Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Jenis formulir SPT

1. SPT Tahunan yang terdiri dari :

formulir 1770, digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi untuk yang berbisnis atau
mendapatkan penghasilan dari luar negeri.

formulir 1770S, digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilan dari
pekerjaannya lebih dari satu pemberi kerja, atau penghasilannya lebih dari Rp60.000.000,00
setahun, atau Wajib Pajak tersebut memiliki penghasilan lain. Formulir 1770S ini tidak bisa
digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas.

formulir 1770 SS , formulir SPT Tahunan yang paling sederhana yang ditujukan Wajib
Pajak Orang Pribadi yang penghasilannya setahun hanya dari pekerjaan dan jumlahnya tidak
lebih dari Rp60.000.000,00 setahun.

2. SPT Masa yang meliputi :


1. SPT Masa PPh
2. SPT Masa PPN
3. SPT Masa Pemungut PPN

Fungsi SPT

Funsi SPT adalah :

Wajib Pajak PPh , Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan


penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau


melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak;

penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;

harta dan kewajiban;

pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu)


Masa Pajak.

Pengusaha Kena Pajak, Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan


penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
tentang :

pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;

pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh


PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Pemotong/ Pemungut Pajak, Sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.

Batas waktu penyampaian SPT.

Batas waktu penyampaian SPT pada pasal 3 ayat 3 UU KUP diatur sbb :

a) SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak;

b) SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak;

c) SPT Tahunan PPh WP Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak.

WP dgn Kriteria Tertentu yg dpt melaporkan Beberapa Masa Pajak

1. WP dengan kriteria tertentu dapat menyampaikan 1 (satu) SPT Masa untuk beberapa Masa
Pajak sekaligus, yang meliputi:
- WP usaha kecil terdiri dari:WP Orang Pribadi dalam negeri yang menjalankan kegiatan
usaha atau melakukan pekerjaan bebas yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
kegiatan usaha selama jumlah penghasilannya Rp.600.000.000

- WP Badan yang harus yang harus dipenuhi adalah modal wajib pajak 100% dimiliki oleh
WNI yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam satu tahun pajak tidak lebih dari
Rp.900.000.000
- WP di daerah tertentu, adalah WP yg tempat tinggal/kedudukan/kegiatan usahanya
berlokasi di daerah tertentu yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.

2. Tata Cara Pelaporan


WP yang termasuk dalam kriteria tertentu yang bermaksud melaporkan beberapa Masa
Pajak dalam satu SPT Masa harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
Dirjen Pajak paling lambat 2 (dua) bulan sebelum dimulainya masa pajak pertama yang oleh
WP akan disampaikan dalam SPT Masa yang meliputi beberapa Masa sekaligus terhadap
pemberitahuan secara tertulis dilakukan penelitian Apabila berdasarkan penelitian WP tidak
memenuhi kriteria, Dirjen Pajak memberitahukan secara tertulis kepada WP.

WP PPh tertentu yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT.

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi yaitu WP Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh
penghasilan neto tidak melebihi PTKP sebagaimana dimaksud dalam UU PPh.

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 yaitu WP Orang Pribadi
yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas.

Sanksi karena tidak menyampaikan SPT.

A. Surat Teguran atas SPT yang tidak disampaikan.


Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas waktu yang ditentukan atau batas waktu
perpanjangan penyampaian SPT Tahunan,

B. Sanksi administrasi berupa denda.


apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya atau batas waktu perpanjangan
penyampaian SPT, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar:
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk SPT Masa PPN,
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Masa lainnya,
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP Badan
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi.

sanksi administrasi berupa denda diatas tidak dilakukan terhadap:


a. WP Orang Pribadi yang telah meninggal dunia;
b. WP Orang Pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;
c. WP Orang Pribadi yg berstatus sebagai W N A yg tidak tinggal lagi di Indonesia;
d. BUT yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;
e. WP Badan yg tidak melakukan usaha lagi tetapi belum bubar sesuai dgn ketentuannya
f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
g. WP yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Per. Menkeu; atau
h. WP lain yg diatur dengan atau berdasarkan PMK.
Yg dimaksud dgn WP lain tersebut pada huruf h berdasarkan PMK No. 186/PMK.03/2007
adalah WP yg tidak dapat menyampaikan SPT dalam jangka waktu yg telah ditentukan karena
keadaan antara lain : a. kerusuhan massal; b. kebakaran; c. ledakan bom atau aksi terorisme; d.
perang antar suku; atau e. kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara atau
perpajakan.
Penetapan WP tersebut dilakukan dengan Keputusan Dirjen Pajak.

C. Sanksi administrasi berupa kenaikan.

Sanksi administrasi berupa kenaikan dapat dikenakan melaui penerbitan SKP KB apabila SPT
tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan setelah ditegur secara tertulis, tetap tidak
disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran (Pasal 13 ayat 1 huruf
b UU KUP). Dari Jumlah pajak dalam SKP KB yang diterbitkan ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sesuai dengan Pasal 13 ayat 3 UU KUP.

D. Sanksi pidana kurungan.

tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yg isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara dan akan didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar, atau
dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun.

E. Sanksi pidana penjara.

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap, terkena sanksi pidana antara 6 bulan s/d 6 tahun dan denda antara
2 s/d 4 kali.

Hak WP berkaitan dengan penyampaian SPT.

Berkaitan dengan kewajiban melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan melalui SPT, WP mempunyai hak-hak sbb :

1. Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan

2. Membetulkan SPT

3. Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Anda mungkin juga menyukai