Bronkoskopi 1
Bronkoskopi 1
PENDAHULUAN
1 LatarBelakang
Bronkoskopi diperkenalkan pertama kali oleh Killian lebih kurang 90 tahun lalu.
BronkoskopkakuinidikembangkanolehJacksonsehinggametodebronkoskopimenjadisuatu
tindakanbakuuntukdiagnosisdanterapi.Mulamulatindakaninidigunakanuntukmemastikan
danmengangkatbendaasingdalamtrakeadanbronkus,termasuktumorkecil.Penggunaannya
semakinluassejalandenganperkembanganbedahtoraks.1,2
Amerikamengembangkanteknikmelakukantindakanbronkoskopidandesainmodern
instrumentbronkoskopidengantujuantindakanterapeutik.2,4
Padatahun1960Dr.ShigetoIkedamemperkenalkanBronkoskopiSeratOptik
Lentur(BSOL)yangtujuanutamanyaadalahsebagaialatdiagnostik.Sejakakhirtahun1960an
BSOL telah menggantikan bronkoskopi rigid sebagai alat untuk tindakan diagnostik dan
terapeutik.2
Bronkoskopimerupakansalahsatuupayapentingdalambidangparukarenaalatinidapat
digunakandiagnostikdanterapeutik.Bronkoskopiadalahtindakanyangdilakukanuntukmelihat
keadaanintrabronkusdenganmenggunakanalatBSOL.Prosedurdiagnostikdenganbronkoskop
inidapatmenilailebihbaikmukosasalurannapas;normal,hiperemisataulesiinfiltratyang
memperlihatkan mukosa compangcamping. Teknik ini juga dapat menilai penyempitan atau
obstruksiakibatkompresidariluarataumassaintrabronkialtumorintrabronkus.
Prosedurinijugadapatmenilaiadatidaknyapembesarankelenjargetahbening,yaitu
denganmenilaikarinayangterlihattumpulakibatpembesarankelenjargetahbeningsubkarina
atauintrabronkus.(2)Nirwandkk(1990)melaporkanmanfaatBSOLdalamdiagnosiskanker
paru di Bagian Pulmonologi FKUI Jakarta, yaitu 86,56% kasus yang dibronkoskopi
memperlihatkanlesikeganasan.2
Umardkk,2002,dariSMFPulmonologiRSUDPekanBarumelaporkantelahmelakukan
tindakan bronkoskopi pada penderita berbagai kelainan di paru dan menemukan 81,1%
memperlihatkangambarankeganasan,3%peradangan,30,89%menunjukkanmukosainfiltratif,
36,58%stenosisinfiltratifdan32,53%massaintrabronkialintrabronkus.2
Pada bagian penyakit paru rumah sakit H. Dr. PirngadiMedan, prosedur tindakan
bronkoskopiseringdilakukandalammembantumenegakkandiagnosissertaterapi,tetapibelum
adadatayanglengkapmengenaikarakteristik,jenispenyakitsertagambaranyangdidapatdari
hasilbronkoskopi.2
1.2Tujuan
a.TujuanUmum
UntukmelengkapipersyaratantugaskepanitraanklinikstaseparuRumahSakit
UmumDrPIRNGADIMedan.
b.TujuanKhusus
Memberikanpenjelasantentangpengertianbronkoskopidancarapengunaan
bronkoskopi.
BABII
TINJAUANPUSTAKA
2.1.DEFINISI
1
FiberOpticBronchoscopy(FOB).
2.2.SEJARAHBRONKOSKOPI
2
secara umum dikenal sebagai Bapak Bronkoskopi.
Pada akhir abad ke-19, Chevalier Jackson, seorang laryngologist di
Philadelphia,mengembangkan minat pada endoskopi, dan mulai mengembangkan tabung
endoskopi. Padatahun 1904, Jackson merubah bronkoskopi kaku, dengan menambah ocular
langsung, tabung suction dan ujung distal untuk pencahayaan atau iluminasi.Jackson terus
merancang dan membuat endoskopi baru serta alat-alat tambahan untuk menyempurnakan
teknik-teknik baru untuk evakuasi atau pengeluaran benda asing.Ia juga mengembangkan dan
menekankan pentingnya prosedur untuk protokol keselamatan selama tindakan yang dilakukan
dan teknik ini masih digunakan sampai sekarang.Pada tahun 1907 Jackson menerbitkan buku
monumentalnya yang berjudul Tracheobronchoscopy, Esophagology dan
Bronchoscopy.Jackson memahami pentingnya program-program pelatihan endoskopi, dan
mengajarkan kursus instruksional bronchoesophagology.Dia dianggap sebagai Bapak
1,2
BronchoesophagologyAmerika.
Pada tahun 1950-an, perkembangan teknologi untuk fiber optic endoskopi mulai
berkembang.Sampai dengan pertengahan tahun 1960-an, bronkoskopi rigid banyak digunakan
oleh ahli bedah.Pada tahun 1966 Shigeto Ikeda memperkenalkan bronkoskopi fleksibel (FB)
dengan teknologi pencitraan serat optik.Hal ini merupakan revolusi dalam bidang
bronkoskopi.Kemampuan untuk flexidistal ujung bronkoskopi memungkinkan bronchoscopist
(operator bronkoskopi) untuk mencapai ke hampir semua bagian dari saluran nafas yang lebih
1,2
kecil dari pohon tracheobronchial(segmen bronkus atau saluran udara lebih kecil).
1,2
dan juga sebagai alat diagnostik bagi ahli bedah toraks, anestesi dan juga intensivist.
2.3.JENISBRONKOSKOPI
Berdasarkan bentuk dan sifat alat bronkoskopi, saat ini dikenal dua macam bronkoskopi,
1,2
yaitu Bronkoskopi Kaku (Rigid) dan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL).
A.BRONKOSKOPIKAKU(RIGID)
Bronkoskopi rigid merupakan alat yang berbentuk tabung lurus terbuat dari bahan
stainlesssteel. Panjang dan lebar bervariasi, tetapi bronkoskopi untuk dewasa biasanya berukuran
panjang 40 cm dan diameter berkisar 9-13,5 mm, tebal dinding bronkoskop berkisar 2-3 mm.
2,3
dimana dengan FOB tidak dapat dilakukan. Indikasi umum lainnya adalah:
Laser bronkoskopi
Gambar1.Bronkoskopi kaku (rigid)
B.BRONKOSKOPISERATOPTIKLENTUR(BSOL)
1,2
paru, dan berkembang sebagai suatu prosedur diagnostik invasif paru.
FOB berupa tabung tipis panjang dengan diameter 5-6 mm, merupakan saluran untuk
tempat penyisipan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendapatkan sampel dahak
ataupun jaringan. Biasanya 55 cm dari total panjang tabung FOB mengandung serat optik yang
o
memancarkan cahaya. Ujung distal FOB memiliki sumber cahaya yang dapat memperbesar 120
o 1
dari 100 lapangan pandang yang diproyeksikan ke layar video atau kamera.
o
Tabungnya sangat fleksibel sehingga memungkinkan operator untuk melihat sudut 160 -
o o o
180 keatas dan 100 -130 ke bawah. Hal ini memungkinkan bronchoscopist FOB untuk
melihat ke segmen yang lebih kecil dan segmen sub cabang bronkus ke atas dan ke bawah dari
2,3
bronkus utama, dan juga ke depan belakang (anterior dan superior).
2.4.INDIKASI
Indikasi dari bronkoskopi adalah untuk membantu dalam menegakkan diagnosis, sebagai
terapeutik serta pre operatif/post operasi. Yang termasuk indikasi diagnostik bronkoskopi antara
1,3
lain:
Batuk
Batuk darah
Pemeriksaan Bronchoalveolarlavage(BAL)
Followupkarsinoma bronkus,
Brachytherapy
Lasertherapy
2.5KONTRAINDIKASI
Kontra indikasi tindakan bronkoskopi terdiri dari kontra indikasi absolut dan relatif. Yang
1,3
termasuk kontra indikasi absolut:
antara lain :
Asma berat
Hiperkarbia berat
Obstruksi trakea
HighPositiveendexpiratorypressure
2.6.KEAMANANDANKOMPLIKASI
Pada umumnya FOB mempunyai batas keamanan yang tinggi dengan angka mortaliti 0-
0,4 % dengan komplikasi mayor (perdarahan pada waktu dilakukan biopsi, depresi pernafasan,
henti jantung, aritmia, dan pneumotoraks) < 1 % pada waktu tindakan bronkoskopi. Komplikasi
ringan seperti kesulitan bernafas, demam, sakit tenggorokan.Disamping komplikasi yang dapat
terjadi pada saat premedikasi, selama tindakan dan sesudah bronkoskopi, juga dapat terjadi
sekuele.Pada umumnya sekuele ini terjadi akibat adanya tindakan tambahan pada saat
bronkoskopi.Sekuele tersebut dapat berupa jaringan parut atau polypous granulatin setelah
2,3
tindakan biopsi.
2.7.PERSIAPANBRONKOSKOPI
Dalam survei yang dilakukan American College of Chest Physician (ACCP) pada
umumnya dilakukan prosedur sebelum tindakan bronkoskopi berupa foto toraks, faal hemostasis,
juga dilakukan EKG (Ecocardiography), analisa gas darah, elektrolit dan spirometri. Evaluasi
jantung dilakukan pada penderita dengan penyakit koroner yang akan dilakukan bronkoskopi,
1
karena penyakit ini dapat meningkatkan resiko pada saat bronkoskopi.
Disamping pemeriksaan tersebut yang juga penting untuk dipersiapkan adalah yang
2
berkaitan dengan penderita. Persiapan yang harus dilakukan terhadap penderita adalah:
1 Informasi yang berkaitan dengan riwayat penyakit sebelumnya, penyakit sekarang, kondisi fisik
dan mental penderita dan riwayat reaksi alergi terhadap obat yang akan digunakan untuk
tindakan bronkoskopi.
2 Memberikan informasi kepada penderita tentang tahapan yang akan dilakukan mulai dari
persiapan bronkoskopi sampai pasca bronkoskopi, termasuk puasa sebagai persiapan sebelum
bronkoskopi yang dilakukan sekitar 8 jam untuk mencegah terjadinya aspirasi isi lambung,
penjelasan tentang tindakan anestesi yang dilakukan dan efek anestesi yang dirasakan penderita,
puasa setelah menjalani tindakan bronkoskopi.
2.8.MEDIKASISEBELUMBRONKOSKOPI
2,3
batuk.
1
yang minimal selalu digunakan.
1
yang pendek.
Opiat menurunkan refleks laryng dan batuk serta sebagai
anxiolysis.Dapat menimbulkan
nausea dan disphoria.Fentanyl IV dalam bolus 25-50 mg diguna 2-5 menit sebelum dilakukan
bronkoskopi.Meperidine digunakan sebelum prosedur bronkoskopi karena metaboliknya aktif
dengan masa paruh panjang tetapi peningkatan resiko kejang dan tidak disarankan untuk
selaludigunakan.Naloxone digunakan sebagai antidotum untuk sedasi narkotik dengan efek
inhibitor kompetitif. Durasinya lebih pendek dibanding narkotik dan justru digunakan untuk
mengatasi overdosis opiat narkotik.
Anestesi topikal pada traktus aerogigestiveatas, area glottis dan bronkial dapat diperoleh
dengan aplikasi lidokain, benzocaine tetracaine dan kokain.Lidokain paling banyak dipakai
karena onset cepat durasi pendek dan efek terapeutik lebar.Safetymarginpada dosis < 7 mg/kg.
1,2,5
2.9.TINDAKANBRONKOSKOPI
1,3
diberikan suplemen oksigen selama dan setelah tindakan bronkoskopi.
Ada tiga cara untuk melakukan FOB, yaitu melalui hidung (transnasal), mulut (trans
oral) atau melalui tabung endotrakeal (ETT).Elastisitas FOB memungkinkan bronkoskop
melewati hidung, tenggorokan posterior, pita suara, trakea, karina membagi bronkus utama
kanan dan kiri.Kemudian FOB masuk ke bronkus dan segmen yang lebih kecil kanan dan kiri
paru.Karina dan semua segmen pada trakeobronkial divisualisasikan pada layar video
bronkoskopi.Karina dinilai ketajamannya.Subsegmen paru dinilai posisi, tekstur, warna, ukuran
2,4,5
dan patency.Mukosa bronkial juga diperiksa apakah ada infiltrasi, peradangan dan sekresi.
Setelah tindakan bronkoskopi selesai dilakukan, penderita dipantau tanda-tanda vital
seperi tekanan darah, denyut nadi, serta penderita tidak boleh mengkonsumsi apapun sampai dua
jam setelah tindakan bronkoskopi selesai dilakukan.Batuk dengan sedikit darah, sakit
tenggorokan dan ketidaknyamanan karena alergi terhadap obat yang diberikan selama prosedur
biasa dijumpai setelah tindakan bronkoskopi. Hal ini akan hilang setelah dua jam prosedur
2.10.KRITERIAPENAMPAKANGAMBARANBRONKOSKOPI
Pada saat melakukan bronkoskopi, ada beberapa keadaan yang dapat dijumpai, seperti:
2,5
1 Normal : Dimana pada saat dilakukan bronkoskopi tidak dijumpai kelainan pada mukosa ataupun
cabang-cabang bronkus.
2 Inflamasi : Gambaran inflamasi dapat menyeluruh (misalnya bronkitis kronis) ataupun lokal
(akibat benda asing). Inflamasi dapat terjadi secara akut (misalnya radang paru yang
berhubungan dengan segmental) maupun kronis (misalnya tuberkulosis).
Gambar3.Anatomipercabanganbronkus
Hiperemis dan peningkatan vaskularisasi dari mukosa (berwarna gelap atau merah muda atau
bahkan merah). Mukosa bronkus normal berupa palepinkatau berwarna merah kuning.
Pembengkakan (swelling). Pada peradangan ringan, tampak sedikit pinggir dari karina tumpul
dan buram atau kehilangan kontur sehingga tulang rawan bronkial menonjol. Pada peradangan
yang parah terjadi penyempitan mukosa.
Sekresi Mukosa yang normal hanya sedikit menghasilkan lendir yang berguna untuk
pembersihan. Pada waktu peradangan, sekresi menjadi banyak dan sifat sangat bervariasi,
misalnya mukoid, tebal dan mukus yang kental (bronkitis kronis), Mukus berupa plague
(asma), pus/nanah (infeksi berat).
Perubahan terlokalisir (localizedchanges) Reaksi lokal dapat dijumpai pada kelainan seperti
pneumonia, abses paru, TBC, aspirasi benda asing, bronkiektasis, karsinoma, dan lain lain.
22
Gambar5.Menunjukkan penonjolan dinding trakea kanan oleh karena tekanan ekstrinsik.
3. Tumor. Gambaran bronkoskopi pada tumor atau pembesaran kelenjar getah bening atau
metastasis dapat dijumpai tiga perubahan utama :
Distorsi anatomi oleh karena adanya tekanan eksternal pada trakeo bronkial, biasanya
disebabkan oleh limfadenopati sekunder berupa pelebaran sudut karina, pembengkakan pada
dinding trakea/bronkus utama.
Keterlibatan dari dinding bronkial dengan distorsi lokal atau ulserasi dari mukosa pada sebagian
atau seluruh lumina.
Pertumbuhan intraluminer mungkin merupakan awal dari intralumen itu sendiri, dijumpai
pelebaran atau ruptur dari kelenjar limfe sekunder melalui dinding bronkial. Pertumbuhan
intralumen bisa menutup lumen secara total atau parsial.
Gambar7.Menunjukkan fungatingtumor di sebelah kiri batang utama bronkus.
Tumor KarakteristikBronkoskopi
darah (engorged)
Kondromata
4. Miscellaneous
Perdarahan bronkial. Dalam beberapa kasus batuk darah (hemoptisis), pemeriksaan bronkoskopi
memberikan gambaran normal. Pada perdarahan yang masif dilakukan pembersihan dari
trakeobronkial dengan normal salinuntuk membantu menemukan sumber perdarahan.
Benda asing. Benda asing sering menyebabkan peradangan lokal, bahkan menyebabkan infeksi
yang luas dan kerusakan pada bronkial dan jaringan paru distal. Benda asing dapat
menghasilkan sekresi purulen.SarcoidosisTampak dua gambaran utama,yaitu :
1. Pembesaran kelenjar getah bening, karina dan subkarina melebar dan distorsi trakeobronkial.
Perubahan radiasi
Perubahan mengikuti pola umum: segera, reaksi peradangan akut, selanjutnya penyusutan atau
hilangnya tumor dengan berkurangnya peradangan, mukosa pucat dan kontraktif jaringan parut
setelah beberapa bulan dan terjadi fibrosis pada daerah yang terkena.
Fistula Bronkopleura, Merupakan sekunder dari empiema, abses paru, pecahnya kista paru,
pneumotoraks, trauma atau pasca operasi. Pada gambaran bronkoskopi tampak gelembung
udara, waktu sekresi tampak gerakan pernafasan.
PENGAMBILANSPESIMEN
1,2,3
membantu menegakkan diagnosis. Spesimen dapat diambil dengan cara, seperti:
1 Bilasan bronkus (bronchialwashing)
Tindakan membilas daerah bronkus dan cabang-cabangnya dengan bantuan kateter atau
fasilitas suction yang ada pada bronkoskop. Bilasan bronkus dilakukan dengan menggunakan
cairan salin atau ringer yang dialirkan melalui saluran yang ada pada bronkoskop ke dalam
bronkus yang dijumpai kelainan dan disedot kembali.Jumlah cairan yang dialirkan 3-5 ml dan
dapat diulang beberapa kali.Sekret yang diperoleh dilakukanpemeriksaan sitologi cairan bronkus.
Spesimen diperoleh dengan menggunakan kateter, sikat dan jarum, sampel yang didapat
selanjutnya diperiksa secara histologi.
3 BronchoalveolarLavage(BAL)
BAL bertujuan untuk mengambil spesimen yang terletak pada ujung saluran nafas
(alveolus).Cairan salin atau ringer dimasukkan ke ujung scope bronkoskop kemudian
disedot.Tindakan ini diulang beberapa kali sampai didapat sampel 100-300 ml untuk
mendapatkan material yang cukup dari alveolus.Sampel yang didapat dilakukan pemeriksaan
mikrobiologi dan sitologi.
4 Biopsi endobronkial
Biopsi dapat dilakukan dengan menggunakan forcep, dimana ujung dari bronkoskop
dekat dengan bidang visual lesi.Sampel yang didapat dilakukan pemeriksaan histologi.
5 TransbronchialNeedleAspiration(TBNA)
TBNA merupakan tindakan invasif minimal yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis
dan stagebronchogenikcarcinomadengan cara mengambil sampel kelenjar limfe mediastinum
dengan menggunakan jarum atau forcep.Ini merupakan tindakan biopsi menembus
trakeobronkus dengan jarum atau forcepmenembus lesi/kelainan yang menekan trakeobronkial
(trakea, bronkus utama, karina dan karina dua).TBNA juga dapat digunakan untuk mengambil
sampel perifer, submukosa dan endobronkial.AmericanThoracicSociety(ATS) membuat suatu
sistem pemetaan untuk mengetahui lokasi kelenjar lymph.Untuk mengambil sampel pada tempat
yang letaknya perifer, TBNA dilakukan dengan panduan fluroskopi untuk menentukan lokasinya.
6 Biopsi paru transbronkil.Maping Sistem Kelenjar Limfe Ini merupakan cara yang paling aman
untuk mendapatkan biopsi dari parenkim paru. Prosedur ini sangat membantu untuk
menegakkan diagnosis.
7 Biopsi lesi perifer. Tindakan ini dilakukan dibawah anestesi umum dengan menggunakan
instrument fibrescopeyang halus.
BABIII
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
KatabronkoskopiberasaldaribahasaYunani;bronchoyangberartibatang
tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. Jadi, bronkoskopi adalah
pemeriksaanvisualjalannafasatausaluranpernafasanparuyangdisebutbronkus.Lebihkhusus
lagi, bronkoskopi merupakan prosedur medis, yang dilakukan oleh dokter yang mempunyai
kompetensidibidangnyadenganmemeriksabronkusataupercabanganparuparuuntuktujuan
diagnostikdanterapeutik(pengobatan).
Untukprosedurinidoktermenggunakanbronkoskop,sejenisendoskop,yang
merupakan instrumen untuk pemeriksaan organ dalam tubuh. Manfaat pertama pemeriksaan
bronkoskopiialahmelihatlangsungkeadaan salurannafasbagianatasmaupunsalurannafas
bagianbawah.Kelainanyangdapatdilihatsecaralangsung(directfindings)ialah:
Tumor
Nekrosis
Pelebaranpembuluhdarah
Mukosayangnormalatauirregelar,hiperemik,membengkak
Pengaburantulangrawanbronkus
Obstruksi
Stenosis
Kompresi
Indikasidaribronkoskopiadalahuntukmembantudalammenegakkandiagnosis,sebagai
terapeutiksertapreoperatif/postoperasi.
Yangtermasukindikasidiagnostikbronkoskopiantaralain:
Batuk
Batukdarah
Mengidanstridor
Gambaranfototoraksyangabnormal
PemeriksaanBronchoalveolarlavage(BAL)
Lymphadenopathyataumassaintrabronkialpadaintratoraks
Karsinomabronkus
Adabuktisitologiataumasihtersangka
Penentuanderajatkarsinomabronkus
Followupkarsinomabronkus
Yangtermasukindikasiterapeutikbronkoskopiantaralain:
Dahakyangtertahan,gumpalanmukus
Bendaasingpadatrakeobronkial
Pemasanganstentpadatrakeobronkial
Dilatasibronkusdenganmenggunakanbalon
Kistapadamediastinum
Kistapadabronkus
Mengeluarkansesuatudenganbronkoskopi
Brachytherapy
Lasertherapy
Absesparu
Traumadada
Therapeuticlavage(pulmonaryalveolarproteinosis)
YangTermasukKontraindikasiBronkoskopiyaitukontraindikasitindakan
bronkoskopiterdiridarikontraindikasiabsolutdanrelatif.
Yangtermasukkontraindikasiabsolut:
Penderitakurangkooperatif
Keterampilanoperatorkurang
Fasilitaskurangmemadai
Anginayangtidakstabil
Aritmiayangtidakterkontrol
Hipoksiayangtidakrespondenganpemberianoksigen
Yangtermasukkontraindikasirelatifantaralain:
Asmaberat
Hiperkarbiaberat
Koagulopatiyangserius
Bullaemfisemaberat
Obstruksitrakea
HighPositiveendexpiratorypressure
DaftarRujukan
4 Wang K, Mehta AC, Francis T. Flexibel Bronchoscopy.,Ed:3, Blackwell Publishing Ltd, 2011, UK.