipsilateral dari suara kontralateral dari
yang terdengar lebih telinga yg
keras mendengar suara
lebih keras
bing +/terjadi pengerasan _ +/terjadi pengerasan
gele +/suara jd lebih _ +/suara jd lebih
lemah lemah
b. PF
- Auricula, serta regio pre dan post auricula kelainan kongenital, tanda
peradangan, trauma, tes nyeri tekan tragus yg bisa positif pd keadaan otitis
eksterna
- Inspeksi pd CAE mata / dg bantuan otoskop : dilihat diameter canalis lapang/
menyempit, warna nya ada hiperemis, tanda2 edema, massa berupa serumen atau
Corpus A, dilihat ada debris atau eksudat, Membran Tympani intak? = OE. Sekret
dinilai jumlah, warna, baunya, jenisnya
dg otoskop di px Membran Tympani dilihat :
- intak (bulging yg merupakan tanda dari stad, supurasii OMA, /retraksi
merupakan tanda stad. Oklusi OMA, cone of light normal/ tdk, hiperemis/oedem
(stad. Hiperemis / presupuratif)
- perforasi : dinilai lubang, jumlah, bentuk, tepi, dan lokasi di kuadran mana
8. Penegakan dx
Anamnesis :
- RPS :otalgia telinga kiri, KP dan terasa penuh pada telinga kiri
- PPD : batuk dan pilek
PF :
- Tanda vital : febris (38,2 C)
- Px otoskop : eritema (+) hiperemis pd MT
- Status lokalis : rhinitis dan faringitis disingkirkan
- Px garpu tala rinne (-), weber memanjang, schwabah memanjang pd telinga
kiri suspect CHL untuk KP
` faktor resiko :
-sering pd anak2 karena tuba eustachius lebih pendek dan datar ,
sering berenang di air yang tdk bersih, disfungsi tuba, masuknya
partikel tdk bersih dan tajam kedalam telinga, dan cairan kontaminan
Infeksi saluran napas berulang
Bayi tidak dapat ASI
Faktor sosial ekonomi kepadatan penduduk resiko infeksi dan
penularan tinggi, nutrisi kurang, akses pengobatan dan higienitas
rendah
Faktor lingkungan : paparan polutan pada angg. Keluarga yg
merokok
Faktor imunologi : pemberian ASI, usia, nutrisi, dll
Ras : native amerika, indigeus australi
jenis kelamin laki-laki >>>
Produksi eksudat
meningkat tetapi Mulut tuba
eksudat tdk dpt tertutup
mengalir ke (karena oedem
nasofaring mukosa)
Vaskularisasi MT mengalami
membran timpani nekrosis
terganggu
4. Terapi
Oklusi : pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius
sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang :
Diberi :
- tetes hidung, HCl efedrin 0,5% yang dilarutkan dlm larutan fisiologis
(anak <12 tahun) , HCl efedrin 1% (> 12 tahun dewasa)
- Antibiotik
Presupurasi :
Antibiotik (golongan penisilin/eritromisin)
Ampicilin 50-100 mg/KgBB/hari 4 dosis
Amoxicilin/ eritromicin 50 mg/KgBB/hari 3 dosis
Obat tetes hidung
Analgetik :
parasetamol 240 mg usia 4-5 tahun (4-6 jam sekali)
ibuprofen usia 4-7 tahun 150 mg (3x/hari) dan harus dipastikan
anak tdk ada gangguan pencernaan
Supurasi :
Antibiotik + myringotomi jika MT masih utuh
Perforasi : obat cuci telinga H2O2 3% (3-5 hari) + antibiotik ampisilin
(dewasa 500 mg 4x/hari ; anak-anak 20 mg/KgBB 4x/hari), amoxicilin
(dewasa 500 mg 3x/hari ; anak-anak 10 mg/KgBB 1x/hari) jika terjadi
resistensi diberikan kombinasi asam klavulanat / cephalosporin yg adekuat
Resolusi : Member Tympani berangsur normal kembali, jk tdk terjadi
resolusi sekret keluar lwt perforasi Membran Tympani antibiotik
dilanjutkan sampai 3 mgg
Tabel antibiotik yang direkomendasikan pada pasien
Surgery :
Myringotomy insisi pd pars tensa Membran Tympani agar terjadi drainase
sekret dari Telinga Tengah Telinga Luar
Non farmkologi : observasi 48-72 jam dan hindari valsava berlebihan (membuang
ingus terlalu keras) dan mengorek telinga
5. Komplikasi
Ekstrakranial :
o Mastoiditis akut
o Petrositis
o OMSK
o Labirintitis (TD)
o Parese NC.VII
o Abses retroauricular
o Abses m. Sternocleidomastoidea
Intrakranial
o Meningitis otogenik
o Abses ekstradural
o Abses subdural
o Abses otak
Disusun oleh :
Kelompok 7