BIDANG PEREKONOMIAN
DISAMPAIKAN PADA ACARA SARASEHAN INTEGRASI JASA LOGISTIK ASEAN, DAN PERAN PERSJASTIP
DALAM KETAHANAN SISTEM LOGISTIK JAWA BARAT DAN NASIONAL
DI BANDUNG, 28 MEI 2013
Sekretariat Tim Kerja Pengembangan Sislognas
Kemenko Perekonomian
OUTLINE
A. Arah Kebijakan dan Program Pengembangan SISLOGNAS
B. Dirver dan Rencana Aksi Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik
2011-2015
C. Bigwin Capaian Sislognas 2015
D. Integrasi Jasa Logistik ASEAN
1. Bentuk-Bentuk Kerjasama Ekonomi Internasional
2. Pilar ASEAN Economic Community
3. Roadmap for the Integration of Logistics Services
4. Pasar Bisnis Logistik di Indonesia
5. Kesiapan Indonesia dalam Integrasi Jasa Logistik
ASEAN
2
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN A
MP3EI
1 2
Koridor
Konektivitas
Ekonomi
Sistem Logistik
Nasional
Meningkatkan Meningkatkan
Daya Saing Kesejahteraan
IPTEK /
IPTEKS
INOVASI
3
Cetak Biru SISLOGNAS merupakan arah dan pola pengembangan Sislognas pada tingkat kebijakan
makro yg dijabarkan lebih lanjut dalam RKP dan RK-Kementerian/Lembaga setiap tahunnya
Cetak Biru SISLOGNAS berperan dalam mencapai sasaran RPJMN, menunjang Implementasi MP3EI, dan
mewujudkan visi ekonomi Indonesia Tahun 2025
Visi, Misi dan Tujuan
Visi 2025
Locally Integrated, Globally Connected for National Competitiveness and Social Welfare
Misi
1. Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing produk nasional di pasar
domestik, regional, dan global.
2. Membangun simpul simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai dari pedesaan,
perkotaan, antar wilayah dan antar pulau sampai dengan Pelabuhan Hub Internasional
melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan.
Tujuan
Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien
1. Menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang dan meningkatkan pelayanan logistik sehingga
meningkatkan daya saing produk nasional di pasar global dan pasar domestik.
2. Menjamin ketersediaan komoditas pokok dan strategis di seluruh wilayah Indonesia dengan harga yang
terjangkau sehingga mendorong pencapaian masyarakat adil dan makmur, dan memperkokoh kedaulatan
dan keutuhan NKRI;
3. Mempersiapkan diri untuk mencapai target integrasi logistik ASEAN pada tahun 2013, integrasi pasar
ASEAN pada tahun 2015, dan integrasi pasar global pada tahun 2020
5
Cetak Biru Sistem Logistik Nasional
JARINGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL
Desa
Desa Kota/
Desa Kab
Antar Pulau Pelabuhan Hub
Internasional
Pelabuhan Hub AMERIKA
Desa Internasional
AUSTRALIA
Money
Internet SMS Cash
Sarana ATM T/T
Banking Banking Basis
Pesan Dokumen
Aplikasi
Informasi
Jaringan
Aplikasi
W/H, CY, Container Freight Station (CFS), Container, Bag, Pallet, Depot
Jaringan
Penyimpanan
Sarana Transportasi Kapal Laut, Kereta Api, Kapal Udara, Truck, Pipa
Freight
Intermodal Node Dermaga Dermaga Terminal Terminal Terminal Terminal
Pelabuhan Pelabuhan Bandar Pelabuhan
Node Stasiun Depot
Laut Sungai Udara Daratan
Moda Laut Sungai Udara Jalan Rel Pipa
Penyedia Produsen, Importir, Eksportir
Distribusi
Jaringan
Trade
Penyalur Pedagang, Distributor, Grosir, Agen, Peritel
Terminal Agri, pasar Induk, Pasar Tradisional, Kios, Warung,
Prasarana
Hyper/Super/Mini Market/ e-Market
MILESTONE KINERJA LOGISTIK NASIONAL SAMPAI 2025
KUNCI PENGGERAK SISLOGNAS
Infrastruktur Transportasi
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
B
DRIVER :
PELAKU DAN PENYEDIA JASA
LOGISTIK
TUJUAN:
Terwujudnya Pelaku Logistik (PL) dan Penyedia Jasa Logistik (PJL) yang tidak hanya
mampu mendominasi sektor logistik dalam tataran lokal dan nasional, tetapi juga
mampu bersaing di tataran global;
Terwujud pemain lokal kelas dunia (world class local players)
Strategi:
Membangun aparatur Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Lokal berkelas
dunia
ESENSI PROGRAM AKSI
Pelaku Logistik (PL) dan Penyedia Jasa Logistik (PJL)
Meningkatnya peran BUMN PJL Terwjudnya BUMN PJL sebagai Terwujudnya PL dan PJL Nasional
(Pos, BGR, Bulog, dll) dalam pemain andalan dalam logistik klas dunia (world class player)
Logistik pedesaan dan nasional pedesaan dan nasional
Revitalisasi BUMN Niaga sebagai Terwujudnya BUMN Niaga
trading house komoditas pokok sebagai trading house klas dunia
dan strategis serta komoditas (world class player)
ekspor
11
RENCANA AKSI
PELAKU LOGISTIK (PL) DAN PENYEDIA JASA LOGISTIK (PJL)
TAHUN 2011-2015
Pemberdayaan dan Penguatan Pelaku dan
Penyedia Jasa Logistik;
APEC;
Kawasan Ekonomi
Australia-New Zealand Closer Economy, dsb
Lain-lain G-20
INRO (International Natural Rubber Organization)
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
(AEC) 2015
Pada tahun 2015, Kawasan ASEAN akan menjadi pasar terbuka yang berbasis produksi,
dimana aliran barang, jasa, dan investasi akan bergerak bebas, sesuai dengan
kesepakatan ASEAN.
Tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif yang berbeda antar negara anggota
ASEAN akan berpengaruh dalam menentukan manfaat AEC 2015 di antara negara-
negara ASEAN.
Memuat rencana aksi dan target waktu hingga tahun 2015:
1. Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional:
Regional:
Arus barang, jasa, dan investasi yg bebas, tenaga kerja yang lbh bebas,
arus permodalan yang lebih bebas, Priority Integration Sectors (PIS),
serta pengembangan sektor food-agriculture-forestry;
2. Kawasan Berdaya
Berdaya--saing Tinggi
Tinggi::
Kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, HKI, pembangunan
infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan, e-Commerce;
3. Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata:
Merata:
Pengembangan UKM, prakarsa bagi integrasi ASEAN (untuk CLMV);
4. Integrasi dengan Perekonomian Dunia
Dunia::
Pendekatan koheren terhadap hubungan ekonomi eksternal,
Partisipasi yang semakin meningkat dalam jaringan suplai
global.
Masterplan of ASEAN Connectivity
(5 sectors in services, 7 sectors in goods)
26
29/05/2013
4
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
29
29/05/2013
PERKEMBANGAN PERUNDANGAN LIBERALISASI AFAS
Pada Pertemuan CCS ke-71, 26-28 Sept
AFAS Paket ke- 8: 2012 di Kuala Lumpur:
(Jumlah: 80 subsektor) Semua negara AMS telah lulus
threshold (ambang batas) - pada Sept
2012;
Indonesia telah meratifikasi Protocol
AFAS paket ke-8 tahun 2013;
30
29/05/2013
30
AFAS TARGET THRESHOLDS FOR THE 9TH AND 10TH AFAS PACKAGES
(ENDORSED AT 44TH AEM)
9th Package 10th Package
Completion Target AEM 2013 AEM 2015
Number of Subsectors 104 128
Mode 1 (Cross Border Trade) All 104: None All 128: None
Mode 2 (Consumption Abroad) All 104: None All 128: None
Mode 3 (Commercial Presence) : 29 PIS: 70% 29 PIS: 70%
Market Access -Foreign Equity 9 LOG: 70% 9 LOG: 70%
Participation 66 OTHER: 51% 90 OTHER: 70%
29 PIS: No limitation 29 PIS: No limitation
Mode 3 (Commercial Presence): 9 LOG: No limitation 9 LOG: No limitation
Market Access - Limitations 26 OTHER: max 2 lim
90 OTHER: No limitation
26 OTHER: max 1 lim
Mode 3 (Commercial Presence): Max 3 lim /subsector Max 1 lim /subsector
National Treatment (NT) (including horizontal) (including horizontal)
15%*(104*3)= 47 modes 15%*(128*3)= 58 modes
Flexibility Allowed
across modes 1-2-3 across modes 1-2-3
Max flexibility
55%*47= 26 modes 50%*58= 29 modes
in one mode of supply
Mode 4: Presence of Natural Persons - to be agreed;
ASEAN MNP Agreement akan ditandatangani para Menteri Ekonomi ASEAN pada ASEAN
Summit ke-21 Nov 2012 di Kamboja.
CAKUPAN JASA LOGISTIK ASEAN
No. Logistics Services No.CPC
1 Maritime Cargo Handling Services CPC 741
2 Storage & Warehousing Services CPC 742
3 Freight Transport Agency Services CPC 748
4 Other Auxiliary Services, meliputi: Bill Auditing; Freight Brokerage CPC 749
Services; Freight Inspection; Weighing and Sampilng Services;
Freight receiving and Acceptance Services; Transportation
Document Preparation Services;
5 Courier Services- termasuk Express Delivery Services; CPC 7512
34
29/05/2013
KESULITAN DALAM MEMENUHI THRESHOLD
INDONESIA
No. Sub-Sectors Difficulties in complying with the Thresholds for Logistics
Subsectors
1 Maritime cargo handling services UU No.17/2008 dan PP 20/2010 :harus perusahaan nasional
(CPC 741) Perpres No.36/2010 tentang DNI: Commercial presence hanya
melalui joint venture dengan Maximum FEP 60 per cent for
ASEAN countries.
2 Storage & warehousing services UU No.11/1965 tentang Pergudangan perusahaan harus
(CPC 742) mendapat lisensi Menteri Perdanganan
Peraturan Menteri No.16/2006 lisensi hanya diberikan
kepada warga negara Indonesia
3 Freight transport agency services UU No.17/2008 dan PP 20/2010 harus perusahaan nasional
(CPC 748) Perpres No.36/2010 tentang DNI: Commercial presence hanya
melalui joint venture dengan Maximum FEP 49%
4 Other auxiliary services (CPC
749):
Bill auditing; Freight brokerage Perpres No.36/2010 tentang DNI:
services; Freight inspection; Commercial presence hanya melalui joint venture dengan
Weighing and sampling services; Maximum FEP 49%
Freight receiving and acceptance
services; Transportation document
preparation service
cargo condition survey Perpres No.36/2010 tentang DNI: 100% kepemilikan nasional
KESULITAN DALAM MEMENUHI THRESHOLD
No. Sub-Sectors Difficulties in complying with the Thresholds for Logistics
Subsectors
5 Courier services UU No.38/2009 tentang Pos, Operator Pos Asing harus
bekerjasama dengan operator pos domestik melalui joint
venture dengan mayoritas dimiliki oleh Penyedia Domestik
Perpres No.36/2010: Max FEP 49%
6 Packaging services Perpres No.36/2010: Max FEP: 49%
Permen No.49/2009 tentang Lisnesi Perdagangan (Jasa
Packaging di luar manufakturing dan transportasi, Otoritas
pengeluaran lisensi didelegasikan ke pemerintah daerah)
7 Customs clearance services
8 International Freight UU No.17/2008 dan PP 20/2010 :harus perusahaan nasional
Transportation excluding Perpres No.36/2010 tentang DNI: Commercial presence hanya
Cabotage melalui joint venture company dengan Maximum FEP 60 per
cent for ASEAN countries
9 International rail freight UU No.23/2010 tentang Angkutan Kereta Api :Harus
transport services perusahaan nasional
Commercial presence hanya dimungkinkan dengan mendirikan
perusahaan joint venture
10 International road freight UU No.22/2009 tidak mengatur the international road freight
transport services transport services.
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
Sektor Transportasi menyumbang sekitar 84,1 persen dari total pasar Jasa
Transportasi, Peyimpanan dan Jasa pengiriman.
Sumber : Indonesian Statistical Agency, Worldbank, Analysis by Frost & Sulivan
TOTAL PASAR TRANSPORTASI DAN LOGISTIK DI INDONESIA
DITAKSIR RP.1.232,92 TRILLIUN TAHUN 2011
PROYEKSI PASAR TRANSPORTASI DAN LOGISTIK
INDONESIA 2011-2016
Pasar Jasa Transportasi dan Logistik di Indonesia diperkirakan akan meningkat mengikuti
perkembangan ekonomi nasional, sekitar 14,7 persen antara tahun 2011 - 2016 berdasarkan
Tingkat Pertumbuhan Tahunan Gabungan (CAGR).
Namun permasalahan bottleneck akan tetap terjadi pada tahun-tahun mendatang, jika
pembangunan infrastruktur tidak dipercepat , dan hal ini akan berakiibat memperlambat
pertumbuhan ekonomi .
Sumber : Frost & Sulivan
PASAR TRANSPORTAS DAN LOGISTIK
INDONESIA PADA TAHUN 2012
DIPROYEKSIKAN SEKITAR US $ 149 BILLION
PENDORONG UTAMA DAN PENGHAMBAT PASAR
TRANSPORTASI DAN LOGISTIK INDONESIA
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN 4
Pada tahun 2013-2015, ambang batas Foreign Equity Participation (FEP) untuk semua Sub
Sektor Jasa logistik ASEAN (9 Sub Sektor) , harus mencapai 70%, dan tidak ada pembatasan
dalam akses pasar.
Perusahaan Penyedia Jasa Logistik dari satu negera ASEAN, bebas mendirikan usaha Joint
Venture di negara ASEAN lainnya, dengan kepemilikan modal dominan (70%).
Lapangan kerja ASEAN di bidang logistik semakin terbuka lebar: Sumber Daya Manusia
(SDM) atau skilled labour professional di bidang logistik, dari suatu negara anggota ASEAN
akan bebas memasuki pasar kerja di negara-negara ASEAN lainnya (movement of natural
persons).
Untuk memenuhi target komitmen ASEAN Frame Work Agreement on Services (AFAS),
Indonesia perlu mensinkronisasikan ketentuan regulasi terkait, antara lain melakukan revisi
terhadap Daftar Negatif Investasi (DNI), yang saat ini sedang dalam proses pembahasan
interdep.
ASEAN Federation of Forwarders Associations (AFFA)
52
29/05/2013
DEFINISI PERDAGANGAN JASA DAN MODA PEMASOKAN
(PASAL 1 (2) GATS
Perdagangan Jasa didefinisikan sebagai pemasokan jasa:
1. From the territory of one Member into the territory of any other
Member (Dari wilayah salah satu negara anggota ke wilayah
negara Anggota lainnya) - Mode 1: Cross Border Trade;
Misalnya: Seorang pengguna dari negara A menerima jasa dari
luar negeri melalui infrastruktur pos dan telekomunikasinya.
Jasa tsb antara lain: Konsultasi atau Laporan Riset Pasar,
Nasihat Medis Jarak Jauh, Pendidikan Jarak Jauh, atau
Rancangan Arsitektur.
2. In the territory of one Member to the service consumer of any
other Member ( (Di dalam wilayah salah satu negara anggota
yang melayani konsumen negera anggota lain) Mode 2:
Consumption Obroad;
Misalnya: Warga negara A bepergian ke luar negeri sebagai
turis, pelajar atau pasien dalam rangka mendapatkan jasa yang
53
29/05/2013
dibutuhkan
DEFINISI PERDAGANGAN JASA DAN MODA PEMASOKAN
(PASAL 1 (2) GATS
3. By a service supplier of one Member, through commercial
presence in the territory of any other Member (yang dilakukan
oleh pemasok jasa di suatu negara Anggota, dengan mendirikan
kegiatan usaha di negara anggota lainnya)
Mode 3: Commercial Presence;
Misalnya: Jasa disediakan di dalam negara A oleh kantor lokal,
afiliasi atau anak perusahaan dari sebuah perusahaan asing.
4. By a service supplier of one Member, through presence of natural
persons of a Member in the territory of any other Member (yang
dilakukan oleh individu pemasok jasa dari suatu negara Anggota
di dalam wilayah negara Anggota lainnya) Mode 4: Movement
of Natural Persons;
Misalnya :WNA memberikan jasanya di dlm negara A sbg
pemasok independen (seperti konsultan, pekerja kesehatan)
atau pekerja dari pemasok jasa (spt konsultan, rumah sakit,
54
29/05/2013
perusahaan konstruksi)